☘️ Semoga kesabaran ini membawa kebaikan bagi diriku dan bagi dirimu☘️
🍂
Dimas Ardi Wijaya adalah lelaki 27 tahun. keturunan Jawa dan Thionghoa. Mamanya China papanya Jawa. dia lahir di Jawa dan besar di China.
Karena Mamanya belum ingin pindah ke Indonesia, takut meninggalkan neneknya Dimas yang hanya seorang diri setelah kakeknya Dimas meninggal lima belas tahun yang lalu.
Alhasil papanya Dimas harus pulang pergi ke Indonesia dan China. Karena Pabrik tekstil yang di berbagai wilayah di Indonesia. Untung ada adik Papanya yang membantu mengelola pabrik tekstil selama Papanya Dimas di China.
Papa dan Mamanya Dimas memang berbeda keyakinan, tapi tidak menyurutkan cinta mereka. Mereka juga tidak mempermasalahkan keyakinan apa yang nantinya anaknya anut.
Dimas yang memang mengikuti keyakinan Papanya yang seorang Muslim. Tapi dia juga menghargai keyakinan Mamanya.
Dimas mengenal Rani yang memang rumah orangtua Rani dan Dimas bersebelahan di Jogja.
Kini Dimas lah yang mengelola pabrik tekstil Papanya. Setelah Papanya meninggal 4 tahun yang lalu.
Dulu sewaktu Papanya Dimas pulang pergi Indonesia China. Dimas sering ikut sang Papa ke Jogja. dari situlah Rani dan Dimas mulai akrab. tapi tidak sedikit pun Rani atau pun Dimas mempunyai perasaan suka. karena Rani yang memang sudah bertunangan.
Dimas adalah laki-laki yang akan di kenalkan Rani kepada Arum.
Masih dengan membujuk Arum.
"Rum, ayolah aku kenalkan dengan temanku."
"Ahh ayolah Ran, kenapa kamu selalu seperti ini." jawab Arum malas
"hey, aku kasihan padamu sampai kapan kamu akan menutup hatimu," Arum masih saja diam tak bergeming. "apa jangan-jangan kamu Lesbian." tanya Rani dengan tatapan ke Arum penuh menyelidik.
Sentak Arum kaget yang sedang menyeruput es kelapanya sampai menyemburkan ke wajah Rani. "Ha ha ha.. apaan sih kamu Ran, enak aja kamu bilang aku lesbian, gini-gini aku masih normal," jawab Arum sambil terbahak-bahak.
"Ahh si Arum mah jorok, biasa aja Rum, sampai-sampai kamu tega nyembur tuh es kelapa di wajah cantik ku." jawab Rani sambil mengelap wajahnya dengan tisu.
"Maaf, maaf." jawab Arum yang masih menahan tawa melihat wajah Rani yang lucu karena Rani agak tembem.
**
Pertemuan di rumah Arum, pun ikut di saksikan Mak comblangnya si Rani. Di dalam rumah bergaya Jawa, seorang pemuda tengah duduk di antara pemilik rumah di ruang tamu.
Arum masih saja bersikap dingin, seolah pertemuan ini bukanlah keinginannya. Teh hangat yang di buatnya masih mengepulkan uap.
Rani melirik Arm juga melirik Dimas, ia melirik sambil mengulum senyum, membuat Arum yang melihatnya membulatkan matanya, "Puas!” gumamnya.
Wanita bertubuh agak subur itu hanya cengengesan nggak jelas. Ya, Rani sahabat Arum sangat antusias bisa di katakan ia senang. Akhirnya pertemuan ini terjadi.
"Kedatangan saya kesini, saya ingin bisa mengenal putri Bapak?” ujar Dimas, menatap orangtua Arum.
Bapak serta Ibu biasa Arum memanggilnya pun manggut-manggut.
"Bapak rasa, langsung tanyakan saja kepada Arum.” kata Bapak, memilih menanyakan perihal keniatan Dimas untuk mengenalnya.
Dengan curi-curi pandang, Arum hanya mengangguk.
**
Dari pertemuan itu, Arum sering menerima pesan dari Dimas.
Suatu hari, lelaki yang bernama Dimas ini mengirimi Arum sebuah pesan singkat melalui ponsel. Arum menanggapinya datar. setelah itu mereka sering mengirim pesan.
📱"Entahlah Rum, aku suka sekali Jogja banyak kota yang aku singgahi. Tapi tetap Jogja adalah kota terbaik yang pernah aku tahu. orang- orang ramah, daerah adem, kulinernya mantap, pendidikannya bagus, pusat syi'arnya banyak. aku ingin suatu hari bisa menetap di Jogja selamanya." begitu ucapnya
📱"Aku biasa menginap di kosan temanku, di daerah Bantul, Bantul itu tidak pernah sepi yah."
🍂
Di lain hari meskipun Dimas maupun Arum jarang sekali bertemu. Dimas tak pernah lupa untuk selalu mengirimi Arum kabar. Entah hanya via pesan seperti saat ini. Dimas berkata kepada gadis yang selalu menutupi rikmanya dengan hijab syar'i tanpa gadis itu tanya.
Terkadang Dimas menyapa Arum melalui pesan singkat, "Selamat pagi Jogja." Arum menanggapinya dingin, terkesan tidak peduli.
Entah apa maksud Dimas mengatakan itu kepada Arum. Entah sebuah rayuan untuknya, atau memang Dimas sedang mengungkapkan keinginan terpendamnya pada gadis yang lahir di kota Jogja.
Beberapa kali Dimas mengatakan pada Arum bahwa ia akan datang ke Malioboro dan ingin bertemu dengannya, Arum menolak dengan alasan sibuk ini dan itu, tapi Dimas tidak menyerah, akhirnya, Arum turunkan ego-nya dan menyempatkan waktu untuk menemui Dimas.
"Oke, kita bertemu tapi di rumah ku yah?" ujar Arum.
Dia menyetujui dengan antusias, sebuah pertemuan yang penuh perjuangan baginya.
Untuk kedua kalinya Dimas muncul di hadapannya. seorang lelaki datang dengan basah kuyup di sekujur tubuhnya. Dimas berdiri di ambang pintu. Lelaki yang berbeda. Lelaki yang jauh lebih kharismatik dibandingkan dengan di foto yang Rani berikan pada Arum dan juga pertemuan pertamanya.
"Maaf lama tadi aku sempet tersasar. hujannya juga gede banget. Lumayan jauh juga yah rumah kamu?" ucapnya agak menggigil.
Arum mengerutkan keningnya,
"Bukankah dia pernah datang kesini.” batin Arum
"Menyesal datang?" jawab Arum sambil mempersilahkan masuk.
Dengan mantap Dimas menggelengkan kepala. "Tidak!"
Dalam benak, Arum terus bertanya-tanya, bagaimana mungkin lelaki ini mati-matian mau datang ke Jogja, kerumah Orangtua Arum di desa dalam keadaan hujan besar serta petir yang saling bersahutan.
Meski menerjang hujan lebat serta jalanan yang panjang, akhirnya Dimas datang dengan sebuah senyuman.
Orangtua Arum pun menyambutnya dengan ramah. Tanggapan, mereka baik pada Dimas. Sikapnya pada Arum dan orangtuanya sangat baik. Dimas mencuri hati kedua orangtua Arum dan juga hati gadis berhijab instan warna navy pada akhirnya.
Setelah mempersilahkan masuk dan duduk Arum menuju ke dapur dan di sana sudah ada Ibu, Arum berkata kepada Ibu, " Bu boleh tidak meminjamkan baju Bapak karena bajunya terlihat sangat basah.
Ibu pun mengiyakan dan berjalan ke kamar mengambil setelan pakaian. dan memberikanya pada Arum.
Arum keluar dengan nampan yang berisikan minuman dan menenteng setelan pakaian pemberian Ibu tadi.
Setelah sempat menolak menganti pakaian, akhirnya pun ia pasrah karena orangtua Arum pun memaksanya. Mungkin mereka khawatir nantinya akan jatuh sakit.
Setelah berganti pakaian, dan duduk kembali,
"Maaf Pak jika Bapak mengizinkan saya ingin berta'aruf dengan Arum?" ungkap Dimas mantap tanpa keraguan.
"Jadi pertemuan waktu itu, belum jelas soal ta'arufan ini?” lagi Arum hanya bergumam dalam hati.
Bapak berpikir sejenak melihat Arum dan bergantian melihat Dimas. "Bapak serahkan keputusan ini kepada Arum. karena dia yang menjalankan, yang terpenting masih sama-sama menjaga diri."
"Bagaimana Rum?" tanya Dimas, Arum yang merasa sudah merasakan getaran dalam hati pun mengangguk dan masih menundukkan kepala.
Setelah Dimas pamit pulang.
Di kamar, Arum pun tersenyum, entah kenapa Arum merasa bahagia dengan keputusan ini untuk berta'aruf dengan Dimas.
Arum mengambil benda pipih di atas meja kecil di samping tempat tidur.
"Ran, aku mau berta'aruf dengan Dimas." begitu Arum memberitahu Rani.
"Alhamdulillah, akhirnya kamu mau membuka hati kamu Rum." ucap Rani yang terdengar juga bahagia.
"Apakah kamu sebahagia itu Ran?" jawab Arum.
"Kamu adalah sahabat ku Rum. Sudah sepatutnya Aku pun bahagia melihat Kamu bahagia." kata Rani masih dengan suara yang nampak bahagia.
Arum terdiam,
"Jika Rani saja bisa bahagia dengan Ta'aruf ini kenapa aku masih ragu." batin Arum.
"Rum, halo. Kamu masih disitukan?" seru Rani yang tidak mendapat jawaban dari Arum.
"Iya, Ran. Baiklah Ran, sudah malam kamu istirahat." sahut Arum, berkilah tidak mau membahasnya lebih lanjut.
"Oke. Rum. By Assalamualaikum." salam Rani
"Waalaikumsalam." jawab salam Arum dan mengakhiri bercakapan.
Arum pun teringat akan Hadist.
Rasulullah bersabda; "Bila ada orang yang agama dan ahklaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar. Maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di bumi." (HR. At-Tirmidzi)
*
*
*
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
trisss
baguuss kak cerita nya walau baru baca 2 bab.. semangat kakak
2021-07-06
0
Sunarti
kayaknya aku suka ceritanya bagus
like like💜💜👍👍
2020-11-10
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
permisii..
cinta pak bos hadir lagi nih.. 😊
semangat ya kakk💪
2020-11-07
1