☘️ Balas dendam yang terbaik,
Adalah menjadikan Dirimu lebih baik,* ☘️
{Ali Bin Abi Thalib}
🍂🍂🍂
Di balik alasan Dimas meninggalkan Arum
Berdiri di dekat jendela melihat pemandangan yang padat akan kendaraan, Seseorang sedang menyusun rencana untuk menghancurkan musuh di perusahaan Papanya.
Dia tidak menyangka orang kepercayaan Papanya dengan tega mengkhianati dan dengan kejamnya membunuh Sang Papa.
Hasan teman dari Dimas dia di tugaskan untuk mengamati perusahaan Papanya. Dan di tempatkan secara sembunyi dan lebih pribadi hanya almarhum Papanya dan Dimaslah yang mengetahuinya.
Dan ada satu lagi penyelidikan Hasan mengenai Mamanya Dimas, Namun itu masih sebuah dugaan ada keterlibatan Mama Meiying.
"Kita harus menyusun rencana secara cermat dan akurat, agar orang yang yang mengkhianati perusaan Tuan Erwin tidak mencurigai pergerakan mu Dimas." jelas Hasan.
"Hemm,. aku tahu." jawab Dimas yang tidak habis pikir dengan pengkhianatan mereka terhadap Papanya. Semasa Papanya Dimas masih hidup, Beliau lah yang telah menolong Xian dan membantu perekonomian keluarganya. Tapi balasan mereka sungguh diluar dari apa yang Papanya lakukan.
"Pertama kita harus mencari orang bayaran yang telah membunuh Tuan Erwin." jelas Hasan dengan posisi duduk melihat laporan hasil anak buahnya yang menemukan beberapa foto keluarga Dimas yang terasa ganjal.
Ada lima lebar foto, foto yang pertama di acara sebuah pesta. terlihat Erwin dan Meiying sedang mengobrol dengan beberapa rekan bisnis.
Lalu foto yang kedua, memperlihatkan ada dua orang yang seperti sedang mengawasi Erwing.
Foto yang ketiga, Tak lama pelayan menawarkan sebuah minuman tanpa alkohol kepada Erwing, Karena Erwin tidak pernah mau menyentuh minuman haram itu.
Foto yang keempat, Erwing sedang meminum dari gelas yang di tawarkan pelayan tadi.
Foto yang kelima, terlihat ada sebuah tangan yang sedang memberikan amplop tebal dan berisikan sejumlah uang yang sangat banyak kepada pelayan yang memberikan minuman kepada Erwin.
Hasan jelas mengetahui pada saat kejadian dia sedang berdiri tak jauh dari Erwin, Tentu saja orang-orang mengenal Hasan dan Erwin hanya rekan kerja biasa tanpa mereka tahu sesungguhnya Hasan ialah mata-mata Erwin untuk berjaga-jaga. jika suatu saat terjadi pada dirinya karena dunia bisnis terkadang begitu kejam.
"Aku sudah mencari pelayan itu, tapi dia sudah pergi dan entah menghilang, Aku juga sudah menyelidiki dan menanyakan ke staf yang bertugas di acara pesta malam itu. Namun nihil pelayan itu bukan pegawai di acara pesta itu." jelas Hasan panjang lebar
"Jadi maksudmu? ada kemungkinan pelayan itu suruhan orang?" duga Dimas antusias.
Hasan pun mengangguk. "Iya."
"Lalu bagaimana dengan orang-orang yang bekerja di perusahaan Papa?" tanya Dimas
"Ada beberapa dari mereka terutama sekretaris Tuan Erwin yang sekarang bekerja untukmu." jelas Hasan
"Aku sudah mencurigainya, dan sedang menyelidikinya."
"Itukah sebabmu, Kau tidak mengantinya?"
"Kau memang cerdas." gurau Dimas yang sedikit menahan emosinya terhadap orang yang mengkhianati Papanya.
"Bagaimana dengan pernikahanmu?"
"Sudahlah jangan bahas hal itu."
"Menurutku dia cantik dan seksi." ledek Hasan sembari menunjukan foto wanita dengan postur langsing dan memakai pakaian ketat.
"Sudahlah San." balas Dimas.
"Aku tahu kau sudah mencintai seorang wanita Jogja?" selidik Hasan.
"Darimana Kau tahu?" jawab Dimas terkejut dangan perkataan Hasan.
"Hah, benerkah Kau sudah mempunyai kekasih di Jogja padahal aku cuma asal tebak."
Dimas secara refleks melempar pulpen kearah Hasan. Hasan hanya cengengesan saja. "Kalau bukan karena Kau sudah memiliki kekasih pasti Kau sudah menerima Viola, Siapa wanita yang telah membuat mu menolak pernikahan ini?"
Dengan tatapan menerawang ke arah lukisan Tugu Pal Putih, Dimas menerawang sedang ada Wanita dicintainya berdiri dan memandang kearah Tugu dengan senyuman yang sangat cantik dan manis.
"Dia Arum," ucapan Dimas yang masih melihat lukisan itu. "Arum Setyaningsih, Dia wanita yang sangat luar biasa." gumam Dimas yang masih bisa di dengar Hasan.
Hasan pun ikut tersenyum melihat pancaran Cinta di mata Dimas. "Tenanglah dalam waktu tiga hari, Aku akan mengungkap ini semua termasuk kematian Papamu Tuan Erwin."
"Tiga hari," tanya Dimas mengalihkan pandangan kearah Hasan.
"Ya." tegas Hasan.
"Aku mempercayaimu." balas Dimas.
🍂
Hasan Dan Dimas tak jauh berbeda mereka sama-sama bersekolah di tempat yang sama, Hasan tumbuh besar di lingkungan yang sederhana bahkan jauh dari kata sederhana.
Hampir tiga puluh menit mobil yang Dimas Naiki melaju di jalan bebas hambatan di kota Beijing China. Melewati kawasan bisnis terpadu Beijing.
Dan sampai di sebuah Kota yang terdapat banyak umat Muslim di negara China. Xinjiang.
Saat itu Dimas yang berusia tiga belas tahun. Turun dari mobil yang ia naiki. Dan berjalan menyusuri jalan di kota Xinjiang. Muslim Hui yang mayoritas kelompok Muslim di Tiongkok. Konsentrasi terbesar di Xinjiang. Dengan signifikan penduduk Uyghur. Kecil tapi signifikan populasi di daerah Ningxia Gansu, dan Qinghai.
Tiba-tiba ada sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan hampir menewaskan Dimas seketika. Kalau saja tidak ada seseorang yang seumuran dengannya menolong dan manarik pergelangan tangan Dimas.
Hingga menarik cukup jauh dari sisi jalan tapi bukan Dimas yang terluka melainkan anak yang menolong Dimas terluka parah sampai darah segar membasahi sebagian kepalanya.
Orang itu membentur trotoar cukup keras dan mengakibatkan dia tak sadarkan diri.
Dimas yang hanya datang dari Beijing dengan supirnya pun segera mengangkat tubuh anak itu, masuk kedalam mobil dan melajukan kearah rumah sakit.
"Bagaimana keadaanmu? Apakah kau baik-baik saja?"Papa Erwin bertanya dengan sangat khawatir, seraya memeluk putra semata wayangnya.
Supir yang menemani Dimas sesampainya di rumah sakit, dia langsung menelpon orang tua Dimas dan memberikan alamat rumah sakit agar mereka mendatanginya
"Iya Pah, Dimas baik-baik saja tapi orang yang menolong Dimas, dia kritis." Dimas mencoba menjelaskan dengan sesunggukan karena menangis.
Tak lama pintu ruangan ICU terbuka dokter keluar dan segera Papanya Dimas menghampiri dokter itu.
"Bagaimana keadaannya?" tanya papa Dimas khawatir.
"Dia sudah melewati masa kritis dan setelah sadar dia akan dipindahkan ke ruangan rawat inap." jelas dokter lalu menunjuk ruangan untuk berbicara kepada Papanya Dimas. bapaknya Dimas pun mengikuti arahan dari dokter itu.
Setelah mempersilahkan Papanya Dimas duduk dokter mulai menjelaskan. "Ada gumpalan darah di kepalanya dan dia harus segera dioperasi kalau tidak nyawanya akan...?"
"Lakukan yang terbaik untuknya Dok, dia sudah menolong anak saya, dan saya berhutang nyawa padanya berapapun biayanya selamatkan dia." Dokter itu pun mengangguk. mendengarkan penjelasan Papanya Dimas
Setelah 1 bulan lebih Hasan dirawat di rumah sakit akhirnya Hasan diperbolehkan pulang tak lupa Papanya Dimas mengucapkan berterima kasih banyak atas Hasan yang telah menolong anaknya. Dan Papanya Dimas pun berjanji akan membantu perekonomian keluarga Hasan dan membantu membiayai sekolah Hasan.
Sejak saat itu Hasan dan Dimas akrab layaknya seperti saudara Hasan pun bersekolah di sekolah yang sama seperti Dimas terkadang Dimas mengunjungi Hasan di rumahnya belajar agama bersama-sama. karena keluarga Hasan yang beragama muslim. (Di negara Cina khususnya daerah xinjiang adalah kota yang mayoritasnya nya masyarakat beragama muslim perbatasan negara Mongolia dan negara Afganistan).
🍂🍂
#
ikuti terus ceritanya selanjutnya dan tetap berikan dukungan aku agar tetap semangat dalam berkarya. berikan like, bintang 5, Vote dan komentar.
terima kasih
salam dariku manis ☺️****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
ik@
author tau persis keadaan di China ... mantaaab
2021-02-18
1
Sunarti
Thor aku mewek nih baca cerita awal mula hubungan Dimas dan Hasan😭😭😭 terharu biru
2020-11-10
1
Ninik Sofia Akifa
toor....lopp uu..😘😘😍😍
2020-11-07
1