Tubuh Daffa masih mematung , dia tidak percaya jika Hana akan keluar dan menghampiri dirinya .
" kamu siapa ? " tanya Hana penasaran sambil menelisik penampilan Daffa .
Daffa tidak menjawab dia bingung , antara harus jujur atau tetap lari dan menyembunyikan perasaannya kini .
Tapi semakin dia bersembunyi terus , Hana tidak akan pernah tahu perasaannya itu . Dia tidak ingin menjadi seorang pengecut lagi , cukup satu tahun itu dia terus bersembunyi .
Daffa membuka helm fullfacenya yang tengah ia pakai , dia menyugar rambut tebalnya itu dan tersenyum manis menatap Hana yang tampak terkejut itu .
Hana menutup mulutnya tak percaya dengan siapa kini dia berbicara , Daffa pemuda yang harusnya dia hindari itu tiba-tiba saja sudah berada di selama rumahnya .
Untuk apa selama ini Daffa selalu datang kerumahnya , segala pertanyaan itu pun berkecamuk di dalam pikiran Hana saat ini .
" d-daffa " .
" h-hai han , kaget ya ? " ucap Daffa konyol .
Jelas saja saat ini Hana pasti kaget , mengingat mereka tidak pernah saling berinteraksi sebelumnya tapi kenapa Daffa bisa tahu dimana rumahnya .
" kamu ngapain ? " .
" main " .
" main ? " .
" kenapa kok tadi gak nemuin gue ? " .
Hana bingung dia harus menjawab apa .
" emmm anu____
Hana melirik ke sana kemari guna mencari alasan yang tepat , tidak mungkin kan dia bilang jika dia sengaja menghindari Daffa .
" kenapa ? " .
" emmm anu aku tadi udah telat mau ngelamar kerja iya udah telat" .
" oh besok bisa kan ketemuan ? " .
" ngapain ? Disini aja ngomong nya " .
" gak bisa gak enak juga kan udah malem , besok aku tunggu ya jangan lupa ! " .
Hana pun mengangguk mengiyakan , entahlah dia sendiri juga bingung kenapa harus mengangguk .
" aku pulang dulu , mimpi indah Farhana " ucap Daffa sambil mengelus lembut rambut Hana .
Hana pun terpaku , tatapannya mendelik tak percaya Daffa si bengis itu berlaku lembut padanya , ada apa dan kenapa ? .
Gadis itu masih terus saja melamun , sambil tersenyum sendiri dengan perlakuan lembut Daffa tadi .
Seakan tersadar Hana pun mengusir segala pemikiran konyolnya itu , menurutnya tidak mungkin jika Daffa akan menyukai dirinya .
Jika dibandingkan dengan Bella dia tidak ada apa-apanya , dia hanyalah gadis miskin sedangkan Bella anak seorang anggota DPR .
Sementara itu Daffa yang sudah pulang dari tadi , kini ia tengah berada di dalam kamarnya sambil senyum-senyum sendiri .
Dia masih membayangkan keberaniannya yang menyentuh lembut rambut Hana itu
" Farhana " ucap Daffa sambil menatap binar langit kamarnya yang menampilkan wajah Hana ketika tersenyum dengan manis .
Dia tidak sabar dengan hari esok dan bertemu dengan Hana , rencananya dia akan mengajak Hana pergi ke cafe yang sedang hits di kalangan muda .
" dok , apa besok saya sudah boleh pulang ? " tanya Bara dengan lemah .
" bagaimana rasanya apa kepala kamu masih sakit ? " .
" tidak dok " .
" baiklah sepertinya kamu memang sudah ingin pulang " .
" iya dok , saya rindu dengan teman-teman saya " .
" bagus kalo begitu , saya akan urus kepulangan kamu besok , kalo begitu saya permisi dulu " .
" makasih dok ! " ucap mama Bara .
Sepeninggal dokter itu , wanita paruh baya itu mendekati sang putra dan mengelus halus rambut ikal milik Bara .
" Bara , jika kamu sudah pulang nanti bisakah kamu berjanji pada mama ? " .
" janji apa ma ? " .
" jangan balapan lagi , itu bahaya " .
" enggak bisa ma ! " ucap Bara dengan tegas .
Wanita paruh baya itu pun tak lagi mengeluarkan suaranya saat ini , dia menyesal karna keegoisan sang suami menyebabkan Bara menjadi anak yang sangat sulit di atur .
Masih dia ingat dengan jelas , Bara kecil yang selalu bersikap patuh dan manis , hingga dia kedapatan menyukai anak dari pembantunya dan hal itu membuat papa Bara murka dan mengusir keluarga pembantunya itu .
Menurutnya dia tidak pantas untuk Bara sukai .
Keesokan harinya seperti biasa Daffa selalu berangkat pagi , Karna perintah sang papa yang meminta dirinya untuk mematuhi aturan yang berlaku di sekolah .
" pagi ma " sapa Daffa riang pada sang mama yang tampak heran itu .
" tumben ! Kayak lagi bahagia nih " .
" woooo ya jelas donk ma " .
" mas lihat anak kamu " .
" biarkan saja lah ma , namanya juga anak muda mungkin dia sedang kasmaran " .
" Widihh papa pro nih ! " .
" pro apa ? " .
" ya pro gitulah ma , masak gak tau ! " .
" apa maksudnya mas ? " .
" gak usah di dengar , Daffa memang jahil , kita sarapan aja " .
Daffa pun cekikikan sendiri , melihat wajah mamanya yang berubah masam .
Tiga puluh menit waktu yang Daffa butuhkan untuk sampai di sekolah nya , derungan motor Daffa menggema dengan nyaring .
Mata elang itu melirik ke arah gadis yang baru saja turun dari ojek online itu .
Sejenak keduanya saling menatap , buru-buru Hana mengalihkan pandangannya . setelah semalam dia berfikir untuk tidak terlalu berharap jika Daffa akan suka padanya .
Dia jadi teringat dengan teman masa kecilnya dulu , yang secara terang-terangan menyukai dirinya dan ibunya lah yang menjadi korban .
Hana tidak ingin itu terjadi lagi karna keegoisan dirinya yang juga menyukai tuan mudanya saat itu , seharusnya dia sadar jika kasta Mereka berbeda .
teng teng
Bel masuk itu berbunyi dengan nyaring , seolah tak menghentikan aktivitas Daffa yang memilih bersantai di rooftop sambil bermain game online .
Dia sangat malas untuk masuk kelas , Karna saat ini jam pelajaran matematika hal yang paling dia benci .
" woy anjr ! Matikan gue ! Ogeb lu res ! " gerutu Reza .
" kok gue ? " .
" Lo tuh ya , udah tahu gue di keroyok Lo malah kabur , anjrr lah akkhh !! " gerutu Reza yang merasa tidak terima karena dia yang pertama harus out dari game .
" ckk... Makannya pelajarin skill jangan kebanyakan bacot Lo ! " ucap Ares tak terima di salahkan .
" ck diem ! " sahut Daffa yang terlihat tengah asyik menyerang musuh di aplikasi game .
Ketiga nya pun tak lagi berbicara , tinggal Ares dan Daffa yang sedang Mabar saat ini . Kegiatan asyik mereka terpaksa harus terhenti karna ada suara yang sangat mereka kenali .
" woy bolos terus ! Sini kalian ! " hardik guru itu dengan menatap tajam ke arah mereka .
Dengan malas Daffa dan temannya itu berjalan ke arah guru yang tampak tengah berkacak pinggang dengan tatapan mata nyalang .
" gak bosen ya kamu Daffa ! " .
Tak ada sahutan sama sekali , mereka bertiga diam sambil mengunyah permen karet .
" ikut saya ! terutama kamu Daffa ! Jangan mentang-mentang papa kamu yang punya sekolah ini dengan seenaknya kamu disini ! " hardik guru itu tajam .
Pak guru itu menyeret ketiganya , Daffa yang paling parah kuping nya dijewer dengan sangat keras hingga warnanya memerah .
Sepanjang jalan mereka menjadi pusat tontonan para murid yang kini tengah mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung tak terkecuali Hana yang melihat heran ke arah Daffa .
Dia menggeleng samar , kenapa ada anak seperti Daffa itu pikirnya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments