Bab 03

☘️ Mencintaimu Biarlah Menjadi Rahasia Paling Khusyuk Didalam Sujudku☘️

🍂

Arum Setyaningsih 23 tahun, adalah wanita anggun yang sederhana. Namun di balik kesederhanaannya wanita satu ini menyimpan banyak pesona. Pintar, cekatan, mandiri mempunyai sifat keibuan. Tak heran jika banyak anak-anak di sekitar rumahnya yang menyukainya.

Arum mempunyai cita-cita tinggi, dia ingin menjadi seorang Guru, agar bisa mendidik generasi bangsa.

Cintanya dengan Jogja dan tanah air menjadikan Arum ingin menjadi Abdi bangsa.

Kini setelah Arum meluluskan kuliahnya, dia menepati janjinya, Arum menjadi Guru SMP di salah satu sekolah di daerahnya.

Sama dengan Rani dia pun menjadi Guru seperti Arum. Awalnya saat SMA dia ingin mengambil jurusan tataboga karena dia yg memang doyan makan.

Tapi Rani berubah pikiran semenjak lulus SMA, yah Rani dan Arum sudah bersahabat sejak SMP. Persahabatan mereka pun berlanjut hingga kuliah.

Entah pengaruh apa Arum di kehidupan Rani.

Kala itu ada murid baru, dia sedikit agak gemuk dengan pipi tembem. Menurut Arum itu sangat imut.

Tapi berbeda dengan teman-teman yang lain, beberapa dari mereka ada yang mengolok-olok sampai Rani malu dan menangis histeris.

Rani memang agak sedikit pendiam, pemalu diam saja ketika ada teman yang berbuat tidak baik padanya.

Arum yang baru keluar dari perpustakaan untuk mengembalikan buku yang kemarin dipinjamnya. Seperti biasa sepulang sekolah Arum selalu mampir di perpus untuk meminjam buku. Tak sengaja Arum mendengar suara keributan di belakang gedung sekolah kelas 2.

Arum menghampiri sumber suara itu, dan melihat Rani sedang di bullying. Seketika Arum melempar buku-buku yang dibawanya ke arah anak-anak nakal itu. Arum menghampiri Rani, Arum menggandeng tangan Rani berlari sekuat tenaga untuk menghindari mereka.

Arum memang bisa sedikit bela diri tapi karena jumlah mereka yang berjumlah empat orang, Arum dan Rani yang hanya derdua. Dari pada bonyok mereka lebih memilih kabur.

Mereka berlari sampai di sebuah gubuk Arum dan Rani bersembunyi. Tidak sadar Mereka yang kelelahan akhirnya pun tertidur sampai entah jam berapa. saat Arum keluar, hari sudah petang.

"Ran, Rani." Arum menepuk-nepuk pelan pipi Rani agar dia terbangun. "ayo Ran kita pulang, hari sudah petang." Rani yang masih setengah tersadar.

Kemudian mereka pun keluar dari gubuk itu.

Sejak saat itu Arum dan Rani mulai akrab, dan anak-anak yang menganggunya pun tidak berani lagi setelah Mereka melaporkan berbuatan Anak-anak nakal itu ke Guru BP..

Setiap sehabis Ashar Arum juga mengajarkan les private di pendopo balaidesa, Arum senang ketika banyak anak-anak yang mengikuti kegiatan tersebut.

Meskipun tidak di pungut biaya. Baginya kebahagiaan tersendiribisa menyalurkan ilmu yang di dapat selama dia bersekolah.

Arum bersyukur bisa lahir di Jogja yang sangat asri. Arum memang tinggal jauh dari kota sehingga udara pun masih terasa sejuk.

Pagi itu Arum biasa bangun sebelum subuh melaksanakan sholat. Lalu selesai sholat dia pun ke dapur untuk membantu Ibunya menyiapkan sarapan di dapur.

kata Ibunya perempuan harus pandai memasak untuk nanti jika sudah berumah tangga.

Arum sudah belajar memasak sejak masih SMP.

"Nduk kamu itu harus bisa memasak, supaya kamu kelak yang jadi suamimu bertambah rasa cintanya padamu." kata ibu yang sering mengulangi kata-kata itu tanpa bosan

Arum hanya diam, sesekali Arum mengiyakan kata-katanya agar Arum tidak membuatnya kecewa. Tapi Arum berpikir kata-kata ibunya benar juga.

Saat di tengah-tengah kesibukannya membantu sang ibu. Tiba-tiba ponselnya berdering. Pikirnya siapa menelepon sepagi ini.

"Assalamualaikum Rum," sapa Dimas

"Waalaikumsalam," jawab Arum.

"Rum aku akan pergi ke China karena ada pekerjaan di sana." ujar Dimas

"Apa kamu akan pergi ke China!" seru Arum terkejut.

"Iya Rum." jawab Dimas. Arum tidak tahu mesti jawab apa saat itu.

"Ini kesempatan yang aku tunggu sejak lama Rum." ucapnya lagi semakin membuat Arum lesu.

Belum juga sempurna bahagia, belum genap sebulan Dimas dan juga Arum ber-ta'aruf, Dimas mengabarkan sebuah kabar yang mengejutkan melalui telepon.

Ada keraguan sekaligus harapan yang Arum rasakan dalam diri Dimas, saat Lelaki keturunan China mengatakan itu.

"Lalu bagaimana dengan kita?" tanya Arum pelan

Arum tidak mendapat jawaban yang pasti atas pertanyaan Dimas itu.

Keduanya pun mengakhiri percakapan.

Setelah mengakhiri percakapan dan meletakkan ponsel di atas meja, Arum pun merasa sangat ragu akan Ta'aruf ini. Hingga mengundang perhatian Ibu yang melihat kearahnya tertunduk lesu, Ibu pun bertanya.

"Siapa Rum, apa itu dari Dimas kenapa wajahmu terlihat murung." Tanya Ibu yang menghampirinya.

"Bu apakah jika berjodoh sejauh apa pun pasti akan bertemu kembali." tanya Arum.

"Insyaallah Nak jika Dimas memang jodohmu, dia pasti akan kembali kepada mu." jawab Ibu pelan.

"Ingat kisah Nabi Adam dan Hawa, Mereka terpisah lama, tapi mereka bertemu kembali karena Allah mengizinkannya." imbuh Ibu, dengan nasehatnya.

Begitu Ibu memberikan semangat untuknya, Arum tahu memang tidak baik terlalu berharap.

Entah apa kata yang dapat menggambarkan hatinya saat ini.

Dimas datang meluluhkan hati dan pergi tiba-tiba membuatnya kecewa..

Andai Dimas tahu Arum sudah membuka hati kembali dan mengisinya dengan berbagai bunga bermekaran nan indah.

Melayang ribuan kupu-kupu yang menggelitik perut, ketika membayangkan Dimas.

"Ya Allah, lagi-lagi memang hanya kepada-Mu aku berserah." batin Arum.

Rasulullah SAW bersabda; "Para pengasih dan penyayang dikasihi dan disayang oleh Ar-Rahman ( Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang), rahmatilah yang ada di bumi niscaya kalian akan di rahmati oleh Zdat yang ada di langit." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

🍂

Arum akan merelakannya, jika memang Dimas bukanlah jodoh yang Allah kirimkan untuknya.

Dengan mengendarai pelan sepeda motor menuju sekolah tempat Arum mengajar. Arum mencoba menata hati agar ia tidak terlihat seperti pujangga cinta.

Ketika kasmaran dan ketika patah hati. Sedih memang, tapi tidak boleh terpuruk.

Arum berhati-hati menyusuri jalanan yang licin akibat sempat terguyur hujan saat subuh.

Sesekali Arum menarik nafas dan membuangnya pelan. Agar ia dapat berpacu dan menetralisirkan hati serta mimik wajahnya.

"Ya Allah apakah ini cinta? Apakah ini yang dinamakan cinta? Maafkan hambamu ini yang mencintai ciptaanmu melebihi rasa cintaku kepada-Mu ya Rabb." gumamnya lirih dibalik kaca helm dan berdengung di antara sela-sela kedua telingaku.

“Tawakkal adalah meyakini sepenuh hati, bahwa Allah akan mengurus segalanya untuk kamu, bahkan ketika hal-hal tersebut terlihat mustahil”

🍂

Apakah Arum dan Dimas akan bertemu kembali atau Arum akan bertemu cinta yang lain.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Jumadin Adin

Jumadin Adin

jodoh itu unik...di tentang bagaimanapun klo Allah berkehendak manusia tdk bisa apa2

2021-11-15

0

Nanik Indri

Nanik Indri

tulisan hadistnya ada salahnya

2021-03-10

0

Nur Abidah Mukti

Nur Abidah Mukti

sukakkkk

2020-11-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01
2 Bab 02
3 Bab 03
4 Bab 04
5 Bab 05
6 Bab 06
7 Bab 07
8 Bab 08
9 Bab 09
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 •Mengungkap Ancaman•
26 Bab 26 •Menerimamu•
27 Bab 27 •Akad•
28 Bab 28 •Bersamamu•
29 Bab 29 Pertengkaran
30 Bab 30 Kecemburuan Dimas
31 Bab 31 Masih Kecemburuan Dimas
32 Bab 32 Resepsi
33 Bab 33 Acara
34 Bab 34 Acara malam
35 Bab 35 Rahasia
36 Bab 36 Kesempatan
37 Bab 37 perasaan
38 Bab 38 Rumah sakit
39 Bab 39 Syukuran
40 Bab 40 Kelahiranmu
41 Bab 41 Medina
42 Bab 42 Sebuah kenangan
43 Bab 43 Lombok
44 Bab 44 Suku Sasak Lombok
45 Bab 45 Keindahan Lombok
46 Bab 46 Positif
47 Bab 47 kejahilan Dimas
48 Bab 48 Tersenyum
49 Bab 49 Jalan Allah
50 Bab 50 Salah tingkah
51 Bab 51 Kejujuran
52 Bab 52 Uwais al-Qarni
53 Bab 53 Poligami
54 Bab 54 Saifullah Almaslul
55 Bab 55 Bubur sumsum
56 Bab 56 Bubur sumsum 2
57 Bab 57 Musibah
58 Bab 58 Ujian hidup
59 Bab 59 Rencana Pindah
60 Bab 60 Balas dendam
61 Bab 61 Melepas Rindu
62 Bab 62 Gelisah
63 Bab 63 Hati Nurani
64 Bab 64 Ikhlas
65 Bab 65 Makna Ikhlas
66 Bab 66 New Normal
67 Bab 67 Merajut asa
68 Bab 68 Gus Miftah
69 Bab 69 Panggilan Hati
70 Bab 70 Olahraga
71 Bab 71 Berbagi
72 Bab 72 Daster
73 Bab 73 Cemburu
74 Bab 74 Bucin
75 Bab 75 Lamaran
76 Bab 76 Malioboro
77 Bab 77 Cukur Kumis
78 Bab 78 Bocor Alus
79 Bab 79 Gusar
80 Bab 80 Akrofobia
81 Bab 81 Menikah Denganku
82 Bab 82 Menjadi yang kedua
83 Bab 83 Gawat
84 Bab 84 Lupakan
85 Bab 85 Meminta Restu
86 Bab 86 Sujud Syukur
87 Bab 87 Overdosis
88 Bab 88 Awan Mendung
89 Bab 89 Sunan Kalijaga
90 Bab 90 Sunan Kalijaga ²
91 Bab 91 Semur Jengkol
92 Bab 92 Panas Dingin
93 Bab 93 Fitness
94 Bab 94 Berpuasa
95 Bab 95 Putu sama Klepon
96 Bab 96 Teka Teki
97 Bab 97 Dagang Warteg
98 Bab 98 Walimatul haml
99 Bab 99 Maulid Nabi
100 Bab 100 Jagung Bakar
101 Bab 101 USG
102 Bab 102 Mengenang Tragedi
103 Bab 103 Banci
104 Bab 104 Melewati masa kritis
105 Bab 105 Khusus
106 Bab 106 Heppy Ending
107 Renungan Hari Jum'at
108 Renungan jiwa dihari Jum'at
109 Sholawat Gus Dur
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 01
2
Bab 02
3
Bab 03
4
Bab 04
5
Bab 05
6
Bab 06
7
Bab 07
8
Bab 08
9
Bab 09
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 •Mengungkap Ancaman•
26
Bab 26 •Menerimamu•
27
Bab 27 •Akad•
28
Bab 28 •Bersamamu•
29
Bab 29 Pertengkaran
30
Bab 30 Kecemburuan Dimas
31
Bab 31 Masih Kecemburuan Dimas
32
Bab 32 Resepsi
33
Bab 33 Acara
34
Bab 34 Acara malam
35
Bab 35 Rahasia
36
Bab 36 Kesempatan
37
Bab 37 perasaan
38
Bab 38 Rumah sakit
39
Bab 39 Syukuran
40
Bab 40 Kelahiranmu
41
Bab 41 Medina
42
Bab 42 Sebuah kenangan
43
Bab 43 Lombok
44
Bab 44 Suku Sasak Lombok
45
Bab 45 Keindahan Lombok
46
Bab 46 Positif
47
Bab 47 kejahilan Dimas
48
Bab 48 Tersenyum
49
Bab 49 Jalan Allah
50
Bab 50 Salah tingkah
51
Bab 51 Kejujuran
52
Bab 52 Uwais al-Qarni
53
Bab 53 Poligami
54
Bab 54 Saifullah Almaslul
55
Bab 55 Bubur sumsum
56
Bab 56 Bubur sumsum 2
57
Bab 57 Musibah
58
Bab 58 Ujian hidup
59
Bab 59 Rencana Pindah
60
Bab 60 Balas dendam
61
Bab 61 Melepas Rindu
62
Bab 62 Gelisah
63
Bab 63 Hati Nurani
64
Bab 64 Ikhlas
65
Bab 65 Makna Ikhlas
66
Bab 66 New Normal
67
Bab 67 Merajut asa
68
Bab 68 Gus Miftah
69
Bab 69 Panggilan Hati
70
Bab 70 Olahraga
71
Bab 71 Berbagi
72
Bab 72 Daster
73
Bab 73 Cemburu
74
Bab 74 Bucin
75
Bab 75 Lamaran
76
Bab 76 Malioboro
77
Bab 77 Cukur Kumis
78
Bab 78 Bocor Alus
79
Bab 79 Gusar
80
Bab 80 Akrofobia
81
Bab 81 Menikah Denganku
82
Bab 82 Menjadi yang kedua
83
Bab 83 Gawat
84
Bab 84 Lupakan
85
Bab 85 Meminta Restu
86
Bab 86 Sujud Syukur
87
Bab 87 Overdosis
88
Bab 88 Awan Mendung
89
Bab 89 Sunan Kalijaga
90
Bab 90 Sunan Kalijaga ²
91
Bab 91 Semur Jengkol
92
Bab 92 Panas Dingin
93
Bab 93 Fitness
94
Bab 94 Berpuasa
95
Bab 95 Putu sama Klepon
96
Bab 96 Teka Teki
97
Bab 97 Dagang Warteg
98
Bab 98 Walimatul haml
99
Bab 99 Maulid Nabi
100
Bab 100 Jagung Bakar
101
Bab 101 USG
102
Bab 102 Mengenang Tragedi
103
Bab 103 Banci
104
Bab 104 Melewati masa kritis
105
Bab 105 Khusus
106
Bab 106 Heppy Ending
107
Renungan Hari Jum'at
108
Renungan jiwa dihari Jum'at
109
Sholawat Gus Dur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!