...~•Happy Reading•~...
Ophelia ingin menjerit untuk melapangkan hati dan dadanya yang sudah sesak dan sarat dengan perlakuan buruk istri Ayah dan kedua anaknya.
"Bu'le kira kau sudah lupa kami setelah punya ibu baru." Bisik adik Ibu Penny sambil memeluk Ophelia dan mengusap punggungnya dengan sayang juga senang atas kedatangan ponakannya.
"Maaf, Bu'le Dessy. Belakangan ini agak sibuk ngurusin catering Ibu jadi pulang kerja gak bisa ngapa-ngapain lagi, langsung tidur." Ophelia menyadari apa yang dilakukannya dan jarang menghubungi adik Ibunya setelah meneruskan usaha catering.
"Iya. Adik-adikmu cerita. Katanya pernah bertemu denganmu dan kau titip salam. Yang penting kau sehat." Bu Dessy maklum dengan kondisinya.
"Mari masuk. Bu'le buatkan minuman dingin untukmu." Bu Dessy memegang lengan Ophelia lalu mengajaknya masuk ke dalam rumah.
"Bu'le, aku mau minuman anget aja. Perutku agak kurang enak, jadi gak berani minum dingin." Ophelia berkata sambil menyandarkan pipinya ke bahu adik Ibunya.
"Baik. Kalau begitu, duduk dulu di sini. Biar Bu'le buatkan teh anget untukmu." Bu Dessy mempersilahkan Ophelia duduk di sofa ruang tamu, lalu ke belakang untuk menyiapkan minuman.
Tidak lama kemudian, Bu Dessy kembali dengan teko dan secangkir teh juga cemilan di atas nampan. "Ini, diminum dulu, mumpung masih anget. Kalau tehnya kurang, masih ada di teko lagi." Ucap Bu Dessy sambil meletakan semuanya di atas meja.
^^^Setelah berbicara demikian, Bu Dessy tertegun melihat mata Ophelia mulai tergenang sambil memegang cangkir teh di tangannya dan mulai menyeruput teh, perlahan. Perasaannya mengatakan ada sesuatu yang terjadi dengan ponakannya.^^^
^^^Bu Dessy jadi memperhatikan keadaan Ophelia dengan seksama. Alisnya bertaut saat melihat wajahnya agak tirus dan penampilannya tidak seperti biasa, yang rapi dan wangi.^^^
Setelah meneguk habis teh di dalam cangkir, Ophelia meletakan cangkir kembali di atas meja tanpa menyentuh cemilan. Kemudian dia membenamkan wajahnya di pangkuan Bu Dessy yang duduk di sampingnya.
"Ada apa, Nak... Apa istri baru Ayahmu bikin masalah denganmu?" Bu Pessy langsung menebak, karena mengenal Ophelia bukan anak yang cengeng, kalau hanya lelah bekerja.
^^^Mendengar pertanyaan adik Ibunya, tangis Ophelia pecah. Hal itu membuat Bu Dessy terkejut, lalu menepuk pelan punggung Ophelia yang ada di pangkuannya.^^^
^^^Bu Dessy jadi teringat apa yang dilakukan Ophelia saat Ibunya meninggal. Dia menangis dalam diam sambil membenamkan wajah di dalam pangkuannya. Beliau menyadari, Ophelia ada menyimpan sesuatu yang sudah penuh di hatinya dan sekarang tumpah lewat tangisnya.^^^
"Ophelia, bicara pada Bu'le. Apa yang dia lakukan padamu? Apa dia menyakitimu?" Bu Dessy mulai panik dan khawatir istri baru Pak Johan menyakiti Ophelia. Beliau memegang kedua bahu Ophelia lalu mengangkat pundaknya, supaya bisa berbicara dengannya.
Ophelia mengangkat wajahnya yang sudah basah oleh air mata dan menunduk. "Aku berharap dia menyakitiku dengan melukaiku, agar bisa terlihat lukanya. Tapi dia menyiksa batinku dari hari ke hari." Ophelia berkata pelan, sambil berurai air mata.
"Apa maksudmu?. Kasih tahu Bu'le." Bu Dessy terkejut dan sontak memegang pipi Ophelia dengan kedua tangannya.
"Bu'le, dia dan kedua anaknya mengangkangi ku di dalam rumahku sendiri. Aku harus memasak makanan buat mereka setelah pulang kerja. Padahal aku sudah sangat lelah bekerja." Ophelia mulai mengutarakan apa yang menyesak di dadanya.
"Aku harus menyediakan sarapan buat mereka semua sebelum berangkat kerja. Padahal aku harus berangkat pagi, karena jalanan macet. Selama ini, aku saja sering sarapan di mobil, agar tidak kena macet dan terlambat lihat pegawai yang mau pergi belanja."
"Kadang aku harus berangkat lebih pagi dari Ayah, supaya tidak membuat sarapan. Sebab kalau masih ada Ayah, istrinya tidak berani menyuruhku."
"Lalu Bibi kemana? Mengapa tidak membantumu atau menyiapkan semua itu untuk mereka?" Tanya Bu Dessy, heran.
"Bibi sudah tidak bekerja di rumah lagi, Bu'le." Ophelia mengambil tissu di atas meja lalu menghapus air mata di pipinya.
"Tanpa sepengetahuanku, mereka sudah memulangkan Bibi ke kampung. Aku bertanya kepada Ayah, kemana Bibi. Ayah bilang istrinya itu minta dipulangkan saja, karena sekarang sudah ada 4 orang wanita di rumah yang bisa kerjakan pekerjaan rumah dan memasak."
"Ayahmu dengar dia dan memberhentikan Bibi? Ayahmu itu sudah dicuci otaknya. Dia lupa selama ini, kau dan Ibumu tidak bisa tangani sendiri?" Ibu Dessy menggelengkan kepala, karena tahu kesibukan kakaknya tangani catering.
'Apa lagi sekarang ditangani oleh Ophelia yang belum berpengalaman dan perlu banyak belajar. Akan sulit membantu di rumah.' Bu Dessy membatin.
"Lalu bagaimana dengan urusan bersih-bersih rumah? Apa kau juga yang kerjakan?" Tanya Bu Dessy khawatir dan juga gemas kepada Ayah Ophelia.
"Di awal-awal saja Bu'le. Tapi aku gak sanggup. Mereka berharap aku akan terus lakukan itu dan membiarkan rumah begitu saja. Tapi karena aku sudah mulai bersin dan batuk-batuk, aku menggunakan jasa membersihkan rumah."
"Walau disindir terus sama istri Ayah dan anak-anaknya. Belagu, boros, sok kaya dan lainnya, aku panggil jasa membersihkan rumah setiap minggu."
"Bukannya itu makin boros, Ophelia."
"Iya, Bu'le. Tapi mau bagaimana lagi. Mereka senang, karna aku yang keluarin uang. Sedangkan mereka pergi keluar, pulang, pulang sudah wangi salon."
"Astaga, Ayahmu memang sudah dibodohi istrinya itu. Kau harus berhati-hati, Ophelia." Bu Dessy jadi emosi mendengar cerita Ophelia dan juga khawatir.
"Iya, Bu'le. Aku mengira cerita yang aku baca di masa kecil tentang upik abuk atau bawang merah bawang putih itu hanya sebuah cerita dongeng. Ternyata ada di dunia nyata, real. Dan aku mengalaminya." Ophelia jadi emosi mengingat yang dialaminya.
"Kau tidak katakan perbuatan mereka kepada Ayahmu?"
"Bagaimana mau kasih tahu, kalau dia dan anak-anaknya sudah berkata manis saat Ayah pulang kerja dan bersikap seolah makanan itu disediakan oleh mereka?"
"Kalau Ayah ada di rumah, mereka bersikap baik dan berbicara manis padaku. Jadi Ayah tidak akan percaya, kalau aku ceritakan perbuatan mereka." Ophelia berkata pelan dan pasrah.
"Huuuu.... Bu'le juga tidak bisa bicara dengan Ayahmu. Nanti dikira Bu'le tidak terima Ayahmu menikah lagi, karena Ibumu adalah kakak Bu'le. Apa lagi kami sekeluarga tidak hadiri acara pernikahan mereka." Bu Dessy menahan diri untuk tidak ikut campur, agar tidak makin ruwet.
"Iya, Bu'le. Gak usah bicara dengan Ayah. Apa pun yang kita bilang, Ayah akan berpikir lain. Mau menyerang istrinya itu, karna tidak terima dengan pernikahannya." Ophelia mengerti maksud Bu Dessy, sebab sekarang ini Ayahnya tidak bisa berpikir baik.
"Mungkinkah aku harus gunakan pisau untuk melukai, agar ada bukti tindak kekesaran di dalam rumah itu?" Ophelia berkata dengan wajah serius, mengingat peristiwa tadi pagi. Saat istri Ayahnya melepaskan tangan dari rambutnya saat melihat ada pisau di tangannya.
"Jangan berpikiran bodoh. Bisa-bisa kau yang dihabisi oleh mereka bertiga dan menuduhmu yang memulai dan mereka hanya membela diri." Bu Dessy berkata serius sambil memukul pundak Ophelia untuk mencegah dia lakukan sesuatu yang makin menyusahkan dirinya sendiri.
...~°°°~...
...~●○♡○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
🍁Amalia❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
yang sabar ya Ophelia semua akan berakhir
2024-11-18
0
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
harusnya km ngmng ke ayahmu jngn diam aja
2024-11-11
0
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍁Henny❣️
susah klu sudah ada benslu & keong racun di rumah. yg sok kaya pd hal kere. kamu harus bermain cantiq Ophelia urk menghadapi mereka semua
2024-09-02
0