Bab 05

☘️ Jarak antara masalah dan jalan keluarnya, Adalah jarak antara kepala dan tempat sujudmu.☘️

🍂🍂🍂🍂

BRAAAAK.!!!!

Terdengar dengan sangat keras pintu rumah tua itu di tendang.

"Bren*sek berhentilah orang b*doh!" hardik seorang lelaki dengan lantang.

"Siapa kamu?" tanya Edo sembari berdiri tegak, aksinya berhenti terkejut dengan suara bantingan pintu.

"Jangan mencampuri urusan ku, pergilah!" hardik Edo lagi.

Lelaki itu melihat seorang wanita yang tengah meringkuk dan menangis.

"Tolong aku." rintih Arum, tak butuh banyak waktu lama lelaki itu langsung menghadiahi Edo dengan Bogeman super dahsyat. Edo yang mendapat serangan tiba-tiba pun jatuh tersungkur.

BUGH

Arum yang sudah ketakutan pun tidak sadarkan diri, tidak tahu lagi dengan hal apa yang akan terjadi.

🍂

Pagi harinya.!

Cahaya matahari menyelinap memasuki celah-celah tirai yang berwarna hijau, karena terasa silau Arum yang tengah berbaring di atas ranjang pun terbangun. Seketika itu dia teringat kejadian tadi malam. Pakaiannya masih lengkap, Dia pun dengan susah payah duduk dan mengedarkan pandangan di seluruh ruangan. "Dimana aku?" gumam Arum

Pintu bercat putih pun terbuka dan terlihat wanita yang mungkin usianya 35 tahunan. "sampun siuman nggeh mbak?, (sudah siuman ya mbak). tanya wanita itu dengan logat Jawanya.

Arum masih diam seolah tidak mencerna ucapan wanita itu. Wanita itu pun tau kebingungan yang kini Arum rasakan. Wanita itu pun kembali bicara. "mba'e niku taksih teng puskesmas, wengi wenten tiang seng bekto mba'e mriki, mba'e pas di bekto mriki taksih pingsan,”

(Mbaknya itu lagi di puskesmas, semalam ada orang yang bawa Mbaknya kesini, Mbaknya pas di bawa kesini dalam kondisi pingsan.") Jelas ibu itu sembari menyibakkan tirai.

"Sinten? Bu sing bekto Kulo teng kriki? ("siapa? Bu yang membawa saya kesini?")

"Mboten ngertos Kulo, wong niku pas tiange bekto mba'e teng kriki, tiange langsung medal lan kesah."

(Tidak tahu saya, orang yang membawa Mbaknya kesini, dia langsung keluar dan pergi)." Jawab wanita itu yang tidak tahu menahu siapa orang yang sudah membawa Arum ke puskesmas.

"Pripun taksih wenten sing sakit? (gimana ada yang masih terasa sakit) tanyanya yang melihat Arum diam saja.

"Mboten. (Tidak) jawab Arum singkat, setelah itu wanita yang ternyata penjaga Puskesmas pun keluar.

🍂

Tak terasa hari pun begitu singkat. Sudah dua minggu sejak kejadian itu, Arum tidak pernah keluar rumah, bahkan untuk keluar kamar pun enggan.

"Rum kamu ko gak masuk kuliah, kan akan sidang skripsi satu minggu lagi." ucap Rani yang sudah berada di kamar Arum. Dia datang mengunjunginya, dia memang sahabat baik Arum.

Bukannya menjawab pertanyaan Rani, Arum malah menangis pilu. Rani bingung yang melihat Arum menangis. Rani pun secara refleks memeluk sahabatnya. "Rum kalau ada masalah cerita? jangan malah nangis kaya gini, kamu kan tahu kalau kapasitas otakku pas-pasan." Kata Rani mencoba menghiburku

"Aku hampir di nodai Edo, Ran."

"Apa?" jawab Rani kaget secara refleks menutup mulutnya. "kamu harus lapor ke polisi Rum, ini nggak bisa di biarin." Sambung Rani setelah sadar dari rasa kagetnya.

"Percuma Ran, Hukum tidak bisa dengan mudah melemahkannya, dia bisa menyewa pengacara manapun untuk membebaskannya dari tuduhan." Jawab Arum di sela tangisnya. "Aku takut malah tuduhan itu berbalik dan menyerangku, aku tidak siap menjawab pertanyaan-pertanyaan polisi, karena munurutku itu aib."

"Lalu bagaimana dengan cara kamu melarikan diri?" Tanya Rani antusias.

"ada seseorang yang menolongku," Jawab Arum.

"Nah itu bisa jadi bukti Rum."

"Masalahnya aku tidak tahu siapa orang itu," Rani mendengarkan penjelasan Arum menghela napas berat. "Saat itu gelap dan minin cahaya aku sama sekali tidak melihat wajah orang itu." rumah tua yang tak berpenghuni itu jauh dari jalan dan perumahan warga hingga kedaan rumah itu pun gelap.

flashback on

Edo Bramantyo 24 tahun adalah anak dari perusahaan perkebunan karet, Edo yang sudah terbiasa hidup mewah. Selalu mendapatkan apa yang diinginkannya, bahkan saat Arum menolaknya pun ia tidak terima dan begitu menyimpan dendam. Arum dan Edo bahkan satu SMA sejak saat itu Arum mengenalnya. Karena mereka juga satu kelas.

Trauma, Arum diliputi dengan perasaan trauma dan takut. Meninggalkan rasa sesak didalam hatinya, bahkan ketakutan itu begitu membekas didalam memorinya yang sangat mendalam.

Edo memohon dengan terisak kepada Ibunya Arum untuk dapat bertemu dengannya. Ibu pun akhirnya mempersilahkan duduk di teras rumah. Karena Bapak sudah berangkat ke pertenakan. Ibu tidak berani mempersilahkan Edo masuk.

Bapaknya Arum memiliki beberapa peternakan sapi yang lumayan jauh dari pemukiman, agar tidak menganggu masyarakat.

"Mau apa kamu datang kemari?" tanya Arum dingin dengan tatapan tajam.

Seketika itu Edo bersimpuh di hadapan Arum dengan deraian air mata. "Maafkan aku Rum." Kata Edo di tengah isaknya.

Arum masih diam tak bergeming di depan pintu dengan Ibu yang memegangi tangan Arum. Arum mulai tak bisa lagi membendung cairan bening dari matanya.

"Sungguh Rum, aku khilaf, waktu itu aku setengah sadar karena pengaruh alkohol, saat aku berjalan aku melihatmu sedang mendorong motor di jalanan sepi, secara refleks aku menarik lenganmu. seketika itu aku teringat waktu kamu menolakku. Maafkan aku Rum." jelas Edo panjang lebar.

"Pergilah Do aku tidak ingin melihatmu!" ucap Arum ketika mengingat kejadian malam itu.

"Sungguh Rum, aku sangat menyesal, aku merasa bersalah selama tiga tahun belakangan ini, perasaan bersalahku terus saja menghantuiku," kata Edo dengan suara parau.

"Pergilah, dan ingat rasa bersalah mu seumur hidupmu." ucap Arum sedang menahan amarah.

"Tapi, Rum..." ucapan Edo terhenti kala mendengar ucapan Arum dengan nada sedikit membentak menahan amarah.

"Pergilah..!!" hentak Arum sekali lagi, lalu ia pun masuk meninggalkan Edo dan Ibunya di luar.

"Pergilah Nak edo, Arum masih butuh waktu untuk melupakan traumanya." kata Ibu pelan.

Edo pun berdiri dan pamit kepada ibunya Arum.

“(Surga) itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan (neraka) itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.”

(HR. Muslim)

*

Bersambung

salam dariku kuy ☺️

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

myimak masih....
no cimend🤐🤐🤐😐😐

2022-11-01

0

Risma Farna

Risma Farna

Masih menyimak....

2022-07-22

0

shakila

shakila

alurnya agak ruwet saya agak susah untuk memahami butuh ketelitian ... masalah. waktu jg gk d jlskan dgvrinci jd bingung

2021-03-24

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 01
2 Bab 02
3 Bab 03
4 Bab 04
5 Bab 05
6 Bab 06
7 Bab 07
8 Bab 08
9 Bab 09
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 •Mengungkap Ancaman•
26 Bab 26 •Menerimamu•
27 Bab 27 •Akad•
28 Bab 28 •Bersamamu•
29 Bab 29 Pertengkaran
30 Bab 30 Kecemburuan Dimas
31 Bab 31 Masih Kecemburuan Dimas
32 Bab 32 Resepsi
33 Bab 33 Acara
34 Bab 34 Acara malam
35 Bab 35 Rahasia
36 Bab 36 Kesempatan
37 Bab 37 perasaan
38 Bab 38 Rumah sakit
39 Bab 39 Syukuran
40 Bab 40 Kelahiranmu
41 Bab 41 Medina
42 Bab 42 Sebuah kenangan
43 Bab 43 Lombok
44 Bab 44 Suku Sasak Lombok
45 Bab 45 Keindahan Lombok
46 Bab 46 Positif
47 Bab 47 kejahilan Dimas
48 Bab 48 Tersenyum
49 Bab 49 Jalan Allah
50 Bab 50 Salah tingkah
51 Bab 51 Kejujuran
52 Bab 52 Uwais al-Qarni
53 Bab 53 Poligami
54 Bab 54 Saifullah Almaslul
55 Bab 55 Bubur sumsum
56 Bab 56 Bubur sumsum 2
57 Bab 57 Musibah
58 Bab 58 Ujian hidup
59 Bab 59 Rencana Pindah
60 Bab 60 Balas dendam
61 Bab 61 Melepas Rindu
62 Bab 62 Gelisah
63 Bab 63 Hati Nurani
64 Bab 64 Ikhlas
65 Bab 65 Makna Ikhlas
66 Bab 66 New Normal
67 Bab 67 Merajut asa
68 Bab 68 Gus Miftah
69 Bab 69 Panggilan Hati
70 Bab 70 Olahraga
71 Bab 71 Berbagi
72 Bab 72 Daster
73 Bab 73 Cemburu
74 Bab 74 Bucin
75 Bab 75 Lamaran
76 Bab 76 Malioboro
77 Bab 77 Cukur Kumis
78 Bab 78 Bocor Alus
79 Bab 79 Gusar
80 Bab 80 Akrofobia
81 Bab 81 Menikah Denganku
82 Bab 82 Menjadi yang kedua
83 Bab 83 Gawat
84 Bab 84 Lupakan
85 Bab 85 Meminta Restu
86 Bab 86 Sujud Syukur
87 Bab 87 Overdosis
88 Bab 88 Awan Mendung
89 Bab 89 Sunan Kalijaga
90 Bab 90 Sunan Kalijaga ²
91 Bab 91 Semur Jengkol
92 Bab 92 Panas Dingin
93 Bab 93 Fitness
94 Bab 94 Berpuasa
95 Bab 95 Putu sama Klepon
96 Bab 96 Teka Teki
97 Bab 97 Dagang Warteg
98 Bab 98 Walimatul haml
99 Bab 99 Maulid Nabi
100 Bab 100 Jagung Bakar
101 Bab 101 USG
102 Bab 102 Mengenang Tragedi
103 Bab 103 Banci
104 Bab 104 Melewati masa kritis
105 Bab 105 Khusus
106 Bab 106 Heppy Ending
107 Renungan Hari Jum'at
108 Renungan jiwa dihari Jum'at
109 Sholawat Gus Dur
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 01
2
Bab 02
3
Bab 03
4
Bab 04
5
Bab 05
6
Bab 06
7
Bab 07
8
Bab 08
9
Bab 09
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 •Mengungkap Ancaman•
26
Bab 26 •Menerimamu•
27
Bab 27 •Akad•
28
Bab 28 •Bersamamu•
29
Bab 29 Pertengkaran
30
Bab 30 Kecemburuan Dimas
31
Bab 31 Masih Kecemburuan Dimas
32
Bab 32 Resepsi
33
Bab 33 Acara
34
Bab 34 Acara malam
35
Bab 35 Rahasia
36
Bab 36 Kesempatan
37
Bab 37 perasaan
38
Bab 38 Rumah sakit
39
Bab 39 Syukuran
40
Bab 40 Kelahiranmu
41
Bab 41 Medina
42
Bab 42 Sebuah kenangan
43
Bab 43 Lombok
44
Bab 44 Suku Sasak Lombok
45
Bab 45 Keindahan Lombok
46
Bab 46 Positif
47
Bab 47 kejahilan Dimas
48
Bab 48 Tersenyum
49
Bab 49 Jalan Allah
50
Bab 50 Salah tingkah
51
Bab 51 Kejujuran
52
Bab 52 Uwais al-Qarni
53
Bab 53 Poligami
54
Bab 54 Saifullah Almaslul
55
Bab 55 Bubur sumsum
56
Bab 56 Bubur sumsum 2
57
Bab 57 Musibah
58
Bab 58 Ujian hidup
59
Bab 59 Rencana Pindah
60
Bab 60 Balas dendam
61
Bab 61 Melepas Rindu
62
Bab 62 Gelisah
63
Bab 63 Hati Nurani
64
Bab 64 Ikhlas
65
Bab 65 Makna Ikhlas
66
Bab 66 New Normal
67
Bab 67 Merajut asa
68
Bab 68 Gus Miftah
69
Bab 69 Panggilan Hati
70
Bab 70 Olahraga
71
Bab 71 Berbagi
72
Bab 72 Daster
73
Bab 73 Cemburu
74
Bab 74 Bucin
75
Bab 75 Lamaran
76
Bab 76 Malioboro
77
Bab 77 Cukur Kumis
78
Bab 78 Bocor Alus
79
Bab 79 Gusar
80
Bab 80 Akrofobia
81
Bab 81 Menikah Denganku
82
Bab 82 Menjadi yang kedua
83
Bab 83 Gawat
84
Bab 84 Lupakan
85
Bab 85 Meminta Restu
86
Bab 86 Sujud Syukur
87
Bab 87 Overdosis
88
Bab 88 Awan Mendung
89
Bab 89 Sunan Kalijaga
90
Bab 90 Sunan Kalijaga ²
91
Bab 91 Semur Jengkol
92
Bab 92 Panas Dingin
93
Bab 93 Fitness
94
Bab 94 Berpuasa
95
Bab 95 Putu sama Klepon
96
Bab 96 Teka Teki
97
Bab 97 Dagang Warteg
98
Bab 98 Walimatul haml
99
Bab 99 Maulid Nabi
100
Bab 100 Jagung Bakar
101
Bab 101 USG
102
Bab 102 Mengenang Tragedi
103
Bab 103 Banci
104
Bab 104 Melewati masa kritis
105
Bab 105 Khusus
106
Bab 106 Heppy Ending
107
Renungan Hari Jum'at
108
Renungan jiwa dihari Jum'at
109
Sholawat Gus Dur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!