"Bukan gitu Tuan, saya benar benar lupa" Jelas Kanaya pada Sean.
"Kalau kamu tidak mau saya suapi, maka suapi saya"
"Apa?" Kanaya berusaha memperjelas pendengaran nya.
"Cepat saya sudah lapar Kanaya"
"Padahal Tuan punya tangan"
"Saya cape habis tanda tangan"
"Saya juga cape habis masak"
"Yaudah saya panggil Galang untuk menyuapi kita"
"Eh, jangan jangan" Kanya mulai panik.
"Kalau begitu cepat"
Kanaya akhirnya menyendok kan makanan lalu menyuapi Sean, tidak lupa juga ia menyuapi dirinya sendiri dengan sendok yang sama. Pemandangan tersebut tidak luput dari pandangan Galang yang mengintip dari balik jendela, dia benar benar melihat Sean dengan kepribadian yang berbeda saat bersama Kanaya.
Tapi bagaimana bisa secepat itu Sean jatuh cinta, selama ini Sean melajang bukan karena tak ada yang mau padanya tetapi pria tersebut yang menolaknya.
Banyak pengusaha muda, model juga artis yang mendekati nya. Orang tua Sean juga sering menjodohkannya dengan rekan kerja atau anak dari temannya. Tapi Sean sama sekali tidak tertarik bahkan dengan terang terangan menolaknya.
Apa yang Kanaya punya sehingga membuat pria menyebalkan itu luluh padanya. Apa mungkin Kanaya menggunakan semacam guna guna untuk memikat Sean supaya luluh dan takluk padanya. Atau mungkin Kanaya menggunakan jurus Semar mesem seperti yang ia dengar pada lagu.
Tapi melihat penampilan dan kepribadian Kanaya tadi, dia bukan orang yang seperti itu. Gadis itu terkesan wanita baik baik apa adanya, apalagi saat berbicara dia tidak sungkan mengatakan apa yang ada dipikirannya tanpa berfikir atau menyaringnya terlebih dahulu.
Galang sudah cukup lama melamun hingga tidak menyadari bahwa Sean sudah ada dihadapannya, saat dirinya hendak berbalik dia terkejut karena wajah Sean tepat dihadapan wajahnya hanya terhalang oleh kaca.
Galang memegangi jantung nya yang berdegup kencang akibat terkejut, untung saja dia tidak mempunyai riwayat sakit jantung.
Sean mengibaskan tangannya pada Galang yang artinya menyuruh Galang pergi, setelah itu dia menutup tirai agar Galang tidak lagi dapat mengintip apa yang sedang dilakukan nya bersama Kanaya didalam ruangan.
Galang duduk kembali pada kursinya, tak lama dari itu datang seorang perempuan cantik dengan body goals yang sengaja ia lenggak lenggokkan untuk membuat para pria terpikat dan memuji tubuh nya yang indah.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa wanita itu mengincar Sean, dia sering menggoda Sean baik ketika hanya berdua atau ketika di tempat umum.
Sean sering menolaknya secara halus, dia tidak bisa menolaknya secara tegas seperti pada wanita lainnya. Karena dia adalah salah satu orang penting yang berada di perusahaan dan orang yang langsung diawasi oleh ayahnya.
Namanya Putri dia adalah sepupu Sean anak dari adik ayahnya. Sean menganggap Putri adalah adiknya tapi wanita itu tidak menganggap Sean sebagai kakak.
Sean dan Putri tumbuh bersama, dan dalam waktu bersamaan tumbuh pula perasaan Putri pada Sean, bukan sebagai saudara melainkan sebagai lawan jenis.
Semua keluarga sudah tahu tentang perasaan Putri, bahkan orang tua Putri pun sama, karena gadis itu mengatakan nya secara terang terangan. Orang tua Sean tidak bisa berbuat apa apa karena mereka tidak berhak mengatur kehidupan pribadi anaknya.
Sean jarang sekali menghadiri pertemuan keluarga besar yang diadakan satu kali dalam sebulan dengan dalih ia sibuk, padahal dirinya tidak ingin menghadiri karena mereka selalu mencoba menjodohkannya dengan Putri.
Dari awal Sean sudah mengatakan bahwa dirinya hanya menganggap Putri sebagai adik, tapi para orang tua baik nenek atau orang tua Putri tidak mengindahkannya dan terus saja men jodoh jodohkan nya.
Oleh sebab itu pula Putri bekerja di perusahaan ayahnya Sean, bukan di perusahaan ayahnya sendiri. Supaya bisa dekat dengan Sean kapan pun yang ia mau. Putri tidak akan mengetuk pintu terlebih dahulu saat memasuki ruangan Sean walau sudah beberapa kali diingatkan, dia bertindak semena mena pada pegawai lain dan sering melimpahkan pekerja nya pada orang lain.
Dia bisa kapan pun keluar masuk ruangan Sean baik ada keperluan ataupun tidak, Sean juga sudah bosan memperingatkan juga menegurnya. Sifat keras kepala dan semaunya sendiri tidak ada yang dapat menghentikannya bahkan kedua orang tuanya sekalipun.
Atas semua tingkah dan prilakunya tersebut hampir semua karyawan tidak menyukai bahkan membencinya termasuk Galang. Bahkan para karyawan mempunyai julukan tersendiri untuk Putri yaitu Mak lampir.
Putri masuk kedalam ruangan Sean dan melihat seorang wanita yang duduk saling berdempetan sedang menyuapi Sean.
Matanya seketika melotot dadanya terasa panas, tanpa aba aba lagi ia langsung menarik wanita tersebut untuk menjauh dari Sean hingga makanan yang berada di tangannya terjatuh berhamburan pada lantai.
"SIAPA LO, BERANI BERANI NYA MENYUAPI MAS SEAN" Teriak Putri dengan wajah marahnya.
Kanaya yang mendapat perlakuan tersebut tentu saja terkejut, apalagi melihat makanan yang berhamburan dilantai tanpa bisa dimakan kembali, padahal dia sudah susah payah memasaknya. Tetapi dengan lancang nya wanita itu menumpahkan bahkan kini meneriaki nya. Tentu saja Kanaya tidak akan diam begitu saja mendapat perlakuan yang seperti itu.
"GUE ISTRI NYA KENAPA, ADA JUGA LO YANG TIBA TIBA NEROBOS MASUK KE DALAM RUANGAN ORANG TANPA MENGETUK PINTU DAN BERBUAT YANG LANCANG, DIMANA SOPAN SANTUN LO" Balas Kanaya tak kalah kencang.
Sean sampai meneguk ludahnya kasar saat melihat Kanaya marah, dia tidak menyangka Kanaya memiliki sisi demikian. Padahal Sean sudah bersiap siap untuk membelanya supaya terlihat seperti suami yang sedang melindungi Istri. Tapi ternyata istri nya bisa melindungi dirinya sendiri.
"GAK USAH NGACO!" Sentak Putri.
Galang yang mendengar suara teriakan dari dalam ruangan Sean segera masuk untuk melihat apa yang sedang terjadi, namun dirinya malah melihat Sean yang begitu santai bahkan menikmati perdebatan kedua wanita tersebut.
"Bos, ini kenapa?" Tanya Galang mencari penjelasan.
"Udah liatin aja"
"Tidak dipisahkan"
"Nanti aja kalau udah mulai jambak jambakan"
Kanaya memperlihatkan jari manisnya yang tersemat cincin, juga menunjukkan pada putri jari Sean yang tersemat cincin yang sama.
"Masih gak percaya?" Kini Kanaya merogoh handphone nya, menghidupkan lalu menunjukkan layarnya pada Putri. Yah walpaper handphone nya belum Kanaya ganti masih berisi foto pernikahannya.
Putri terkejut, ia beralih menatap Sean "Ini bohong kan Mas?"
"Mas, Mas, gua aja yang bininya gak manggil gitu" Cibir Kanaya
Sean kini bangkit dari kursinya ia berjalan dan berdiri disamping Kanaya "Yah, dia Istri saya. Kami menikah dua bulan lalu" Kemudian Sean merangkulnya pinggang Kanaya dengan mesra lalu mencium sekilas pucuk kepalanya.
Kanaya tersenyum mengejek, ia puas melihat raut wajah putri yang memerah menahan amarah. Putri keluar dari ruangan Sean dengan membanting pintu.
BERSAMBUNG.......
Jangan lupa untuk like komen dan subscribe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments