Di rumah Milki. Milki lahir dari keluarga yang berada. Papa dan Mama nya lahir dari lingkungan ningrat. Masih memegang tradisi dan selalu memperhatikan seseorang dari bobot,bibit,bebet nya. Setiap putra putri nya memperkenalkan calon selalu di hadapkan dengan permasalahan ini. Ujung - ujungnya berakhir putus dan akhirnya di jodohkan oleh pilihan dari papa mama nya.
Milki, anak dari lima bersaudara. Milki, anak nomer empat dan masih punya adik satu perempuan. Di antara yang lainnya, yang belum menikah di keluarga Milki ada tiga orang yaitu kakaknya nomer tiga, Milki dan adiknya.
Suasana di rumah Milki memang penuh keakraban dan perhatian, tetapi urusan menentukan pilihan pendamping hidup seperti nya sudah hak mutlak papa mama mereka. Ketika papa mama Milki tidak setuju dengan calon yang di kenalkan, kakak - kakak nya tidak bisa melanjutkan lagi hubungan mereka. Ke dua kakak Milki akhirnya menikah dengan jodoh pilihan papa mama nya. Memang semua melalui proses perkenalan sampai akhirnya ke jenjang pernikahan. Mungkin saja, nasib kakak ke tiga, Milki dan adik nya tidak sama. Semua akan di lihat dari calon yang di kenalkan ke mama papa mereka nanti. Layak tidaknya, menurut ukuran papa mama Milki.
Setelah sembahyang maqrib, mereka berkumpul di meja makan. Dengan menyantap menu yang sudah di sajikan, mereka mengobrol ringan membicarakan beberapa bisnis dan kerjaan. Di sana ada Milki yang asyik melahap menu favoritnya. Adik nya yang bernama Sintia juga ikut gabung di meja makan itu. Papa dan mama Milki, malam ini di rumah sehingga suasana di rumah semakin penuh kehangatan. Kakak nomer tiga yang bernama Aziz pun ikut bergabung di meja makan itu. Biasanya Aziz kabur - kabur terus kalau di rumah lagi sekadar kumpul untuk makan. Usia Aziz sudah 35 thn, selisih tiga tahun dari Milki yang genap 32 thn.
" Aziz! Kapan kamu mau mengenalkan pacarmu ke papa dan mama?" tanya mama Milki sambil tersenyum melirik suaminya.
" Belum ada Ma!" jawab Aziz.
" Belum ada atau takut mama papa tidak setuju?" sahut Sintia.
" Ye! Anak kecil jangan sok tahu!" kata Aziz sambil menoyor kepala Sintia.
Papa dan Mama Milki saling pandang.
" Kenalkan dulu ke kami!" kata papa Milki.
" Belum ada pa! Nanti kalau sudah ada dan Aziz merasa cocok dengannya, pasti Aziz ajak kemari pa." cerita Aziz.
Milki yang dari tadi asyik menyantap makanan,hanya menjadi pendengar setia percakapan ringan di meja makan itu.
" Kalau Mas Milki, sudah ada tuh Pa!" kata Sintia.
Milki yang mendengar ucapan Sintia jadi tersedak. Papa mama Milki jadi tersenyum dan memandangi Milki yang sudah salah tingkah.
" Kamu kalau sudah ada calonnya, kenapa tidak di kenalkan ke kami Milki? Usiamu sudah cukup untuk menikah dan punya anak." kata mama Milki.
Aziz tersenyum dan membelai rambut Milki yang duduk di sampingnya.
" Kalau sudah ada calon mu, kenalkan pada kami dek! Mas gak papa di dahului oleh kamu. Lagi pula Mas belum menemukan yang pas." cerita Aziz.
" Mas Aziz ini ngomong apa sih? Aku pun juga lagi tahap mengejar cinta sejati." cerita Milki.
" Asyik! Cinta sejati nih ye!" sahut Sintia.
Papa dan mama Milki saling berpandangan dan tersenyum melihat ketiga anak - anaknya yang sudah dewasa.
" Ya sudahlah! Siapapun pilihan kalian dan menurut kalian cocok dan terbaik, papa dan mama pasti setuju. Usia kalian sudah matang dan harus segera menikah." kata Papa.
Aziz,Milki, dan Sintia tersenyum lebar. Bagi nya ini adalah gerbang bagi mereka menuju kebebasan memilih pasangan untuk hidupnya kelak. Tidak ada perjodohan lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
taurus@
Q bingung hrs komen apa... tp ni crita enk lho...
2021-12-06
0