Bab 07

☘️ sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah dicukupkan pahala mereka tanpa batas.☘️

{Qs. Az-zumar. 10}

🍂

“Aliiiiif..!!” teriak seseorang dari dapur.

Alif yang sedang membuat layangan pun terkesiap karena teriakkan itu.

“Nggeh Mbak, wenten nopo toh? (iya mba, ada apa?). Jawab Alif saat sudah sampai di dapu, Dan melihat keadaan dapur yang berantakan.

"Iku wedus mu ngobrak-ngabrik dapur. (Itu kambing kamu ngobrak-ngabrik dapur.") Jawab Arum sembari mengambil sapu berniat mengusir kambing dari dapur.

"Lah kok iso ucul kados niku toh Mbak? (Lah kok bisa lepas gitu toh Mba?")

"Mbuh, Mbak mboten ngertos, mpun mrono digowo lungo! (Mbak nggak ngerti, sudah bawa pergi sana!). Jawab Arum yang masih saja memegangi sapu.

"Arep gowo teng pundi iki mbak?" (Mau di kemana ini Mbak?). tanya Alif meledek sang kakak yang setengah ketakutan. Karena pernah di sruduk kambing sewaktu kecil.

"Reng kamarmu!" (Ke kamarmu!) Jawab Arum bersungut-sungut.

Seketika Arum...

"Kembang-kembangku, tanduranku.! ('Bunga-bungaku, tanamanku.!") Arum melesat berlari kearah luar rumah dan kesamping.

"Selamat, selamat." Arum menghela nafas kelegaan sambil tangannya menepuk pelan dadanya.

"Masya allah! Apa sih kamu Nduk? lari-lari di dalam rumah." Tanya Ibu heran atas kelakuan anak-anaknya yang kadang suka jahil.

"Itu loh Bu si Alif, dititipin kambing sama Pak Diman. Ndak di kasihkan ke Bapak. Malah dia buat layangan." Jawab Arum berjalan ke arah ibunya yang sedang duduk di teras rumah.

"He he he... kan aku lupa Mbak." suara Alif dari belakang membawa kambing sambil cengengesan.

Meskipun sudah kelas satu SMA, tapi Alif masih saja suka bermain layangan. bahkan kadang anak-anak di sekitar rumah mereka pun ingin di buatkan Alif.

Pernah suatu hari, Arum yang sedang mengangkat jemuran di sore hari melihat keatas langit, awan putih yang berarak-arakan.

*maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.* {Qs. Ar-Rahman:13}

Burung terbang di langit yang hampir membentuk huruf V. Tiba-tiba dari segerombolan burung itu. Ada sebuah benda asing. Bukan kawanan burung itu. akan tetapi lebih aneh.

Arum melihat dengan seksama ternyata layangan yang terbang tinggi melebihi burung itu terbang. Sebuah layanan yang berbentuk Mba Kuntilanak.

Heran sekaligus takjub dengan ide-ide kreatif anak-anak ini. Bisa-bisanya mereka mempunyai ide seperti itu.

"Arum kedalam dulu Bu?" pamit Arum. Ibu pun menganggukinya.

🍂

Sebulan...

Dua bulan...

Tiga bulan...

Iya, sudah tiga bulan, Dimas pergi dari Indonesia. Tidak pernah Dimas mengabari Arum yang telah menunggu kabar darinya. Entah Arum mesti mencari kabarnya darimana. Rani pun tidak bisa berbuat banyak. Semua kegelisahan ini menyiksa Arum.

Beberapa minggu sebelum Dimas akan berangkat, Arum sulit menghubunginya. Arum tidak memiliki kepastian yang jelas langsung darinya.

Namun, entah mengapa, di akhir sujud Istikharah, Arum selalu merasa muncul keyakinan untuk menantinya. Karenanya, Arum memutuskan untuk tetap menantinya. Walaupun beberapa orang menganggap Arum gila mau menanti seseorang yang tidak memberikan kepastian.

Allah adalah kepastian.!

Akhirnya, Dimas berangkat ke China tanpa banyak kata. Hanya sebuah pesan mengucapkan permintaan maaf dan doa kepada Arum. Arum menitikkan air mata tanpa ia sadari. Inilah pertama kali Arum dibuat menangis oleh seorang lelaki.

Hingga suatu hari ada sebuah pesan masuk dari Dimas.

*Assalamualaikum Wr Wb

Apa kabar, Arum? semoga Allah selalu menjaga dan melindungimu.

Aku mohon maaf baru memberi kabar padamu sekarang, Bukan hal yang mudah menulis pesan ini. Namun aku tidak bisa lagi menundanya.

Maaf aku mengatakan ini melalui pesan ini. bukan melalui telepon atau langsung menemuimu. Karena kondisi pula yang tidak memungkinkan. Arum, aku tidak bisa melanjutkan ta'aruf kita berdua.

Mungkin, kamu merasa aku mempermainkan mu. aku menjaga jarak darimu. itu semua karena aku sedang memikirkan apa yang terbaik untuk kita berdua. Dan inilah yang terbaik untuk kita.

Sejak awal kita berkenalan, aku berusaha menumbuhkan perasaan yang seharusnya tumbuh untukmu. Tapi ternyata aku tidak bisa. Aku berusaha meyakinkan diri untuk maju kejenjang yang lebih serius. Tapi keyakinan itu tidak pernah hadir.

Aku belum siap untuk menikah denganmu.

Maaf, Aku sudah membuatmu bingung dan menunggu selama ini.

Akan lebih baik kamu berhenti menunggu dan meengharapkan aku. Carilah Lelaki yang lebih baik dan siap untuk menikahimu. Namun jika Allah memang menjodohkan kita aku tidak bisa mengelak.

Tapi bukan untuk saat ini. sekali lagi, maafkan aku Rum.

Wassalam. *

><><><><><><><><><><><><><>

Arum seperti di sambar petir di siang bolong membaca pesan yang Dimas di kirimkan padanya.

Tubuhnya seketika lemas, Arum tidak tahu mesti membalas apa. Arum menangis sejadi-jadinya.

Arum merasa ini bagaikan mimpi buruk dan mimpi indah dalam satu waktu. Tidak ini rentetan mimpi indah lalu Arum terbangun dan saat terbangun mengetahui bahwa kenyataan tidak seindah mimpi.

Arum menunjukan pesan itu pada Rani dan kembali menangis di pundaknya.

"Maafkan aku Rum, aku tidak tahu semua ini akan jadi seperti ini." ujarnya sembari memeluk Arum dan mengelus kepalanya.

"Ran, aku tidak pernah meminta dia untuk datang, Dia yang datang sendiri dalam kehidupanku. Dia membuat aku perlahan membuka hati dan mencintainya. sekarang dia meninggalkan aku begitu saja."

"Semua ini pasti ada hikmahnya, Rum" ucap Rani yang mencoba menenangkan Arum

"Jangan sedih jika Allah tidak menyatukan dengan orang yang kamu cintai. Insyaallah, Allah akan menghadirkan seseorang yang seribu kali lebih mencintaimu dan lebih baik darinya "

"Dalam pandanganku, dia sudah yang terbaik Ran"

"Itukan di pandangan kamu, bukan pandangan Allah."

Rani melepaskan pelukannya, dia menyeka air mata Arum dengan ibu jarinya dan tersenyum.

"Kenapa kamu tangisi kepergian orang yang tidak pandai menjaga hati dan persaanmu? Teruskan hidup dan dekatkanlah dirimu dengan Allah. Tanpa kamu tau mungkin di luar sana ada yang menantimu."

Entahlah, saat itu tidak ada satu pun nasihat Rani yang masuk ke dalam hati Arum. Hatinya seakan mati rasa. Arum seperti orang linglung untuk beberapa waktu. Hingga pada suatu malam, Arum bersujud pada Allah berpasrah diri atas segala takdir pada-Nya.

"Ya Allah ku pasrahkan takdir baik dan takdir buruk ku pada-Mu, Aku tidak akan menangisinya lagi, aku ikhlas"

Arum mencoba menjalani hidup lagi, seolah tidak pernah ada sosok Dimas dalam hidupnya. Namun tidak semudah itu. Arum tinggal di kota Jogja, kota yang sangat di cintainya. Terkadang Arum bergumam.

"Dim, kenapa kamu bisa mencintai Jogja, tapi tidak bisa mencintai ku?"

Arum berdiri dan mematung melihat

'Tugu Putih' atau nama lainnya adalah 'Tugu pal Putih. Tempat ini tidak pernah sepi apalagi di malam hari. Tempat yang dia selalu datangi saat bertandang di kota Jogja.

Terkadang Arum membenci tempat ini, karena menyisakan kenangan dengannya dalam waktu singkat. Tapi entah kenapa Arum ingin ke tempat ini berdiri mematung seperti orang linglung.

"Aku merindukannya." gumamnya dalam hati

Arum datang bersama Rani

Awalanya Arum hanya iseng jalan-jalan sore bersama Rani. Karena tidak ada kegiatan mengajar di sekolah maupun di tempat les private.

Hari minggu, tempat ini tidak pernah sepi pengunjung di hari libur maupun di hari sibuk.

#

Bersambung

Terpopuler

Comments

gulaJawa🐏

gulaJawa🐏

komen lagi
assalamu'alaikum Bu guru Arum,
menjalani ta'aruf dengan seseorang bukan berarti bisa langsung lanjut ke jenjang pernikahan ya,,

2022-03-18

0

gulaJawa🐏

gulaJawa🐏

assalamu'alaikum
aku pembaca dari tahun 2022
terimakasih atas karya mu thor
ini bagus tapi ada beberapa kritik dari aku

tema yg othor ambil bagus, tentang ta'aruf cinta, but alurnya lumayan muter2 yah😅
itu menurut aku ya thor

mungkin itu bisa jadi pertimbangan buat karya baru nya tbor, lebih perhatikan lagi dengan alur, penyampaian othor, agar pembaca lebih enjoy lagi saat baca karya othor

udah itu aja
selalu semangat buat authornya
dan jangan pandang sebelah mata komen2 negatif atau kome2 kritikan👍

salam dari zhee🤗

2022-03-18

1

Nur Yani

Nur Yani

aku nangis trs baca novel ini. krn ingat masa lalu. 6 thn br bs membuka tapi ttp namanya sllu di sebut

2021-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01
2 Bab 02
3 Bab 03
4 Bab 04
5 Bab 05
6 Bab 06
7 Bab 07
8 Bab 08
9 Bab 09
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 •Mengungkap Ancaman•
26 Bab 26 •Menerimamu•
27 Bab 27 •Akad•
28 Bab 28 •Bersamamu•
29 Bab 29 Pertengkaran
30 Bab 30 Kecemburuan Dimas
31 Bab 31 Masih Kecemburuan Dimas
32 Bab 32 Resepsi
33 Bab 33 Acara
34 Bab 34 Acara malam
35 Bab 35 Rahasia
36 Bab 36 Kesempatan
37 Bab 37 perasaan
38 Bab 38 Rumah sakit
39 Bab 39 Syukuran
40 Bab 40 Kelahiranmu
41 Bab 41 Medina
42 Bab 42 Sebuah kenangan
43 Bab 43 Lombok
44 Bab 44 Suku Sasak Lombok
45 Bab 45 Keindahan Lombok
46 Bab 46 Positif
47 Bab 47 kejahilan Dimas
48 Bab 48 Tersenyum
49 Bab 49 Jalan Allah
50 Bab 50 Salah tingkah
51 Bab 51 Kejujuran
52 Bab 52 Uwais al-Qarni
53 Bab 53 Poligami
54 Bab 54 Saifullah Almaslul
55 Bab 55 Bubur sumsum
56 Bab 56 Bubur sumsum 2
57 Bab 57 Musibah
58 Bab 58 Ujian hidup
59 Bab 59 Rencana Pindah
60 Bab 60 Balas dendam
61 Bab 61 Melepas Rindu
62 Bab 62 Gelisah
63 Bab 63 Hati Nurani
64 Bab 64 Ikhlas
65 Bab 65 Makna Ikhlas
66 Bab 66 New Normal
67 Bab 67 Merajut asa
68 Bab 68 Gus Miftah
69 Bab 69 Panggilan Hati
70 Bab 70 Olahraga
71 Bab 71 Berbagi
72 Bab 72 Daster
73 Bab 73 Cemburu
74 Bab 74 Bucin
75 Bab 75 Lamaran
76 Bab 76 Malioboro
77 Bab 77 Cukur Kumis
78 Bab 78 Bocor Alus
79 Bab 79 Gusar
80 Bab 80 Akrofobia
81 Bab 81 Menikah Denganku
82 Bab 82 Menjadi yang kedua
83 Bab 83 Gawat
84 Bab 84 Lupakan
85 Bab 85 Meminta Restu
86 Bab 86 Sujud Syukur
87 Bab 87 Overdosis
88 Bab 88 Awan Mendung
89 Bab 89 Sunan Kalijaga
90 Bab 90 Sunan Kalijaga ²
91 Bab 91 Semur Jengkol
92 Bab 92 Panas Dingin
93 Bab 93 Fitness
94 Bab 94 Berpuasa
95 Bab 95 Putu sama Klepon
96 Bab 96 Teka Teki
97 Bab 97 Dagang Warteg
98 Bab 98 Walimatul haml
99 Bab 99 Maulid Nabi
100 Bab 100 Jagung Bakar
101 Bab 101 USG
102 Bab 102 Mengenang Tragedi
103 Bab 103 Banci
104 Bab 104 Melewati masa kritis
105 Bab 105 Khusus
106 Bab 106 Heppy Ending
107 Renungan Hari Jum'at
108 Renungan jiwa dihari Jum'at
109 Sholawat Gus Dur
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 01
2
Bab 02
3
Bab 03
4
Bab 04
5
Bab 05
6
Bab 06
7
Bab 07
8
Bab 08
9
Bab 09
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 •Mengungkap Ancaman•
26
Bab 26 •Menerimamu•
27
Bab 27 •Akad•
28
Bab 28 •Bersamamu•
29
Bab 29 Pertengkaran
30
Bab 30 Kecemburuan Dimas
31
Bab 31 Masih Kecemburuan Dimas
32
Bab 32 Resepsi
33
Bab 33 Acara
34
Bab 34 Acara malam
35
Bab 35 Rahasia
36
Bab 36 Kesempatan
37
Bab 37 perasaan
38
Bab 38 Rumah sakit
39
Bab 39 Syukuran
40
Bab 40 Kelahiranmu
41
Bab 41 Medina
42
Bab 42 Sebuah kenangan
43
Bab 43 Lombok
44
Bab 44 Suku Sasak Lombok
45
Bab 45 Keindahan Lombok
46
Bab 46 Positif
47
Bab 47 kejahilan Dimas
48
Bab 48 Tersenyum
49
Bab 49 Jalan Allah
50
Bab 50 Salah tingkah
51
Bab 51 Kejujuran
52
Bab 52 Uwais al-Qarni
53
Bab 53 Poligami
54
Bab 54 Saifullah Almaslul
55
Bab 55 Bubur sumsum
56
Bab 56 Bubur sumsum 2
57
Bab 57 Musibah
58
Bab 58 Ujian hidup
59
Bab 59 Rencana Pindah
60
Bab 60 Balas dendam
61
Bab 61 Melepas Rindu
62
Bab 62 Gelisah
63
Bab 63 Hati Nurani
64
Bab 64 Ikhlas
65
Bab 65 Makna Ikhlas
66
Bab 66 New Normal
67
Bab 67 Merajut asa
68
Bab 68 Gus Miftah
69
Bab 69 Panggilan Hati
70
Bab 70 Olahraga
71
Bab 71 Berbagi
72
Bab 72 Daster
73
Bab 73 Cemburu
74
Bab 74 Bucin
75
Bab 75 Lamaran
76
Bab 76 Malioboro
77
Bab 77 Cukur Kumis
78
Bab 78 Bocor Alus
79
Bab 79 Gusar
80
Bab 80 Akrofobia
81
Bab 81 Menikah Denganku
82
Bab 82 Menjadi yang kedua
83
Bab 83 Gawat
84
Bab 84 Lupakan
85
Bab 85 Meminta Restu
86
Bab 86 Sujud Syukur
87
Bab 87 Overdosis
88
Bab 88 Awan Mendung
89
Bab 89 Sunan Kalijaga
90
Bab 90 Sunan Kalijaga ²
91
Bab 91 Semur Jengkol
92
Bab 92 Panas Dingin
93
Bab 93 Fitness
94
Bab 94 Berpuasa
95
Bab 95 Putu sama Klepon
96
Bab 96 Teka Teki
97
Bab 97 Dagang Warteg
98
Bab 98 Walimatul haml
99
Bab 99 Maulid Nabi
100
Bab 100 Jagung Bakar
101
Bab 101 USG
102
Bab 102 Mengenang Tragedi
103
Bab 103 Banci
104
Bab 104 Melewati masa kritis
105
Bab 105 Khusus
106
Bab 106 Heppy Ending
107
Renungan Hari Jum'at
108
Renungan jiwa dihari Jum'at
109
Sholawat Gus Dur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!