Bab 16

☘️ *Tiap-tiap yang berjiwa, Akan merasakan mati.*. ☘️

{Qs. Ali-Imran: 185}

#####

Dimas yang baru keluar dari rumahnya untuk mengikuti kemana perginya Meiying. Di perjalanan Dimas menghubungi Hasan agar datang ke rumah Gwangxi. "Datanglah ke rumah Gwangxi ada yang tidak beres disana." ucap Dimas yang menghubungi Hasan.

Hasan pun datang membawa anak buahnya, Hasan menuturkan kepada anak buahnya di perbolehkan memakai senjata saat ada bahaya.

Ketika Hasan tiba, dia melihat kearah Gwangxi yang sedang menodongkan pistol kearah Dimas yang menunduk memandang Mama Meiying.

Tanpa pikir panjang dan tidak ingin membahayakan nyawa Dimas Hasan mengutus anak buahnya dalam ahli bidikan menembak tangan Xian Guo. Tetapi Gwangxi menyadari kehadiran Hasan, Gwangxi pun menghadang bidikan dari anak buah Hasan mengenai dada sebelah kanannya.

Dooooorr..!!!!

Bunyi tembakan menggema di seluruh ruangan, rumah Gwangxi.

"Ayaaaaaah.!" teriak Xian Guo.

Xian Guo menghambur memeluk tubuh sang ayah.

Tak lama polisi yang Hasan hubungi datang, memborgol kedua tangan Xian Guo. Tanpa ada perlawanan Xian Guo akan di bawa ke kantor polisi. Sebelum polisi benar-benar membawanya Xian Guo berkata dengan nada ancaman. "Aku akan datang dan membalas dendam atas kematian Ayahku." memandang ke arah Hasan dan Dimas.

“Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan sesungguhnya Allah tidak menzalimi hamba-hamba-Nya. ”

(QS. ALI-IMRAN. 181)

🍂

Kehilangan orang-orang terkasih menjadi sebuah pukulan yang berat. Pemakaman yang di lakukan secara tertutup dari awak media dan hanya di hadiri orang-orang terdekat dari rekan bisnis dan karena Mamanya Dimas hanya anak tunggal jadi tidak banyak keluarga yang menghadiri.

Nenek Dimas pun sudah meninggal sejak satu setengah tahun yang lalu.

Sudah 2 bulan sejak kematian Meiying dan Gwangxi. Kini kehidupan Dimas terasa sangat berat dan kesepian tidak ada dendam untuk Mama Meiying dan Dimas juga sudah ikhlas atas kepergian sang Papa.

Tetapi insvestor tetap ingin menikahkan anaknya dengan Dimas. Entah apa tujuan mereka yang sebenarnya.

Di sebuah restauran dua orang tengah menunggu kedatangan Dimas, Sebenarnya Dimas enggan untuk bertemu. Tapi karena menghargai dan tidak ingin membuat kecewa setelah beberapa kali Dimas menolak dengan alasan ia sedang berduka.

(ini ceritanya masih dalam bhs English yah)

"Halo Nak apa kabar?" tanya lelaki paruhbaya yang masih terlihat gagah.

"Alhamdulillah, Saya baik Tuan Jo." jawab Dimas setelah duduk di sofa. Jonathan adalah invertor sekaligus lelaki yang tidak menyukai Erwin Ayah dari Dimas karena terus kalah tender dari Erwin. Jonathan adalah lelaki Canada.

Seseorang Tuan Jo itu pun tertawa mendengar Dimas memanggilnya sebutan 'Tuan'.

"Ahh tidak perlu memanggilku dengan sebutan itu 'Tuan'. Baiklah Nak, Dimas karena hidangan sudah datang. kita makan malam terlebih dulu. Lalu setelah itu kita lanjutkan dengan berbincang-bincang." ucap Jonathan.

Dimas pun mengangguk.

Sejak saat Dimas tiba, pandangan seorang wanita cantik bermata cokelat memperhatikan Dimas. Sesi makan malam pun selesai dan berlanjut pada pembicaraan yang akan Jonathan sampaikan.

"Saya ingin menyampaikan, waktu itu memang Mamamu Meiying mengatakan membatalkan rencana menikahkanmu dan Vio. Tetapi Viola tidak menerima pembatalan Mamamu. Bagaimana kalau kita lanjutkan rencana itu." ucap Jonathan membujuk.

Dimas tidak tahu cara penolakan yang pas agar tidak menyinggung perasaan Jonathan dan Viola. "Maafkan saya Tuan Jo."

"Aku sudah mencintai mu Dimas." suara Viola terdengar pelan.

"Maafkan aku Nona Viola." ucap Dimas melembut.

"Apakah tidak sebaiknya Nak Dimas pikirkan terlebih dulu dengan perasaan Vio." kata Jonathan tegas.

"Aku sudah tertarik dan mencintaimu sejak pertama kali bertemu di kantormu Dim." ucap viola.

Dimas tidak merasa Viola datang ke kantornya mengeryitkan kening. "Waktu itu Dady menyuruhku menemuimu dan mengantar berkas. Tapi Kau keluar dan berpapasan denganku di lobby kantormu." Viola menjelaskan kebingungan yang kini Dimas rasakan.

"Oh ya maafkan saya Nona Vio, Saya tidak menyadari kehadiran Anda di kantor Saya." jawab Dimas.

"Tidak perlu menyebut saya 'Anda'." ucap Viola.

"Jadi bagaimana dengan keputusanmu Dimas?" tanya Jonathan.

"Maafkan saya Tuan Jonathan. Saya sudah mencintai seseorang di Indonesia." Jawab Dimas.

"Jadi maksud mu Kau menolak anakku. Saya akan menanam saham dan saya akan menamai sebagian saham saya atas namamu." tegas Jonathan.

"Tidak ada yang menolak Viola yang mempunyai mata indah ini. Akan Tetapi saya terlanjur mencintai Jogja."

Viola pun tersipu malu mendengar Dimas memujinya.

"Siapa Jogja? Apakah nama wanita itu?" tanya Viola menyelidik.

Dimas tersenyum dan membayangkan sosok Arum. Wanita yang sudah meluluhkan hatinya. "Bukan, Jogja adalah Nama suatu daerah di Indonesia yang memiliki begitu banyak pesona. sebelum saya kembali ke China saya sudah mengenalnya terlebih dulu dan meninggalkannya."

Lalu Dimas pun menceritakan awal mula dirinya mengenal Arum dan kembali ke China. mencoba memberikan pengertian agar Viola dan Ayahnya tidak tersinggung atas penolakannya dan menimbulkan masalah baru.

"Aku akan mengikuti keyakinanmu jika Kau mau Dimas?" bujuk Viola yang merasa cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Cinta tidak untuk menjadi landasan seseorang memeluk suatu Agama. Islam tidak memaksa dan Islam adalah pedoman hidup. Bukan karena hanya mencintai seseorang lalu memeluk Islam, lalu kemudian setelah rasa cintanya memudar ia akan keluar dari Islam 'Murtad'. Allah Maha membolak-balikkan hati." Dimas menjelaskan dengan nada suara lembut.

Viola dan Jonathan pun akhirnya mengerti dan paham akan maksud Dimas. "Baiklah Dimas aku mengerti, mungkin Aku bukanlah takdirmu." ucap Viola.

"Terimaksih Nona Viola atas pengertianmu. Semoga Kau di takdirkan dengan seseorang yang lebih baik dan lebih mencintaimu." ucap Dimas.

Mereka pun akhirnya berpisah di lobby hotel untuk menunggu mobil mereka yang di bawakan pelayan hotel dari parkiran menuju lobby.

"Sampai jumpa Tuan Jo dan Nona Viola." pamit Dimas. kemudian masuk kedalam mobil.

Jonathan dan Viola pun melambaikan tangan.

"Dia pria yang sopan dan Religius." ucap Jonathan lirih.

Viola pun hanya bisa memandang kepergian Dimas dengan tatapan nanar. Hingga mobil Dimas pun semakin jauh.

Sepanjang perjalanan. Di dalam mobil Dimas terus saja memikirkan Arum. Tak terasa Dimas tersenyum mengingat Jogjanya.

###

"Dim, Apakah Kau akan menepati ucapamu waktu itu?" tanya Hasan.

"Aku takut Dia akan menolakku, Aku belum siap menerima penolakannya." ucapan Dimas terdengar putus asa.

"Lalu kau akan tetap disini?" harap Hasan.

Dimas menggelengkan kepalanya. Hasan semakin bingung dengan sikap Dimas. "Aku akan ke Kairo Mesir dan belajar ilmu Agama di sana."

"Lalu kau akan semakin menggantung Jogjamu lebih lama lagi?" tanya Hasan heran dengan keputusan Dimas. "Lalu apa sebenarnya yang Kau rencanakan? Tidakkah Kau merasa kasihan padanya menunggumu terlalu lama?"

"Apa Kau sedang mengusirku Han?" tanya Dimas meledek.

Dimas melihat ketidaksukaan di raut wajah Hasan. "Hey aku hanya bercanda Han, kenapa Kau terlalu serius." Jawab Dimas semabri menahan tawa.

"Aku akan lebih senang lagi kalau Kau tidak bicara." ucap Hasan ngambek.

Dimas pun merangkul pundak Hasan, Dimas tahu jika sahabatnya pura-pura marah.

"Aku akan ke Kairo Mesir, Dan akan belajar lebih dalam lagi mengenai Keyakinanku. Dan jika Allah meridhoi, Arum adalah takdirku. Itu adalah hadiah yang Allah berikan untukku." ucap Dimas.

"Sudah satu tahun aku meninggalkannya, Dan jikalau aku kembali padanya, aku ingin menjadikan diriku sebagai Imam nya. Kisah yang seperti Ali dan Fatimah." sambung Dimas.

Mereka berdua menikmati semilir angin sore di villa dengan di temani anak kecil berumur tigatahun. "Willan tolong buatkan teh herbal untukku." Dimas menyuruh seseorang.

"Baik Tuan." jawab orang yang di panggil Dimas dengan nama Willan.

Willan adalah nama pelayan yang diperintah Xian Guo untuk mengantarkan minuman yang telah di campur racun kepada Erwin.

Willan datang ke pengadilan untuk memberikan saksi kepada Hakim untuk memberatkan tuntutan kepada Xian Guo.

Dimas menyuruh Willan untuk tinggal di villanya. Willan sempat menolak, karena dia merasa bersalah atas perbuatannya meskipun saat itu Willan tidak tahu ada racun di dalam minuman yang diberikan kepada Erwin.

Akan tetapi Dimas memaksa dengan alasan villanya tidak ada yang mengurus. Akhirnya Willan pun mau.

Sekarang Willan dan istrinya Hana serta anak mereka Kelly menempati villa. untuk mengurus Villa. Willan dan istrinya kini menjadi Mualaf tanpa ada paksaan.

#

#

#

#

ikuti terus cerita selanjutnya, dan dukungan. dukungan teman-teman sangat menyemangatiku.

#

terima kasih untuk yang sudah singgah dan membaca ceritaku setelah memberikan like, komentar, rate5, dan vote.

#

Salam dariku manis ☺️

Terpopuler

Comments

fir

fir

sampai d sini j flash backnya thor😁baru q mngerti...

2021-06-23

0

❤️YennyAzzahra🍒

❤️YennyAzzahra🍒

Next

2020-11-12

0

Sunarti

Sunarti

hukum seberat2 nya tuh Xian Guo jgn kasih bebas

2020-11-10

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 01
2 Bab 02
3 Bab 03
4 Bab 04
5 Bab 05
6 Bab 06
7 Bab 07
8 Bab 08
9 Bab 09
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 •Mengungkap Ancaman•
26 Bab 26 •Menerimamu•
27 Bab 27 •Akad•
28 Bab 28 •Bersamamu•
29 Bab 29 Pertengkaran
30 Bab 30 Kecemburuan Dimas
31 Bab 31 Masih Kecemburuan Dimas
32 Bab 32 Resepsi
33 Bab 33 Acara
34 Bab 34 Acara malam
35 Bab 35 Rahasia
36 Bab 36 Kesempatan
37 Bab 37 perasaan
38 Bab 38 Rumah sakit
39 Bab 39 Syukuran
40 Bab 40 Kelahiranmu
41 Bab 41 Medina
42 Bab 42 Sebuah kenangan
43 Bab 43 Lombok
44 Bab 44 Suku Sasak Lombok
45 Bab 45 Keindahan Lombok
46 Bab 46 Positif
47 Bab 47 kejahilan Dimas
48 Bab 48 Tersenyum
49 Bab 49 Jalan Allah
50 Bab 50 Salah tingkah
51 Bab 51 Kejujuran
52 Bab 52 Uwais al-Qarni
53 Bab 53 Poligami
54 Bab 54 Saifullah Almaslul
55 Bab 55 Bubur sumsum
56 Bab 56 Bubur sumsum 2
57 Bab 57 Musibah
58 Bab 58 Ujian hidup
59 Bab 59 Rencana Pindah
60 Bab 60 Balas dendam
61 Bab 61 Melepas Rindu
62 Bab 62 Gelisah
63 Bab 63 Hati Nurani
64 Bab 64 Ikhlas
65 Bab 65 Makna Ikhlas
66 Bab 66 New Normal
67 Bab 67 Merajut asa
68 Bab 68 Gus Miftah
69 Bab 69 Panggilan Hati
70 Bab 70 Olahraga
71 Bab 71 Berbagi
72 Bab 72 Daster
73 Bab 73 Cemburu
74 Bab 74 Bucin
75 Bab 75 Lamaran
76 Bab 76 Malioboro
77 Bab 77 Cukur Kumis
78 Bab 78 Bocor Alus
79 Bab 79 Gusar
80 Bab 80 Akrofobia
81 Bab 81 Menikah Denganku
82 Bab 82 Menjadi yang kedua
83 Bab 83 Gawat
84 Bab 84 Lupakan
85 Bab 85 Meminta Restu
86 Bab 86 Sujud Syukur
87 Bab 87 Overdosis
88 Bab 88 Awan Mendung
89 Bab 89 Sunan Kalijaga
90 Bab 90 Sunan Kalijaga ²
91 Bab 91 Semur Jengkol
92 Bab 92 Panas Dingin
93 Bab 93 Fitness
94 Bab 94 Berpuasa
95 Bab 95 Putu sama Klepon
96 Bab 96 Teka Teki
97 Bab 97 Dagang Warteg
98 Bab 98 Walimatul haml
99 Bab 99 Maulid Nabi
100 Bab 100 Jagung Bakar
101 Bab 101 USG
102 Bab 102 Mengenang Tragedi
103 Bab 103 Banci
104 Bab 104 Melewati masa kritis
105 Bab 105 Khusus
106 Bab 106 Heppy Ending
107 Renungan Hari Jum'at
108 Renungan jiwa dihari Jum'at
109 Sholawat Gus Dur
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 01
2
Bab 02
3
Bab 03
4
Bab 04
5
Bab 05
6
Bab 06
7
Bab 07
8
Bab 08
9
Bab 09
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 •Mengungkap Ancaman•
26
Bab 26 •Menerimamu•
27
Bab 27 •Akad•
28
Bab 28 •Bersamamu•
29
Bab 29 Pertengkaran
30
Bab 30 Kecemburuan Dimas
31
Bab 31 Masih Kecemburuan Dimas
32
Bab 32 Resepsi
33
Bab 33 Acara
34
Bab 34 Acara malam
35
Bab 35 Rahasia
36
Bab 36 Kesempatan
37
Bab 37 perasaan
38
Bab 38 Rumah sakit
39
Bab 39 Syukuran
40
Bab 40 Kelahiranmu
41
Bab 41 Medina
42
Bab 42 Sebuah kenangan
43
Bab 43 Lombok
44
Bab 44 Suku Sasak Lombok
45
Bab 45 Keindahan Lombok
46
Bab 46 Positif
47
Bab 47 kejahilan Dimas
48
Bab 48 Tersenyum
49
Bab 49 Jalan Allah
50
Bab 50 Salah tingkah
51
Bab 51 Kejujuran
52
Bab 52 Uwais al-Qarni
53
Bab 53 Poligami
54
Bab 54 Saifullah Almaslul
55
Bab 55 Bubur sumsum
56
Bab 56 Bubur sumsum 2
57
Bab 57 Musibah
58
Bab 58 Ujian hidup
59
Bab 59 Rencana Pindah
60
Bab 60 Balas dendam
61
Bab 61 Melepas Rindu
62
Bab 62 Gelisah
63
Bab 63 Hati Nurani
64
Bab 64 Ikhlas
65
Bab 65 Makna Ikhlas
66
Bab 66 New Normal
67
Bab 67 Merajut asa
68
Bab 68 Gus Miftah
69
Bab 69 Panggilan Hati
70
Bab 70 Olahraga
71
Bab 71 Berbagi
72
Bab 72 Daster
73
Bab 73 Cemburu
74
Bab 74 Bucin
75
Bab 75 Lamaran
76
Bab 76 Malioboro
77
Bab 77 Cukur Kumis
78
Bab 78 Bocor Alus
79
Bab 79 Gusar
80
Bab 80 Akrofobia
81
Bab 81 Menikah Denganku
82
Bab 82 Menjadi yang kedua
83
Bab 83 Gawat
84
Bab 84 Lupakan
85
Bab 85 Meminta Restu
86
Bab 86 Sujud Syukur
87
Bab 87 Overdosis
88
Bab 88 Awan Mendung
89
Bab 89 Sunan Kalijaga
90
Bab 90 Sunan Kalijaga ²
91
Bab 91 Semur Jengkol
92
Bab 92 Panas Dingin
93
Bab 93 Fitness
94
Bab 94 Berpuasa
95
Bab 95 Putu sama Klepon
96
Bab 96 Teka Teki
97
Bab 97 Dagang Warteg
98
Bab 98 Walimatul haml
99
Bab 99 Maulid Nabi
100
Bab 100 Jagung Bakar
101
Bab 101 USG
102
Bab 102 Mengenang Tragedi
103
Bab 103 Banci
104
Bab 104 Melewati masa kritis
105
Bab 105 Khusus
106
Bab 106 Heppy Ending
107
Renungan Hari Jum'at
108
Renungan jiwa dihari Jum'at
109
Sholawat Gus Dur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!