2| Eksperimen sihir

'Fu- akhirnya aku berhasil turun'

Setelah perjuangan yang cukup menantang aku akhirnya bisa turun dari tempat tidur bayi itu

"Gaa gaa gaa"

"Sampai jumpa setan kecil/ wa ga ga gaa"

Melihat ekspresi bocah itu membuatku benar benar senang karena akhirnya pengganggu yang menyebalkan itu tidak akan menggangguku lagi

'Baiklah kalau begi mari kita bereksperimen sedikit'

Aku menarik mana yang ada disekitar ku membentuk sebuah bola berwarna biru transparan

'Hmmm bagaimana cara mengubahnya menjadi suatu elemen?'

Aku memandangi bola transparan itu dan memutar otakku mencari cara untuk mengubahnya menjadi salah satu dari elemen yang ada

'Aha!'

Sebuah lampu imajiner muncul dari kepalaku, bagaimana jika kita membayangkan subjek alam itu sendiri, seperti api itu matahari, air itu samudra, tanah itu bumi, angin ya hanya angin

Tapi bagaimana dengan cahaya dan kegelapan?

Aku terus termenung cukup lama sampai sebuah cahaya masuk melalui jendela, sebuah bulan yang semula tertutup oleh awan sekarang bersinar terang bersama bintang bintang di langit malam yang tenang

'Jadi begitu...'

Aku mengimplementasikan langit malam yang indah itu kedalam bola mana yang telah dipersiapkan

Sebuah bola hitam legam dengan pusat bola yang bercahaya ditambah bintik bintik cahaya diarea gelam memberikan kesan malam yang mendalam

'Sihir cahaya dan kegelapan pada dasarnya saling terkait, jika ada cahaya yang terang maka pasti akan muncul kegelapan jika ada kegelapan yang pekat pasti ada cahaya ini adalah hukum dunia'

'Mari bermain sedikit'

Aku terus merubah rubah bentuk bola itu menjadi berbagai bentuk mulai dari ikan, burung, pedang, namun tidak ada yang bisa disentuh karena benda itu hanyalah sebuah energi

'Mari coba padatkan'

Aku mulai mengompres energi itu terus menerus berusaha membuatnya menjadi benda padat

"Eh? Kok menghilang?/wee?"

Energi yang kukompres menyusut tidak menyisakan apapun yang bisa kusebut sebagi sihir

'Dasar tidak berguna!'

Karena kesal aku melemparkan sebuah kain yang tergeletak dilantai, namun tiba tiba kain itu tiba tiba seperti tertahan sesuatu sebelum terjatuh kembali

'Huh?'

Karena penasaran aku mendekati tempat yang sebelumnya dari energi tersebut

'Apakah benda ini belum benar benar hilang? Tapi malah dikompres sampai tidak bisa terlihat?'

Berbeda dengan sihir elemen lain yang bisa dirasakan secara alami, sihir cahaya dan kegelapan sulit untuk dirasakan secara alami seperti apa rasanya disentuh cahaya, seperti apa menyentuh kegelapan

'Lalu bagaimana dengan sabit itu?'

Aku terus berfikir keras mencoba menjelaskan fenomena sabit itu dengan cara yang masuk akal, namun tidak ada yang masuk sama sekali

'Arghh ini benar benar membuat frustasi'

Aku mulai mengacak acak rambut ku dan berbaring menghadap langit langit kamar ku ini

'Seperti dunia fantasi saja'

'Tunggu sebentar... Dunia fantasi?'

Aku segera bangun dan segara memutar otakku dengan susah payah

'Jika ini dunia fantasi maka semua sihir dapat didukung dengan imajinasi bukan?'

Aku segera menghilangkan bola energi super kecil itu dan segera membayangkan sebuah sabit yang dibuat dari kegelapan malam

'Akhirnya'

Sebuah sabit seukuran tubuhku muncul, sebuah sabit berwarna hitam legam dengan sedikit warna merah tercipta dari energi magis ku

'aku berhasil!! Aku ber-ha--sil?'

*buk

Aku terjatuh dan perlahan mataku mulai tertutup dengan sendirinya

'Tubuh sialan'

Ini jelas pengaruh dari tubuh bayi ini yang tidak bisa tidak tidur

...----------------...

"Ya ampun sayang, kenapa kau bisa ada di sini?"

Sebuah suara membuatku terbangun dari tidurku, dan ternyata itu adalah ibuku yang sedang memasang wajah khawatir diwajahnya

'Jangan salahkan aku, salahkan tubuh tidak berguna ini'

Aku hanya bisa menggerutu dalam hati melihat ibuku yang panik

"Ya ampun sayang, badan mu panas sekali"

Ibuku menempelkan tangannya ke dahi ku dengan ekspresi panik segera membawaku keluar dari kamar ku

*Bam!

"Sayang!"

Ayahku yang sedang ganti baju terkejut dengan ibuku yang tiba tiba masuk dengan mendobrak pintu

"Ada apa Lucia?"

"Art... Arthur demam!!"

Ekspresi kaku ayahku seketika runtuh digantikan dengan mulutnya yang terbuka lebar karena terkejut

"Ap- Bagaimana bisa?!"

Dia segera berjalan menghampiriku dengan wajah pucat dan juga terlihat sangat panik

"Aku tidak tahu! Saat aku masuk ke kamarnya Arthur sudah berada di lantai"

"Bagaimana bisa.."

Ayahku memijat pelipisnya dengan wajah frustrasi yang terlihat jelas diwajahnya

"Bagaimana ini?"

"Aku akan panggilkan tabib"

"Tabib? Kenapa bukan pendeta?"

"Jika aku memanggil pendeta kita tidak akan tahu apa yang dilakukan kepada Art kecil kita"

Ibuku hanya menganggu kecil mendengar penjelasan dari ayahku

'Serius... Ini hanyalah demam, kenapa kalian begitu panik'

Aku hanya bisa pasrah melihat kedua pasangan ini terus menerus mengkhawatirkan hal hal sepele

...----------------...

"Ini hanya demam biasa tuan dan nyonya, kalian tidak perlu khawatir"

Ucapan tabib itu membuat kedua orangtuaku menghela nafas lega

"Dia hanya harus beristirahat agar cepat sembuh"

Tabib itu bangun dari tempat duduknya dan mengambil sesuatu dari tasnya

"Ini tanaman warm wind, tumbuk itu dan tambahkan air hangat, aduk itu sampai menjadi bubur lalu oleskan di perutnya itu akan memberikan efek hangat diperutnya tapi hati hati jika kau menaruh terlalu benyak daunnya itu akan memberikan efek seperti terbakar"

Kedua orang tuaku mengangguk dan segera mengambil tanaman herbal itu dari tangan tabib

"Terimakasih Rust, aku berhutang padamu"

"Jangan berterimakasih Edward, akulah yang berhutang padamu, jika bukan karena mu dan Lucia aku mungkin tidak akan hidup saat ini"

Rust tersenyum ramah melihat kedua pasangan itu. Matanya seolah menatap sesuatu yang terlihat nostalgia dibenaknya

"Jadi Rust, apakah kau mau tinggal disini untuk sementara?"

Rust terdiam sejenak dan memandangi kedua pasangan tersebut

"Kenapa?"

"Kami tahu kalau kau hanya berkelana selama ini, jadi apa salahnya untuk menetap sementara, dan juga kami tidak ada orang yang bisa dipercaya yang bisa mengobati anak anak kami selain kamu Rust"

Rust terdiam sejenak sambil mengelus janggutnya yang mulai beruban dibeberapa sisinya

"Baiklah sepertinya aku bisa tinggal untuk sementara waktu disini"

""yay!""

Ucapan Rust membuat mereka berdua berseru senang karena Rust menerima permintaan konyol mereka

Rust hanya bisa tersenyum lembut dan tertawa ringan melihat kejenakaan kedua pasangan tersebut

"Sepertinya kita akan sering bertemu Art kecil"

'Senang bekerja sama dengan mu juga tuan Rust'

Aku tersenyum ringan kepada Rust, namun anehnya dia malah memasang wajah sedih sebagai tanggapan

'Dia pasti punya cerita sendiri dibalik senyumnya itu, sama seperti ku....'

"Kalau begitu biar aku antar ke kamar mu"

"Ah? Ok"

Ayahku menyeret Rust keluar dari kamar, sepertinya ayahku memang sedikit bodoh

"Ya ampun, dia selalu saja seperti itu, jika kau sudah besar jangan tiru itu ya Art"

'Tenang saja aku tidak akan menirunya'

Aku sedikit mengepalkan tangan mungilku dengan tekad agar tidak meniru sikap tak tahu malu ayah ku

"Kalau begitu bagaimana jika kita jalan jalan sedikit?"

"Ha?/Oe?"

Terpopuler

Comments

Kerta Wijaya

Kerta Wijaya

🤟

2024-07-07

1

Fendi Kurnia Anggara

Fendi Kurnia Anggara

lanjut

2024-07-06

1

Maito

Maito

Keren parah! Pengen baca lagi dan lagi!

2024-06-16

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog| The new beginning
2 1| Pelatihan sejak dini
3 2| Eksperimen sihir
4 3| kota, Buku, dan Pil
5 4| Lima tahun
6 5| Melodi dan harmoni
7 6| Makan malam dan kelas
8 7| Sihir = Fisika?
9 8| Festival panen
10 9| Festival panen 2
11 10| Orkestra dan penculikan?
12 11| Pedagang budak
13 12| Shadow Tigger
14 13| Tinggal Bersama
15 14| Cari Makan
16 15| Utopia
17 16| Sepuluh tahun
18 17| "Ubahlah pola pikir mu"
19 18| Perjalanan ke ibukota
20 19| Duel
21 20| Bell North Artic
22 21| Kembali melakukan perjalanan
23 22| Ibukota
24 23| Oscar
25 24| Serikat Petualang
26 25| Monster
27 26| Jasmine?
28 27| Persiapan
29 28| Menuju target
30 29| Pembobolan
31 30| Kegilaan yang bersemayam didalam tubuh manusia
32 31| Pertemuan
33 32| Oscar
34 33| Penyesalannya
35 34| Permintaan
36 35| Pedang dan tekad 1
37 36| Pedang dan tekad 2
38 37| Pedang dan tekad 3
39 38| Pedang dan tekad 4
40 39| Biru dan perak
41 40| Pertarungan antar saudara
42 41| Rencana
43 42| Kematian James
44 43| Setelah kekacauan
45 44| Kejutan
46 45| Musisi jalanan
47 46| Alat Instrumen
48 47| Pelelangan
49 48| Hari yang dinantikan
50 49| Ibukota dan... Apa apaan ini?
51 50| Amukan Utopia
52 51| Party time!!!
53 52| Pahlawan
54 53| Duel singkat
55 54| Hari keberangkatan
56 55| Kota pelabuhan Crane
57 56| Kasus
58 57| masalah
59 58| Chincilla
60 59| Guild petualang
61 60| Tiga orang aneh
62 61| Burung Walet
63 62| Namaku Leonardo!
64 63| Ash's
65 64| Rapat
66 65| Kegilaan malam yang luar biasa
67 66| Sebelum badai
68 67| Pertempuran
69 68| Setelah pertempuran
70 69| Hutan putih
71 70| Ilusi
72 71| Kemah
73 72| Malam kemah
74 73| Rambut merah dengan palu
75 74| Gjalhorn
76 75| Reuni
77 76| Taruhan
78 77| Rust
79 78| Pertemuan yang berbahaya
80 79| Prespektif Edward si paladin
81 80| Pandangan Rust
82 81| Surat untuk kaisar
83 82| Keluarga
84 83| Kembali
85 84| Elf rambut hitam
86 85| Kuil
87 86| Ilmu ramalan bintang
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Prolog| The new beginning
2
1| Pelatihan sejak dini
3
2| Eksperimen sihir
4
3| kota, Buku, dan Pil
5
4| Lima tahun
6
5| Melodi dan harmoni
7
6| Makan malam dan kelas
8
7| Sihir = Fisika?
9
8| Festival panen
10
9| Festival panen 2
11
10| Orkestra dan penculikan?
12
11| Pedagang budak
13
12| Shadow Tigger
14
13| Tinggal Bersama
15
14| Cari Makan
16
15| Utopia
17
16| Sepuluh tahun
18
17| "Ubahlah pola pikir mu"
19
18| Perjalanan ke ibukota
20
19| Duel
21
20| Bell North Artic
22
21| Kembali melakukan perjalanan
23
22| Ibukota
24
23| Oscar
25
24| Serikat Petualang
26
25| Monster
27
26| Jasmine?
28
27| Persiapan
29
28| Menuju target
30
29| Pembobolan
31
30| Kegilaan yang bersemayam didalam tubuh manusia
32
31| Pertemuan
33
32| Oscar
34
33| Penyesalannya
35
34| Permintaan
36
35| Pedang dan tekad 1
37
36| Pedang dan tekad 2
38
37| Pedang dan tekad 3
39
38| Pedang dan tekad 4
40
39| Biru dan perak
41
40| Pertarungan antar saudara
42
41| Rencana
43
42| Kematian James
44
43| Setelah kekacauan
45
44| Kejutan
46
45| Musisi jalanan
47
46| Alat Instrumen
48
47| Pelelangan
49
48| Hari yang dinantikan
50
49| Ibukota dan... Apa apaan ini?
51
50| Amukan Utopia
52
51| Party time!!!
53
52| Pahlawan
54
53| Duel singkat
55
54| Hari keberangkatan
56
55| Kota pelabuhan Crane
57
56| Kasus
58
57| masalah
59
58| Chincilla
60
59| Guild petualang
61
60| Tiga orang aneh
62
61| Burung Walet
63
62| Namaku Leonardo!
64
63| Ash's
65
64| Rapat
66
65| Kegilaan malam yang luar biasa
67
66| Sebelum badai
68
67| Pertempuran
69
68| Setelah pertempuran
70
69| Hutan putih
71
70| Ilusi
72
71| Kemah
73
72| Malam kemah
74
73| Rambut merah dengan palu
75
74| Gjalhorn
76
75| Reuni
77
76| Taruhan
78
77| Rust
79
78| Pertemuan yang berbahaya
80
79| Prespektif Edward si paladin
81
80| Pandangan Rust
82
81| Surat untuk kaisar
83
82| Keluarga
84
83| Kembali
85
84| Elf rambut hitam
86
85| Kuil
87
86| Ilmu ramalan bintang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!