☘️ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ☘️
{Al Baqarah, 286}
🍂
Embun yang menyejukkan, pagi ini mentari masih malu-malu untuk menyapa bumi. Daun-daun dengan semburat kuning mulai meninggalkan tangkainya setelah ia merasa lelah untuk bertahan di dahan yang mulai kering, mungkin cinta juga seperti itu.
Hari ini tidak seperti biasa pagi yang di sibukkan dengan aktivitas. Arum sedang melihat bunga bermekaran dari bilik jendela kamarnya.
Bunga yang sedang bermekaran itu tidak seperti hatinya saat ini. Ia merasa kenapa di saat perasaannya mulai terbuka dan sedikit bisa menghilangkan trauma selama ini.
Dimas tiba-tiba pergi, dan hanya meninggalkan kata 'MAAF' apakah memang cinta harus sesakit ini. ataukah memang hatinya serapuh ini.
"Tidak. hatiku tidak serapuh ini." gumamnya lirih.
Sejak saat itu, Arum sulit menghubungi Dimas. pesan-pesannya jarang lagi di balas oleh lelaki yang menggantungkan perasaannya.
Telepon juga tak lagi diangkatnya. sibuk mempersiapkan keberangkatannya ke China menjadi alasan.
Arum kembali ke kamarnya, ia pun mengambil ponselnya yang terdapat di saku abayanya, dan menghubungi sahabatnya yang menjadi perantara antara dirinya juga Dimas.
"Bagaimana dengan aku dan Dimas Ran?" tanyanya pada Rani.
"Rum, Dimas akan menandatangani kontrak dengan perusahaan asing, dan syaratnya dia harus menetap di China. Bulan depan dia sudah akan berangkat." Arum hanya diam mendengar penjelasan Rani.
"Dia mengatakan padaku bahwa dia sudah menyukaimu. Dia tidak tega, Dia membebaskan mu,” sambungnya lagi.
"Apa!" jawab Arum dengan terkejut
"Jika ada lelaki yang lebih baik darinya, dia merelakan kamu untuk memilihnya,” jawab Rani.
"Tidak,” sahut Arum cepat. "Tidak Ran, Aku akan menunggunya."
"Arum, tapi..," seru Rani.
"Aku akan menunggunya," ulangnya sekali lagi.
"Kamu sudah jatuh cinta padanya Rum?" tanya Rani, Arum diam mendapatkan pertanyaan itu.
"Iya, kan Rum?" sambungnya lagi.
"Aku aku akan menunggunya." untuk kali terakhir Arum mengatakan itu pada Rani dan menutup telponnya.
Tubuhnya terasa lunglai, Arum akan kehilangannya. Lelaki yang sudah dengan lembut menyentuh dan mengambil hati.
Tok tok tok
Terdengar pintu kamar di ketuk, membuyarkan lamunannya. Ternyata itu Ibu yang sudah membuka pintu kamar.
"Nduk ada yang ingin bertemu denganmu,” ujar Ibu sembari berjalan ke jendela tempatnya berdiri.
"Siapa, Bu?" tanyanya.
"Keluarlah nanti kamu akan tahu." jawab Ibu tangannya membelai lembut kepalanya yang tertutup hijab.
Arum pun mengikuti langkah Ibu, di teras rumah.
DEGH
Entah apa yang membawanya kemari, seorang lelaki yang sangat ingin Arum hindari dia datang kerumah. Yah lelaki itu Edo.
Arum teringat saat dia memaksakan keinginan untuk menikah dengannya.
Bukan, bukan hanya memaksa tapi Edo hampir menodainya.
Menorehkan luka, bukan hanya luka di fisik tapi yang lebih sulit lagi menghilangkan rasa traumatis. Tiga tahun yang lalu, setelah Edo berniat melamar, sebelum Arum mengenal Dimas. Saat itu hari sudah malam. Arum tahu bahwa perempuan tak baik pulang terlalu malam.
Flashback off
Tiga tahun lalu.
Hari itu, yah mungkin hari yang sangat kelam. Arum baru pulang mengajar les private di salah satu murid perempuannya. Awalnya Arum ingin di antar oleh Alif adiknya . Tapi karena kata Ibu Alif menginap di rumah temannya untuk mengerjakan tugas sekolah.
Alif Prayoga sudah kelas 1 SMA.
Pukul 16:15 Arum berangkat dari rumah. Sebenarnya Les sudah selesai dari sebelum Maghrib.
Tapi karena hujan lebat dan petir di daerahnya, Ibu dari muridku menyarankan untuk pulang nanti setelah hujan reda.
Akhir-akhir ini cuaca tidak bisa di prediksi, siang cerah menjelang sore atau malam hujan.
Arum pun sholat Maghrib di rumah muridnya dan di tawari menginap. Karena hujan belum mereda sampai kumandang adzan isya terdengar.
"Bu Arum menginap saja disini? disini sepi. kan juga Ayahnya Ninda sedang pergi keluar kota." tawar Ibu Asih, mama dari muridnya.
"Iya Bu nanti tidur di kamar ku aja?" pinta Ninda.
"Terimakasih, nanti saya jadi ngrepotin." jawab Arum.
"Ndak Bu Arum, malah Saya sama Ninda senang kan jadi ada temennya." bujuk wanita paruh baya itu
"Terimakasih sekali lagi Bu, Ninda, tapi saya mesti pulang kasihan Ibu di rumah sendiri, Bapak saya sedang pergi ke Ngawi, dan adik saya sedang belajar kelompok di rumah temannya. Ibu saya juga tadi minta untuk dibelikan obat di apotik." ucap Arum panjang lebar.
Sekian lama Arum mengobrol dengan orangtua dari muridnya, tak terasa hujan sudah mulai reda.
Tepat pukul 20:00 Arum pamit dan mengendarai motor maticnya. Setengah jalan ia lalui, motornya terasa berat untuk di gas. Arum pun berhenti. "Yah ban motorku kempes.”
Alhasil Arum harus mendorong motor, jarak rumah dan rumah muridnya memang lumayan cukup jauh. Kira-kira 1 jam perjalanan. Rumah muridnya yang berada di pinggiran kota sedangkan rumahnya di desa.
Arum celingak-celinguk mencari keberadaan orang yang lewat tapi nihil tidak ada. Bukan karena takut hantu tapi Arum lebih takut gelap dan orang yang berbuat jahat.
Komat-kamit mulut Arum memanjatkan doa. Agar diberi perlindungan dari Allah.
Tiba-tiba, ada yang mencekal lengannya, Arum pun menoleh, belum hilang rasa terkejutnya. Arum lebih terkejut lagi dengan siapa orang yang mencekal lengannya.
BRAAAAAK.!!!
Motornya jatuh terhempas akibat tangan seorang laki-laki menarik lengan Arum.
"Edo! Edo lepaskan aku!" teriaknya, Edo tidak menjawab bahkan Edo terus menarik lengannya dengan paksa.
"Edo kamu mau apa?" teriak Arum lagi mencoba melepaskan cekalan tangan Edo.
"Ha ha ha... kamu bilang aku mau apa? aku cuma mau kamu.!" jawab Edo sambil tersenyum devil.
"Seorang Edo tidak menerima penolakan. Bahkan banyak wanita yang rela menyerahkan tubuhnya dengan suka rela hanya untuk mendapatkan hatiku." jawab Edo lagi dengan nada suara semakin menakutkan.
"Tapi, Edo cara kamu salah." kata Arum gemetar tidak bisa lagi menahan lelehan air mata.
"Jangan so' jual mahal!" sentak Edo yang terus saja menarik lengan Arum lebih erat lagi. Lebih jauh lagi dari tepian jalan dan memasuki rumah tua yang tidak berpenghuni.
"Tolooong..,!!" teriak Arum sekuat tenaga berharap ada orang yang mendengar teriakan dan menolongnya.
"Toloooong..,!!!" teriak Arum lagi. Edo membekap mulut Arum dengan tangannya.
"Percuma kamu teriak, tidak akan ada yang mendengarmu. Disini sangat sepi." kata Edo yang sudah menggebrak pintu rumah tua tak berpenghuni.
"Kita nikmati malam ini sayang." ucapan Edo membuat Arum semakin takut.
Arum mencoba melawan dengan kemampuan bela diri yang ia miliki. Tapi tenaga Edo jauh lebih besar, mungkin karena Edo laki-laki.
Arum meronta dan menangis pilu, memohon agar Edo melepaskannya. Tapi sepertinya Edo tidak mendengarkan atau memang sengaja tuli.
Dengan sekali tarikan Edo mengunci tangan Arum di atas kepala. Edo menjatuhkannya kelantai yang dingin. Dan semakin Arum meronta semakin Edo menghimpit tubuhnya.
"Ya Allah tolong aku." batin Arum
BRAAAAAK..!!!
Tiba-tiba pintu di gebrak seseorang.
🍂
بِسْمِ اللٌٰهِ الرّٓخْمٰنِ الرّٓخِيْمِ
وٓاُصْبِرْ عِلِىٰ مَآأَ صَا بَكَ
“Dan bersabarlah atas apapun
musibah/cobaan yang menimpa kamu,”
(QS. Quran. 31:77)
🍂
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Hamba Allah
mampir Thor atas nama cinta Karya pertama kuuu
2021-07-20
0
Sunarti
doa orang yg Soleh diijabah allah, dia mendapat pertolongan ketika dalam kesulitan
2020-11-10
1
NonaHana
Hallo Thor, Aku mampir..
Like sampai sini dulu ya.. Nyicil baca nya 😊
Terimakasih udah mampir di karyaku ya..
Salam dari "Sepenggal Kisah di Negeri Jiran"
2020-11-04
1