bab 14 Rambut Basah

Kanaya menyuapi sedikit demi sedikit nasi goreng ke dalam mulut Sean hingga habis tak ada sisa. Walau sambil misuh misuh tapi dia tetap menuruti semua perkataan Sean.

Sean bukan tak menyadari Kanaya sering kali mendumel bahkan mengumpat nya, tapi dirinya bukan marah malah merasa terhibur apalagi melihat mimik wajah Kanaya yang berubah ubah.

"Kanaya tolong bantu saya ke kamar mandi"

Kanaya dengan kesabaran penuhnya membantu memapahnya kekamar mandi.

"Tolong bukakan ini" Sean menunjukkan pada arah celananya

Kanaya melotot menatap Sean "Tuan.... "

"Kancing nya Kanaya, kamu jangan berpikir yang aneh aneh. Kancing nya tersangkut"

Kanaya menelan ludahnya kasar, wajahnya sudah memerah menahan malu. Baru pertama kalinya dia membukakan kancing celana pria dewasa.

Kanaya tidak selalu menatap arah kancing karena dirinya takut gagal fokus, namun benar kata Sean kancing tersebut tersangkut dan butuh tenaga untuk melepasnya.

Kanaya mengerahkan semua tenaganya untuk membuka kancing tersebut, hingga akhirnya kancing tersebut tidak tersangkut lagi bahkan terlepas dari celananya. Kanaya benar benar menggunakan tenaga hingga dirinya kehilangan keseimbangan dan akhirnya menubruk Sean. Karena dibelakang Sean ada bathtub yang sudah terisi penuh oleh air, keduanya akhirnya terjerambah kedalamnya.

"KANAYA......"

*****

Kanaya sedang menggosok rambut Sean menggunakan handuk untuk mengeringkannya, namun rambut Kanaya yang masih basah terus meneteskan air dan mengenai tubuh Sean.

Sean menarik Kanaya, dia mengambil hair dryer dan mulai mengeringkan rambut Kanaya dengan telaten.

"Tuan, saya bisa sendiri"

"Diam"

Kanaya menutup mulutnya rapat, jujur saja ia merasa situasi tersebut cukup sweet, Kanaya takut lama kelamaan ia akan jatuh cinta pada pria tersebut jika diperlakukan seperti itu.

Hari itu Candra mampir kerumah orang tuanya Sean kebetulan ada yang harus diurus dengan ayahnya Sean. Kebetulan sekali dia berpapasan dengan Ibunya Sean. Candra mengeluh karena tidak diberitahu tentang pernikahan Sean.

Ibunya Sean meminta maaf, karena mereka juga tahunya mendadak. Sean bilang akan memberi tahu pada keluarga besar saat nanti ulang tahun pernikahan orang tuanya.

Candra memberi tahu bahwa dirinya habis dari apartemen Sean karena Sean terluka, Ibu Sean yang mendengar berita tersebut buru buru meminta Suaminya untuk berkunjung.

Tentu saja Ayah Sean tidak dapat menolak permintaan Istrinya, keduanya mengunjungi apartemen Sean tidak lupa Ibunya Sean membawa beberapa masakan, karena terakhir kali menantu nya makan terlihat sangat menyukai masakan rumahnya.

Karena sudah kebiasaan, orang tua Sean masuk kedalam apartemen tersebut tanpa membunyikan bel terlebih dahulu. Mereka mendapati ruang tamu yang kosong, Ibunya Sean melihat pintu kamar Sean yang terbuka , ia buru buru masuk untuk melihat keadaan anaknya tapi yang ia lihat malah diluar bayangannya.

Sean sedang serius mengeringkan rambut Istrinya, saking fokusnya sampai tidak menyadari bahwa orang tuanya sudah berdiri di depan pintu melihatnya.

Ayah Sean berdehem, Kanaya yang mendengar suara tersebut langsung menoleh dan melihat kedua orang tua Sean yang menatapnya dengan tatapan jahil.

Kanaya begitu panik, ia benar benar malu tidak sanggup melihat keduanya. Tapi berbanding balik dengan Sean yang dengan enteng menyapa keduanya.

"Kalau tahu gini, Mamah gak akan buru buru kesini" Ucap Ibu Sean sambil tersenyum.

"Padahal masih siang loh" Ujar Ayah Sean dengan senyuman jahilnya.

"Maklum lah, pengantin baru" Kata Sean enteng, dan berhasil membuat Kanaya semakin malu. Padahal mereka tidak melakukan apa apa, tapi siapapun bisa salah sangka apalagi melihat rambut mereka yang basah.

Sean meminta Kanaya memapahnya keruang tamu, Kanaya memapahnya sambil menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah.

"Mamah khawatir jadi lupa kalau kamu udah punya Istri, cepet ganti password pintunya"

"Kenapa harus diganti?"

"Kalau gak diganti, Kamu mau lagi enak enak tiba tiba ada yang buka pintu gitu aja. Yang tahu pasword nya bukan cuman Kami saja, Candra, sekertaris kamu, Putri, dan hampir seluruh keluarga tahu "

"Iya nanti aku ganti"

"Kanaya gak usah malu gitu, kami maklum kok" Ucap ayah Sean menggoda menantunya.

"Ini gak seperti yang kalian pikirkan kok" Kanaya bermaksud menjelaskan.

"Emang apa yang kami pikirkan?" Tambah ibu Sean, dia senang melihat wajah menantunya ya sudah memerah.

"Berhenti menggoda istriku, lihat wajahnya sudah seperti tomat"

"Iya iya Kami berhenti, sepertinya sekarang Sean lebih sayang Istri nya dari pada Kita ya Pah"

Ayah Sean menganggukkan kepalanya.

"Mamah taruh beberapa makanan diatas meja, jangan lupa dimakan. Kalau gitu kita permisi dahulu" Pamit ibu Sean

"Buru buru sekali" Sean kira setidaknya orang tuanya akan tinggal lebih lama.

"Kami hanya ingin melihat kondisi mu, dan tidak ingin mengganggu pengantin baru"

"Makasih Mah, Pah." Ucap Kanaya

"Sama sama sayang, kalau gitu Kita pamit dulu"

"Hati hati"

"Iya"

Keduanya keluar dari apartemen Sean dengan senyuman yang masih saja terukir dari wajah, membayangkan menggendong cucu membuat hati mereka berbunga bunga.

Kanaya buru buru berdiri melihat apa saja yang dibawakan oleh mertuanya, dan saat melihat matanya langsung berbinar. Orang tua Sean benar benar pengertian mereka tahu saja apa yang disukainya.

Kanaya menyiapkan nasi putih dan menghangatkan makanan tersebut pada microwave.

Kanaya menikmati setiap suapan yang masuk kedalam mulutnya, masakannya benar benar terasa nikmat hingga Kanaya rasanya tidak ingin berhenti mengunyah.

Sean menyerahkan satu kamus tebal bahasa Inggris pada Kanaya "Hapalkan lima puluh kosa kata setiap hari beserta artinya, saya akan mengetes nya setiap pulang kerja "

Kanaya langsung kehilangan nafsu makannya setelah mendengar itu, dia menatap Sean dengan sengit. Pria tersebut tidak bisa apa memberi tahunya ketika dirinya selesai makan. Kalau seperti ini makanan tersebut tidak lagi terasa nikmat di lidah nya.

"Tuan, saya tidak perlu menghapal, karena saya sudah bisa bahasa inggris"

Sean melipat kedua tangannya didepan dada, menatap Kanaya dengan tatapan remeh "What are you eating?"

"Rice"

"When did you finish eating?"

Kanaya membuka handphone nya sambil mendekatkan handphone tersebut pada Sean "Coba ulangi Tuan"

Sean menggelengkan kepalanya "Tidak ada bantahan, lima puluh kosa kata setiap hari" Setelah itu Sean meninggal Kanaya yang sedang mendumel.

"Elah skripsi aja udah bikin gue mumet setengah mampus, ditambah lagi ini , nasib nasib. Tuhan tidak bisakah Saya hanya terdiam dan menikmati semua kekayaan ini tanpa harus ada sesuatu yang menyulitkan dan menguras otak saya yang kapasitasnya tidak sampai sepuluh MB kini"

Sean diam diam tersenyum mendengar semua keluhan Kanaya, biarlah gadis tersebut mengeluh sebanyak mungkin, ini juga demi kebaikan nya.

Seumur umur Kanaya akan sakit kepala duluan sebelum membuka kamus tersebut, dari dirinya menginjakkan kaki disekolah dasar hingga perguruan tinggi salah satu pelajaran yang sangat amat tidak disukainya adalah bahasa inggris.

Karena bahasa tersebut cukup sulit, apalagi bahasa tersebut terlalu munafik penulisan serta pelafalannya berbeda sehingga begitu sulit bagi Kanaya.

BERSAMBUNG.......

Jangan lupa untuk like komen dan subscribe.

Episodes
1 Bab 1 Hari Kurang Baik
2 BAB 2 Diatas Derita Ada Jalan
3 BAB 3 Mata Duitan
4 BAB 4 Istri Palsu
5 BAB 5 Kanaya Waras
6 bab 6 Pengemis dan Gembel
7 bab 7 Orang Jujur
8 Bab 8 Sepiring Berdua
9 BAB 9 Malu Mau
10 BAB 10 Pertengkaran
11 Bab 11 Tidak Jadi Makan
12 Bab 12 Mie Pake Nasi
13 Bab 13 Tertimpa Dua Kali
14 bab 14 Rambut Basah
15 BAB 15 Sayang
16 BAB 16 Guru Baru
17 BAB 17 Bujang Tua
18 BAB 18 Dia Istri saya
19 Bab 19 Menurut
20 BAB 20 Kecelakaan
21 bab 21 Perasaan Tidak Bisa di Paksakan
22 BAB 22 Cinta Pandangan Pertama
23 BAB 23 Kesempatan
24 BAB 24 Makan Malam
25 BAB 25 Dobble Date
26 BAB 26 Asal Kebencian
27 BAB 27 Garis Dua
28 BAB 28 Marah
29 BAB 29 Buaya
30 Bab 30 Diusir
31 BAB 31 Keselek
32 BAB 32 Ilfeel
33 BAB 33 Mie
34 BAB 34 Musuh
35 BAB 35 Lolos
36 BAB 36 War
37 BAB 37 Sakit
38 BAb 38 Palsu
39 BAB 39 Pahlawan
40 BAB 40 Sakit
41 BAB 41 Hampir
42 BAB 42 Ungkapan
43 BAB 43 Bahagia
44 BAB 44 Borage
45 BAB 45 Sebelas
46 BAB 46 Kabur
47 Bab 47 Sepi
48 Bab 48 Suka
49 BAB 49 Dasar Mesum
50 BAB 50 Jebakan
51 Bab 51 Bulan Madu
52 BAB 52 Malu
53 BAB 53 Terbongkar
54 BAB 54 Gagal
55 BAB 55 Rencana Baru
56 BAB 56 Salah Sasaran.
57 BAB 57 Sedih
58 BAB 58 Pelaku
59 BAB 59 Naif
60 BAB 60 Mencuri
61 BAB 61 Apakah Benar
62 BAB 62 Masa Lalu
63 BAB 63 Bertengkar
64 BAB 64 Bercerai
65 BAB 65 Patah Hati
66 BAB 66 Direktur Baru
67 BAB 67 Gamon
68 BAB 68 Mie Ayam
69 BAB 69 Tangis
70 BAB 70 Hamil
71 BAB 71 Restu
72 BAB 72 Botak
73 BAB 73
74 BAB BAB 74
75 BAB 75 Kecelakaan
76 BAB 76 Pengakuan
77 BAB 77 END
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 Hari Kurang Baik
2
BAB 2 Diatas Derita Ada Jalan
3
BAB 3 Mata Duitan
4
BAB 4 Istri Palsu
5
BAB 5 Kanaya Waras
6
bab 6 Pengemis dan Gembel
7
bab 7 Orang Jujur
8
Bab 8 Sepiring Berdua
9
BAB 9 Malu Mau
10
BAB 10 Pertengkaran
11
Bab 11 Tidak Jadi Makan
12
Bab 12 Mie Pake Nasi
13
Bab 13 Tertimpa Dua Kali
14
bab 14 Rambut Basah
15
BAB 15 Sayang
16
BAB 16 Guru Baru
17
BAB 17 Bujang Tua
18
BAB 18 Dia Istri saya
19
Bab 19 Menurut
20
BAB 20 Kecelakaan
21
bab 21 Perasaan Tidak Bisa di Paksakan
22
BAB 22 Cinta Pandangan Pertama
23
BAB 23 Kesempatan
24
BAB 24 Makan Malam
25
BAB 25 Dobble Date
26
BAB 26 Asal Kebencian
27
BAB 27 Garis Dua
28
BAB 28 Marah
29
BAB 29 Buaya
30
Bab 30 Diusir
31
BAB 31 Keselek
32
BAB 32 Ilfeel
33
BAB 33 Mie
34
BAB 34 Musuh
35
BAB 35 Lolos
36
BAB 36 War
37
BAB 37 Sakit
38
BAb 38 Palsu
39
BAB 39 Pahlawan
40
BAB 40 Sakit
41
BAB 41 Hampir
42
BAB 42 Ungkapan
43
BAB 43 Bahagia
44
BAB 44 Borage
45
BAB 45 Sebelas
46
BAB 46 Kabur
47
Bab 47 Sepi
48
Bab 48 Suka
49
BAB 49 Dasar Mesum
50
BAB 50 Jebakan
51
Bab 51 Bulan Madu
52
BAB 52 Malu
53
BAB 53 Terbongkar
54
BAB 54 Gagal
55
BAB 55 Rencana Baru
56
BAB 56 Salah Sasaran.
57
BAB 57 Sedih
58
BAB 58 Pelaku
59
BAB 59 Naif
60
BAB 60 Mencuri
61
BAB 61 Apakah Benar
62
BAB 62 Masa Lalu
63
BAB 63 Bertengkar
64
BAB 64 Bercerai
65
BAB 65 Patah Hati
66
BAB 66 Direktur Baru
67
BAB 67 Gamon
68
BAB 68 Mie Ayam
69
BAB 69 Tangis
70
BAB 70 Hamil
71
BAB 71 Restu
72
BAB 72 Botak
73
BAB 73
74
BAB BAB 74
75
BAB 75 Kecelakaan
76
BAB 76 Pengakuan
77
BAB 77 END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!