Berulang kali Hana mengecek ponselnya tapi tidak ada satu pun notifikasi dari Daffa , terakhir pemuda itu menghubungi Hana tadi sore , tapi kini hingga malam hari Daffa juga tidak online.
Hana celingukan di depan jendela kamarnya itu berharap , Daffa akan datang malam ini kerumahnya .
Sebenarnya tanpa Hana sadari dia telah jatuh pada pesona Daffa dan bahkan menunggu kabar dari pemuda berandalan itu .
Hana menatap langit-langit kamarnya , perasaanya gusar saat ini bahkan dia tidak punya daya hanya untuk sekedar belajar .
" gak gak ! Gak mungkin kan gue suka sama dia ? " gumam Hana lirih .
tok tok
Suara ketukan pintu kamar Hana membangkitkan dia dari lamunannya , Hana segera membuka pintu kamarnya itu .
" ibu " .
Asih tersenyum lembut menatap Hana .
" ayo makan malam dulu , kamu pasti capek ya nak ? " .
" lumayan sih Bu " .
Kedua nya keluar dari kamar Hana menuju ke ruang tengah , sang bapak sudah menunggunya .
" loh kok kita makan ayam Bu ? " .
" iya nak , bapak tadi ada rejeki lebih jadi bisa beli ayam " ucap pria paruh baya itu .
" wah syukurlah ! " .
" iya nak , ayo makan dulu " .
Suasana kekeluargaan dan kehangatan begitu terasa saat ini , sejenak Hana bisa melupakan sosok Daffa .
Hana baru saja masuk ke dalam kamarnya dan langsung mengecek ponselnya , tidak ada notifikasi apapun .
Dia berdiri di depan jendela kamarnya menatap hitamnya langit malam itu .
" Daffa Arsenio " lirih Hana .
Seulas senyum tipis menghiasi wajah ayu Hana , salahkah dia jika merindukan sosok Daffa saat ini .
Hana melirik jam yang bertengger manis di dinding kamarnya , lagi-lagi dia menghela nafasnya kasar .
Sekarang sudah pukul sebelas , sampai semalam ini Daffa tidak datang ke rumahnya , ada sedikit rasa sesal yang bergelayut di hati Hana .
Andai saja dia tadi pamit pada Daffa , tapi siapa dia ? Bukankah status mereka tidak jelas .
Daffa , pemuda itu juga tidak bisa tidur , menurutnya penolakan Hana itu terlihat jelas dengan sikap gadis itu .
Apa dia memang terlalu buruk hingga tidak mampu untuk mendapatkan hati Hana .
" aerghhhh anjng dah ! " .
Daffa merebahkan tubuh nya ke atas ranjang dengan kasar , dia merasa bimbang harus mengejar atau kah mundur .
Daffa melihat ponselnya yang sunyi senyap tanpa ada notifikasi dari Hana , kecuali dari Bella pacarnya .
Tidak ingin berlarut , Daffa sudah tidak tahan dengan rasa sesak di dadanya saat ini , dia mengambil kunci motornya dan pergi mencari angin .
" mau kemana kamu ? Tanya wanita paruh baya itu .
" cari angin ! " sahut Daffa dingin .
Wanita itu bisa menangkap ada kemelut emosi dari nada bicara Daffa .
Dia akhirnya membiarkan saja Daffa pergi agar emosi anaknya itu reda .
Motor hitam itu meraung di tengah jalanan yang sudah sepi , dia memarkirkan motor itu tepat di depan rumah Hana .
Bahkan kamar gadis itu lampunya sudah padam saat ini , Daffa harus merasakan kecewa untuk yang kesekian kalinya .
" kamu bisa tidur han ? Apa kamu gak bisa rasain kalo aku suka sama kamu ? " gumam Daffa pelan .
Setelah puas mendapatkan angin segar , Daffa pun pergi dengan perasaan lega karna Hana sudah tidur , melihat itu saja bisa membuat seorang Daffa bernafas lega .
" Daffa ! Astaga nih anak ! Kumat lagi molornya ! " .
Wanita paruh baya itu , menggedor kamar sang putra dari jam enam hingga pukul setengah tujuh tapi tidak ada sahutan sama sekali .
" apa sih ma " sahut Daffa dengan muka bantalnya .
Wanita itu yang sudah emosi bercampur kesal langsung menjewer telinga Daffa .
" awh awh sakit ma aduh ! " .
" sakit kamu bilang ? Lihat ini jam berapa ? cepat mandi ! " .
" iya iya lepas dulu nih ma , aduh merah nanti ini ! " .
" dasar anak Badung ! " .
Daffa dengan malas masuk ke kamar mandi sambil mengusap kupingnya yang terasa panas .
Daffa yang biasanya bengis itu akan berubah menjadi anak manja ketika bersama mamanya .
Motor Daffa akhirnya sampai di sekolah setelah mandi kilat , untung saja dia tidak terlambat .
Paginya hancur karna ulah sang mama yang mengomelinya tiada henti .
Daffa berjalan dengan seragam sekolah yang dia keluarkan seakan sudah menjadi ciri khasnya .
Sebenarnya dia malas bersekolah hari ini , Daffa pun langsung hendak menuju ke rooftop dan tidak pergi ke kelasnya , dia ingin membolos saja .
Baru saja dia hendak naik , langkahnya terhenti karna suara lembut menyapa indera pendengarannya.
Netra hitam milik Daffa mendelik sempurna , kala dia melihat Hana gadis itu yang menyapanya dulu .
" Daffa " .
" h-hana ? " .
" emmm anu kemarin maaf ya , aku gak pamit sama kamu soalnya aku takut telat " ucap Hana sambil memilin ujung seragamnya.
" o-oh iya han , gak papa kok " sahut Daffa dengan nada shock tapi berusaha dia tutupi .
" emm kamu mau kemana ? Bukannya kelas kamu di ujung ya ? " .
" o-oh iya mau ini aku mau cari angin , iya cari angin" ucap Daffa gelagapan.
" kamu gak mau bolos kan ? " .
" e-enggak lah hahaha " ucap Daffa sambil tertawa guna menutupi rasa gugupnya.
" jangan bolos ya Daffa , kita udah kelas dua belas " ucap Hana lembut .
Degh
Jantung Daffa berdegub kencang .
" Lo sendiri kok masih diluar ? " .
" oh iya aku nunggu kamu , soalnya aku takut mau chat kamu takutnya kamu lagi sibuk " .
" a-apa ? " .
" aku duluan ya , kamu jangan bolos ! " .
Hana pun pergi meninggalkan Daffa yang saat ini masih terpaku menatap punggung indah milik Hana .
Apa tadi dia tidak salah dengar , Hana menunggunya .
Daffa menyentuh dadanya yang berdegub kencang , senyum semringah menghiasi wajah tegas itu .
Dengan semangat Daffa tidak jadi bolos , dia pun masuk ke kelasnya dan melewati kelas Hana , sesekali dia melirik Hana yang tampak tengah sibuk itu .
Seakan Hana adalah mood booster nya , Daffa berjalan dengan riang sembari bersiul .
Tatapan aneh dari teman kelasnya tak mampu menyurutkan niatnya untuk mengikuti pelajaran hari ini .
" woy daf ! " teriak Reza yang baru saja datang itu .
" lah Lo disini ? Kita udah nungguin Lo di rooftop taunya malah masuk " ucap Ares yang terlihat menyembul dari balik Reza .
" gak baik bolos kita udah kelas dua belas " .
" Halah lagak Lo kek orang bener aja ! " gerutu Reza .
" anjrr gue bilang gini , juga buat masa depan kita ! " .
" ckkk eh daf____
" sssttt diem Napa sih ! " gerutu Ares yang merasa lelah dengan perdebatan mereka .
Tak berselang lama guru yang mengajar itu pun masuk , dia menatap tak percaya jika ketiga murid bandel yang biasanya akan bolos di jamnya itu terlihat duduk manis di bangku masing-masing.
" Daffa ? apa saya tidak salah lihat ? " .
" maksud nya ? " tanya Daffa bingung .
" kamu mengikuti pelajaran saya ? " .
" iya pak , kan saya duduk disini " sahut Daffa dengan cengengesan.
Guru itu menggeleng tak percaya , dia berharap semoga Daffa akan terus begini dan berubah menjadi murid yang penurut dan patuh .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments