Kanaya mundur beberapa langkah mengambil ancang-ancang kemudian dirinya berlari tetapi saat yang bersamaan pintu malah terbuka, Kanaya tidak dapat menahan gerakannya sehingga ia malah menabrak Sean.
Keduanya terjatuh Kanaya tidak terlalu sakit karena dia terjatuh diatas tubuh Sean. Sedangkan Sean dia sudah mengaduh kesakitan apalagi dibagian bokong serta punggung nya.
Kanaya segera bangkit lalu membantu Sean untuk berdiri.
"Kamu......." Sean menatap Kanaya dengan tajam.
"Maaf" Ucap Kanaya sambil menunduk, merasa bersalah
"Apa yang hendak kamu lakukan sampai ingin mendobrak kamar saya?"
"Lagian Tuan gak nyaut nyaut dipanggilnya"
"Terus kamu menyalahkan saya"
"Enggak Tuan, saya cuman khawatir takut ada apa apa"
Sean memegang pinggul nya yang terasa nyeri "Ambilkan koyok yang berada di kotak p3k diatas..."
Sean belum selesai berkata tapi Kanaya sudah keluar terlebih dahulu. Sean menarik nafasnya, pasti sebentar lagi gadis itu akan kembali kekamar.
Kanaya mencari cari kotak p3k yang dikatakan Sean, namun tak kunjung ketemu, akhirnya ia kembali ke kamar menemui Sean.
"Tuan, kotak p3k nya dimana?, kok saya cari cari tidak ketemu"
"Makanya kalau ada orang yang sedang berbicara dengarkan sampai selesai baru pergi" Semprot Sean, Kanaya hanya cengar-cengir mendengar nya.
" Kontak nya ada di kitchen set, tapi....."
Lagi dan lagi Sean belum menyelesaikan ucapannya Kanaya sudah pergi duluan. Padahal Sean ingin memperingatkan bahwa kotak nya ada di paling atas, Kanaya harus memakai kursi untuk menjangkau nya, entah dia sampai atau tidak untuk mengambilnya.
Kanaya membuka satu persatu kitchen set, Sean cukup aneh menurut Kanaya. mengapa pria tersebut menaruh obat obatan didalam lemari dapur. Harusnya kan lemari tersebut untuk menyimpan barang seperti piring gelas, juga tempat menyimpan makanan.
Kanaya sudah membuka semua kitchen set namun dia tidak menemukan kotak p3k yang dikatakan Sean, sebenarnya pria tersebut menaruhnya dimana. Tiba tiba saja cicak jatuh ke pundak Kanaya, tidak, Kanaya tidak takut pada hewan tersebut. Ia mengambilnya lalu menaruhnya kembali pada tembok.
Kebetulan sekali saat mendongak kan kepalanya melihat cicak tersebut merayap, ia melihat kotak p3k tersebut, kotak itu bukan berada didalam kitchen set tetapi berada diatasnya.
Kanaya berusaha menjangkau kotak tersebut, padahal ia sudah menggunakan kursi namun tetap saja ia tidak bisa meraihnya. Kanaya berusaha sebisa mungkin dia berjinjit agar bisa meraih nya.
Sudah hampir setengah jam Kanaya keluar untuk mengambil apa yang diperintahkan Sean, namun gadis itu tak kunjung kembali.
Sean keluar kamar berjalan sambil sedikit membungkuk karena masih terasa nyeri, ternyata gadis tersebut sedang berusaha meraih kotak yang diminta Sean, namun karena dia hanya fokus pada kotak dirinya mulai kehilangan keseimbangan, kursi yang menopang Kanaya mulai bergoyang. Sean yang melihat hal tersebut buru buru berlari, " Awas jatuh "
Brugh........
Hari itu Kanaya kembali terjatuh diatas tubuh Sean untuk yang kedua kalinya.
"KANAYA........."
******
Kanaya mondar mandir didepan kamar Sean, lelaki itu sedang diperiksa oleh dokter. Pria itu pasti marah besar kepadanya, Kanaya mengutuk dirinya sendiri, kenapa dia benar benar ceroboh. Bagaimana jika terjadi apa apa kepada Sean dan pria tersebut meminta pertanggung jawaban kepada nya.
Dokter keluar dari kamar Sean sambil tersenyum, padahal Kanaya sedang khawatir setengah mati.
"Kamu tenang saja dia tidak apa apa, hanya memar sedikit " Dokter tersebut memberikan obat juga salep kepada Kanaya "Minum dan oleskan padanya sehari dua kali"
"Baik dokter terima kasih"
Dokter tersebut tersenyum geli ketika mengingat Kanaya yang menghubungi nya. Gadis tersebut menghubungi nya dengan suara bergetar menahan tangis mengucapkan bahwa Sean tidak sadarkan diri karena tertimpa tubuhnya dua kali, Kanaya menggambarkan kondisi Sean seakan akan pria tersebut sedang sekarat.
Kebetulan dokter pribadi Sean adalah sepupunya sendiri, namanya Candra. Candra sedikit lama berada didalam kamar Sean karena pria tersebut tertawa habis habisan setelah mendengar kronologi kejadiannya.
Ia juga meledek Sean habis habisan sehingga membuat pria tiga puluh tahun itu melemparkan bantal pada wajah dokter muda tersebut.
Candra tidak menyangka bahwa sepupunya telah menikah tanpa memberi tahunya dan keluarga besar.
Kanaya berjalan pelan memasuki kamar Sean, ia menatap Sean yang sedang memejamkan mata. Kanaya mendekat dan menjulurkan jarinya didepan hidung Sean. Ia bernafas lega ketika mengetahui bahwa Sean masih bernafas.
Kanaya tadi benar benar panik ketika melihat Sean yang memejamkan matanya sehabis tertimpa dirinya yang kedua kali, padahal sebenarnya Sean sedang menahan rasa sakitnya yang begitu linu.
Kanaya dengan panik berusaha membawa Sean ke dalam kamar dan membaringkannya. Kanaya mengambil handphone Sean yang berada diatas nakas, untungnya handphone tersebut tidak terkunci.
Ia mencari nomor siapa saja yang dapat dihubungi nya untuk menolong Sean dan kebetulan disana tertera dokter pribadi, Kanaya segera menghubungi nya dan mengatakan keadaan Sean.
Kanaya sebenarnya hanya hendak melihat keadaan Sean lalu kembali keluar, tetapi ia kaget saat Sean tiba tiba saja membuka matanya dan langsung menatapnya dengan tajam.
Kanaya segera berlutut menyatukan kedua tangannya sambil meminta maaf "Tuan, saya benar benar minta maaf, Saya tidak bermaksud untuk menindih Tuan dua kali. Jujur saja saya tidak meminta Tuan untuk menangkap saya, Tuan sendiri yang berinisiatif hingga akhirnya tuan tertindih oleh saya "
Sean tidak habis pikir dengan apa yang diucapkan gadis tersebut, bukankah harusnya dia meminta maaf dan mengucapkan terima kasih kepada nya karena telah menangkap nya, jika tidak ada Sean sudah pasti Kanaya yang akan terjatuh dan merasakan nyeri yang dialaminya.
"Jadi sekarang ini salah saya?"
"Separuh"
"Apanya yang separuh?"
"Enggak Tuan"
"Jamu harus tanggung jawab"
Kanaya mendongak menatap Sean "Bagaimana cara saya bertanggung jawab?"
"Kamu harus menuruti semua perintah saya, dan mengurus Saya hingga keadaan Saya benar benar pulih seperti sedia kala "
"Baik Tuan" Ucap Kanaya dengan patuh.
"Kalau gitu buatkan saya sarapan nasi goreng yang waktu itu kamu bekalkan untuk saya"
"Baik Tuan, tunggu lima belas menit saya akan segera menyiapkannya"
Kanaya segera pergi dari hadapan Sean, ia buru buru memasak nasi goreng yang diminta Sean . Setelah matang dirinya buru buru masuk dan memberikan nasi goreng tersebut pada Sean.
"Suapi" Perintah Sean kembali.
"Tangan Tuan masih utuh, hanya bokong saja yang terluka jadi saya pikir tangannya masih bisa digunakan "
"Kamu lupa janji Kamu pada saya tadi, bahwa kamu akan bertanggung jawab"
"Saya ingat"
"Jadi....'
'huhh.....' Kanaya menghembuskan nafasnya, ia menyendok kan satu sendok penuh nasi goreng pada mulut Sean, sehingga membuat mulut pria tersebut penuh bahkan sampai kesusahan untuk sekedar mengunyah.
"Sedikit sedikit dong, kamu mau buat saya mati tersedak" Ucap Sean setelah menelan makanannya
BERSAMBUNG.......
Jangan lupa untuk like komen dan subscribe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments