"Ayo dibeli! Roti hangat!"
"Buah segar buah segar!"
Kota ramai dengan hiruk pikuk warga yang berlalu lalang di jalan kota, meskipun bukan kota yang besar tapi tempat ini sangat ramai
'Woaah, ramai sekali'
Aku terkagum kagum melihat pemandangan yang bisa dibilang perwujudan dari kota abad pertengahan di dunia fantasi itu sendiri
'Ini akan sangat menyenangkan... Tentu saja jika tidak ada kau di sini'
Aku melihat sisi satunya yang digendong oleh ibuku, disana ada setan keci- Ah maksudku ku saudara ku Leon
"Kyaa"
Kami digendong menggunakan sebuah kain yang menopang kami dikedua sini, sisi kiri tempatku berada dan kanan adalah Leon
'Haruskah aku memukul bocah ini?'
Ibuku hanya terkikik kecil sebelum menyusuri jalan tersebut, tampilan kami sedikit berbeda dari biasanya karena ibuku menggunakan sihir morph
Rambut hitam kami berubah menjadi coklat tua dan mata kami berubah menjadi biru cerah, tanduk ibuku juga disembunyikan dengan baik menggunakan sihir
"Lihat nak"
Ibuku menunjuk kearah pancuran dipusat kota, disana ada seseorang yang berpenampilan seperti penyihir, dengan topi dan jubah penyihir
"Lihat ini!"
Penyihir itu membuat delapan bola api kecil dan melemparkannya seperti atraksi sirkus
"Woaa"
Aku dan Leon berseru kecil melihat kehebatan penyihir itu yang dengan lihai memanipulasi kedelapan bola api tersebut
"Dan ini!!"
*Boom
Bola api itu meledak seperti kembang api memancarkan berbagai warna
*Prok prok prok
Para penonton bersorak dan bertepuk tangan melihat pemandangan indah yang disajikan dengan indah oleh penyihir itu
'Jika mengacu ke kehidupan masa lalu, dia seperti pesulap jalanan yang menghibur para pejalan kaki'
"Baiklah masih banyak lagi yang bisa dikunjungi hari ini"
Ibuku tersenyum lembut dan segera membawa kami menjauh dari tempat pertunjukan itu
'Ini sedikit aneh, kenapa kita yang hanya seorang baron dapat memiliki wilayah yang cukup luas seper ini?'
Aku mau tak mau sedikit heran dengan wilayah yang dibawah kepemimpinan Michael karena luas wilayah ini dapat dikatakan setara dengan sebuah kota
*Clang clang clang
Ibuku memasuki salah satu toko yang berada di gang yang relatif lebih sepi daripada area lain
Saat kami masuk, kita disambut oleh wanita tua yang terlihat tidak ramah sedang berada di meja konter dengan sebuah buku ditangannya
"Pergilah, tempat ini tidak menjual apapun"
"Ini aku, Lucia, nenek Ito"
Saat mendengar nama ibuku nenek yang bernama Ito itu sedikit membelakkan matanya, buku yang berada di tangannya seketika terjatuh
"Lucia? Ah... Kau pasti kemari karena barang pesanan mu yah, ini tepat waktu, barangmu sudah sampai tadi malam"
Nenek Ito sedikit memijit pelipisnya sebelum bangun dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke ruang belakang
'Apa apaan orang itu! Meskipun dia tau kalau ibu adalah seorang bangsawan tapi sikapnya sangat buruk!'
"Hahaha sepertinya Art kecil kita marah ya, jangan khawatir dia sebenarnya itu nenek yang penyayang, tapi dia sulit mengekspresikan nya saja"
Ibuku sepertinya menyadari ekspresi tidak senang ku kepada nenek Ito dan segera menjelaskannya bahwa dia sebenarnya nenek yang baik
"Ugh, nah"
*Buk!
Nenek ito keluar dengan membawa sebuah kotak yang bisa dibilang cukup besar jika dibandingkan dengan kotak yang lain
"Ya ampun sebenarnya apa sih yang kau pesan sebenarnya?! Punggung tua ku ini bisa hancur"
"Hihi, aku hanya memesan beberapa buku dari penjuru kekaisaran"
Ibuku terkikik melihat ekspresi nenek Ito yang sedang memegangi punggungnya yang sakit itu
Namun ekspresi nenek Ito adalah sesuatu yang berbeda. Dia membuka matanya lebar lebar seolah akan keluar dari rongga matanya
"Buku lagi?! Mau seberapa banyak kau menimbun buku buku itu!!"
"Um... Sampai aku membaca semuanya?"
"Hah?!"
*Crack!
"Gah?!"
Sebuah suara renyah seperti sebuah tulang dipaksa untuk mengubah bentuknya terdengar cukup nyaring
"Nenek Ito?! Kau baik baik saja?!
Ibuku yang melihat ini segera menghampiri nenek Ito yang sedang memegangi punggungnya
"Ugh... Aku akan cepat mati jika berurusan dengan kalian..."
"A-Ahaha"
Ibuku hanya bisa tertawa canggung mendengar komentar nenek Ito, kapan lagi kau bisa melihat ibuku, seorang wanita tangguh yang tegas ternyata punya hobi mengoleksi buku
Dan sepertinya nenek Ito adalah korban pertama dari hobi ibu
"Ugh... Kalau begitu ambil segera kotak itu dan pergi, aku masih punya beberapa pekerjaan yang harus diurus"
"Baik baik"
Ibuku kemudian memasukan kotak kayu itu kedalam dimensi spasial miliknya, sungguh sihir itu sangat serba guna
"Aish andai aku memiliki atribut kegelapan, aku pasti bisa menggunakan penyimpanan dimensi juga"
"Hahaha, kau tahu bukan jika hanya iblis yang bisa menggunakan sihir kegelapan"
Ibuku hanya bisa tertawa kering mendengar keluhan nenek Ito
"Haa kenapa sedih seperti itu, iblis juga hanya bagian dari ras berakal, aneh jika mencap satu ras adalah ras yang jahat"
Ibuku tersenyum lembut mendengar penjelasan nenek Ito
"Hanya kau dan Edward yang pernah bilang seperti itu"
"Cih.. Ngomong ngomong buku apa yang kau beli sebenarnya?"
"Ummm.. Buku teori sihir, buku astronomis, buku herbal"
"Wah... Itu semua buku buku mahal.. Sebenarnya berapa kekayaan keluarga Michael"
"Hihihi entahlah. Kalau begitu aku permisi dulu nenek Ito"
Ibuku tertawa mencurigakan sebelum beranjak keluar dari toko meninggalkan nenek Ito yang masih dengan kepala penuh pertanyaan
"Aish.. Dia tidak pernah berubah"
Meskipun menggerutu nenek Ito memiliki sedikit senyum tipis diwajahnya
...----------------...
*Clack
Secangkir teh diletakan di tatakannya, suasana disekitar kedua orang tersebut dapat dibilang cukup tenang
"Jadi bagaimana menurutmu?"
Baron Edwar von Michael, penguasa kota Michael sedang berbincang ringan dengan sahabat Rust
"Jujur, berkat perang sebelumnya situasi antar kelima ras bisa dikatakan stabil dan sangat tenang namun disini masalahnya"
"Keadaannya terlalu tenang bukan?"
Rust hanya mengangguk ringan dengan ekspresi serius
"Ini cukup mengejutkan karena biasanya akan ada beberapa pihak yang tidak suka akan gencatan senjata ini"
"Haaa.. Kau benar, apalagi orang orang gila itu tidak menunjukan pergerakan sama sekali"
Mendengar helaan nafas Edward Rust sedikit merenung mencoba mencari tau apa yang coba "Mereka" lakukan
"Apa mungkin... Percobaan pemanggilan?"
*Byuuur!
Edward menyemburkan tehnya yang baru saja diminumnya ke wajah Rust
"Pemanggilan?!"
Rust mengelap air teh yang menempel diwajahnya dengan tatapan jengkel
"Itu hanyalah tebakan, akan bagus jika itu tidak benar benar terjadi"
"Tapi jika itu terjadi... Kita dalam masalah besar"
"Tapi kita ada satu hal yang pasti"
Rust merogoh sesuatu didalam bajunya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil
"Ini...."
Edward membuat wajah tak percaya saat melihat kotak kecil itu, mencoba menyangkal apa yang dilihatnya
"Benar... Ini sesuai dugaan mu, pil kontaminasi"
Edward Membelakkan matanya tercengang masih tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan
"Ini malah masalah yang lebih serius lagi bukan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Kerta Wijaya
🤟🤟
2024-07-07
1
Fendi Kurnia Anggara
up up
2024-07-07
1
ALISA<3
Pengalaman yang luar biasa
2024-06-17
1