☘️ *Banyak permasalahan pelik yang berhasil diselesaikan dengan sikap bermurah hati.* ☘️
{Ali Bin Abi Thalib}
🍂🍂🍂
Dibalik alasan Dimas meninggalkan Arum
Pagarilah diri dengan iman, pondasi dengan ketakwaan, jagalah lisan mengenai perkataan.
“Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (seta) telah mengeluarkan Ibu Bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. AL-A'RAF. 27)
Daun-daun jatuh seakan tidak kuat menerima terpaan angin yang meliuk-liuk. Mengombang-ngambikan ranting yang mulai kering. Musim gugur di negara China sedang berlangsung. Terjadi antara bulan September hingga Oktober.
Orang-orang akan keluar rumah dengan memakai mantel tebal. Dinginnya mulai menusuk kulit.
2 hari lagi Dimas akan segera melangsungkan pernikahan sebenarnya Dia enggan untuk mengikuti saran Mamanya tapi Dimas harus melakukannya agar musuh-musuh Papanya masuk dalam perangkapnya Dimas pura-pura membodoh dirinya untuk mengungkap dalang di balik kematian sang ayah dan kebangkrutan perusahaannya.
Di sebuah rumah kecil Dimas sedang duduk di teras rumah untuk menikmati cuaca musim gugur. Tak lama terdengar dering ponselnya Dimas melihat layar monitor terlihat nama Hasan Ia pun menggeser tombol hijau. "Kau sedang berada di mana?" tanya Hasan
"Aku sedang di bibir pantai." balas Dimas.
"Baiklah aku akan menuju ke sana." Hasan pun melajukan mobilnya menuju villa Dimas yang berada di dekat bibir pantai. Hasan tahu villa itu, kalau di rumah sedang ada masalah pasti ia akan pergi ke villa itu.
Udara yang sangat dingin deburan ombak yang tenang membuatnya merasa sangat hampa. Ia merindukan Jogjanya. Tidak terasa sudah enam bulan dia berada di Negara yang memiliki empat musim ini.
Dimas berhasil mengulur waktu agar bisa mengungkap teka-teki dalam hidupnya.
Dan kini satu persatu rahasia itu mulai terkuak.
Sebuah mobil sudah terparkir di garasi villa. Dimas melihat Hasan dan seorang lelaki, Hasan turun dari mobil. Sedangkan lelaki itu masih berada di mobil.
Dimas masih saja duduk tidak berniat beranjak dari duduknya. Tempat duduk yang terbuat dari kayu yang terpahat dengan ukiran yang sangat apik.
Melihat tidak ada pergerakan dari Dimas, Hasan pun menghampiri dan memberikan bukti baru mengenai masalah di perusaan dan juga bukti mengenai penyebab Erwin meninggal serta ada keterlibatan Mama Meiying.
"Aku sudah menduganya ini akan terjadi." suara Dimas setelah melihat isi laporan yang Hasan bawa. Membuat Hasan yang awalnya ingin membuat Dimas terkejut malah dirinya yang mendapatkan kejutan.
"Jadi selama ini Kau sudah tau, akan perbuatan Mamamu dan orangtua so keren itu?" tanya Hasan.
Dimas mengangguk dan melipat kedua tangannya di dada.
"Aku juga sudah tahu kalau Mama Meiying memiliki anak dari mantan kekasihnya dulu." nada suara Dimas mulai terasa berat. Matanya mulai berkaca-kaca membayangkan Papanya telah dikhinati Mamanya.
Hasan merasa kasihan dengan yang di alami sahabat sekaligus orang yang telah dianggap nya saudara.
"Darimana dan sejak kapan Kau tau akan hal itu?" tanya Hasan menyelidik.
"Aku melihat dengan mata kepala ku sendiri kalau Mama sedang berpelukan dengan seorang pria dan tak lain Ayahnya Xian Guo. Dan aku juga melihatmu sedang melihat mereka." Jawab Dimas dengan tatapan yang fokus memandang deburan ombak.
"Jadi saat itu Kau juga melihatnya. kenapa kau tidak cerita padaku malah Kau simpan sendiri Dim?" tanya Hasan. "Maafkan aku saat itu aku tidak punya keberanian untuk mengatanya padamu." sambung Hasan.
"Ini bukan salahmu. mungkin takdirlah yang memilih jalan hidupku seperti ini untuk lebih mendekatkan ku dengan Allah. mungkin dengan cara ini pula Allah ingin menyampaikan bahwa Dia sangat sayang padaku. Dan aku akhirnya mengerti bahwa apapun yang ada di dunia hanyalah sementara." jelas Dimas.
Dimas yang merasa badannya sudah semakin dingin, ia pun beranjak dari duduknya. Sebelum benar-benar masuk Dimas melihat seseorang di dalam mobil Hasan.
Hasan pun menyusul Dimas dan melihat kearah tatapan Dimas. "Dia saksi kunci atas meninggalnya Almarhum Tuan Erwin."
"Bawa dia masuk." titah Dimas. Dia pun masuk kedalam villa.
Hasan pun mengetuk kaca mobil. Dan menyuruhnya untuk turun dan masuk kedalam villa. Hasan sengaja memintanya untuk berada di dalam mobil agar tidak ada yang melihatnya. Apabila ada mata-mata yang mengawasi mereka.
Orang itu pun ketakutan takut Dia akan di bunuh dan mayatnya akan di hanyutkan kedalam dasar laut. Membayangkannya saja membuat bulu kuduk merinding.
Hasan mengetahui kekhawatiran lelaki itu.
"masuklah Aku sudah menjamin mu." bujuk Hasan.
Lelaki itu pun turun dari mobil, berjalan di depan dengan Hasan di belakangnya.
Melihat kesegala arah, lelaki itu hanya melihat rungan villa yang tidak terlalu besar, Hanya berisikan perabotan dan dua kamar tidur.
Dimas keluar kamar dengan membawa tali pun sontak membuat lelaki itu menelan ludahnya. Hasan pun di buat kaget dengan tindakan Dimas.
Glek.!!!
Secara refleks Lelaki itu memegangi kerongkoan yang seakan tersekat batu besar.
Lelaki itu persimpuh dan memohon agar Dimas mau memaafkan berbuatanya. dan tidak menjerat lehernya. "Saya mohon saya mohon maafkan saya maafkan saya saya tidak bermaksud berbuat seperti itu." mohon lelaki itu dengan suara bergetar dan menangis.
"Saat itu saya hanya disuruh mengantarkan minuman tanpa tahu, minuman itu sudah tercampur racun."
"Tolong ampuni saya kata Tuan ini saya sudah dijamin." lelaki itu menunjuk arah Hasan yang berdiri tepat di sebelahnya.
"Tetaplah disini dan tepati janjimu untuk menjadi saksi kunci mengungkap kejahatan Xian Guo yang telah membunuh orang tuaku." jawab Dimas tegas.
Dimas berjalan kearah pelayan itu dengan merentangkan-rentangkan tali yang cukup besar itu. Seolah ingin menjerat leher pelayan itu.
Pelayan itu masih menangis sesunggukan takut apa yang akan dibayangkannya menjadi kenyataan mati di dasar lautan dan mayatnya tidak ketemu, Dan hancur lebur dimakan ikan dan hantaman ombak.
Dimas sengaja untuk menggoda pelayan itu biar dia tahu, Rasa takut itu pernah dialami Dimas. Tapi Dimas terus berjalan hingga melewati pelayan itu dan menuju ke balkon villanya.
Ada sebuah pot gantung yang jatuh Dimas ingin membetulkannya tali yang sudah rapuh akan diganti.
selama proses mengganti tali di pot itu Dimas kembali teringat akan sosok Papanya, Sebenarnya Dimas merasa ini tidak adil untuknya tapi pelayan itu berkata jujur dan bukan dia yang menaruh racun pelayan itu hanya di suruh mengantar minuman ke arah Papanya tanpa tahu minuman itu sudah tercampur racun. Pelayan itu sempat curiga dengan Xian Guo yang memberikan begitu banyak uang untuknya.
Tapi pelayan itu berpendapat mungkin ini rezeki, untuk proses persalinan istrinya, karena istrinya juga mengidap penyakit leukimia dan membutuhkan biaya banyak.
Tanpa pikir panjang pelayan itu bergegas pergi dan tinggal di pulau terpencil bersama istri dan sekarang anak yang telah dilahirkan istrinya.
Dimas juga sudah merasa curiga kepada Mamanya karena Mamanya tidak berniat untuk mengotopsi jenazah Papanya malah memulangkan dan langsung menguburkan jenazah Papanya seakan tahu jika Papanya meninggal bukan karena serangan jantung.
"Aku akan mengungkapkannya Pah, tunggulah sebentar lagi, Aku harap Papa tenang di alam sana, di sisi Allah." batin Dimas
Tanpa terasa Dimas meneteskan air mata cepat-cepat ia langsung mengusap airmata itu agar tidak ada yang melihatnya termasuk Hasan.
🍂
Di sisi lain ada seorang pemuda yang sedang mondar-mandir nampak sangat kegelisahan di raut wajahnya.
"Kenapa kau mondar-mandir bikin pusing kepala saja?" tanya seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.
"Sepertinya Dimas sudah curiga, kenapa dulu dia tidak mati, Sewaktu aku melajukan mobil dengan kecepatan tinggi." ucapnya dengan bersungut-sungut.
"Jadi waktu itu kau yang hampir menabraknya?" tanya wanita itu menahan amarah.
"Iya aku yang sengaja ingin menabraknya dan menewaskan nya tapi sayang, pemuda miskin itu menolongnya." Xian Guo mengakui saat dirinya dulu akan menabrak Dimas.
"Kenapa kau bertindak terlalu jauh hingga ingin melenyapkan anakku Dimas, Kau sungguh kejam Xian Guo!" teriak Mama Meiying
"Kenapa Kau terlihat sangat marah Mam, bukankah Kau juga menginginkan dia tiada?" kata Xian Guo.
"Itu dulu sebelum Aku mengetahui kebenarannya." hardik Mama Meiying.
Lelaki paruhbaya yang baru pulang itu pun masuk ke dalam rumah dan mendengar semua pembicaraan mereka.
"Iya Meiying kenapa Kau sangat marah padahal dia hanyalah anak yang tidak kau inginkan." kata Gwangxi.
"Diam, kau juga yang telah bersekongkol dengan Xian Guo untuk memperdaya ku, mengkhinati suami dan anakku. Kalian benar-benar manusia kejam.." sergah Mama Meiying.
"Oh Tuhan apa yang sudah ku perbuat." teriak Meiying yang telah mengetahui persekongkolan dua pria ibl*s di hadapannya.
🍂
🍂
🍂
Bagaimana Meiying bisa mengetahui dua orang itu telah mengelabui selama 15 tahun ini.
Ikuti terus cerita selanjutnya.
dukungan teman-teman sangat berarti untukku.
Terimakasih teman-teman sudah memberi dukungan berupa like, rate 5 dan vote.
Salam dariku manis ☺️**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Jumadin Adin
xian itu cowo ya
2021-11-16
0
chonurv
selalu suka dengan nasihat dipembukaan
2020-12-23
0
❤️YennyAzzahra🍒
Like again.
ditunggu like nya juga di Mantan Ya
2020-11-12
0