Bab 11

☘️ Balas dendam yang terbaik,

Adalah menjadikan Dirimu lebih baik,* ☘️

{Ali Bin Abi Thalib}

🍂🍂🍂

Di balik alasan Dimas meninggalkan Arum

Berdiri di dekat jendela melihat pemandangan yang padat akan kendaraan, Seseorang sedang menyusun rencana untuk menghancurkan musuh di perusahaan Papanya.

Dia tidak menyangka orang kepercayaan Papanya dengan tega mengkhianati dan dengan kejamnya membunuh Sang Papa.

Hasan teman dari Dimas dia di tugaskan untuk mengamati perusahaan Papanya. Dan di tempatkan secara sembunyi dan lebih pribadi hanya almarhum Papanya dan Dimaslah yang mengetahuinya.

Dan ada satu lagi penyelidikan Hasan mengenai Mamanya Dimas, Namun itu masih sebuah dugaan ada keterlibatan Mama Meiying.

"Kita harus menyusun rencana secara cermat dan akurat, agar orang yang yang mengkhianati perusaan Tuan Erwin tidak mencurigai pergerakan mu Dimas." jelas Hasan.

"Hemm,. aku tahu." jawab Dimas yang tidak habis pikir dengan pengkhianatan mereka terhadap Papanya. Semasa Papanya Dimas masih hidup, Beliau lah yang telah menolong Xian dan membantu perekonomian keluarganya. Tapi balasan mereka sungguh diluar dari apa yang Papanya lakukan.

"Pertama kita harus mencari orang bayaran yang telah membunuh Tuan Erwin." jelas Hasan dengan posisi duduk melihat laporan hasil anak buahnya yang menemukan beberapa foto keluarga Dimas yang terasa ganjal.

Ada lima lebar foto, foto yang pertama di acara sebuah pesta. terlihat Erwin dan Meiying sedang mengobrol dengan beberapa rekan bisnis.

Lalu foto yang kedua, memperlihatkan ada dua orang yang seperti sedang mengawasi Erwing.

Foto yang ketiga, Tak lama pelayan menawarkan sebuah minuman tanpa alkohol kepada Erwing, Karena Erwin tidak pernah mau menyentuh minuman haram itu.

Foto yang keempat, Erwing sedang meminum dari gelas yang di tawarkan pelayan tadi.

Foto yang kelima, terlihat ada sebuah tangan yang sedang memberikan amplop tebal dan berisikan sejumlah uang yang sangat banyak kepada pelayan yang memberikan minuman kepada Erwin.

Hasan jelas mengetahui pada saat kejadian dia sedang berdiri tak jauh dari Erwin, Tentu saja orang-orang mengenal Hasan dan Erwin hanya rekan kerja biasa tanpa mereka tahu sesungguhnya Hasan ialah mata-mata Erwin untuk berjaga-jaga. jika suatu saat terjadi pada dirinya karena dunia bisnis terkadang begitu kejam.

"Aku sudah mencari pelayan itu, tapi dia sudah pergi dan entah menghilang, Aku juga sudah menyelidiki dan menanyakan ke staf yang bertugas di acara pesta malam itu. Namun nihil pelayan itu bukan pegawai di acara pesta itu." jelas Hasan panjang lebar

"Jadi maksudmu? ada kemungkinan pelayan itu suruhan orang?" duga Dimas antusias.

Hasan pun mengangguk. "Iya."

"Lalu bagaimana dengan orang-orang yang bekerja di perusahaan Papa?" tanya Dimas

"Ada beberapa dari mereka terutama sekretaris Tuan Erwin yang sekarang bekerja untukmu." jelas Hasan

"Aku sudah mencurigainya, dan sedang menyelidikinya."

"Itukah sebabmu, Kau tidak mengantinya?"

"Kau memang cerdas." gurau Dimas yang sedikit menahan emosinya terhadap orang yang mengkhianati Papanya.

"Bagaimana dengan pernikahanmu?"

"Sudahlah jangan bahas hal itu."

"Menurutku dia cantik dan seksi." ledek Hasan sembari menunjukan foto wanita dengan postur langsing dan memakai pakaian ketat.

"Sudahlah San." balas Dimas.

"Aku tahu kau sudah mencintai seorang wanita Jogja?" selidik Hasan.

"Darimana Kau tahu?" jawab Dimas terkejut dangan perkataan Hasan.

"Hah, benerkah Kau sudah mempunyai kekasih di Jogja padahal aku cuma asal tebak."

Dimas secara refleks melempar pulpen kearah Hasan. Hasan hanya cengengesan saja. "Kalau bukan karena Kau sudah memiliki kekasih pasti Kau sudah menerima Viola, Siapa wanita yang telah membuat mu menolak pernikahan ini?"

Dengan tatapan menerawang ke arah lukisan Tugu Pal Putih, Dimas menerawang sedang ada Wanita dicintainya berdiri dan memandang kearah Tugu dengan senyuman yang sangat cantik dan manis.

"Dia Arum," ucapan Dimas yang masih melihat lukisan itu. "Arum Setyaningsih, Dia wanita yang sangat luar biasa." gumam Dimas yang masih bisa di dengar Hasan.

Hasan pun ikut tersenyum melihat pancaran Cinta di mata Dimas. "Tenanglah dalam waktu tiga hari, Aku akan mengungkap ini semua termasuk kematian Papamu Tuan Erwin."

"Tiga hari," tanya Dimas mengalihkan pandangan kearah Hasan.

"Ya." tegas Hasan.

"Aku mempercayaimu." balas Dimas.

🍂

Hasan Dan Dimas tak jauh berbeda mereka sama-sama bersekolah di tempat yang sama, Hasan tumbuh besar di lingkungan yang sederhana bahkan jauh dari kata sederhana.

Hampir tiga puluh menit mobil yang Dimas Naiki melaju di jalan bebas hambatan di kota Beijing China. Melewati kawasan bisnis terpadu Beijing.

Dan sampai di sebuah Kota yang terdapat banyak umat Muslim di negara China. Xinjiang.

Saat itu Dimas yang berusia tiga belas tahun. Turun dari mobil yang ia naiki. Dan berjalan menyusuri jalan di kota Xinjiang. Muslim Hui yang mayoritas kelompok Muslim di Tiongkok. Konsentrasi terbesar di Xinjiang. Dengan signifikan penduduk Uyghur. Kecil tapi signifikan populasi di daerah Ningxia Gansu, dan Qinghai.

Tiba-tiba ada sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan hampir menewaskan Dimas seketika. Kalau saja tidak ada seseorang yang seumuran dengannya menolong dan manarik pergelangan tangan Dimas.

Hingga menarik cukup jauh dari sisi jalan tapi bukan Dimas yang terluka melainkan anak yang menolong Dimas terluka parah sampai darah segar membasahi sebagian kepalanya.

Orang itu membentur trotoar cukup keras dan mengakibatkan dia tak sadarkan diri.

Dimas yang hanya datang dari Beijing dengan supirnya pun segera mengangkat tubuh anak itu, masuk kedalam mobil dan melajukan kearah rumah sakit.

"Bagaimana keadaanmu? Apakah kau baik-baik saja?"Papa Erwin bertanya dengan sangat khawatir, seraya memeluk putra semata wayangnya.

Supir yang menemani Dimas sesampainya di rumah sakit, dia langsung menelpon orang tua Dimas dan memberikan alamat rumah sakit agar mereka mendatanginya

"Iya Pah, Dimas baik-baik saja tapi orang yang menolong Dimas, dia kritis." Dimas mencoba menjelaskan dengan sesunggukan karena menangis.

Tak lama pintu ruangan ICU terbuka dokter keluar dan segera Papanya Dimas menghampiri dokter itu.

"Bagaimana keadaannya?" tanya papa Dimas khawatir.

"Dia sudah melewati masa kritis dan setelah sadar dia akan dipindahkan ke ruangan rawat inap." jelas dokter lalu menunjuk ruangan untuk berbicara kepada Papanya Dimas. bapaknya Dimas pun mengikuti arahan dari dokter itu.

Setelah mempersilahkan Papanya Dimas duduk dokter mulai menjelaskan. "Ada gumpalan darah di kepalanya dan dia harus segera dioperasi kalau tidak nyawanya akan...?"

"Lakukan yang terbaik untuknya Dok, dia sudah menolong anak saya, dan saya berhutang nyawa padanya berapapun biayanya selamatkan dia." Dokter itu pun mengangguk. mendengarkan penjelasan Papanya Dimas

Setelah 1 bulan lebih Hasan dirawat di rumah sakit akhirnya Hasan diperbolehkan pulang tak lupa Papanya Dimas mengucapkan berterima kasih banyak atas Hasan yang telah menolong anaknya. Dan Papanya Dimas pun berjanji akan membantu perekonomian keluarga Hasan dan membantu membiayai sekolah Hasan.

Sejak saat itu Hasan dan Dimas akrab layaknya seperti saudara Hasan pun bersekolah di sekolah yang sama seperti Dimas terkadang Dimas mengunjungi Hasan di rumahnya belajar agama bersama-sama. karena keluarga Hasan yang beragama muslim. (Di negara Cina khususnya daerah xinjiang adalah kota yang mayoritasnya nya masyarakat beragama muslim perbatasan negara Mongolia dan negara Afganistan).

🍂🍂

#

ikuti terus ceritanya selanjutnya dan tetap berikan dukungan aku agar tetap semangat dalam berkarya. berikan like, bintang 5, Vote dan komentar.

terima kasih

salam dariku manis ☺️****

Terpopuler

Comments

ik@

ik@

author tau persis keadaan di China ... mantaaab

2021-02-18

1

Sunarti

Sunarti

Thor aku mewek nih baca cerita awal mula hubungan Dimas dan Hasan😭😭😭 terharu biru

2020-11-10

1

Ninik Sofia Akifa

Ninik Sofia Akifa

toor....lopp uu..😘😘😍😍

2020-11-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01
2 Bab 02
3 Bab 03
4 Bab 04
5 Bab 05
6 Bab 06
7 Bab 07
8 Bab 08
9 Bab 09
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 •Mengungkap Ancaman•
26 Bab 26 •Menerimamu•
27 Bab 27 •Akad•
28 Bab 28 •Bersamamu•
29 Bab 29 Pertengkaran
30 Bab 30 Kecemburuan Dimas
31 Bab 31 Masih Kecemburuan Dimas
32 Bab 32 Resepsi
33 Bab 33 Acara
34 Bab 34 Acara malam
35 Bab 35 Rahasia
36 Bab 36 Kesempatan
37 Bab 37 perasaan
38 Bab 38 Rumah sakit
39 Bab 39 Syukuran
40 Bab 40 Kelahiranmu
41 Bab 41 Medina
42 Bab 42 Sebuah kenangan
43 Bab 43 Lombok
44 Bab 44 Suku Sasak Lombok
45 Bab 45 Keindahan Lombok
46 Bab 46 Positif
47 Bab 47 kejahilan Dimas
48 Bab 48 Tersenyum
49 Bab 49 Jalan Allah
50 Bab 50 Salah tingkah
51 Bab 51 Kejujuran
52 Bab 52 Uwais al-Qarni
53 Bab 53 Poligami
54 Bab 54 Saifullah Almaslul
55 Bab 55 Bubur sumsum
56 Bab 56 Bubur sumsum 2
57 Bab 57 Musibah
58 Bab 58 Ujian hidup
59 Bab 59 Rencana Pindah
60 Bab 60 Balas dendam
61 Bab 61 Melepas Rindu
62 Bab 62 Gelisah
63 Bab 63 Hati Nurani
64 Bab 64 Ikhlas
65 Bab 65 Makna Ikhlas
66 Bab 66 New Normal
67 Bab 67 Merajut asa
68 Bab 68 Gus Miftah
69 Bab 69 Panggilan Hati
70 Bab 70 Olahraga
71 Bab 71 Berbagi
72 Bab 72 Daster
73 Bab 73 Cemburu
74 Bab 74 Bucin
75 Bab 75 Lamaran
76 Bab 76 Malioboro
77 Bab 77 Cukur Kumis
78 Bab 78 Bocor Alus
79 Bab 79 Gusar
80 Bab 80 Akrofobia
81 Bab 81 Menikah Denganku
82 Bab 82 Menjadi yang kedua
83 Bab 83 Gawat
84 Bab 84 Lupakan
85 Bab 85 Meminta Restu
86 Bab 86 Sujud Syukur
87 Bab 87 Overdosis
88 Bab 88 Awan Mendung
89 Bab 89 Sunan Kalijaga
90 Bab 90 Sunan Kalijaga ²
91 Bab 91 Semur Jengkol
92 Bab 92 Panas Dingin
93 Bab 93 Fitness
94 Bab 94 Berpuasa
95 Bab 95 Putu sama Klepon
96 Bab 96 Teka Teki
97 Bab 97 Dagang Warteg
98 Bab 98 Walimatul haml
99 Bab 99 Maulid Nabi
100 Bab 100 Jagung Bakar
101 Bab 101 USG
102 Bab 102 Mengenang Tragedi
103 Bab 103 Banci
104 Bab 104 Melewati masa kritis
105 Bab 105 Khusus
106 Bab 106 Heppy Ending
107 Renungan Hari Jum'at
108 Renungan jiwa dihari Jum'at
109 Sholawat Gus Dur
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 01
2
Bab 02
3
Bab 03
4
Bab 04
5
Bab 05
6
Bab 06
7
Bab 07
8
Bab 08
9
Bab 09
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 •Mengungkap Ancaman•
26
Bab 26 •Menerimamu•
27
Bab 27 •Akad•
28
Bab 28 •Bersamamu•
29
Bab 29 Pertengkaran
30
Bab 30 Kecemburuan Dimas
31
Bab 31 Masih Kecemburuan Dimas
32
Bab 32 Resepsi
33
Bab 33 Acara
34
Bab 34 Acara malam
35
Bab 35 Rahasia
36
Bab 36 Kesempatan
37
Bab 37 perasaan
38
Bab 38 Rumah sakit
39
Bab 39 Syukuran
40
Bab 40 Kelahiranmu
41
Bab 41 Medina
42
Bab 42 Sebuah kenangan
43
Bab 43 Lombok
44
Bab 44 Suku Sasak Lombok
45
Bab 45 Keindahan Lombok
46
Bab 46 Positif
47
Bab 47 kejahilan Dimas
48
Bab 48 Tersenyum
49
Bab 49 Jalan Allah
50
Bab 50 Salah tingkah
51
Bab 51 Kejujuran
52
Bab 52 Uwais al-Qarni
53
Bab 53 Poligami
54
Bab 54 Saifullah Almaslul
55
Bab 55 Bubur sumsum
56
Bab 56 Bubur sumsum 2
57
Bab 57 Musibah
58
Bab 58 Ujian hidup
59
Bab 59 Rencana Pindah
60
Bab 60 Balas dendam
61
Bab 61 Melepas Rindu
62
Bab 62 Gelisah
63
Bab 63 Hati Nurani
64
Bab 64 Ikhlas
65
Bab 65 Makna Ikhlas
66
Bab 66 New Normal
67
Bab 67 Merajut asa
68
Bab 68 Gus Miftah
69
Bab 69 Panggilan Hati
70
Bab 70 Olahraga
71
Bab 71 Berbagi
72
Bab 72 Daster
73
Bab 73 Cemburu
74
Bab 74 Bucin
75
Bab 75 Lamaran
76
Bab 76 Malioboro
77
Bab 77 Cukur Kumis
78
Bab 78 Bocor Alus
79
Bab 79 Gusar
80
Bab 80 Akrofobia
81
Bab 81 Menikah Denganku
82
Bab 82 Menjadi yang kedua
83
Bab 83 Gawat
84
Bab 84 Lupakan
85
Bab 85 Meminta Restu
86
Bab 86 Sujud Syukur
87
Bab 87 Overdosis
88
Bab 88 Awan Mendung
89
Bab 89 Sunan Kalijaga
90
Bab 90 Sunan Kalijaga ²
91
Bab 91 Semur Jengkol
92
Bab 92 Panas Dingin
93
Bab 93 Fitness
94
Bab 94 Berpuasa
95
Bab 95 Putu sama Klepon
96
Bab 96 Teka Teki
97
Bab 97 Dagang Warteg
98
Bab 98 Walimatul haml
99
Bab 99 Maulid Nabi
100
Bab 100 Jagung Bakar
101
Bab 101 USG
102
Bab 102 Mengenang Tragedi
103
Bab 103 Banci
104
Bab 104 Melewati masa kritis
105
Bab 105 Khusus
106
Bab 106 Heppy Ending
107
Renungan Hari Jum'at
108
Renungan jiwa dihari Jum'at
109
Sholawat Gus Dur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!