...~•Happy Reading•~...
Andreas berjalan masuk ke dalam ruangan di belakang tanpa melihat ke kiri kanan. Padahal teman-teman sudah siap mau melambai ke arahnya.
"Mas, tolong bilang ke beliau, kami teman-temannya mau bertemu." Cesnia memberanikan diri, minta tolong kepada waiters, agar teman-temannya tidak kecewa.
^^^Mendengar permintaan Cesnia, teman-temannya bersorak dalam hati sambil saling bersenggolan, penuh harap.^^^
"Sebentar, ya, Mba. Silahkan catat menunya di sini. Nanti saya kembali." Ucap waiters tersebut, lalu meletakan catatan di tangannya di atas meja. Kemudian meninggalkan tempat itu menuju ke ruangan dimana Andreas menghilang.
^^^Tidak lama kemudian, waiters tersebut kembali bersama Andreas yang berjalan di belakangnya. Waiters menunjuk dengan jempolnya ke arah meja Cesnia dan teman-temannya.^^^
"Selamat siang." Sapa Andreas sambil memperhatikan mereka satu persatu dan berusaha ingat, sebab waiters mengatakan padanya, ada meja yang direservasi dua minggu lalu adalah teman-temannya dan minta bertemu.
"Siang..." Terdengar sapaan bersamaan dari ke 9 wanita itu dengan hati berbunga-bunga.
"Maaf, Andre. Kami mengganggu." Ucap Cesnia memecah kebisuan di antara mereka yang terpana melihat Andreas berdiri di dekat mereka.
^^^Andreas mengenakan kemeja putih yang tangannya sudah dilipat sampai dibawa sikut, siap bekerja.^^^
"Tidak apa, saya belum mulai bekerja. Maaf, kalau saya agak lupa." Ucap Andreas sambil coba mengingat dan bersikap formal. Dia khawatir ada yang mengaku-ngaku dan dia terjebak kalau sok kenal.
"Mungkin karena kami sudah berubah, tapi kita satu sekolah dulu." Ucap Cesnia lagi, sebab teman-temannya hanya diam sambil melihat Andreas.
^^^Cesnia serasa mau pentung teman-temannya dengan kotak tissu yang ada di depannya, karena membiarkan dia maju sendiri untuk berbicara dengan Andreas.^^^
^^^Cesnia tidak berani bergerak untuk menyikut atau menginjak kaki salah satu teman di kiri kanan atau depannya, sebagai isyarat untuk berbicara. Dia khawatir Andreas melihat gerakannya.^^^
"Oh, iya. Aku mengingatmu." Andreas tiba-tiba berkata dan tidak bersikap formal lagi sambil menunjuk salah satu teman di antara mereka.
^^^Maka ke 9 wanita itu terdiam bagaikan patung arca, sambil berkata dalam hati. "Mati." "Abis." Dan ucapan putus asa lainnya saat Andreas bilang mengenal teman mereka yang dulu ikut kelompok traktiran dan suka ngeledek Andreas di belakang.^^^
^^^Cesnia yang mau berkata sesuatu di sekolah untuk mengingatkan Andreas terdiam dan tidak jadi mengatakan apa pun. Mereka berpikir, Andreas akan pergi meninggalkan mereka.^^^
^^^Namun sebaliknya, Andreas mengulurkan tangan untuk menyalami mereka satu persatu sambil menanyakan kabar mereka.^^^
"Sorry, kalau tadi aku kurang kenal, karna mungkin kita sudah berubah. Terima kasih sudah kunjungi restoran kami." Ucap Andreas setelah menyalami mereka semua.
"Eh, iya. Sorry juga. Mungkin memang dulu gak pernah lihat kami, jadi gak ingat." Ucap yang sedang hamil memberanikan diri.
"Oh, iya, mungkin. Aku mulai ingat wajahnya, sebab pernah beberapa kali lihat di kantin." Ucap Andreas, sopan, karena ingat teman yang dimaksud.
^^^Teman-temannya yang tadinya khawatir ditinggal Andreas karena mengenal salah satu temannya itu bernafas lega. Andreas tidak menunjukan rasa kesal atau marah, tapi berbicara santai dengan mereka.^^^
"Silahkan nikmati makan siangnya." Ucap Andreas dan memberikan isyarat kepada waiters untuk melayani teman-temannya.
"Andre, bisa pegang perutku?" Tiba-tiba ibu hamil berkata sebelum Andreas meninggalkan mereka, membuat Andreas terdiam lalu melihat ibu hamil dengan wajah heran.
"Minta saya pegang perut?" Andreas bersikap formal, waspada. "Untuk apa?" Tanya Andreas lagi, heran.
"Astaghfirullah... Bumil ini keterlaluan. Bikin rusak suasana aja." Bisik salah satu teman di dekatnya sambil memukul tangannya yang ada di meja.
"Sorry, Ndre. Dia lagi begini." Salah satu teman membuat gerakan tangan sebagai tanda lagi hamil.
"Dia pingin kau pegang perutnya. Ceritanya lagi ngidam. Tau ngidam, kan?" Cesnia menjelaskan, sebab wajah Andreas berubah.
"Iya, aku tahu. Tapi..." Andreas tidak meneruskan ucapannya. 'Tapi apa harus? Memang ada yang ngidam begini?' Andreas meneruskan dalam hati, heran.
"Dia takut anaknya ngencesss, kalau gak kesampaian." Sambung yang lain, menolong ibu hamil.
"Suamimu ada ikut di sini?" Ucap Andreas sambil melihat sekeliling.
"Gak ikut. Tapi, gak papa. Dia sudah tau dan ijinin." Semua temannya ingin menjitak ibu hamil yang nekad.
"Kalau begitu, tolong vc suaminya, saya mau bicara." Andreas tidak enak menolak ibu hamil, tapi tidak mau ambil resiko.
Maka dengan girang, ibu hamil menghubungi suaminya. "Yank, ada apa? Kau gak papa?" Ucap suaminya khawatir, karena istrinya sedang hamil.
"Gak papa. Yank, aku vc karna Andre mau bicara denganmu. Sorry." Ucap ibu hamil, sebab melihat suaminya sedang makan dengan teman kantor.
"Oh, karna itu? Kau benaran minta? Aku kira bercanda. Ckckck... Mana?" Suaminya tersenyum sambil geleng kepala, karena tahu niat istrinya.
"Hallo, saya Andre." Ucap Andreas formal, sebab melihat suami temannya lebih tua dari mereka.
"Hallo, Pak Andre. Maaf, merepotkan."
"No problem, jika anda ijinkan."
"Iya, Pak Andre. Maklum, ibu hamil." Suaminya menjelaskan keinginan istrinya.
"Ok." Ucap Andreas lalu menyerahkan ponsel kepada ibu hamil.
"Kalian semua saksinya, ya." Ucap Andreas sambil melihat ke arah teman-teman dan memanggil beberap waiters mendekat. Dia khawatir terjadi sesuatu dan ada yang mengatakan dia lakukan sesuatu yang tidak sopan.
"Sia, tolong buatin video." Ibu hamil menyerahkan ponselnya kepada Censia. Semua temannya jadi gemas melihat ibu hamil.
"Ndre, ucapin sesuatu, ya." Ibu hamil makin banyak permintaan, saat Andreas mendekat untuk memegang perutnya.
^^^Andreas menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat mau pegang perut ibu hamil. Semua orang yang duduk dekat mereka, ikut melihat dan tersenyum melihat perutnya yang sudah terlihat sedang hamil.^^^
"Dede, baik dan sehat, ya. Sampai ketemu." Ucap Andreas sesuai kata yang terpikirkan.
Tiba-tiba Andreas menarik tangannya. "Apakah terjadi sesuatu? Ada gerakan. Kau tidak apa-apa?" Ucap Andreas yang terkejut.
"Gak papa Andre. Makasih." Ucap ibu hamil sambil tersenyum senang.
"Ok. Aku akan buatkan menu buat baby mu." Ucap Andreas cepat, lalu meninggalkan tempat itu.
Maka teman-temannya memukul ibu hamil dengan apa saja yang ada di dekatnya. "Kau bikin Andre kaget. Mungkin dia belum pernah lakukan itu." Censia memukul bahu ibu hamil.
"Ini akibatnya jika nikah muda." Celetukan gemas kepada ibu hamil.
"Tenang dulu. Misua ku cemburu gak, ya."
"Mengapa cemburu? Tadi sudah ijinin."
"Aku takut dia tahu dan cemburu, karna debay ini gak melakukan tendangan saat Papanya elus atau ngomong." Maka semua temannya tertawa.
"Kalau misua mu tau, berarti kau yang o'on."
"Yang begituan aja gak tau."
"Yang lain, puas-puasin nikmati masa mudanya, supaya gak kaya dia." Mereka kembali memukul ibu hamil, gemas.
Saat menu mereka di antar, baru mereka tersadar. Ada sesuatu yang kurang. "Sepertinya Nicky gak jadi datang." Ucap salah satu teman.
"Ah, jangan pikirkan dia. Ayo, makan. Aku lagi senang. Aku yang traktir." Ucap ibu hamil sambil menyuruh teman-temannya makan.
"Ayoo. Selamat makan." Ucap mereka bersamaan.
"Eh, kalian lihat gak? Sepertinya, barusan Gretha masuk ke restoran dan diantar ke sana." Ucap salah satu teman yang bisa melihat ke arah pintu masuk. Membuat mereka semua terdiam dan melihat ke arah yang ditunjuk.
"Ah, mungkin bukan. Terlalu glowing, kalau itu Gretha." Dia meralat, sebab melihat teman-temannya terkejut. Tapi dia yakin, itu Gretha salah satu teman mereka.
...~°°°~...
...~●○♡○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
kalau org lagi ngidam tuh suka aneh² mau ini lah itu lah ❣️
2024-11-11
0
💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα
pak cheff ini gayanya benar2 cool,dia gk peduli sekitaran,padahal itu para fans sudah menanti ❣️
2024-09-16
0
𓆩ꨄ︎𓆪𝘋𝘞𝘐_𝘢𝘫𝘫𝘢𝘩🍒⃞⃟🦅
sebenernya ngidam itu karena pengen apa karena cari perhatian ya? aku bingung 😂❣️
2024-09-09
1