Malam pun tiba , sudah sedari tadi Daffa memeriksa motornya itu , hari ini dia akan menggunakan motornya untuk balapan dengan Bara ketua geng the wolf .
Setiap kali mengingat bagaimana Abdi meninggal di arena sirkuit karna dikeroyok anggota geng the wolf , dia menggertakan giginya .
Malam itu dia tidak bisa hadir di balapan liar , jadi dia meminta Abdi untuk menggantikan dirinya , alhasil Adbi pun menang tapi Bara dan yang lainnya tidak terima karna bukan Daffa yang balapan dengannya melainkan Abdi.
Hal itu pula yang memancing emosi Bara saat itu , dengan brutalnya dia mengeroyok Abdi hingga tewas yang naasnya Abdi hanya bertiga dengan teman yang lain .
Sedangkan Bara berjumlah sepuluh orang , jadilah Abdi kalah dan meninggal di tempat Karna dia yang di jadikan sasaran , sementara dua lainnya kondisi nya kritis dan salah satu dari mereka ada yang masih terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit .
Sudah berulang kali Daffa melaporkan kejadian ini ke kantor polisi , tapi polisi menolak laporannya Karna tidak ada bukti yang kuat .
Daffa pun akhirnya memilih untuk membalaskan dendamnya sendiri , dengan menyerang markas the wolf kemarin malam .
Dan berhasil melumpuhkan sebagian dari anggota geng itu , setidaknya dia bisa merasa sedikit puas jika berhasil membuat Bara cidera malam ini .
" Daffa , mau kemana kamu ? " tanya wanita paruh baya itu sambil berkacak pinggang.
" main " .
" kamu tuh ya tiap malem kerjaannya keluyuran terus , lihat tuh kak Davin dia sudah berhasil menjadi anggota polisi , sedangkan kamu ! " .
Daffa mencengkeram stang motornya itu dengan kuat , dia begitu membenci Davin .
Seolah enggan mendengarkan celotehan sang mama , Daffa akhirnya menggeber motornya itu dan keluar begitu saja tanpa berpamitan .
" astaga tuh anak ! " ucap wanita itu sambil mengelus dadanya .
Tak berapa lama kemudian , tampak mobil Alphard masuk ke area pelataran rumah mewah itu. Wanita paruh baya itu masih di depan teras rumah nya sambil berkacak pinggang .
" mas lihat anak kamu kelakuannya , bikin darah tinggi ku naik saja ! " gerutu nya pada sang suami yang baru saja pulang bekerja itu .
" kenapa lagi sih ma ? Ayo masuk dulu gak baik berbicara di depan pintu seperti ini " .
Mereka pun akhirnya masuk dan duduk di ruang tengah yang terlihat begitu mewah dengan design interior ala America .
" mas , Daffa tuh masak tadi mama cuma bilang untuk tidak terus menerus keluar malam malah menggeber motornya kencang dan pergi gitu aja tanpa pamit sama mama ! " sergah wanita itu .
Terdengar suara helaan nafas dari pria paruh baya itu , baru juga datang langsung mendapatkan pengaduan dari sang istri.
" ma , mama yakin jika Daffa akan berlaku seperti itu tanpa ada sebab ? " .
" maksud papa ? " .
" ma , Daffa seperti itu pasti ada alasan kuat yang mendasari , dia itu sebenarnya anak yang baik ma , cuma kadang dia perlu kita bimbing Karna usianya juga masih labil " .
Hening , tak ada sahutan dari wanita paruh baya itu , dia teringat jika tadi sempat menyebut nama Davin.
" apa Karna Davin pa ? " .
" maksudnya ma ? " .
" tadi mama nyebut nama Davin , dia itu pintar dan sudah menjadi polisi " .
" iya ma bisa jadi , lain kali jangan berbicara seperti itu , itu hanya akan membuat Daffa semakin memberontak " .
" iya pa " .
Sementara itu Daffa melajukan motornya dengan kecepatan penuh , dia butuh angin segar saat ini , seperti biasanya jika dia sedang dalam masalah dia selalu menuju rumah Hana .
Daffa meraup sebanyak mungkin oksigen , agar bisa menghilangkan rasa sesak di dadanya saat ini .
Setelah cukup puas memandangi rumah Hana , dia pun melanjutkan perjalanannya menuju ke arena sirkuit balapan liar .
Tak butuh waktu lama Daffa sudah sampai , dan tempat itu sudah penuh dengan para anak muda mudi yang ingin menyaksikan langsung pertandingan antara dua geng yang cukup berpengaruh di ibukota .
Suara geberan motor itu tak terelakan lagi , berbagai macam derungan terdengar begitu nyaring.
Reza yang menyadari kedatangan Daffa langsung melambaikan tangannya .
" bos ! " sapa para anggota geng the Tiger .
Daffa pun mengangguk sebagai tanda sapaan nya , mata elang itu melirik ke sebelah kanan dan terlihat jika Bara saat ini juga sudah bersiap di atas motornya .
" daf , hati-hati dia licik jangan sampai Lo kepancing " bisik Ares .
Daffa menggangguk mengiyakan .
Seorang wanita berpakaian cukup sexy berdiri di tengah-tengah mereka sambil membawa bendera , tanda sebentar lagi pertandingan akan dimulai.
" One two three go !!! " seru wanita itu .
Dengan mata elang itu Daffa melesat menjauh dengan kecepatan tingginya , dia mengungguli Bara saat ini .
Tidak akan dia biarkan Bara menang , ini sebagai bentuk solidaritas Daffa untuk mengenang Abdi.
Bara tidak tinggal diam dia mengejar Daffa dan berusaha menendang motor Daffa itu , Daffa pun berhasil mengeles dengan sadar dia menendang motor Bara hingga membuat Bara jatuh tersungkur di atas aspal .
Daffa yang melihat itu pun berhenti dan memutar motornya , tercipta senyum smirk dari wajah nya .
" mampus ! " desis Daffa tajam .
Kemudian dia meninggalkan Bara begitu saja , dengan darah yang mengalir deras dari pelipisnya .
" brngsek ! " desis Bara sambil mengepalkan tangannya meski gerakannya lemah .
Suara geberan motor sport itu pun muncul untuk pertama kali , dan membuat anggota the Tiger bersorak gembira Karna Daffa yang menenangkan pertandingan itu .
" wooohhoooo bro ! " ucap mereka girang .
Anggota geng the wolf itu masih menunggu kedatangan Bara saat ini , tapi tidak ada tanda-tanda sama sekali .
Angga salah satu sahabat dekat Bara menghampiri Daffa yang tampak tengah bersorak Sorai itu .
" mana Bara ? " tanya Angga sinis .
Daffa menoleh dan senyum miring " mati kali ! " sahutnya enteng.
Angga langsung naik pitam , dia ingin menghajar Daffa saat ini tapi di halangi anggota the Tiger lainnya .
" bngsat ! " desis Angga menatap Daffa nyalang .
" nyawa di balas nyawa , kalo temen Lo belum mati gue bakal terus ngejar dia ! " sergah Daffa .
Angga pun pergi dari tempat itu , dan mengajak anggota lainnya guna mencari dimana Bara saat ini . Angga mencengkeram stang dengan kuat dan melesat sambil menggeber motornya.
Suara riuh itu terdengar menggema di markas the Tiger saat ini , mereka sedang merayakan kemenangan Daffa .
" daf , gimana tadi ? " tanya Ares penasaran .
" dia gak curang kan ? " sahut Reza yang ikut menimpali.
" dia curang duluan jadi gue cuma bales aja " ucap Daffa enteng sambil meminum minuman kaleng yang tengah ia pegang itu .
" widihhh keren Lo bro ! " ucap salah satu dari anggota geng Tiger .
Suara riuh kembali terdengar , Daffa pun ingin pergi ke toilet yang sebenarnya dia pergi ke taman belakang yang cukup luas itu .
Markas itu adalah pemberian papanya karna dulu markas itu milik sang papa yang juga anggota geng saat masih muda .
" untung Lo gak lapor bang Davin " bisik Reza ke Ares.
Ares mengangguk mengiyakan setelah dia pikir tidak seharusnya dia memanggil Davin Karna Daffa pasti bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Sementara saat ini Daffa , memandang langit malam yang gelap itu tanpa ada bintang bahkan bulan .
" Farhana aku sayang kamu " lirih Daffa .
Daffa mengambil ponsel nya di dalam saku celananya , dia melihat foto Hana yang dia bidik secara diam-diam, senyum merekah itu terukir jelas di wajah Daffa .
Senyum yang tidak pernah dia perlihatkan pada siapapun. Hanya memandang foto Hana saja bisa membuat hati Daffa yang dingin menghangat .
Hana gadis lembut itu benar-benar sudah mencuri hati Daffa sang Badboy bengis .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments