Kanaya berusaha menyingkirkan tangan Sean dari perutnya, namun pria tersebut malah semakin erat memeluknya, Kanaya sudah bagaikan guling bagi Sean.
"Tuan, bangun"
Kali ini Sean tidak memeluknya seerat sebelumnya, pria tersebut sedikit mengendurkan pelukannya dan mengelus rambut Kanaya dengan lembut "Lima menit lagi"
Seakan usapan tersebut mengandung sihir, mata Kanaya kembali berat dan akhirnya terpejam kembali.
Wangi harum dari makanan tercium oleh hidung Kanaya, dia membuka matanya dan langsung duduk. Diatas meja sudah tersaji berbagai jenis makanannya yang sangat menggiurkan.
Kanaya melihat Sean yang baru keluar kamar mandi dengan wajah yang segar "Tuan, kapan bangunnya?"
"Sebelum kamu"
Sean mendekati Kanaya, dia merapikan rambut Kanaya yang berantakan, menyisirnya dengan ibu jari secara perlahan "Cuci muka, nanti makan"
Kanaya yang masih mengumpulkan nyawa mengangguk patuh, dia berjalan sempoyongan menabrak sana sini, walau begitu dia berhasil masuk kamar mandi dan keluar dengan wajah yang lebih segar.
Sean menyiapkannya alat makan yang telah ia lap sebelum nya pada Kanaya "Jika kamu tidak suka makanan nya bilang saja, nanti saya pesankan yang lain"
"Tenang saja Tuan, saya penyuka segala jenis makanan tanpa terkecuali. Makanan hewan pun saya doyan"
Sean menggelengkan kepalanya, Kanaya adalah jenis manusia baru yang ditemuinya, itu cukup unik dan menggemaskan. Selama ini Sean hanya melihat wanita wanita kelas atas yang bertingkah laku elegan atau malu malu saat berada didekatnya, padahal tingkah tersebut hanyalah sebuah topeng untuk menarik perhatiannya.
Tapi Kanaya berbeda, dia apa adanya. Jika dia ingin melakukan A maka dia akan melakukan tanpa pertimbangan. Dan jika dia ingin mengatakan sesuatu dia akan mengatakannya tanpa menyaringnya terlebih dahulu.
*****
Putri melempar semua barang yang ada didalam kamarnya, dia tidak terima dengan kenyataan yang diketahuinya.
Suara gaduh dari kamar putri menarik atensi kedua orang tuanya, mereka yang berada dilantai bawah langsung buru buru naik untuk melihat keadaan putrinya yang sudah dari kemarin mengurung diri dalam kamar.
Orang tua Putri berusaha membuka pintu namun pintu tersebut terkunci dari dalam, mereka menyuruh pembantu untuk mencari kunci cadangan tapi tak kunjung juga ketemu.
"Sayang, ini Mamah. Buka pintunya"
"PERGI"
"Sayang, Kamu kenapa?, bilang pada Kami, sebenarnya ada apa? "
Tak lama dari itu, pembantu datang dengan membawa kunci cadangan. Mereka buru buru membuka pintu dan melihat kamar putri yang sudah sangat berantakan. Banyak serpihan kaca dimana mana.
Ibu putri melihat anaknya yang meringkuk dipojok ruangan langsung memeluknya "Ada apa sayang, kenapa kamu seperti ini"
"Mah, Mas Sean sudah menikah" Ucap putri dengan berurai air mata.
Kedua orang tua Putri langsung saling pandang, mereka baru mendengarnya, selama ini kedua orang tuan Sean tidak berkata apa apa.
"Sayang, kamu pasti salah. Om dan Tante mu tidak bilang apa apa kepada Kami"
Putri terdiam, orang tuanya benar. Mana mungkin Sean menikah tapi tidak memberi tahu keluarga nya. Putri harus memastikannya, pasti Sean sedang membohongi nya, pasti itu semua hanya sebuah kebohongan untuk membuatnya cemburu.
Putri mengambil kunci mobil dan segera keluarkan dari kamar, orang tuanya yang melihat itu segera mengejarnya "Sayang kamu mau kemana?"
Putri tidak menggubrisnya pertanyaan orang tuanya, dia segera pergi ke garasi, mengendarai mobil langsung meninggalkan rumah dengan kecepatan tinggi.
Ibu dan Ayah Sean yang sedang bermesraan di sofa ruang tamu terkejut ketika melihat Putri yang sudah ada dihadapan mereka dengan keadaan yang berantakan.
Keduanya masing masing mengelus dada, untung saja mereka tidak ada yang menderita penyakit jantung.
"Om Tante, memang Mas Sean sudah menikah?"
Kedua orang tua Sean saling pandang, mengapa gadis itu bisa mengetahuinya padahal mereka belum ada yang memberi tahu keluarga besar.
Ibu Sean menarik Putri untuk duduk diantara dia dan Suaminya, sedikit merapikan rambut Putri yang cukup berantakan "Memang nya kenapa kamu bisa bertanya yang demikian"
"Aku kemarin ke ruangannya Mas Sean dan melihat dia yang tengah disuapi oleh wanita jelek, aku menegurnya tapi dia mengatakan bahwa dia Istri nya"
Bukan raut wajah terkejut atau marah yang ditampilkan oleh kedua orang tua Sean, tetapi mereka malah tersenyum bahagia.
"Yang wanita katakan itu benar, Sean sudah menikah. Dan kamu harus menghormati pilihan kakak mu"
"Dia bukan kakak ku, dan aku bukan adiknya. Kalian tahu aku mencintainya tapi malah menikahkannya dengan wanita jelek itu. Kalian seolah olah mendukung ku tetapi nyatanya menusuk ku dari belakang"
"Kami tidak pernah mendukung mu, kami hanya membiarkan mu. Sean sudah dewasa dan kamu juga sudah dewasa, kami yakin kalian dapat menyelesaikan urusan kalian sendiri tanpa campur tangan kami . Satu lagi jangan panggil dia wanita jelek, dia menantu kami"
"Kalian jahat" Putri pergi dari kediaman tersebut dengan penuh amarah juga air mata.
Ia mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, tidak mengindahkan rambu lalu lintas, beberapa kali hampir menabrak.
Dia tidak bisa begitu saja melupakan Sean, rasa cintanya sudah terlalu dalam. Mereka tumbuh bersama, dua puluh sembilan tahun, dan lebih banyak waktunya dihabiskan bersama Sean.
Lalu bagaimana mungkin dirinya bisa melupakannya pria tersebut begitu saja. Selama ini Putri bersabar, agar pria tersebut membuka hatinya secara suka rela dan mau menerimanya, segala cara juga sudah dilakukannya.
Tapi pria tersebut tetap tidak mau, bahkan meliriknya pun tidak sama sekali. Putri tidak akan membiarkan itu semua, jika Sean tidak bisa dimiliki olehnya maka siapapun tidak akan bisa memilikinya.
Sean hanya untuk nya, tidak ada selain dirinya. Hanya dirinya yang pantas untuk bersanding dengan pria tersebut.
Akibat melamun putri kehilangan konsentrasi nya, ia terpaksa membanting stir kala seseorang melintas dihadapannya, mobilnya menghantam pohon besar yang berada dipinggir jalan.
Sebelum kehilangan kesadaran nya ia melihat seorang pria yang berusaha menyelamatkannya untuk keluar dari dalam mobil.
*****
Orang tua Sean dan orang tua Putri kini tengah berada didepan ruang operasi dengan wajah penuh cemas juga mulut yang tak berhenti menggumamkan doa untuk keselamatan Putri.
Putri mengalami pendarahan dalam kepalanya akibat benturan yang keras sehingga dia sedang di operasi saat ini.
Sean yang mendapatkan kabar tersebut juga buru buru kerumah sakit, mau bagaimanapun prilaku gadis itu Sean tetap menyayanginya, Putri sudah seperti adik kandungnya sendiri.
Andai saja perasaan putri padanya tidak demikian pasti mereka akan sangat dekat menyayangi satu sama lain seperti saudara pada umumnya. Perasaan Putri yang membuat hubungan tersebut renggang dan karena obsesi gadis itu Sean harus pura pura menikah.
BERSAMBUNG.....
Jangan lupa untuk like komen dan subscribe.
Babayyyyyyy sampai ketemu di part selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments