Bab 13

☘️ *Banyak permasalahan pelik yang berhasil diselesaikan dengan sikap bermurah hati.* ☘️

{Ali Bin Abi Thalib}

🍂🍂🍂

Dibalik alasan Dimas meninggalkan Arum

Pagarilah diri dengan iman, pondasi dengan ketakwaan, jagalah lisan mengenai perkataan.

“Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (seta) telah mengeluarkan Ibu Bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. AL-A'RAF. 27)

Daun-daun jatuh seakan tidak kuat menerima terpaan angin yang meliuk-liuk. Mengombang-ngambikan ranting yang mulai kering. Musim gugur di negara China sedang berlangsung. Terjadi antara bulan September hingga Oktober.

Orang-orang akan keluar rumah dengan memakai mantel tebal. Dinginnya mulai menusuk kulit.

2 hari lagi Dimas akan segera melangsungkan pernikahan sebenarnya Dia enggan untuk mengikuti saran Mamanya tapi Dimas harus melakukannya agar musuh-musuh Papanya masuk dalam perangkapnya Dimas pura-pura membodoh dirinya untuk mengungkap dalang di balik kematian sang ayah dan kebangkrutan perusahaannya.

Di sebuah rumah kecil Dimas sedang duduk di teras rumah untuk menikmati cuaca musim gugur. Tak lama terdengar dering ponselnya Dimas melihat layar monitor terlihat nama Hasan Ia pun menggeser tombol hijau. "Kau sedang berada di mana?" tanya Hasan

"Aku sedang di bibir pantai." balas Dimas.

"Baiklah aku akan menuju ke sana." Hasan pun melajukan mobilnya menuju villa Dimas yang berada di dekat bibir pantai. Hasan tahu villa itu, kalau di rumah sedang ada masalah pasti ia akan pergi ke villa itu.

Udara yang sangat dingin deburan ombak yang tenang membuatnya merasa sangat hampa. Ia merindukan Jogjanya. Tidak terasa sudah enam bulan dia berada di Negara yang memiliki empat musim ini.

Dimas berhasil mengulur waktu agar bisa mengungkap teka-teki dalam hidupnya.

Dan kini satu persatu rahasia itu mulai terkuak.

Sebuah mobil sudah terparkir di garasi villa. Dimas melihat Hasan dan seorang lelaki, Hasan turun dari mobil. Sedangkan lelaki itu masih berada di mobil.

Dimas masih saja duduk tidak berniat beranjak dari duduknya. Tempat duduk yang terbuat dari kayu yang terpahat dengan ukiran yang sangat apik.

Melihat tidak ada pergerakan dari Dimas, Hasan pun menghampiri dan memberikan bukti baru mengenai masalah di perusaan dan juga bukti mengenai penyebab Erwin meninggal serta ada keterlibatan Mama Meiying.

"Aku sudah menduganya ini akan terjadi." suara Dimas setelah melihat isi laporan yang Hasan bawa. Membuat Hasan yang awalnya ingin membuat Dimas terkejut malah dirinya yang mendapatkan kejutan.

"Jadi selama ini Kau sudah tau, akan perbuatan Mamamu dan orangtua so keren itu?" tanya Hasan.

Dimas mengangguk dan melipat kedua tangannya di dada.

"Aku juga sudah tahu kalau Mama Meiying memiliki anak dari mantan kekasihnya dulu." nada suara Dimas mulai terasa berat. Matanya mulai berkaca-kaca membayangkan Papanya telah dikhinati Mamanya.

Hasan merasa kasihan dengan yang di alami sahabat sekaligus orang yang telah dianggap nya saudara.

"Darimana dan sejak kapan Kau tau akan hal itu?" tanya Hasan menyelidik.

"Aku melihat dengan mata kepala ku sendiri kalau Mama sedang berpelukan dengan seorang pria dan tak lain Ayahnya Xian Guo. Dan aku juga melihatmu sedang melihat mereka." Jawab Dimas dengan tatapan yang fokus memandang deburan ombak.

"Jadi saat itu Kau juga melihatnya. kenapa kau tidak cerita padaku malah Kau simpan sendiri Dim?" tanya Hasan. "Maafkan aku saat itu aku tidak punya keberanian untuk mengatanya padamu." sambung Hasan.

"Ini bukan salahmu. mungkin takdirlah yang memilih jalan hidupku seperti ini untuk lebih mendekatkan ku dengan Allah. mungkin dengan cara ini pula Allah ingin menyampaikan bahwa Dia sangat sayang padaku. Dan aku akhirnya mengerti bahwa apapun yang ada di dunia hanyalah sementara." jelas Dimas.

Dimas yang merasa badannya sudah semakin dingin, ia pun beranjak dari duduknya. Sebelum benar-benar masuk Dimas melihat seseorang di dalam mobil Hasan.

Hasan pun menyusul Dimas dan melihat kearah tatapan Dimas. "Dia saksi kunci atas meninggalnya Almarhum Tuan Erwin."

"Bawa dia masuk." titah Dimas. Dia pun masuk kedalam villa.

Hasan pun mengetuk kaca mobil. Dan menyuruhnya untuk turun dan masuk kedalam villa. Hasan sengaja memintanya untuk berada di dalam mobil agar tidak ada yang melihatnya. Apabila ada mata-mata yang mengawasi mereka.

Orang itu pun ketakutan takut Dia akan di bunuh dan mayatnya akan di hanyutkan kedalam dasar laut. Membayangkannya saja membuat bulu kuduk merinding.

Hasan mengetahui kekhawatiran lelaki itu.

"masuklah Aku sudah menjamin mu." bujuk Hasan.

Lelaki itu pun turun dari mobil, berjalan di depan dengan Hasan di belakangnya.

Melihat kesegala arah, lelaki itu hanya melihat rungan villa yang tidak terlalu besar, Hanya berisikan perabotan dan dua kamar tidur.

Dimas keluar kamar dengan membawa tali pun sontak membuat lelaki itu menelan ludahnya. Hasan pun di buat kaget dengan tindakan Dimas.

Glek.!!!

Secara refleks Lelaki itu memegangi kerongkoan yang seakan tersekat batu besar.

Lelaki itu persimpuh dan memohon agar Dimas mau memaafkan berbuatanya. dan tidak menjerat lehernya. "Saya mohon saya mohon maafkan saya maafkan saya saya tidak bermaksud berbuat seperti itu." mohon lelaki itu dengan suara bergetar dan menangis.

"Saat itu saya hanya disuruh mengantarkan minuman tanpa tahu, minuman itu sudah tercampur racun."

"Tolong ampuni saya kata Tuan ini saya sudah dijamin." lelaki itu menunjuk arah Hasan yang berdiri tepat di sebelahnya.

"Tetaplah disini dan tepati janjimu untuk menjadi saksi kunci mengungkap kejahatan Xian Guo yang telah membunuh orang tuaku." jawab Dimas tegas.

Dimas berjalan kearah pelayan itu dengan merentangkan-rentangkan tali yang cukup besar itu. Seolah ingin menjerat leher pelayan itu.

Pelayan itu masih menangis sesunggukan takut apa yang akan dibayangkannya menjadi kenyataan mati di dasar lautan dan mayatnya tidak ketemu, Dan hancur lebur dimakan ikan dan hantaman ombak.

Dimas sengaja untuk menggoda pelayan itu biar dia tahu, Rasa takut itu pernah dialami Dimas. Tapi Dimas terus berjalan hingga melewati pelayan itu dan menuju ke balkon villanya.

Ada sebuah pot gantung yang jatuh Dimas ingin membetulkannya tali yang sudah rapuh akan diganti.

selama proses mengganti tali di pot itu Dimas kembali teringat akan sosok Papanya, Sebenarnya Dimas merasa ini tidak adil untuknya tapi pelayan itu berkata jujur dan bukan dia yang menaruh racun pelayan itu hanya di suruh mengantar minuman ke arah Papanya tanpa tahu minuman itu sudah tercampur racun. Pelayan itu sempat curiga dengan Xian Guo yang memberikan begitu banyak uang untuknya.

Tapi pelayan itu berpendapat mungkin ini rezeki, untuk proses persalinan istrinya, karena istrinya juga mengidap penyakit leukimia dan membutuhkan biaya banyak.

Tanpa pikir panjang pelayan itu bergegas pergi dan tinggal di pulau terpencil bersama istri dan sekarang anak yang telah dilahirkan istrinya.

Dimas juga sudah merasa curiga kepada Mamanya karena Mamanya tidak berniat untuk mengotopsi jenazah Papanya malah memulangkan dan langsung menguburkan jenazah Papanya seakan tahu jika Papanya meninggal bukan karena serangan jantung.

"Aku akan mengungkapkannya Pah, tunggulah sebentar lagi, Aku harap Papa tenang di alam sana, di sisi Allah." batin Dimas

Tanpa terasa Dimas meneteskan air mata cepat-cepat ia langsung mengusap airmata itu agar tidak ada yang melihatnya termasuk Hasan.

🍂

Di sisi lain ada seorang pemuda yang sedang mondar-mandir nampak sangat kegelisahan di raut wajahnya.

"Kenapa kau mondar-mandir bikin pusing kepala saja?" tanya seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.

"Sepertinya Dimas sudah curiga, kenapa dulu dia tidak mati, Sewaktu aku melajukan mobil dengan kecepatan tinggi." ucapnya dengan bersungut-sungut.

"Jadi waktu itu kau yang hampir menabraknya?" tanya wanita itu menahan amarah.

"Iya aku yang sengaja ingin menabraknya dan menewaskan nya tapi sayang, pemuda miskin itu menolongnya." Xian Guo mengakui saat dirinya dulu akan menabrak Dimas.

"Kenapa kau bertindak terlalu jauh hingga ingin melenyapkan anakku Dimas, Kau sungguh kejam Xian Guo!" teriak Mama Meiying

"Kenapa Kau terlihat sangat marah Mam, bukankah Kau juga menginginkan dia tiada?" kata Xian Guo.

"Itu dulu sebelum Aku mengetahui kebenarannya." hardik Mama Meiying.

Lelaki paruhbaya yang baru pulang itu pun masuk ke dalam rumah dan mendengar semua pembicaraan mereka.

"Iya Meiying kenapa Kau sangat marah padahal dia hanyalah anak yang tidak kau inginkan." kata Gwangxi.

"Diam, kau juga yang telah bersekongkol dengan Xian Guo untuk memperdaya ku, mengkhinati suami dan anakku. Kalian benar-benar manusia kejam.." sergah Mama Meiying.

"Oh Tuhan apa yang sudah ku perbuat." teriak Meiying yang telah mengetahui persekongkolan dua pria ibl*s di hadapannya.

🍂

🍂

🍂

Bagaimana Meiying bisa mengetahui dua orang itu telah mengelabui selama 15 tahun ini.

Ikuti terus cerita selanjutnya.

dukungan teman-teman sangat berarti untukku.

Terimakasih teman-teman sudah memberi dukungan berupa like, rate 5 dan vote.

Salam dariku manis ☺️**.

Terpopuler

Comments

Jumadin Adin

Jumadin Adin

xian itu cowo ya

2021-11-16

0

chonurv

chonurv

selalu suka dengan nasihat dipembukaan

2020-12-23

0

❤️YennyAzzahra🍒

❤️YennyAzzahra🍒

Like again.
ditunggu like nya juga di Mantan Ya

2020-11-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01
2 Bab 02
3 Bab 03
4 Bab 04
5 Bab 05
6 Bab 06
7 Bab 07
8 Bab 08
9 Bab 09
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 •Mengungkap Ancaman•
26 Bab 26 •Menerimamu•
27 Bab 27 •Akad•
28 Bab 28 •Bersamamu•
29 Bab 29 Pertengkaran
30 Bab 30 Kecemburuan Dimas
31 Bab 31 Masih Kecemburuan Dimas
32 Bab 32 Resepsi
33 Bab 33 Acara
34 Bab 34 Acara malam
35 Bab 35 Rahasia
36 Bab 36 Kesempatan
37 Bab 37 perasaan
38 Bab 38 Rumah sakit
39 Bab 39 Syukuran
40 Bab 40 Kelahiranmu
41 Bab 41 Medina
42 Bab 42 Sebuah kenangan
43 Bab 43 Lombok
44 Bab 44 Suku Sasak Lombok
45 Bab 45 Keindahan Lombok
46 Bab 46 Positif
47 Bab 47 kejahilan Dimas
48 Bab 48 Tersenyum
49 Bab 49 Jalan Allah
50 Bab 50 Salah tingkah
51 Bab 51 Kejujuran
52 Bab 52 Uwais al-Qarni
53 Bab 53 Poligami
54 Bab 54 Saifullah Almaslul
55 Bab 55 Bubur sumsum
56 Bab 56 Bubur sumsum 2
57 Bab 57 Musibah
58 Bab 58 Ujian hidup
59 Bab 59 Rencana Pindah
60 Bab 60 Balas dendam
61 Bab 61 Melepas Rindu
62 Bab 62 Gelisah
63 Bab 63 Hati Nurani
64 Bab 64 Ikhlas
65 Bab 65 Makna Ikhlas
66 Bab 66 New Normal
67 Bab 67 Merajut asa
68 Bab 68 Gus Miftah
69 Bab 69 Panggilan Hati
70 Bab 70 Olahraga
71 Bab 71 Berbagi
72 Bab 72 Daster
73 Bab 73 Cemburu
74 Bab 74 Bucin
75 Bab 75 Lamaran
76 Bab 76 Malioboro
77 Bab 77 Cukur Kumis
78 Bab 78 Bocor Alus
79 Bab 79 Gusar
80 Bab 80 Akrofobia
81 Bab 81 Menikah Denganku
82 Bab 82 Menjadi yang kedua
83 Bab 83 Gawat
84 Bab 84 Lupakan
85 Bab 85 Meminta Restu
86 Bab 86 Sujud Syukur
87 Bab 87 Overdosis
88 Bab 88 Awan Mendung
89 Bab 89 Sunan Kalijaga
90 Bab 90 Sunan Kalijaga ²
91 Bab 91 Semur Jengkol
92 Bab 92 Panas Dingin
93 Bab 93 Fitness
94 Bab 94 Berpuasa
95 Bab 95 Putu sama Klepon
96 Bab 96 Teka Teki
97 Bab 97 Dagang Warteg
98 Bab 98 Walimatul haml
99 Bab 99 Maulid Nabi
100 Bab 100 Jagung Bakar
101 Bab 101 USG
102 Bab 102 Mengenang Tragedi
103 Bab 103 Banci
104 Bab 104 Melewati masa kritis
105 Bab 105 Khusus
106 Bab 106 Heppy Ending
107 Renungan Hari Jum'at
108 Renungan jiwa dihari Jum'at
109 Sholawat Gus Dur
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 01
2
Bab 02
3
Bab 03
4
Bab 04
5
Bab 05
6
Bab 06
7
Bab 07
8
Bab 08
9
Bab 09
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 •Mengungkap Ancaman•
26
Bab 26 •Menerimamu•
27
Bab 27 •Akad•
28
Bab 28 •Bersamamu•
29
Bab 29 Pertengkaran
30
Bab 30 Kecemburuan Dimas
31
Bab 31 Masih Kecemburuan Dimas
32
Bab 32 Resepsi
33
Bab 33 Acara
34
Bab 34 Acara malam
35
Bab 35 Rahasia
36
Bab 36 Kesempatan
37
Bab 37 perasaan
38
Bab 38 Rumah sakit
39
Bab 39 Syukuran
40
Bab 40 Kelahiranmu
41
Bab 41 Medina
42
Bab 42 Sebuah kenangan
43
Bab 43 Lombok
44
Bab 44 Suku Sasak Lombok
45
Bab 45 Keindahan Lombok
46
Bab 46 Positif
47
Bab 47 kejahilan Dimas
48
Bab 48 Tersenyum
49
Bab 49 Jalan Allah
50
Bab 50 Salah tingkah
51
Bab 51 Kejujuran
52
Bab 52 Uwais al-Qarni
53
Bab 53 Poligami
54
Bab 54 Saifullah Almaslul
55
Bab 55 Bubur sumsum
56
Bab 56 Bubur sumsum 2
57
Bab 57 Musibah
58
Bab 58 Ujian hidup
59
Bab 59 Rencana Pindah
60
Bab 60 Balas dendam
61
Bab 61 Melepas Rindu
62
Bab 62 Gelisah
63
Bab 63 Hati Nurani
64
Bab 64 Ikhlas
65
Bab 65 Makna Ikhlas
66
Bab 66 New Normal
67
Bab 67 Merajut asa
68
Bab 68 Gus Miftah
69
Bab 69 Panggilan Hati
70
Bab 70 Olahraga
71
Bab 71 Berbagi
72
Bab 72 Daster
73
Bab 73 Cemburu
74
Bab 74 Bucin
75
Bab 75 Lamaran
76
Bab 76 Malioboro
77
Bab 77 Cukur Kumis
78
Bab 78 Bocor Alus
79
Bab 79 Gusar
80
Bab 80 Akrofobia
81
Bab 81 Menikah Denganku
82
Bab 82 Menjadi yang kedua
83
Bab 83 Gawat
84
Bab 84 Lupakan
85
Bab 85 Meminta Restu
86
Bab 86 Sujud Syukur
87
Bab 87 Overdosis
88
Bab 88 Awan Mendung
89
Bab 89 Sunan Kalijaga
90
Bab 90 Sunan Kalijaga ²
91
Bab 91 Semur Jengkol
92
Bab 92 Panas Dingin
93
Bab 93 Fitness
94
Bab 94 Berpuasa
95
Bab 95 Putu sama Klepon
96
Bab 96 Teka Teki
97
Bab 97 Dagang Warteg
98
Bab 98 Walimatul haml
99
Bab 99 Maulid Nabi
100
Bab 100 Jagung Bakar
101
Bab 101 USG
102
Bab 102 Mengenang Tragedi
103
Bab 103 Banci
104
Bab 104 Melewati masa kritis
105
Bab 105 Khusus
106
Bab 106 Heppy Ending
107
Renungan Hari Jum'at
108
Renungan jiwa dihari Jum'at
109
Sholawat Gus Dur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!