"Boleh kok"
"Eh?"
Kami mendapat jawaban tidak terduga dari ibu kami yang membuat kami sedikit terkejut
pasalnya ibu kami yang tegas tiba tiba langsung mengijinkannya sedikit tidak terduga
"Lagipula kita akan pergi bersama sama"
Ibu kami menunjukkan sebuah tiket yang berjumlah lima helai tiket yang sesuai dengan jumlah orang dikediaman kami
"Hore!!"
Aku dan Leon berseru gembira saat melihat kelima tiket tersebut
"Sekarang bagaimana jika kalian beristirahat sekarang? Masih cukup lama sampai orkestra dimulai"
"Baik!"
Kami berdua bergegas menaiki tangga menuju kamar kami masing masing dengan perasaan bahagia
"Ini akan sedikit menyenangkan"
...****************...
Setelah Arthur dan Leon pergi, Edward dan Lucia masih berada di ruang keluarga dengan tambahan Rust yang baru masuk setelah Arthur dan Leon pergi
"Hahaha jarang sekali melihat mereka bersemangat bukan?"
"Haaa... Jika Leon, dia selalu bersemangat tapi untuk melihat Art bersemangat itu cukup langka"
Lucia menghela nafas saat mengingat kelakuan anak anaknya yang sedikit berbeda dengan anak biasa
"Art memang sedikit spesial, dimana lagi kalian bertemu dengan anak kecil yang berlari sambil memeluk buku tebal?"
Jawaban Rust memang tidak salah namun itulah yang membuat Lucia dan Edward pusing saat ini
"Kudengar kau mengajarkan tahapan dasar sihir melodi bukan?"
Saat mendengar pertanyaan Edward, Rust hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan
"Lalu kenapa bukannya sihir melodi namun malah menjadi sihir yang bisa membunuh orang?"
"Jangan tanya aku kenapa begitu, aku sendiri cukup terkejut"
Rust hanya bisa menggelengkan kepalanya seolah tidak paham lagi dengan apa yang terjadi
"Sihir pada dasarnya mengandung identitas dari penggunanya namun itu sendiri bisa berubah dengan berjalannya waktu. Namun untuk anak sekecil Art agak sedikit aneh jika dia dapat membuat benang setajam itu"
Edward dan Lucia hanya bisa merenung, mengingat anak mereka yang sangat tidak biasa
"Awalnya aku pikir Art memiliki rasa haus darah yang tinggi, namun jika dilihat sekarang itu sama sekali tidak mungkin"
"Aku setuju dengan mu Rust, mana mungkin anak sekecil itu bisa memiliki haus darah bukan?"
"""Hahahaha"""
Ruang keluarga dipenuhi tawa dari ketiga orang itu yang terdengar ramah
"Tapi bagaimana jika iya?"
Edward bertanya dengan setetes keringat imajiner di pipinya
Hal ini membuat Lucia dan Rust termenung sejenak mencoba berfikir tentang apa yang akan terjadi dimasa depan jika hal itu ternyata benar
Meski untuk sesaat suasana diruang itu sangat sunyi. Tidak ada satu orang pun yang berbicara
"Mari kita pikirkan itu nanti, untuk sekarang kita harus bersiap untuk festival bukan?"
Lucia mengalihkan topik, memecahkan keheningan yang kurang menyenangkan itu
"Ahh festival panen ya.. Kudengar kelompok orkestra Wonderland datang bukan?"
"Kurang lebih seperti itu"
"Kudengar dengan kelompok musik itu cukup terkenal bukan? Banyak bangsawan besar yang membayar dengan segunung emas agar mereka berkunjung ke wilayah mereka"
Rust hanya mengangguk kecil mendengar pertanyaan Edward yang sepertinya tahu sedikit tentang kelompok musik itu
"Tepat sekali. Mereka kelompok musik yang sangat terkenal sejak perang usai. Mereka menghibur warga yang kehilangan keluarga mereka dengan musik yang menenangkan"
"Ahh aku tahu cerita itu, mereka memainkan musik di area terbuka di setiap wilayah yang mengalami kerusakan yang parah"
Rust terkekeh pelan saat mendengar tanggapan dari Edward
"Baiklah hentikan pembicaraannya sampai di sini, kita harus segera bersiap"
Lucia segera bicara menghentikan pembicaraan agar tidak berlangsung lebih lama lagi
"Ah baiklah ayo kita bersiap, aku yakin Art pasti akan lebih bersemangat hahaha"
"""Hahahaha"""
Ruang keluarga kembali diselimuti tawa dari ketiga orang itu
...****************...
"Ayo ibu, ayah kemari!"
Leon dengan bersemangat berlari dijalan yang ramai dengan orang orang yang sedang berpesta
Ada yang mabuk, ada yang sedang berjudi, dan ada yang sedang berkelahi, kurasa festival memang seharusnya seperti ini
"Ya ampun anak itu. Leon jangan berlari!"
Ibuku segera menangkap Leon yang sedang berlari kesana kemari dengan penuh semangat
Tampilan kami diubah sedemikian rupa dengan sihir ilusi agar tidak ada yang mengetahui identitas kami
Penampilan ku dan Leon masih sama dengan penyamaran sebelumnya, sedangkan ayah memiliki rambut coklat tua dengan mata hijau
Ibu memiliki rambut coklat muda dengan mata biru safir yang terlihat sangat cantik dimalam hari
Sedangkan Rust, dia hanya mengenakan topi dan jubah tanpa mengubah sedikitpun penampilannya aku sedikit iri karena dia tidak harus menyamar
"Ya ampun anak itu.. Dia benar benar membuat orangtuanya bekerja ekstra"
Ayahku tersenyum pahit sambil menepuk dahinya seolah pasrah
"Ayah"
"Hm?"
"Kenapa kita harus menyamar?"
Saat mendengar ucapan ku ayahku membuat ekspresi rumit, sepertinya dia sedang mencari jawaban yang tepat dari pertanyaan ku
"Ummm... Kau akan mengetahuinya nanti dimasa depan Art"
Aku merasa sedikit kecewa dengan jawaban yang diucapkan ayahku. Kenapa mereka sangat suka untuk bilang 'akan mengetahuinya dimasa depan'
"Haa... Terserah kau saja ayah"
Aku hanya menghela nafas mencoba mengabaikan ayahku yang memasang ekspresi tumis saat mendengar tanggapan ku
"Hei kalian ayo kita segera ke tempat orkestra, sebentar lagi orkestra akan segera dimulai"
Ibuku kembali dengan Leon diperlukannya yang memilik wajah bermasalah dengan kepalanya yang memiliki sedikit tonjolan berwarna merah
"Pft-"
Aku yang melihat ini mencoba menahan tawaku agar tidak keluar karena kejadian lucu tak terduga ini namun sepertinya Leon mendengar suara tawa kecilku yang merembes keluar meskipun sesaat
"Berhenti tertawa!"
"Ahahahaha"
Aku yang tak tahan lagi mau tak mauk mengeluarkan semua tawaku yang ku tahan sebelumnya
Wajah Leon memerah seperti sebuah tomat yang sudah matang menambah kesan lucu kedalamnya
"Art!!!"
"Maaf maaf, kau terlalu lucu kak haha"
Aku menghapus air mata yang keluar dai sela sela mataku karena tertawa melihat Leon yang kepalanya memiliki tonjolan merah
saat aku memperhatikan sekitar aku mendapati ayah, ibuku, dan Rust yang melihatku seolah aku adalah hal langka
"Apa?"
Aku langsung memasang wajah poker ku karena terkejut dengan tingkah mereka
"Umm.. Tidak apa apa hanya rasanya cukup aneh saat melihat mu tertawa terbahak bahak"
Setelah mendengar jawaban ayahku aku sedikit membelakkan mataku sebelum wajahku ikut memerah seperti Leon
"Aku juga bisa tertawa!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments