*Tok tok tok
Aku terbangun karena suara ketukan yang berasal dari pintu kamar ku, dan segera bangun dan membukakan pintu
*Clack
"Huh? Kau belum bersiap siap?"
Sesaat aku bingung apa yang sedang dibicarakan oleh Rust namun aku menyadari sesuatu seolah seperti petir yang tersambar di kepalaku
"Ah iya latihan!"
*Brak
Aku segera membanting pintu dan bergegas mengganti piyama ku menjadi baju sehari hari ku agar mudah untuk belajar
*Clack
"Maaf atas keterlambatannya!"
Aku segera membuka pintu dan minta maaf, aku benar benar tidak menyangka akan melupakan hal sepenting ini
"Hohoho tidak apa apa.. Kalau begitu mari kita keruang belajar"
Rust hanya tertawa pelas melihat tingkah lakuku yang terlihat bermasalah sebelum akhirnya mengajakku keruang belajar
Ruang belajar keluarga kami cukup sederhana dengan adanya papan tulis, pulpen bulu, dan buku kosong, serta beberapa buku referensi
Terkadang aku bingung kenapa kita tidak menyatukan ruang belajar dengan perpustakaan
Kami akhirnya sampai diruang belajar dan aku belajar, aku segera duduk dibangku ku sementara rust sedang memilah buku apa yang akan diajarkan kepadaku
"Jadi kita akan mulai dari mana Guru?"
Rust mengangkat salah satu alisnya saat mendengar aku yang memanggilnya guru secara tiba tiba
"Kenapa kau memanggilku guru?"
"Karena kau mengajariku maka kau otomatis menjadi guruku"
Aku memasang senyum cerah saat mengatakan itu yang membuat rust tersenyum pasrah
"Kita akan belajar dengan teori sederhana. Apa itu sihir?"
Rust kemudian menggambar sebuah kain yang bergelombang dengan garis garis
"Apakah itu sebuah medan?"
"Tepat!"
Rust menepuk papan tulis dnegan wajah bangga yang terpampang diwajahnya
"Ini adalah sebuah medan mana sebuah medan yang dapat memanipulasi sebuah partikel yang memberi muatan kepada elemen lain"
'Huh? Sepertinya terasa familiar'
Rust kemudian menggambar sebuah lingkaran yang berada didalam lingkaran yang lebih besar
"Ini adalah partikel Higgs, sebuah partikel yang memberikan muatan kepada partikel lain, tanpa partikel Higgs mungkin dunia ini tidak akan ada"
Saat aku mendengar ucapan Rust aku membelakkan mataku karena terkejut karena partikel itu ternyata juga berada di dunia ini
Partikel yang ditemukan pada tahun 4 Juli 2012, partikel yang sangat sulit untuk ditemukan hingga ada yang menyebut partikel ini dengan cacian disebuah buku
Namun karena dilarang dia menghapus empat huruf di kata depannya hingga partikel tersebut disebut sebagai God particle
"Dan ini adalah partikel yang disebut medan mana, dengan adanya medan yang mengendalikan partikel Higgs kita bisa menggunakan sihir. dengan bebas"
Aku merenung sejenak saat mendengar ucapan Rust seolah ada sesuatu yang salah yang baru saja kudengar
"Tunggu. Lalu darimana energi yang mengendalikan partikel Higgs berasal?"
Rust sedikit terkejut saat mendengar pertanyaanku lalu menghela nafas sedikit sebelum menjawab
"Itulah masalahnya.. Tidak ada yang tahu darimana energi ini berasal karena energi"
"Ha?"
Mau tak mau aku terkejut karena energi tersebut tidak diketahui asalnya sama sekali karena jika mereka tahu energi Higgs maka mereka sudah mencoba mencari tahu atau setidaknya mendapatkan sedikit informasi tentang partikel misterius itu
"Bukankah kita sudah menemukan partikel Higgs, maka seharusnya kita mencoba mencari tahu sedikit tentang medan itu"
Saat mendengar perkataan ku Rust sedikit memijit pelipisnya dengan wajah pahit
"Faktanya, partikel Higgs dikemukakan oleh seorang pahlawan yang dipanggil lima ribu tahun yang lalu"
Saat aku mendengar ini aku sedikit terkejut karena ternyata ada hal seperti sihir pemanggilan seperti di novel ataupun komik
"Dia adalah pahlawan yang dikenal sebagai Arch Sage yang mengakhiri perang antara surga dan neraka"
'Perang surga neraka? Perang macam apa lagi itu?'
"Ahem kalau begitu mari kembali ke pembelajaran"
Saat aku masih merenung aku dibangunkan oleh suara batuk yang dibuat Rust
"Dengan adanya medan ini kita bisa menggunakan sihir dengan hanya imajinasi kita saja"
Rust mengulurkan tangannya kearah ku seolah mengisyaratkan agar aku memberikan tangan ku
Saat aku memberikan tanganku sebuah sensasi aneh merambat ditangan ku. Mana yang dimasukan oleh guruku menuntun mana ku keluar
Sebuah awan gelap dan bintang kecil muncul. Bukan bintang seperti tata Surya namun sebuah bintang yang terlihat seperti konstelasi memberikan kesan langit malam yang indah
"Kau memiliki afinitas dengan elemen cahaya dan juga kegelapan. Ini sesuatu yang sengat hebat"
Rust menatap langit malam versi mini yang berada di tangan ku dengan wajah penuh minat
"Afinitas?"
Rust melepaskan tangan ku, seketika membuat langit malam itu menghilangkan secara tiba tiba
"Ah.."
Aku hanya menatap sedih saat langit malam itu tiba tiba hilang dari tangan ku
"Setiap orang memiliki afinitas nya masing masing dengan elemen sihir yang sesuai dengan mereka"
Rust menjelaskan dengan santai sambil membuka buku dan terus menerus membalik halamannya seolah mencari sesuatu
"Dan lihat ini"
Yang ditunjukkan kepada ku adalah ilustrasi iblis yang memiliki keterangan bahwa mereka bisa segala maca sihir kecuali sihir cahaya, meski begitu mereka memiliki sihir kegelapan untuk mengimbanginya
'Kenapa guru menunjukan ini? Tunggu...apa mungkin...'
sebuah pemikiran tiba tiba muncul di benakku
"Apa mungkin aku bisa menggunakan semua elemen?"
"Siapa yang tahu"
Rust hanya mengangkat kedua bahunya seolah olah tidak yakin dengan apa yang aku pikirkan sebelumnya
"Kalau begitu mari kita mulai pembelajaran sesungguhnya"
Saat Rust bicara seperti itu sebuah garis para nada muncul dari antah berantah tanpa sepengetahuan ku
"Berapa kali pun dilihat ini tetap menakjubkan"
Garis garis paranada sangat indah seperti dirajut dengan tali perak
"Kalau begitu cobalah membuat satu garis saja dahulu"
"Heh, itu mudah"
Aku hanya terkekeh saat mendengar permintaan Rust, bukannya enam garis dia hanya minta satu garis saja, ini sedikit sia sia
Aku memadatkan mana menjadi benang tipis, dan segera menunjukannya kepada guruku dengan ekspresi bangga
Namun ekspresi guru berkata lain
*Stas!
Benang yang ku buat terputus dengan sentilan ringan dari Rust
"Eh? Kenapa?!"
"Coba lagi"
Rust berkata acuh tak acuh saat mendengar protesanku seolah tidak menganggapnya ada
"Baiklah.."
Aku kemudian memadatkan manaku kembali, kali ini aku mencobanya menjadi lebih tipis dari sebelumnya
"Lihat kali ini sempurna bukan?"
Aku menunjukan benang yang telah ku buat dengan wajah sedikit kesal terhadap kelakuan Rust sebelumnya, namun...
*Stas!!
Benang itu diputuskan lagi oleh Rust. Aku memandangnya dengan kesal saat melihatnya memutuskan benang ku
"Kenapa?!"
"Garis mu tidak cocok"
Rust berkata dengan santai seola itu adalah sesuatu yang pasti dengan kata kata yang sederhana
"Kalau begitu apa yang kurang dari garis ku?"
Aku bertanya dengan rasa frustasi yang masih menggebu-gebu didalam diriku, namun Rust hanya tersenyum ringan dan menjawab
"Cari tahu sendiri"
"Itu tidak membantu!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Fendi Kurnia Anggara
wow
2024-07-07
1