__Cinta yang sekedarnya__
🌸 Cintailah kekasihmu sekedarnya saja. Siapa tahu nanti akan jadi musuhmu.
Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja.
Siapa tahu nanti akan menjadi kekasihmu. ☘️
{Ali Bin Abi Thalib}
🍂🍂🍂
Saatnya Dimas menyelesaikan urusan asmara dan hatinya
Beijing Capital International airport China, Adalah Bandar udara tersibuk nomer dua di dunia.
Setelah Bandar udara Hartsfield-Jackson Atlanta internasional airport AS.
Airport Beijing. Seseorang sedang menunggu pemberangkatan pesawat untuk menuju Kairo Mesir.
"Dim, Kau yakin akan ke Kairo?" tanya Hasan. Mungkin sudah ratusan kali Hasan bertanya mengenai pemberangkatan Dimas ke Kairo bukan ke Indonesia, Hasan heran entah apa yang ada di pikiran sahabat karibnya. Begitu
rumit.
Bukanya menjawab pertanyaan hasan, Dimas malah memberikan peringatan untuk Hasan. "Ingat aku titipan perusahaan Almarhum Papa, Meskipun tidak sebesar saat dikelola Papa. Dan segeralah nikahi Sarah. Nanti dia di ambil orang?"
Hasan malah membalikan kalimat terakhir kepada dimas. "Yang seharusnya di ambil orang tuh Jogjamu, Karena sudah terlalu lama Kau membuatnya menunggu."
Dimas hanya membalas ucapan Hasan dengan senyuman getir. Tak lama terdengar suara pemberitahuan pesawat menuju Kairo akan segera berangkat.
"Hati-hati Dim." Tak terasa sebuah perpisahan pun terjadi dan sampai menitikkan air mata netra hitam Hasan.
"Cengeng amat, Aku pergi untuk berhijrah. Bukan meninggal." ledek Dimas cengengesan yang non faedah.
Hasan pun melintir tangan Dimas sedikit kuat dan Dimas pun terdengar merintih. "Adu..du..duh sakit San." Hasan pun melepaskan litiran tangannya dan memeluk dimas.
"Aku akan jaga amanat dari Tuan Erwin, jangan khawatir, justru yang ku khawatirkan dirimu yang akan menerima penolakan dari Jogja, bahkan mungkin dia akan mengusirmu sebelum Kau memasuki rumahnya." ucap Hasan.
"Oke by. Assalamualaikum." Dimas pun berlalu meninggalkan Hasan.
"Waalaikumsalam." Hasan hanya bisa memandang kepergian Dimas. Entah kenapa Hasan merasa Dimas bagaikan Musafir yang belum menemukan tempat untuk dia diam menetap.
🍂🍂🍂
Kairo Mesir 2 tahun kemudian.
Universitas Al-Azhar ،جامعة الأزهر
Jami'at Al-'Azhar al-syarif.
Masjid Al-'Azhar di Kairo Mesir.
Mulanya universitas ini dibangun oleh Bani Fatimiyah yang menganut mazhab Syi'ah Islamiyyah. Dan sebutan Al-'Azhar di ambil dari nama Sayyidah Fatimah Az-Zahra, Putri Nabi Muhammad. masjid ini dibangun sekitar 970-972. Pelajaran dimulai di Al-'Azhar pada Ramdhan oktober 975. Ketika ketua mahkamah Agung Abdul Hasan Ali bin Al Nu'man mulai mengajar dari buku "Al-Ikhtisar"
mengenai topik yurisprudensi Syi'ah. Madrasah, tempat pendidikan agama, yang terhubung dengan Masjid ini dibangun pada tahun 988. Belakangan, tempat ini menjadi sekolah bagi kaum Sunni menjelang abad pertengahan, dan terus terpelihara hingga saat ini.
Seorang lelaki sedang berada di perpustakaan membaca Arsip, Mengenai tentah sejarah Islam di Mesir.
"Assalamualaikum Dim." tanya seorang lelaki salah satu murid asal Indonesia timur.
"Waalaikumsalam Dam." jawab Dimas.
"Aku ingin bertanya padamu...," pertanyaan seorang lelaki yang Dimas panggil Dam terpotong. Lelaki itu bernama Adam asal Lombok.
"Kita bicara nanti setelah tidak berada di perpustakaan." jawab Dimas.
"Baiklah, Maaf." jawab Adam. Dimas mengangguk dan tersenyuman.
Perpustakaan Al-'Azhar dianggab nomor dua terpenting di Mesir setelah perpustakaan dan Arsip Nasional Mesir. Al-Azhar yang bermitra dengan ITEP, suatu perusahaan teknologi Dubai. Pada bulan Mei 2005 meluncurkan proyek YM Mohhamed bin Rasyid Al Maktoum untuk melestarikan dan mempublikasikan Naskah Al-Azhar secara Online ("Proyek Al-Azhar Online");
Dengan membawa misi untuk memberikan akses Online Kepada masyarakat atas seluruh koleksi manuskrip langka (terdiri dari sekitar tujuh juta halaman). Yang dimiliki perpustakaan Al-'Azhar. (Sumber Wikipedia).
"Ada apa Adam?" Kini Dimas yang kembali bertanya kepada Adam setelah mereka keluar dari perpustakaan.
"Kudengar satu minggu lagi Kamu akan pulang ke Indonesia?" tanya Adam memastikan.
"Insya Allah, memang kenapa?"
"Aku hanya ini memberikan barang untuk Ibuku di Lombok, beliau ingin aku membelikan tasbih dan sajadah Kairo."
"Lalu?"
"Hanya itu saja Dim, Kau kan tahu aku masih dua tahun lagi untuk menunggu kelulusanku, aku tidak mau Ibuku menuggu terlalu lama."
"Memang apa yang terjadi pada Ibumu?"
"Ibuku mengidap penyakit leukimia, dan aku ingin mewujudkannya, memiliki sajadah dari Kairo. Bukan karena tidak suka sajadah tanah air. Tapi aku tidak tahu pasti keinginannya itu."
"Sabar Dam, Allah akan selalu menjaga Ibumu, insyaallah jika aku tidak ada halangan aku memang berencana untuk pulang ke Indonesia. Dan akan aku sampaikan salammu."
"Syukron Dimas, Syukron."
###
Satu minggu kemudian.
Tepat dimana Dimas menginjakkan kaki di tanah air. Bandar udara Yogyakarta Internasional Airport.
Dalam bahasa Jawa. "Papan Anggegana Internasiyonal Ngayogyakarta."
"Selamat datang Jogja." ucap Dimas lirih. setelah sampai di lobby Bandara, sambil merentangkan tangan dan menghirup udara Jogja yang sudah terpapar polusi, menghembuskanya perlahan.
"Entah Kau akan membenci atau mengusirku Aku tidak perduli." ucap Dimas lagi.
Datang dari kejauhan menghampiri Dimas seorang wanita berkata.
"Ya Allah Dimas Kau membuatku tersiksa." ucap seorang wanita setengah takjub akan penampilan Dimas sekarang. Lebih Religius dengan tambahan sedikit jenggot yang tumbuh di dagunya.
Dimas tersenyum, Dan ketika Dimas melihat kearah perut wanita itu nampak membesar tidak mungkinkan itu penyakit. Seketika Dimas menyingkirkan pikiran negatif. 'Nauzubillah' dalam hati Dimas.
Wanita itu pun diam melihat kebingungan yang terjadi dengan Dimas.
"Kenapa perutmu membesar?" tanya Dimas penasaran.
"Dia sedang mengandung anakku!" Tiba-tiba dari arah belakang Dimas berdiri, seorang lelaki yang menjawab pertanyaan Dimas.
Dimas pun menoleh ke sumber suara. Dan melihat laki-laki berpenampilan sama sepertinya. memakai baju Koko model Pakistan.
"Assalamualaikum, Aku adalah suaminya, kenalkan Aku Bagas." Bagas pun mengulurkan tangannya. dan berdiri tepat di sebelah wanita itu. Bagas baru menyusul menemui Dimas karena setelah turun dari mobil ada panggilan telefon.
Dimas pun menjabat tangan Bagas. "Waalaikumsalam, Selamat yah, Aku Dimas."
Dimas pun kembali memandang wanita di sebelah Bagas. "Kenapa kamu tidak mengundang atau pun hanya sekedar menghubungiku, untuk mengabarkan kalau Kamu sudah menikah?" tanya Dimas.
"Ku pikir Kamu telah melupakan ku, selama ini kan Kamu yang pergi dan tidak pernah menghubungiku. Hanya pernah satu kali itupun kamu telah mengecewakanku." Jawab wanita itu acuh.
Bagas pun mencoba mengalihkan pembicaraan yang mulai tidak mengenakan. "Ayo, Pak sugeng sudah menunggu di parkiran. Ayo Dim Ayo Yang." Bagas mengajak Dimas dan wanita yang dipanggilnya 'Yang'.
#
#
#
#
Siapa yah kira-kira wanita itu.???🤔
#
Ikuti terus cerita selanjutnya, Jangan lupa teman-teman untuk selalu mendukung berupa apapun aku tidak memaksa seikhlasnya.
#
Terimakasih yang sudah mendukung berupa like, Vote, rate 5 dan komentar positif kalian.
#
Sekarang salamku ganti.
#
Salam sehat selalu. Manis ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Jumadin Adin
yg hamil rani
2021-11-16
0
chonurv
cinta sejati hanyalah Tuhan.
2020-12-23
0
Wilda Daeng Patappa
pasti Rani sahabat Arum
2020-11-25
2