☘️ *Tiap-tiap yang berjiwa, Akan merasakan mati.*. ☘️
{Qs. Ali-Imran: 185}
#####
Dimas yang baru keluar dari rumahnya untuk mengikuti kemana perginya Meiying. Di perjalanan Dimas menghubungi Hasan agar datang ke rumah Gwangxi. "Datanglah ke rumah Gwangxi ada yang tidak beres disana." ucap Dimas yang menghubungi Hasan.
Hasan pun datang membawa anak buahnya, Hasan menuturkan kepada anak buahnya di perbolehkan memakai senjata saat ada bahaya.
Ketika Hasan tiba, dia melihat kearah Gwangxi yang sedang menodongkan pistol kearah Dimas yang menunduk memandang Mama Meiying.
Tanpa pikir panjang dan tidak ingin membahayakan nyawa Dimas Hasan mengutus anak buahnya dalam ahli bidikan menembak tangan Xian Guo. Tetapi Gwangxi menyadari kehadiran Hasan, Gwangxi pun menghadang bidikan dari anak buah Hasan mengenai dada sebelah kanannya.
Dooooorr..!!!!
Bunyi tembakan menggema di seluruh ruangan, rumah Gwangxi.
"Ayaaaaaah.!" teriak Xian Guo.
Xian Guo menghambur memeluk tubuh sang ayah.
Tak lama polisi yang Hasan hubungi datang, memborgol kedua tangan Xian Guo. Tanpa ada perlawanan Xian Guo akan di bawa ke kantor polisi. Sebelum polisi benar-benar membawanya Xian Guo berkata dengan nada ancaman. "Aku akan datang dan membalas dendam atas kematian Ayahku." memandang ke arah Hasan dan Dimas.
“Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan sesungguhnya Allah tidak menzalimi hamba-hamba-Nya. ”
(QS. ALI-IMRAN. 181)
🍂
Kehilangan orang-orang terkasih menjadi sebuah pukulan yang berat. Pemakaman yang di lakukan secara tertutup dari awak media dan hanya di hadiri orang-orang terdekat dari rekan bisnis dan karena Mamanya Dimas hanya anak tunggal jadi tidak banyak keluarga yang menghadiri.
Nenek Dimas pun sudah meninggal sejak satu setengah tahun yang lalu.
Sudah 2 bulan sejak kematian Meiying dan Gwangxi. Kini kehidupan Dimas terasa sangat berat dan kesepian tidak ada dendam untuk Mama Meiying dan Dimas juga sudah ikhlas atas kepergian sang Papa.
Tetapi insvestor tetap ingin menikahkan anaknya dengan Dimas. Entah apa tujuan mereka yang sebenarnya.
Di sebuah restauran dua orang tengah menunggu kedatangan Dimas, Sebenarnya Dimas enggan untuk bertemu. Tapi karena menghargai dan tidak ingin membuat kecewa setelah beberapa kali Dimas menolak dengan alasan ia sedang berduka.
(ini ceritanya masih dalam bhs English yah)
"Halo Nak apa kabar?" tanya lelaki paruhbaya yang masih terlihat gagah.
"Alhamdulillah, Saya baik Tuan Jo." jawab Dimas setelah duduk di sofa. Jonathan adalah invertor sekaligus lelaki yang tidak menyukai Erwin Ayah dari Dimas karena terus kalah tender dari Erwin. Jonathan adalah lelaki Canada.
Seseorang Tuan Jo itu pun tertawa mendengar Dimas memanggilnya sebutan 'Tuan'.
"Ahh tidak perlu memanggilku dengan sebutan itu 'Tuan'. Baiklah Nak, Dimas karena hidangan sudah datang. kita makan malam terlebih dulu. Lalu setelah itu kita lanjutkan dengan berbincang-bincang." ucap Jonathan.
Dimas pun mengangguk.
Sejak saat Dimas tiba, pandangan seorang wanita cantik bermata cokelat memperhatikan Dimas. Sesi makan malam pun selesai dan berlanjut pada pembicaraan yang akan Jonathan sampaikan.
"Saya ingin menyampaikan, waktu itu memang Mamamu Meiying mengatakan membatalkan rencana menikahkanmu dan Vio. Tetapi Viola tidak menerima pembatalan Mamamu. Bagaimana kalau kita lanjutkan rencana itu." ucap Jonathan membujuk.
Dimas tidak tahu cara penolakan yang pas agar tidak menyinggung perasaan Jonathan dan Viola. "Maafkan saya Tuan Jo."
"Aku sudah mencintai mu Dimas." suara Viola terdengar pelan.
"Maafkan aku Nona Viola." ucap Dimas melembut.
"Apakah tidak sebaiknya Nak Dimas pikirkan terlebih dulu dengan perasaan Vio." kata Jonathan tegas.
"Aku sudah tertarik dan mencintaimu sejak pertama kali bertemu di kantormu Dim." ucap viola.
Dimas tidak merasa Viola datang ke kantornya mengeryitkan kening. "Waktu itu Dady menyuruhku menemuimu dan mengantar berkas. Tapi Kau keluar dan berpapasan denganku di lobby kantormu." Viola menjelaskan kebingungan yang kini Dimas rasakan.
"Oh ya maafkan saya Nona Vio, Saya tidak menyadari kehadiran Anda di kantor Saya." jawab Dimas.
"Tidak perlu menyebut saya 'Anda'." ucap Viola.
"Jadi bagaimana dengan keputusanmu Dimas?" tanya Jonathan.
"Maafkan saya Tuan Jonathan. Saya sudah mencintai seseorang di Indonesia." Jawab Dimas.
"Jadi maksud mu Kau menolak anakku. Saya akan menanam saham dan saya akan menamai sebagian saham saya atas namamu." tegas Jonathan.
"Tidak ada yang menolak Viola yang mempunyai mata indah ini. Akan Tetapi saya terlanjur mencintai Jogja."
Viola pun tersipu malu mendengar Dimas memujinya.
"Siapa Jogja? Apakah nama wanita itu?" tanya Viola menyelidik.
Dimas tersenyum dan membayangkan sosok Arum. Wanita yang sudah meluluhkan hatinya. "Bukan, Jogja adalah Nama suatu daerah di Indonesia yang memiliki begitu banyak pesona. sebelum saya kembali ke China saya sudah mengenalnya terlebih dulu dan meninggalkannya."
Lalu Dimas pun menceritakan awal mula dirinya mengenal Arum dan kembali ke China. mencoba memberikan pengertian agar Viola dan Ayahnya tidak tersinggung atas penolakannya dan menimbulkan masalah baru.
"Aku akan mengikuti keyakinanmu jika Kau mau Dimas?" bujuk Viola yang merasa cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Cinta tidak untuk menjadi landasan seseorang memeluk suatu Agama. Islam tidak memaksa dan Islam adalah pedoman hidup. Bukan karena hanya mencintai seseorang lalu memeluk Islam, lalu kemudian setelah rasa cintanya memudar ia akan keluar dari Islam 'Murtad'. Allah Maha membolak-balikkan hati." Dimas menjelaskan dengan nada suara lembut.
Viola dan Jonathan pun akhirnya mengerti dan paham akan maksud Dimas. "Baiklah Dimas aku mengerti, mungkin Aku bukanlah takdirmu." ucap Viola.
"Terimaksih Nona Viola atas pengertianmu. Semoga Kau di takdirkan dengan seseorang yang lebih baik dan lebih mencintaimu." ucap Dimas.
Mereka pun akhirnya berpisah di lobby hotel untuk menunggu mobil mereka yang di bawakan pelayan hotel dari parkiran menuju lobby.
"Sampai jumpa Tuan Jo dan Nona Viola." pamit Dimas. kemudian masuk kedalam mobil.
Jonathan dan Viola pun melambaikan tangan.
"Dia pria yang sopan dan Religius." ucap Jonathan lirih.
Viola pun hanya bisa memandang kepergian Dimas dengan tatapan nanar. Hingga mobil Dimas pun semakin jauh.
Sepanjang perjalanan. Di dalam mobil Dimas terus saja memikirkan Arum. Tak terasa Dimas tersenyum mengingat Jogjanya.
###
"Dim, Apakah Kau akan menepati ucapamu waktu itu?" tanya Hasan.
"Aku takut Dia akan menolakku, Aku belum siap menerima penolakannya." ucapan Dimas terdengar putus asa.
"Lalu kau akan tetap disini?" harap Hasan.
Dimas menggelengkan kepalanya. Hasan semakin bingung dengan sikap Dimas. "Aku akan ke Kairo Mesir dan belajar ilmu Agama di sana."
"Lalu kau akan semakin menggantung Jogjamu lebih lama lagi?" tanya Hasan heran dengan keputusan Dimas. "Lalu apa sebenarnya yang Kau rencanakan? Tidakkah Kau merasa kasihan padanya menunggumu terlalu lama?"
"Apa Kau sedang mengusirku Han?" tanya Dimas meledek.
Dimas melihat ketidaksukaan di raut wajah Hasan. "Hey aku hanya bercanda Han, kenapa Kau terlalu serius." Jawab Dimas semabri menahan tawa.
"Aku akan lebih senang lagi kalau Kau tidak bicara." ucap Hasan ngambek.
Dimas pun merangkul pundak Hasan, Dimas tahu jika sahabatnya pura-pura marah.
"Aku akan ke Kairo Mesir, Dan akan belajar lebih dalam lagi mengenai Keyakinanku. Dan jika Allah meridhoi, Arum adalah takdirku. Itu adalah hadiah yang Allah berikan untukku." ucap Dimas.
"Sudah satu tahun aku meninggalkannya, Dan jikalau aku kembali padanya, aku ingin menjadikan diriku sebagai Imam nya. Kisah yang seperti Ali dan Fatimah." sambung Dimas.
Mereka berdua menikmati semilir angin sore di villa dengan di temani anak kecil berumur tigatahun. "Willan tolong buatkan teh herbal untukku." Dimas menyuruh seseorang.
"Baik Tuan." jawab orang yang di panggil Dimas dengan nama Willan.
Willan adalah nama pelayan yang diperintah Xian Guo untuk mengantarkan minuman yang telah di campur racun kepada Erwin.
Willan datang ke pengadilan untuk memberikan saksi kepada Hakim untuk memberatkan tuntutan kepada Xian Guo.
Dimas menyuruh Willan untuk tinggal di villanya. Willan sempat menolak, karena dia merasa bersalah atas perbuatannya meskipun saat itu Willan tidak tahu ada racun di dalam minuman yang diberikan kepada Erwin.
Akan tetapi Dimas memaksa dengan alasan villanya tidak ada yang mengurus. Akhirnya Willan pun mau.
Sekarang Willan dan istrinya Hana serta anak mereka Kelly menempati villa. untuk mengurus Villa. Willan dan istrinya kini menjadi Mualaf tanpa ada paksaan.
#
#
#
#
ikuti terus cerita selanjutnya, dan dukungan. dukungan teman-teman sangat menyemangatiku.
#
terima kasih untuk yang sudah singgah dan membaca ceritaku setelah memberikan like, komentar, rate5, dan vote.
#
Salam dariku manis ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
fir
sampai d sini j flash backnya thor😁baru q mngerti...
2021-06-23
0
❤️YennyAzzahra🍒
Next
2020-11-12
0
Sunarti
hukum seberat2 nya tuh Xian Guo jgn kasih bebas
2020-11-10
2