"Loh kok penjara, kan Tuan sendiri sudah setuju, saya juga tidak maksa"
"Kamu pikir mereka akan membiarkan saya begitu saja, mereka akan membuat kamu bersalah dan menutupi semua kesalahan saya, melimpahkan nya semua kepada mu, sekarang kamu sudah mengerti"
Kanaya memanyunkan bibirnya, orang kaya benar benar rumit, tapi dia harus menurut demi uang dalam rekeningnya.
"Iya, terus apa lagi?"
"Kamu jangan mengatakan apa apa, hanya boleh mengangguk kan kepala, tersenyum dan menggeleng"
"Bagaimana kalau orang tua Tuan bertanya pada saya, masa saya hanya diam saja seperti orang bisu"
"Biar saya yang menjawabnya, kamu hanya perlu menuruti perintah saya, mengerti?"
"Mengerti Tuan raja Baginda yang agung" Ucap Kanaya dengan logat ya dibuat seperti tengah melayani raja.
"Kalau kamu sudah mengerti, mari keluar"
Jangan harap ada adegan dibukakan pintu, sudah tidak diomeli saja Kanaya bersyukur.
"Jangan sampai lupa apa yang saya ucapkan tadi" Peringat Sean pada Kanaya
"Iya iya bawel"
"Apa kamu bilang?"
"Enggak, udah hayu orang tua Tuan pasti udah menunggu"
Saat keduanya sudah hampir sampai dihadapan kedua orang tua Sean, buru buru Sean merangkul tubuh Kanaya dengan mesra.
"Hallo Mah, hallo Mah" Sapa Sean
"Hallo sayang" Ucap Ibunya Sean yang langsung membawa Kanaya duduk.
"Kamu udah baik baik aja kan sayang?" Tanya Ibunya Sean dengan khawatir.
Kanaya baru saja hendak membuka mulut, namun mata tajam Sean sudah tertuju padanya. Alhasil Kanaya hanya menganggukkan kepalanya.
"Maaf ya semalam Mamah gak bisa menemani kamu, soalnya Sean suruh Mamah pulang katanya biar kamu istirahat nya lebih tenang. Maaf juga karena Kami terlalu memaksakan kehendak jadinya Kamu bisa pingsan seperti itu, Sean tidak berbicara terlebih dahulu sama kami, dia terlalu mendadak, kami saja sampai kaget ketika mendengar bahwa dia akan menikah, mungkin karena tekanan dari Papahnya juga"
Papah Sean yang dari tadi diam saja, merasa dirinya disalahkan langsung menatap istrinya, tapi sang mpu pura pura tidak melihat dan membiarkan nya saja.
"Padahal Papah diem aja loh, masih aja kena senggol"
"Tapi emang kenyataan gitu, Papah bilang sama Sean sebelum umur tiga puluh, dia harus sudah menikah jika ingin menjadi penerus perusahaan" Ucap Ibu Sean menimpali ucapan suaminya
"Itu Papah cuman nakut nakutin aja, eh malah sungguhan. Niatnya papah cuman bercanda malah dianggap serius. Harusnya Mamah terima kasih sama Papah, berkat Papah kita jadi punya menantu"
"Iya makasih Papah"
"Sama sama sayang" Ucap ayah Sean sambil tersenyum lebar.
Melihat interaksi tersebut lagi dan lagi hati Kanaya teriris, dapat melihat kedua orang tuanya berinteraksi dengan hangat adalah sesuatu yang mustahil untuk nya.
"Oh iya, Bibi baru selesai masak kita makan dulu"
"Maaf Mah Sean sama Nathalie buru buru" Ucap Sean
"Padahal Mamah sengaja loh, suruh Bibi masak banyak"
"Maaf Mah tapi Kami......"
Kruyukkkk.... Kruyukkkk......
Sean belum sempat melanjutkan ucapannya, tapi malah terdengar bunyi suara perut yang kelaparan dan itu berasal dari Kanaya.
Sean menatap tajam Kanaya, sedangkan Kanaya hanya mampu menunduk sambil meringis malu.
"Ya ampun Sean, kamu tidak memberi makan istri mu sampai perut nya bunyi gitu, keterlaluan sekali kamu ya, kamu mau jadi suami durhaka" Omel ibu Sean.
"Bukan gitu Mah"
"Terus apa?, masih tidak mau makan disini juga, Kamu mau membuat istri kamu kelaparan sampai kapan hah"
"Enggak gitu mah, tapi ..." Sean tidak sempat melanjut ucapannya, Ibunya langsung menarik Kanaya menuju meja makan.
"Sayang maafin suami kamu ya, Mamah belum sempat mengajarinya" Ibu Sean begitu banyak mengambil kan nasi serta lauk pauk pada piring Kanaya sampai terlihat sangat penuh.
"Mah jangan berlebihan" Tegur Sean
"Sekarang kamu duduk, kamu juga harus makan. Tubuh kurus gitu, punya uang banyak tuh buat makan beli makanan enak, nikmatin hidup jangan kerjaan mulu yang dipikirin sampe orang tua aja kamu lupain" Omel kembali Ibu Sean
"Ini tuh namanya sispex mah, bukan kurus" Bela Sean pada dirinya sendiri.
Sean bukan mengambil piringnya sendiri tapi malah menggeser piring Kanaya kehadapan nya.
"Itu untuk istri kamu Sean" Tegur ibunya
"Natalie gak akan habis mah"
"Udah biarin aja mah, namanya juga pengantin baru lagi manis manisnya, kita juga dulu gitu sepiring berdua" Ucap ayah Sean mengingat kan istrinya
"Iya sepiring berdua tapi habis itu kamu nambah lagi, kerena gak kenyang"
Sean mulai menyendok kan makanan dan menyodorkannya pada Kanaya, sebenarnya Kanaya malu menerimanya suapan tersebut apalagi di depan kedua orang tua Sean, tapi karena sang mpu terus memelototi nya maka mau tak mau Kanaya menerimanya.
Sean juga menggunakan sendok yang sama dengan Kanaya, yang membuat Kanaya semakin kesusahan mengunyah makanan.
"Mah, Papah juga pengen di suapin" Ucap ayah Sean manja.
"Patahin dulu tangan nya, baru mamah suapin" Ucap ibu Sean dengan enteng.
Mendengar ucapan horor tersebut buru buru ayah Sean memakan makanannya.
Usai makan, Sean berpamitan kepada kedua orang tuanya.
"Buru buru amat sih, padahal Mamah mau ngobrol sama menantu Mamah dulu"
"Masih banyak waktu Mah, lain kali kita kesini lagi"
"Mah, Pah makasih makanan nya" Ucap kanaya
"Sama sama sayang, gimana makanannya enak gak?"
Kanaya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Harus sering sering kesini, nanti kita masak bareng"
"Iya mah"
Keduanya akhirnya pergi dari rumah tersebut, tentu saja lagi lagi Sean merangkul pinggang Kanaya dengan mesra, tapi ketika sudah tidak terlihat orang tuanya, Sean melepaskan nya bahkan mengambil jarak beberapa meter dengan Kanaya.
Sean mengantarkan Kanaya kembali ke apartemen, sedangkan dirinya harus pergi kekantor. Pernikahannya tersebut hanya diketahui oleh sekertaris pribadinya, orang tuanya dan tentu saja Kanaya.
Sesampainya di apartemen, Kanaya langsung membereskan semua paper bag yang ada diruang tamu memindahkan nya ke kamar pribadinya, karena semua barang tersebut adalah barang pemberian Sean untuk nya.
Usai membereskan barang, Kanaya menghubungi Azkia, hari itu dirinya membolos kuliah pasti wanita itu bertanya tanya.
"Nay, kemana aja, kok gak kuliah. Kia samperin juga ke kosan gak ada"
"Biasa lagi ada urusan di luar"
"Kamu di tanyain Ayah sama Bunda suruh mampir ke rumah"
"Iya nanti aku mampir ke rumah"
BERSAMBUNG........
jangan lupa untuk like komen dan subscribe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments