BAB 5 Kanaya Waras

Sean masuk kembali kedalam ruangan dan mendapati Kanaya yang sudah membuka matanya.

Kanaya meringis memegangi perut, Sean dengan panik langsung menghampirinya.

"Apa yang sakit?" Tanya Sean dengan raut wajah khawatir.

Kanaya melihat raut wajah tersebut merasa sedikit terharu, padahal mereka baru saja kenal tapi pria yang ada dihadapannya itu sudah mengkhawatirkan dirinya.

"Kamu kenapa bisa tiba tiba pingsan?, kalau kamu sedang sakit atau mempunyai riwayat penyakit serius mengapa tidak bilang dari awal"

"Enggak Tuan, saya sehat walafiat kok, cuman tadi mungkin karena saya belum makan saja dari kemarin" Ucap Kanaya sedikit malu diiringi senyum lebar.

Sean merogoh kantung celananya, mengambil handphone lalu menghubungi seseorang, tak lama datang beberapa pelayan membawa makanan.

Kanaya yang melihat berbagai jenis makanan dari mulai makanan pembuka hingga penutup tentu saja langsung berbinar. Tanpa menunggu waktu lama, ia menyantap hidangan tersebut dengan lahap. Tak memperdulikan Sean yang masih ada di ruangan itu.

Sean menatap Kanaya yang sedang makan secara lahap hanya mampu menghela nafas, gadis itu terlihat sangat kelaparan ia tak memperdulikan bahwa dirinya masih memakai gaun pernikahan.

Lihat saja cara makan nya yang bar bar juga kaki yang di tekuk keatas, seperti makan nya para preman. Sepertinya bukan keputusan yang tepat menjadikan gadis tersebut sebagai istri palsunya, entah bagaimana reaksi keluarga nya jika melihat tingkah laku Kanaya yang seperti itu.

Saat selesai makan Kanaya bersendawa yang suara nya lumayan nyaring, ia hanya menampilkan senyum lebarnya sambil menatap Sean, tentu saja yang ditatap hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat kelakuan tersebut.

Setelan perutnya terisi otak Kanaya kembali mulai berjalan, ia mengingat semua ingatan yang seharusnya tak ia lupakan. Bu Ida, pasti wanita paruh baya itu kebingungan mencari nya.

Kanaya membuka handphone nya dan ada dua puluh panggilan tak terjawab, ia juga membuka WhatsApp dan benar saja banyak sekali pesan spam yang dikirim kepadanya.

Kanaya buru buru menghubungi nomor Bu Ida, ia harus meminta maaf perihal dirinya yang pergi begitu saja, sebenarnya bukan pergi cuman hanya berganti peran saja.

Tut...... Tutt.... Tutttt

Lama Kanaya menunggu akhirnya tersambung juga dan langsung dihadiahkan dengan teriakan yang begitu kencang.

"KANAYA, DIMANA KAMU.........."

Kanaya mengusap gendang telinganya yang terasa berdenging.

"Maaf Bu, Kanaya gak bisa kesana lagi soalnya tiba tiba aja diare" Ucap Kanaya sedikit menurunkan nada suaranya dan di lemas lemaskan, semoga saja wanita paruh baya itu percaya dengan ucapannya.

"Terus sekarang kamu dimana?"

"Kanaya sekarang masih di klinik Bu"

Terdengar dari suaranya gadis itu sepertinya sungguhan. Ibu Ida jadi tidak tega untuk memarahinya. Tadinya ia hendak melampiaskan segala kemarahannya karena menghilang begitu saja di tengah pekerjaan, juga akan memotong sebagian bayarannya biar tahu rasa. Tapi melihat kondisi nya yang demikian, beliau jadi tidak tega, apalagi Ibu Ida tahu kalau Kanaya hidup sebatang kara, tanpa orang tua juga kerabat.

"Kamu di klinik mana biar Ibu kesana, sekalian ngasih bayaran hari ini"

Kanaya ketar ketir mendengar nya, ia harus mencari alasan jangan sampai kebohongan nya terbongkar.

"Gak usah Bu, ini juga udah mendingan. Sebentar lagi juga mau pulang lagi nungguin gojek, Ibu bisa transfer saja ke nomor rekening yang biasa"

"Beneran udah mendingan?" Tanya Bu Ida kembali memastikan.

"Iya Bu"

"Yaudah Ibu transfer ya, tadinya mau ibu potong karena cuman kerja setengah hari, tapi karena kondisi kamu seperti itu jadi Ibu bayar full saja sekalian untuk bayar berobat kamu"

Mendengar ucapannya, Kanaya jadi merasa bersalah telah membohongi wanita paruh baya tersebut.

"Makasih Bu, nanti kalau Kanaya punya uang banyak pasti Kanaya akan belikan kue kesukaan ibu, Kanaya janji"

"Iya saya tunggu, yasudah kalau gitu kamu istirahat. Ibu juga mau lanjut bekerja"

Telepon telah terputus dan satu notifikasi masuk dari rekening bank nya.

Kanaya cukup terkejut dengan nominal yang diberikan oleh Bu Ida kepadanya. Dia mendapatkan satu juta, itu bayaran terbesar selama dirinya membantu Bu Ida selama ini.

Tak lama dari itu, handphone Kanaya berdering dan ternyata itu dari pemilik kontrakan.

"Hallo"

"Kanaya, barang barang kamu sudah saya keluarkan. Jadi cepat ambil, soalnya besok mau langsung ditempati oleh penghuni barunya, saya memberitahu kamu karena takut nya barang barang kamu kehujanan, kalau gitu saya tutup."

Telpon hampir di tutup jika Kanaya tidak segera menghentikan nya.

"Bu tunggu dulu, saya bayar sekarang juga"

"Silahkan, tapi kamu harus tetap pergi dari sana"

"Beserta tunggakan nya"

"Itu sudah jadi kewajiban kamu, tapi kamu harus tetap angkat kaki"

"Serta satu tahun ke depan"

"Oke, barang barang kamu saya kembali masukkan, saya bantu sekalian bereskan sepertinya kamar kamu cukup berantakan, saya juga bantu kirimkan cucian kotor kamu ke laundry depan"

"Kalau gitu saya kirim ke nomor rekening yang biasa kan Bu"

"Iya kirim ke nomor rekening yang biasa, yasudah kalau gitu saya mau bereskan kamar kamu dahulu"

"Oh iya Bu, itu genting nya kalau hujan suka bocor"

"Besok saya akan memanggil tukang untuk memperbaiki nya"

"Kalau gitu saya tutup, terima kasih Bu"

"Sama sama"

Kanaya bernafas lega, hampir saja dia kehilangan tempat tinggal nya. Tapi bukankah dirinya sudah menjadi istri konglomerat, walaupun palsu pasti dirinya akan tinggal di rumah mewah, walau tidak di rumah mewah setidaknya di apartemen mewah atau bisa juga penthous, membayangkan nya saja sudah bisa membuat Kanaya tidak sabar.

Sean menatap istri barunya yang sedang bengong sambil senyum senyum sendiri membuat dirinya merasa merinding, apakah istri palsu nya tersebut memiliki gangguan jiwa, kalau iya bisa tamat riwayatnya.

Sean mendekati Kanaya dengan hati hati, lalu dirinya menusuk nusuk lengan Kanaya dengan jari telunjuknya, untuk menyadarkan gadis tersebut.

Merasa ada sentuhan pada lengannya, Kanaya menoleh dan mendapati wajah Sean yang seperti sedang menyimpan banyak sekali pertanyaan.

"Kenapa Tuan?"

"Kamu tidak apa apa?"

"Memangnya saya kenapa?"

Tuh kan biasanya kalau orang normal jika ditanya akan menjawab, sedangkan istri palsunya malah bertanya balik kepadanya.

"Habis ini kita kerumah sakit"

"Untuk apa?, oh pasti Tuan mengkhawatirkan saya karena pingsan tadi. Sudah saya katakan, saya tidak apa apa, itu tadi hanya efek belum makan saja"

"Pokoknya kamu harus kerumah sakit" Sean harus memastikan bahwa istri palsu itu benar benar sehat, baik secara fisik ataupun mental

"Baiklah kalau itu yang Tuan mau, saya tidak akan menolak niat baik seseorang"

"Cepet ganti baju kamu, saya menunggu di luar"

"Emang sekarang"

"Kamu pikir tahun depan!" Ucap Sean sedikit menaikkan intonasinya

"Santai aja kali Tuan ngomong nya, ngegas amat"

Sean menarik nafasnya dalam dalam, ia kemudian keluar dari ruangan tersebut "JANGAN LAMA LAMA ATAU KAMU SAYA TINGGALKAN" Teriak Sean dari luar.

"Kalau ditinggalin terus yang mau diperiksa siapa, kan gue pasien nya. Ada ada aja sih tuh bujang tua" Ucap Kanaya sambil berganti pakaian.

BERSAMBUNG.....

Jangan lupa untuk like komen dan subscribe.

Episodes
1 Bab 1 Hari Kurang Baik
2 BAB 2 Diatas Derita Ada Jalan
3 BAB 3 Mata Duitan
4 BAB 4 Istri Palsu
5 BAB 5 Kanaya Waras
6 bab 6 Pengemis dan Gembel
7 bab 7 Orang Jujur
8 Bab 8 Sepiring Berdua
9 BAB 9 Malu Mau
10 BAB 10 Pertengkaran
11 Bab 11 Tidak Jadi Makan
12 Bab 12 Mie Pake Nasi
13 Bab 13 Tertimpa Dua Kali
14 bab 14 Rambut Basah
15 BAB 15 Sayang
16 BAB 16 Guru Baru
17 BAB 17 Bujang Tua
18 BAB 18 Dia Istri saya
19 Bab 19 Menurut
20 BAB 20 Kecelakaan
21 bab 21 Perasaan Tidak Bisa di Paksakan
22 BAB 22 Cinta Pandangan Pertama
23 BAB 23 Kesempatan
24 BAB 24 Makan Malam
25 BAB 25 Dobble Date
26 BAB 26 Asal Kebencian
27 BAB 27 Garis Dua
28 BAB 28 Marah
29 BAB 29 Buaya
30 Bab 30 Diusir
31 BAB 31 Keselek
32 BAB 32 Ilfeel
33 BAB 33 Mie
34 BAB 34 Musuh
35 BAB 35 Lolos
36 BAB 36 War
37 BAB 37 Sakit
38 BAb 38 Palsu
39 BAB 39 Pahlawan
40 BAB 40 Sakit
41 BAB 41 Hampir
42 BAB 42 Ungkapan
43 BAB 43 Bahagia
44 BAB 44 Borage
45 BAB 45 Sebelas
46 BAB 46 Kabur
47 Bab 47 Sepi
48 Bab 48 Suka
49 BAB 49 Dasar Mesum
50 BAB 50 Jebakan
51 Bab 51 Bulan Madu
52 BAB 52 Malu
53 BAB 53 Terbongkar
54 BAB 54 Gagal
55 BAB 55 Rencana Baru
56 BAB 56 Salah Sasaran.
57 BAB 57 Sedih
58 BAB 58 Pelaku
59 BAB 59 Naif
60 BAB 60 Mencuri
61 BAB 61 Apakah Benar
62 BAB 62 Masa Lalu
63 BAB 63 Bertengkar
64 BAB 64 Bercerai
65 BAB 65 Patah Hati
66 BAB 66 Direktur Baru
67 BAB 67 Gamon
68 BAB 68 Mie Ayam
69 BAB 69 Tangis
70 BAB 70 Hamil
71 BAB 71 Restu
72 BAB 72 Botak
73 BAB 73
74 BAB BAB 74
75 BAB 75 Kecelakaan
76 BAB 76 Pengakuan
77 BAB 77 END
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 Hari Kurang Baik
2
BAB 2 Diatas Derita Ada Jalan
3
BAB 3 Mata Duitan
4
BAB 4 Istri Palsu
5
BAB 5 Kanaya Waras
6
bab 6 Pengemis dan Gembel
7
bab 7 Orang Jujur
8
Bab 8 Sepiring Berdua
9
BAB 9 Malu Mau
10
BAB 10 Pertengkaran
11
Bab 11 Tidak Jadi Makan
12
Bab 12 Mie Pake Nasi
13
Bab 13 Tertimpa Dua Kali
14
bab 14 Rambut Basah
15
BAB 15 Sayang
16
BAB 16 Guru Baru
17
BAB 17 Bujang Tua
18
BAB 18 Dia Istri saya
19
Bab 19 Menurut
20
BAB 20 Kecelakaan
21
bab 21 Perasaan Tidak Bisa di Paksakan
22
BAB 22 Cinta Pandangan Pertama
23
BAB 23 Kesempatan
24
BAB 24 Makan Malam
25
BAB 25 Dobble Date
26
BAB 26 Asal Kebencian
27
BAB 27 Garis Dua
28
BAB 28 Marah
29
BAB 29 Buaya
30
Bab 30 Diusir
31
BAB 31 Keselek
32
BAB 32 Ilfeel
33
BAB 33 Mie
34
BAB 34 Musuh
35
BAB 35 Lolos
36
BAB 36 War
37
BAB 37 Sakit
38
BAb 38 Palsu
39
BAB 39 Pahlawan
40
BAB 40 Sakit
41
BAB 41 Hampir
42
BAB 42 Ungkapan
43
BAB 43 Bahagia
44
BAB 44 Borage
45
BAB 45 Sebelas
46
BAB 46 Kabur
47
Bab 47 Sepi
48
Bab 48 Suka
49
BAB 49 Dasar Mesum
50
BAB 50 Jebakan
51
Bab 51 Bulan Madu
52
BAB 52 Malu
53
BAB 53 Terbongkar
54
BAB 54 Gagal
55
BAB 55 Rencana Baru
56
BAB 56 Salah Sasaran.
57
BAB 57 Sedih
58
BAB 58 Pelaku
59
BAB 59 Naif
60
BAB 60 Mencuri
61
BAB 61 Apakah Benar
62
BAB 62 Masa Lalu
63
BAB 63 Bertengkar
64
BAB 64 Bercerai
65
BAB 65 Patah Hati
66
BAB 66 Direktur Baru
67
BAB 67 Gamon
68
BAB 68 Mie Ayam
69
BAB 69 Tangis
70
BAB 70 Hamil
71
BAB 71 Restu
72
BAB 72 Botak
73
BAB 73
74
BAB BAB 74
75
BAB 75 Kecelakaan
76
BAB 76 Pengakuan
77
BAB 77 END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!