Bab 17

__Cinta yang sekedarnya__

🌸 Cintailah kekasihmu sekedarnya saja. Siapa tahu nanti akan jadi musuhmu.

Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja.

Siapa tahu nanti akan menjadi kekasihmu. ☘️

{Ali Bin Abi Thalib}

🍂🍂🍂

Saatnya Dimas menyelesaikan urusan asmara dan hatinya

Beijing Capital International airport China, Adalah Bandar udara tersibuk nomer dua di dunia.

Setelah Bandar udara Hartsfield-Jackson Atlanta internasional airport AS.

Airport Beijing. Seseorang sedang menunggu pemberangkatan pesawat untuk menuju Kairo Mesir.

"Dim, Kau yakin akan ke Kairo?" tanya Hasan. Mungkin sudah ratusan kali Hasan bertanya mengenai pemberangkatan Dimas ke Kairo bukan ke Indonesia, Hasan heran entah apa yang ada di pikiran sahabat karibnya. Begitu

rumit.

Bukanya menjawab pertanyaan hasan, Dimas malah memberikan peringatan untuk Hasan. "Ingat aku titipan perusahaan Almarhum Papa, Meskipun tidak sebesar saat dikelola Papa. Dan segeralah nikahi Sarah. Nanti dia di ambil orang?"

Hasan malah membalikan kalimat terakhir kepada dimas. "Yang seharusnya di ambil orang tuh Jogjamu, Karena sudah terlalu lama Kau membuatnya menunggu."

Dimas hanya membalas ucapan Hasan dengan senyuman getir. Tak lama terdengar suara pemberitahuan pesawat menuju Kairo akan segera berangkat.

"Hati-hati Dim." Tak terasa sebuah perpisahan pun terjadi dan sampai menitikkan air mata netra hitam Hasan.

"Cengeng amat, Aku pergi untuk berhijrah. Bukan meninggal." ledek Dimas cengengesan yang non faedah.

Hasan pun melintir tangan Dimas sedikit kuat dan Dimas pun terdengar merintih. "Adu..du..duh sakit San." Hasan pun melepaskan litiran tangannya dan memeluk dimas.

"Aku akan jaga amanat dari Tuan Erwin, jangan khawatir, justru yang ku khawatirkan dirimu yang akan menerima penolakan dari Jogja, bahkan mungkin dia akan mengusirmu sebelum Kau memasuki rumahnya." ucap Hasan.

"Oke by. Assalamualaikum." Dimas pun berlalu meninggalkan Hasan.

"Waalaikumsalam." Hasan hanya bisa memandang kepergian Dimas. Entah kenapa Hasan merasa Dimas bagaikan Musafir yang belum menemukan tempat untuk dia diam menetap.

🍂🍂🍂

Kairo Mesir 2 tahun kemudian.

Universitas Al-Azhar ،جامعة الأزهر

Jami'at Al-'Azhar al-syarif.

Masjid Al-'Azhar di Kairo Mesir.

Mulanya universitas ini dibangun oleh Bani Fatimiyah yang menganut mazhab Syi'ah Islamiyyah. Dan sebutan Al-'Azhar di ambil dari nama Sayyidah Fatimah Az-Zahra, Putri Nabi Muhammad. masjid ini dibangun sekitar 970-972. Pelajaran dimulai di Al-'Azhar pada Ramdhan oktober 975. Ketika ketua mahkamah Agung Abdul Hasan Ali bin Al Nu'man mulai mengajar dari buku "Al-Ikhtisar"

mengenai topik yurisprudensi Syi'ah. Madrasah, tempat pendidikan agama, yang terhubung dengan Masjid ini dibangun pada tahun 988. Belakangan, tempat ini menjadi sekolah bagi kaum Sunni menjelang abad pertengahan, dan terus terpelihara hingga saat ini.

Seorang lelaki sedang berada di perpustakaan membaca Arsip, Mengenai tentah sejarah Islam di Mesir.

"Assalamualaikum Dim." tanya seorang lelaki salah satu murid asal Indonesia timur.

"Waalaikumsalam Dam." jawab Dimas.

"Aku ingin bertanya padamu...," pertanyaan seorang lelaki yang Dimas panggil Dam terpotong. Lelaki itu bernama Adam asal Lombok.

"Kita bicara nanti setelah tidak berada di perpustakaan." jawab Dimas.

"Baiklah, Maaf." jawab Adam. Dimas mengangguk dan tersenyuman.

Perpustakaan Al-'Azhar dianggab nomor dua terpenting di Mesir setelah perpustakaan dan Arsip Nasional Mesir. Al-Azhar yang bermitra dengan ITEP, suatu perusahaan teknologi Dubai. Pada bulan Mei 2005 meluncurkan proyek YM Mohhamed bin Rasyid Al Maktoum untuk melestarikan dan mempublikasikan Naskah Al-Azhar secara Online ("Proyek Al-Azhar Online");

Dengan membawa misi untuk memberikan akses Online Kepada masyarakat atas seluruh koleksi manuskrip langka (terdiri dari sekitar tujuh juta halaman). Yang dimiliki perpustakaan Al-'Azhar. (Sumber Wikipedia).

"Ada apa Adam?" Kini Dimas yang kembali bertanya kepada Adam setelah mereka keluar dari perpustakaan.

"Kudengar satu minggu lagi Kamu akan pulang ke Indonesia?" tanya Adam memastikan.

"Insya Allah, memang kenapa?"

"Aku hanya ini memberikan barang untuk Ibuku di Lombok, beliau ingin aku membelikan tasbih dan sajadah Kairo."

"Lalu?"

"Hanya itu saja Dim, Kau kan tahu aku masih dua tahun lagi untuk menunggu kelulusanku, aku tidak mau Ibuku menuggu terlalu lama."

"Memang apa yang terjadi pada Ibumu?"

"Ibuku mengidap penyakit leukimia, dan aku ingin mewujudkannya, memiliki sajadah dari Kairo. Bukan karena tidak suka sajadah tanah air. Tapi aku tidak tahu pasti keinginannya itu."

"Sabar Dam, Allah akan selalu menjaga Ibumu, insyaallah jika aku tidak ada halangan aku memang berencana untuk pulang ke Indonesia. Dan akan aku sampaikan salammu."

"Syukron Dimas, Syukron."

###

Satu minggu kemudian.

Tepat dimana Dimas menginjakkan kaki di tanah air. Bandar udara Yogyakarta Internasional Airport.

Dalam bahasa Jawa. "Papan Anggegana Internasiyonal Ngayogyakarta."

"Selamat datang Jogja." ucap Dimas lirih. setelah sampai di lobby Bandara, sambil merentangkan tangan dan menghirup udara Jogja yang sudah terpapar polusi, menghembuskanya perlahan.

"Entah Kau akan membenci atau mengusirku Aku tidak perduli." ucap Dimas lagi.

Datang dari kejauhan menghampiri Dimas seorang wanita berkata.

"Ya Allah Dimas Kau membuatku tersiksa." ucap seorang wanita setengah takjub akan penampilan Dimas sekarang. Lebih Religius dengan tambahan sedikit jenggot yang tumbuh di dagunya.

Dimas tersenyum, Dan ketika Dimas melihat kearah perut wanita itu nampak membesar tidak mungkinkan itu penyakit. Seketika Dimas menyingkirkan pikiran negatif. 'Nauzubillah' dalam hati Dimas.

Wanita itu pun diam melihat kebingungan yang terjadi dengan Dimas.

"Kenapa perutmu membesar?" tanya Dimas penasaran.

"Dia sedang mengandung anakku!" Tiba-tiba dari arah belakang Dimas berdiri, seorang lelaki yang menjawab pertanyaan Dimas.

Dimas pun menoleh ke sumber suara. Dan melihat laki-laki berpenampilan sama sepertinya. memakai baju Koko model Pakistan.

"Assalamualaikum, Aku adalah suaminya, kenalkan Aku Bagas." Bagas pun mengulurkan tangannya. dan berdiri tepat di sebelah wanita itu. Bagas baru menyusul menemui Dimas karena setelah turun dari mobil ada panggilan telefon.

Dimas pun menjabat tangan Bagas. "Waalaikumsalam, Selamat yah, Aku Dimas."

Dimas pun kembali memandang wanita di sebelah Bagas. "Kenapa kamu tidak mengundang atau pun hanya sekedar menghubungiku, untuk mengabarkan kalau Kamu sudah menikah?" tanya Dimas.

"Ku pikir Kamu telah melupakan ku, selama ini kan Kamu yang pergi dan tidak pernah menghubungiku. Hanya pernah satu kali itupun kamu telah mengecewakanku." Jawab wanita itu acuh.

Bagas pun mencoba mengalihkan pembicaraan yang mulai tidak mengenakan. "Ayo, Pak sugeng sudah menunggu di parkiran. Ayo Dim Ayo Yang." Bagas mengajak Dimas dan wanita yang dipanggilnya 'Yang'.

#

#

#

#

Siapa yah kira-kira wanita itu.???🤔

#

Ikuti terus cerita selanjutnya, Jangan lupa teman-teman untuk selalu mendukung berupa apapun aku tidak memaksa seikhlasnya.

#

Terimakasih yang sudah mendukung berupa like, Vote, rate 5 dan komentar positif kalian.

#

Sekarang salamku ganti.

#

Salam sehat selalu. Manis ☺️

Terpopuler

Comments

Jumadin Adin

Jumadin Adin

yg hamil rani

2021-11-16

0

chonurv

chonurv

cinta sejati hanyalah Tuhan.

2020-12-23

0

Wilda Daeng Patappa

Wilda Daeng Patappa

pasti Rani sahabat Arum

2020-11-25

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 01
2 Bab 02
3 Bab 03
4 Bab 04
5 Bab 05
6 Bab 06
7 Bab 07
8 Bab 08
9 Bab 09
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 •Mengungkap Ancaman•
26 Bab 26 •Menerimamu•
27 Bab 27 •Akad•
28 Bab 28 •Bersamamu•
29 Bab 29 Pertengkaran
30 Bab 30 Kecemburuan Dimas
31 Bab 31 Masih Kecemburuan Dimas
32 Bab 32 Resepsi
33 Bab 33 Acara
34 Bab 34 Acara malam
35 Bab 35 Rahasia
36 Bab 36 Kesempatan
37 Bab 37 perasaan
38 Bab 38 Rumah sakit
39 Bab 39 Syukuran
40 Bab 40 Kelahiranmu
41 Bab 41 Medina
42 Bab 42 Sebuah kenangan
43 Bab 43 Lombok
44 Bab 44 Suku Sasak Lombok
45 Bab 45 Keindahan Lombok
46 Bab 46 Positif
47 Bab 47 kejahilan Dimas
48 Bab 48 Tersenyum
49 Bab 49 Jalan Allah
50 Bab 50 Salah tingkah
51 Bab 51 Kejujuran
52 Bab 52 Uwais al-Qarni
53 Bab 53 Poligami
54 Bab 54 Saifullah Almaslul
55 Bab 55 Bubur sumsum
56 Bab 56 Bubur sumsum 2
57 Bab 57 Musibah
58 Bab 58 Ujian hidup
59 Bab 59 Rencana Pindah
60 Bab 60 Balas dendam
61 Bab 61 Melepas Rindu
62 Bab 62 Gelisah
63 Bab 63 Hati Nurani
64 Bab 64 Ikhlas
65 Bab 65 Makna Ikhlas
66 Bab 66 New Normal
67 Bab 67 Merajut asa
68 Bab 68 Gus Miftah
69 Bab 69 Panggilan Hati
70 Bab 70 Olahraga
71 Bab 71 Berbagi
72 Bab 72 Daster
73 Bab 73 Cemburu
74 Bab 74 Bucin
75 Bab 75 Lamaran
76 Bab 76 Malioboro
77 Bab 77 Cukur Kumis
78 Bab 78 Bocor Alus
79 Bab 79 Gusar
80 Bab 80 Akrofobia
81 Bab 81 Menikah Denganku
82 Bab 82 Menjadi yang kedua
83 Bab 83 Gawat
84 Bab 84 Lupakan
85 Bab 85 Meminta Restu
86 Bab 86 Sujud Syukur
87 Bab 87 Overdosis
88 Bab 88 Awan Mendung
89 Bab 89 Sunan Kalijaga
90 Bab 90 Sunan Kalijaga ²
91 Bab 91 Semur Jengkol
92 Bab 92 Panas Dingin
93 Bab 93 Fitness
94 Bab 94 Berpuasa
95 Bab 95 Putu sama Klepon
96 Bab 96 Teka Teki
97 Bab 97 Dagang Warteg
98 Bab 98 Walimatul haml
99 Bab 99 Maulid Nabi
100 Bab 100 Jagung Bakar
101 Bab 101 USG
102 Bab 102 Mengenang Tragedi
103 Bab 103 Banci
104 Bab 104 Melewati masa kritis
105 Bab 105 Khusus
106 Bab 106 Heppy Ending
107 Renungan Hari Jum'at
108 Renungan jiwa dihari Jum'at
109 Sholawat Gus Dur
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 01
2
Bab 02
3
Bab 03
4
Bab 04
5
Bab 05
6
Bab 06
7
Bab 07
8
Bab 08
9
Bab 09
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 •Mengungkap Ancaman•
26
Bab 26 •Menerimamu•
27
Bab 27 •Akad•
28
Bab 28 •Bersamamu•
29
Bab 29 Pertengkaran
30
Bab 30 Kecemburuan Dimas
31
Bab 31 Masih Kecemburuan Dimas
32
Bab 32 Resepsi
33
Bab 33 Acara
34
Bab 34 Acara malam
35
Bab 35 Rahasia
36
Bab 36 Kesempatan
37
Bab 37 perasaan
38
Bab 38 Rumah sakit
39
Bab 39 Syukuran
40
Bab 40 Kelahiranmu
41
Bab 41 Medina
42
Bab 42 Sebuah kenangan
43
Bab 43 Lombok
44
Bab 44 Suku Sasak Lombok
45
Bab 45 Keindahan Lombok
46
Bab 46 Positif
47
Bab 47 kejahilan Dimas
48
Bab 48 Tersenyum
49
Bab 49 Jalan Allah
50
Bab 50 Salah tingkah
51
Bab 51 Kejujuran
52
Bab 52 Uwais al-Qarni
53
Bab 53 Poligami
54
Bab 54 Saifullah Almaslul
55
Bab 55 Bubur sumsum
56
Bab 56 Bubur sumsum 2
57
Bab 57 Musibah
58
Bab 58 Ujian hidup
59
Bab 59 Rencana Pindah
60
Bab 60 Balas dendam
61
Bab 61 Melepas Rindu
62
Bab 62 Gelisah
63
Bab 63 Hati Nurani
64
Bab 64 Ikhlas
65
Bab 65 Makna Ikhlas
66
Bab 66 New Normal
67
Bab 67 Merajut asa
68
Bab 68 Gus Miftah
69
Bab 69 Panggilan Hati
70
Bab 70 Olahraga
71
Bab 71 Berbagi
72
Bab 72 Daster
73
Bab 73 Cemburu
74
Bab 74 Bucin
75
Bab 75 Lamaran
76
Bab 76 Malioboro
77
Bab 77 Cukur Kumis
78
Bab 78 Bocor Alus
79
Bab 79 Gusar
80
Bab 80 Akrofobia
81
Bab 81 Menikah Denganku
82
Bab 82 Menjadi yang kedua
83
Bab 83 Gawat
84
Bab 84 Lupakan
85
Bab 85 Meminta Restu
86
Bab 86 Sujud Syukur
87
Bab 87 Overdosis
88
Bab 88 Awan Mendung
89
Bab 89 Sunan Kalijaga
90
Bab 90 Sunan Kalijaga ²
91
Bab 91 Semur Jengkol
92
Bab 92 Panas Dingin
93
Bab 93 Fitness
94
Bab 94 Berpuasa
95
Bab 95 Putu sama Klepon
96
Bab 96 Teka Teki
97
Bab 97 Dagang Warteg
98
Bab 98 Walimatul haml
99
Bab 99 Maulid Nabi
100
Bab 100 Jagung Bakar
101
Bab 101 USG
102
Bab 102 Mengenang Tragedi
103
Bab 103 Banci
104
Bab 104 Melewati masa kritis
105
Bab 105 Khusus
106
Bab 106 Heppy Ending
107
Renungan Hari Jum'at
108
Renungan jiwa dihari Jum'at
109
Sholawat Gus Dur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!