“Ibu.. lepaskan Ibuku! Dia bukan pemberontak! Lepaskan ibuku!” ucap Jaka sambil menangis tersedu-sedu.
“Ibu.. jangan mati, Bu. Kumohon! Jangan tinggalkan aku, Bu. Ibu.. Ibu..”
Air matanya tak mampu terbendung. Jaka menangis seakan ia tak bisa melihat kepergian perempuan yang sudah membesarkannya itu. Ia hanya bisa tertunduk. Menantikan sebuah keajaiban yang mustahil.
“Lepaskan sekarang!!” perintah algojo pertanda eksekusi siap dilakukan.
Tidak!! Jaka menengadahkan kepalanya memandang sosok perempuan itu dengan tatapan sayu. Pandangan matanya kosong. Suara-suara yang bertebaran di sekitarnya tidak masuk sedikit pun di telinganya. Kedua kakinya tak sanggup menahan beban berat di tubuhnya. Ia hanya pasrah tergeletak di atas tumpuan kakinya dengan lunglai. Ditengadahkannya lagi raut wajah Jaka untuk kedua kalinya. Samar-samar ia menangkap wajah perempuan itu. Semakin lekat dan semakin jelas. Tampak ia sedikit membuka mulutnya dan berkata sesuatu kepada Jaka, namun sedikit pun Jaka tak mampu untuk mendengarnya. Hanya senyum hangat yang mampu ia terka sebelum akhirnya pisau yang tajam benar-benar diturunkan. Dan eksekusi hukuman mati pun akhirnya terjadi.
Ibu!!! Jaka kembali berteriak kencang hingga turut menghilangkan kesadarannya.
Ibu!!! Jaka terbangun dari mimpinya. Ia berteriak cukup keras hingga turut membangunkan ibunya.
“Ada apa, Jaka? Kenapa kau berteriak begitu keras?” tanya sang ibu kepada Jaka sambil mengelap kedua matanya.
“Aku bermimpi buruk, Bu..” jawabnya. Keringat bercucuran membasahi wajahnya. “Aku sangat ketakutan, Bu,” tambahnya.
“Tak apa, Ibu ada di sini. Kalau kau takut bermimpi buruk lagi, tidurlah lebih dekat dengan Ibu. Ibu akan mengusir mimpi buruknya supaya kau tidak memimpikannya lagi.”
Jaka menurut. Ia menggeser lebih dekat posisi tidurnya agak mendekati ibunya. “Sini biar Ibu bantu kau tidur lagi. Sekarang kau pejamkan matamu. Jangan pikirkan apapun. Ingat saja kalau Ibu ada disini. Ibu akan mengusir mimpinya,” hibur sang ibu.
Diusapnya Rambut Jaka penuh kasih sayang. “Ibu akan ceritakan satu kisah yang akan membuatmu tidak bermimpi buruk lagi. Pada suatu hari ada seorang pendekar angin. Ia adalah pendekar yang sangat hebat dan sangat ditakuti oleh banyak orang ...”
Jaka mulai menguap. Matanya tak kuat menahan kantuknya. Tak berselang lama ia mulai tertidur hingga pagi menjelang tanpa bermimpi buruk seperti yang diucapkan oleh ibunya.
Siang mulai menyingsing. Matahari berada di tengah-tengah langit tanpa sedikit pun awan yang menghalangi paparan sinarnya hingga membuat hari itu terasa sangat panas dan menyengat.
Jaka tengah berjalan di belakang ibunya dengan membawa berbagai macam belanjaan dari pasar terdekat. “Apa kau kuat membawa belanjaan itu sendirian? Kalau kau mau, Ibu bisa bawakan sedikit belanjaannya,” tanya sang ibu membuka percakapan dalam perjalanan mereka.
“Ini tidak berat kok, Bu! Aku kan anak laki-laki, sudah tentu aku harus mampu. Lagi pula aku ingin meringankan beban Ibu. Jadi Ibu tak perlu sungkan padaku,” jawab Jaka diiringi senyuman di wajahnya.
Diusapnya rambut Jaka dengan lembut. “Anak pintar! Tapi jangan sampai memaksakan dirimu. Ingat itu baik-baik.”
“Hehe.. aku akan ingat itu, Bu.”
Meski perjalanan yang mereka tempuh hanya dengan berjalan kaki, tapi setiap perjalanan yang mereka lalui selalu mereka iringi dengan tawa dan senyuman. Setidaknya sampai di hari itu. Tatkala keduanya tengah berjalan, sekelompok orang tak dikenal tiba-tiba saja menghadang langkah mereka.
“Siapa kalian? Apa yang kalian mau dari kami?” Jaka memberanikan diri untuk maju menghadapi sekelompok orang yang menghadang perjalanan ia dan ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Rusliadi Rusli
hemmm
2023-02-27
1
Dikky Tryanto
mimpi buruk bukan arti sebuah mimpi hehe lanjut tor
2021-01-13
1
tisy
🥰🥰😘😘👍😘🥰🥰👍🥰😘🥰🥰🥰🥰🥰
2021-01-13
1