☘️ Jarak antara masalah dan jalan keluarnya, Adalah jarak antara kepala dan tempat sujudmu.☘️
🍂🍂🍂🍂
BRAAAAK.!!!!
Terdengar dengan sangat keras pintu rumah tua itu di tendang.
"Bren*sek berhentilah orang b*doh!" hardik seorang lelaki dengan lantang.
"Siapa kamu?" tanya Edo sembari berdiri tegak, aksinya berhenti terkejut dengan suara bantingan pintu.
"Jangan mencampuri urusan ku, pergilah!" hardik Edo lagi.
Lelaki itu melihat seorang wanita yang tengah meringkuk dan menangis.
"Tolong aku." rintih Arum, tak butuh banyak waktu lama lelaki itu langsung menghadiahi Edo dengan Bogeman super dahsyat. Edo yang mendapat serangan tiba-tiba pun jatuh tersungkur.
BUGH
Arum yang sudah ketakutan pun tidak sadarkan diri, tidak tahu lagi dengan hal apa yang akan terjadi.
🍂
Pagi harinya.!
Cahaya matahari menyelinap memasuki celah-celah tirai yang berwarna hijau, karena terasa silau Arum yang tengah berbaring di atas ranjang pun terbangun. Seketika itu dia teringat kejadian tadi malam. Pakaiannya masih lengkap, Dia pun dengan susah payah duduk dan mengedarkan pandangan di seluruh ruangan. "Dimana aku?" gumam Arum
Pintu bercat putih pun terbuka dan terlihat wanita yang mungkin usianya 35 tahunan. "sampun siuman nggeh mbak?, (sudah siuman ya mbak). tanya wanita itu dengan logat Jawanya.
Arum masih diam seolah tidak mencerna ucapan wanita itu. Wanita itu pun tau kebingungan yang kini Arum rasakan. Wanita itu pun kembali bicara. "mba'e niku taksih teng puskesmas, wengi wenten tiang seng bekto mba'e mriki, mba'e pas di bekto mriki taksih pingsan,”
(Mbaknya itu lagi di puskesmas, semalam ada orang yang bawa Mbaknya kesini, Mbaknya pas di bawa kesini dalam kondisi pingsan.") Jelas ibu itu sembari menyibakkan tirai.
"Sinten? Bu sing bekto Kulo teng kriki? ("siapa? Bu yang membawa saya kesini?")
"Mboten ngertos Kulo, wong niku pas tiange bekto mba'e teng kriki, tiange langsung medal lan kesah."
(Tidak tahu saya, orang yang membawa Mbaknya kesini, dia langsung keluar dan pergi)." Jawab wanita itu yang tidak tahu menahu siapa orang yang sudah membawa Arum ke puskesmas.
"Pripun taksih wenten sing sakit? (gimana ada yang masih terasa sakit) tanyanya yang melihat Arum diam saja.
"Mboten. (Tidak) jawab Arum singkat, setelah itu wanita yang ternyata penjaga Puskesmas pun keluar.
🍂
Tak terasa hari pun begitu singkat. Sudah dua minggu sejak kejadian itu, Arum tidak pernah keluar rumah, bahkan untuk keluar kamar pun enggan.
"Rum kamu ko gak masuk kuliah, kan akan sidang skripsi satu minggu lagi." ucap Rani yang sudah berada di kamar Arum. Dia datang mengunjunginya, dia memang sahabat baik Arum.
Bukannya menjawab pertanyaan Rani, Arum malah menangis pilu. Rani bingung yang melihat Arum menangis. Rani pun secara refleks memeluk sahabatnya. "Rum kalau ada masalah cerita? jangan malah nangis kaya gini, kamu kan tahu kalau kapasitas otakku pas-pasan." Kata Rani mencoba menghiburku
"Aku hampir di nodai Edo, Ran."
"Apa?" jawab Rani kaget secara refleks menutup mulutnya. "kamu harus lapor ke polisi Rum, ini nggak bisa di biarin." Sambung Rani setelah sadar dari rasa kagetnya.
"Percuma Ran, Hukum tidak bisa dengan mudah melemahkannya, dia bisa menyewa pengacara manapun untuk membebaskannya dari tuduhan." Jawab Arum di sela tangisnya. "Aku takut malah tuduhan itu berbalik dan menyerangku, aku tidak siap menjawab pertanyaan-pertanyaan polisi, karena munurutku itu aib."
"Lalu bagaimana dengan cara kamu melarikan diri?" Tanya Rani antusias.
"ada seseorang yang menolongku," Jawab Arum.
"Nah itu bisa jadi bukti Rum."
"Masalahnya aku tidak tahu siapa orang itu," Rani mendengarkan penjelasan Arum menghela napas berat. "Saat itu gelap dan minin cahaya aku sama sekali tidak melihat wajah orang itu." rumah tua yang tak berpenghuni itu jauh dari jalan dan perumahan warga hingga kedaan rumah itu pun gelap.
flashback on
Edo Bramantyo 24 tahun adalah anak dari perusahaan perkebunan karet, Edo yang sudah terbiasa hidup mewah. Selalu mendapatkan apa yang diinginkannya, bahkan saat Arum menolaknya pun ia tidak terima dan begitu menyimpan dendam. Arum dan Edo bahkan satu SMA sejak saat itu Arum mengenalnya. Karena mereka juga satu kelas.
Trauma, Arum diliputi dengan perasaan trauma dan takut. Meninggalkan rasa sesak didalam hatinya, bahkan ketakutan itu begitu membekas didalam memorinya yang sangat mendalam.
Edo memohon dengan terisak kepada Ibunya Arum untuk dapat bertemu dengannya. Ibu pun akhirnya mempersilahkan duduk di teras rumah. Karena Bapak sudah berangkat ke pertenakan. Ibu tidak berani mempersilahkan Edo masuk.
Bapaknya Arum memiliki beberapa peternakan sapi yang lumayan jauh dari pemukiman, agar tidak menganggu masyarakat.
"Mau apa kamu datang kemari?" tanya Arum dingin dengan tatapan tajam.
Seketika itu Edo bersimpuh di hadapan Arum dengan deraian air mata. "Maafkan aku Rum." Kata Edo di tengah isaknya.
Arum masih diam tak bergeming di depan pintu dengan Ibu yang memegangi tangan Arum. Arum mulai tak bisa lagi membendung cairan bening dari matanya.
"Sungguh Rum, aku khilaf, waktu itu aku setengah sadar karena pengaruh alkohol, saat aku berjalan aku melihatmu sedang mendorong motor di jalanan sepi, secara refleks aku menarik lenganmu. seketika itu aku teringat waktu kamu menolakku. Maafkan aku Rum." jelas Edo panjang lebar.
"Pergilah Do aku tidak ingin melihatmu!" ucap Arum ketika mengingat kejadian malam itu.
"Sungguh Rum, aku sangat menyesal, aku merasa bersalah selama tiga tahun belakangan ini, perasaan bersalahku terus saja menghantuiku," kata Edo dengan suara parau.
"Pergilah, dan ingat rasa bersalah mu seumur hidupmu." ucap Arum sedang menahan amarah.
"Tapi, Rum..." ucapan Edo terhenti kala mendengar ucapan Arum dengan nada sedikit membentak menahan amarah.
"Pergilah..!!" hentak Arum sekali lagi, lalu ia pun masuk meninggalkan Edo dan Ibunya di luar.
"Pergilah Nak edo, Arum masih butuh waktu untuk melupakan traumanya." kata Ibu pelan.
Edo pun berdiri dan pamit kepada ibunya Arum.
“(Surga) itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan (neraka) itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.”
(HR. Muslim)
*
Bersambung
salam dariku kuy ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
myimak masih....
no cimend🤐🤐🤐😐😐
2022-11-01
0
Risma Farna
Masih menyimak....
2022-07-22
0
shakila
alurnya agak ruwet saya agak susah untuk memahami butuh ketelitian ... masalah. waktu jg gk d jlskan dgvrinci jd bingung
2021-03-24
2