15. Ophelia 3.

...~•Happy Reading•~...

Ucapan Bu Dessy menyentak kesadaran Ophelia. "Habis mau gimana lagi, Bu'le. Selama ini aku tidak pernah bekerja keras seperti ini. Aku hanya sekolah, kuliah, bantu Ibu di tempat catering. Pulang ke rumah langsung tidur, karna kehabisan tenaga. Semua yang di rumah sudah dikerjakan Bibi."

"Sekarang aku harus bangun lebih pagi. Sudah lelah bekerja, pulang ke rumah masih harus masak di rumah. Tidak ada waktu untuk bersantai, bahkan berpikir untuk mengotak-atik ponsel pun sudah gak sempat."

"Jika aku tidak mau lakukan yang diminta, saat akhir pekan, dia akan merengek dan penuh rayuan di depan Ayah agar aku bisa membuat sesuatu untuk mereka makan." Ophelia menumpahkan semua yang dialaminya.

"Istri Ayahmu dan anak-anaknya seperti berang-berang beracun." Bu Dessy berkata disela rasa geramnya, membayangkan yang diceritakan Ophelia.

"Benar, Bu'le. Mereka jadi racun yang bisa membunuhku. Eh, apa aku racuni saja makanan yang aku masak buat mereka, ya?" Ophelia tiba-tiba bertanya dengan serius sambil melihat Bu Dessy.

"Jangan bodoh dengan berpikir seperti itu. Ayahmu akan makin berpihak kepada mereka, kalau tahu kau lakukan hal seperti itu. Apa yang akan kau peroleh dengan itu? Mereka akan tersenyum senang, jika tidak mati. Kalau mereka mati, kau dipenjara."

"Aku sudah sangat putus asa, Bu'le Dessy. Aku bekerja di rumah, mereka bertiga entah kemana dan pulang sebelum Ayah pulang. Lalu pura-pura sibuk di dapur untuk merapikan sesuatu." Ophelia berkata penuh emosi sambil berurai air mata.

"Ophelia, dengarkan Bu'le. Sekarang kau sudah dewasa. Jangan gegabah saat melakukan sesuatu. Pikirkan baik-baik untuk kebaikan dan keselamatanmu."

"Bu'le tahu, kau sayang kedua orang tuamu. Tetapi sekarang semuanya sudah berubah. Di samping Ayahmu bukan lagi Ibumu. Ada orang lain yang mungkin hatinya tidak seperti Ibumu. Jadi kau harus berhati-hati bertindak atau berkata sesuatu."

"Iya, Bu'le. Itulah yang aku pikirkan. Jadi selama ini aku diam dan terima semua perlakuan mereka, karena khawatir sama Ayah. Aku bisa saja keluar dari rumah itu, tapi aku tidak rela Ayah hidup sendiri dengan mereka."

"Bu'le tahu, kau lakukan semua ini, demi Ayahmu. Tadi ada saatnya kau juga pikirkan dirimu, masa depanmu. Bagaimana jika suatu saat Ayahmu mulai berubah. Mmmmmm...?" Bu Dessy berkata pelan lalu memeluk ponakan satu-satunya dengan sayang.

"Jika terjadi sesuatu, kau tidak sendiri. Datanglah ke sini. Ada Bu'le dan Pa'le juga kedua adikmu." Bu Dessy makin khawatir dengan kondisi Ophelia, jika tinggal sendiri dengan istri Pak Johan dan kedua anaknya.

"Sekarang masuk ke kamar adikmu dan istirahat sebentar sebelum pulang. Bu'le akan siapkan makan malam untuk kita berlima." Ucap Bu Dessy sambil menepuk pelan punggung Ophelia, lalu mengajak dia masuk ke kamar putrinya untuk istirahat.

^^^Setelah istirahat dan makan malam bersama Bu Dessy sekeluarga, Ophelia kembali merasa semangat. Kehangatan keluarga yang sempat hilang, kini dia rasakan lagi dan menyemangatinya untuk melakukan sesuatu yang baik.^^^

Saat tiba di rumah, Ophelia terkejut melihat dari luar, rumah dalam keadaan terang. Padahal sudah hampir jam 10 malam. Biasanya sudah pada masuk kamar masing-masing.

Ophelia turun dari mobil dengan perasaan was-was, sebab dia lupa mengaktifkan lagi ponselnya dan tidak memberitahukan Ayahnya kalau akan pulang malam.

"Kau dari mana?" Bentak Ayahnya saat dia masuk ke dalam rumah.

^^^Ophelia melihat semua orang sedang duduk di ruang tamu. Sesuatu yang tidak pernah terjadi selama istri Ayahnya tinggal di rumah bersama anak-anaknya.^^^

"Ada masalah yang perlu diselesaikan, Yah. Maaf, gak sempat kasih tahu." Ucap Ophelia pelan dan khawatir lihat wajah Ayahnya yang tegang dan kaku.

^^^Ophelia hampir mengetok kepalanya, karena lupa kasih kabar kalau pulang agak telat. Setelah berkata demikian kepada Ayahnya, dia mau meninggalkan ruangan yang sudah seperti dalam ruang sidang. Semua mata memandang kepadanya.^^^

"Diam di situ. Pagi ini kau lakukan apa buat Mami Gina." Tanya Ayahnya dengan suara keras dan menyebut istrinya dengan Mami Gina, nama anak bungsunya.

"Lakukan apa, Yah? Oh, itu. Aku membawa lauk yang kumasak?" Tanya Ophelia tidak mengerti maksud pertanyaan Ayahnya. Jadi menjawab apa yang terjadi di dapur tadi pagi.

"Kau sekarang sudah pintar berbohong? Paaakkkk...!" Pak Johan membentak dengan suara keras disertai dengan tangannya melayang ke pipi Ophelia.

"Ayaaaa...! Ayah menamparku?" Ophelia berteriak sambil melihat Ayahnya dengan mata terbelalak dan memegang pipinya yang panas.

"Lihat apa yang kau lakukan untuk Mami Gina. Lihat...! Kau mau menyangkal itu?" Ucap Ayahnya sambil menunjuk ponsel yang diperlihatkan Gina padanya.

^^^Ophelia terkejut melihat di layar ponsel Gina. Di sana terlihat gambar dia sedang memegang pisau di tangan dan istri Ayahnya sedang mengangkat tangan. Ophelia jadi teringat peristiwa tadi dan membuatnya marah dan ingin berontak.^^^

^^^Dia sudah tidak tahu mau menjelaskan apa tentang gambar itu, karena dia tidak mengerti mengapa bisa ada gambar seperti itu.^^^

^^^Apa pun yang dia katakan, tidak bisa menyangkal yang diperlihatkan Gina. Dan dia tidak perlu katakan apa pun, sebab Ayahnya sudah menampar pipinya.^^^

"Karna itu Ayah menamparku? Kau bukan Ayahku...!" Teriak Ophelia lalu berlari masuk ke kamarnya dan membanting pintu dengan keras, membuat pintu bergetar.

"Opheliaaaa... Opheliiiiaaaaa...!" Teriak Ayahnya berkali-kali memanggil nama Ophelia. Sedangkan ketiga orang yang ada dalam ruangan itu tersenyum penuh kemenangan.

Pak Johan mengejar Ophelia ke kamarnya sambil memanggil namanya, lalu mengetuk pintu kamarnya dengan keras. "Ophelia, buka pintunya."

Ophelia tetap diam dan tidak menyahut. Dia duduk di kursi meja rias sambil mengelus bekas tamparan Ayahnya dengan berurai air mata. Ophelia makin menangis mengingat Ayahnya tidak pernah sekali pun berlaku kasar padanya.

Dia terus mengusap pipinya sambil melihat bingkai foto mereka bertiga sedang tertawa riang saat berlibur di Bali, saat Ayahnya cuti kerja. Ophelia menutup bingkai foto itu lalu memasukan ke dalam laci meja dengan emosi.

Kemudian dia mengambil foto Ibunya lalu memeluknya dengan erat. "Oh, Tuhan. Maafkan, kalau aku berkata kasar pada Ayahku." Air matanya terus mengalir.

'Ibu, Ayah menamparku. Padahal aku gak lakukan kesalahan.' Ophelia membatin sambil mendekap bingkai foto Ibunya.

Kemudian dia meletakan foto Ibunya di atas meja, lalu berlari ke tempat tidur. Dia membenamkan wajahnya ke bantal dan menangis sejadi-jadinya.

Dia mengambil bantal yang lain lalu menutup kepalanya, agar tidak mendengar suara Ayahnya. Hatinya masih panas, lebih panas dari pipinya. Dia tidak peduli dengan teriakan dan gedoran di pintu kamarnya.

Ketika terasa sesak dan hampir tidak bernafas, Ophelia mengangkat wajahnya dari bantal sambil tersengal. Dia langsung duduk di tepi tempat sambil memukul dadanya berulangkali.

"Tuhan, tolong aku. Dadaku sangat sakit." Ucap Ophelia perlahan sambil air matanya kembali membanjiri pipi. Dengan deraian air mata, dia melihat ke arah pintu yang sudah tidak diketuk lagi. Kemudian dia melihat isi kamarnya dengan hati yang hancur. Rumah sudah tidak lagi jadi tempat yang selalu menenangkan dikala lelah dan sedih.

...~°°°~...

...~●○♡○●~...

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

ayah gak punya perasaan lebih percaya sama org baru dikenal ❣️

2024-11-11

0

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ᴋɪʀᴀɴᴀ 🏘⃝Aⁿᵘ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ᴋɪʀᴀɴᴀ 🏘⃝Aⁿᵘ

pak Johan sebagai ayah harusnya kamu gak boleh begitu apa lagi cuma dengar permasalahnya dari satu sisi, kan kasian ophelia, ophelia itu anak kandungmu Lo pak, masa gak dicari tau dulu malah main tampar aja ❣️

2024-09-16

0

🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍁Henny❣️

🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍁Henny❣️

yang sabar Ophelia. skrg bikin ayahmu menyesal krn telah menampar mu. bikin klu kamu tersakiti oleh ke 3 benalu itu. bikin sandiwara yg lbh keren dr mereka

2024-09-02

0

lihat semua
Episodes
1 01. Andreas Kalingga.
2 02. Andreas 2.
3 03. Andreas 3.
4 04. Andreas 4.
5 05. Reuni.
6 06. Reuni 2
7 07. Reuni 3
8 08. Nicky.
9 09. Nicky - Gretha.
10 10. Nicky - Gretha 2.
11 11. Andreas - Nicky.
12 12. Keluarga Pak Johan.
13 13. Ophelia.
14 14. Ophelia 2.
15 15. Ophelia 3.
16 16. Ophelia 4.
17 17. Keluarga Pak Johan 2
18 18. Teman Lama.
19 19. Teman Lama 2.
20 20. Teman Lama 3.
21 21. Rencana.
22 22. Rencana 2.
23 23. Keluarga Pak Johan 3.
24 24. Ophelia 5.
25 25. Accident.
26 26. Accident 2.
27 27. Accident 3.
28 28. Terjebak.
29 29. Terjebak 2.
30 30. Terjebak 3.
31 31. Persiapan.
32 32. Persiapan 2.
33 33. Panik.
34 34. Panik 2.
35 35. Panik 3
36 36. Panik 4.
37 37. Terbuka.
38 38. Terbuka 2.
39 39. New Era.
40 40. New Era 2.
41 41. New Era 3.
42 42. New Era 4.
43 43. New Era 5
44 44. New Era 6.
45 45. New Era 6
46 46. New Era 7.
47 47. New Era 8.
48 48. New Era 9.
49 49. New Era 10
50 50. New Era 11
51 51. New Era 11.
52 52. New Era 12.
53 53. New Era 13
54 54. New Era 14.
55 55. New Era 15.
56 56. New Era 16.
57 57. New Era 17.
58 58. New Era 18.
59 59. New Era 19.
60 60. New Era 20.
61 61. New Era 21.
62 62. New Era 22.
63 63. Partner
64 64. Partner 2
65 65. Partner 3
66 66. Partner 4.
67 67. Partner 5.
68 68. Partner 6.
69 69. Partner 7.
70 70. Partner 8
71 71. Partner 9.
72 72. Partner 10.
73 73. Partner 11.
74 74. Partner 12.
75 75. Partner 13.
76 76. Partner 14.
77 77. Partner 15.
78 78. Partner 16.
79 79. Partner 17.
80 80. Partner 18.
81 81. Partner 19.
82 82. Partner 20.
83 83. Partner 21.
84 84. Partner 22.
85 85. Partner 23.
86 86. Partner 24.
87 87. Partner 25.
88 88. Partner 26.
89 89. Partner 27.
90 90. Partner 28.
91 91. Partner 29.
92 92. Partner 30.
93 93. Partner 31.
94 94. Partner 32.
95 95. Partner 33.
96 96. Partner 34.
97 97. Partner 35.
98 98. Partner 36.
99 99. Partner 37.
100 100. Partner 38.
101 101. Partner 39.
102 102. Partner 40.
103 103. Partner 41.
104 104. Partner 42.
105 105. Partner 43.
106 106. Partner 44.
107 107. Partner 45.
108 108. Partner 46.
109 109. Partner 47.
110 110. Partner 48.
111 111. Partner 49.
112 112. Partner 50.
113 113. Partner 51.
114 114. Partner 52.
115 115. Partner 53.
116 116. Partner 54.
117 117. Partner 55.
118 118. Partner 56.
119 119. Partner 57
120 120. Partner 58.
121 121. Partner 59.
122 122. Partner 60.
123 123. Partner 61.
124 124. Partner 62.
125 125. Partner 63.
126 126. Partner 64.
127 127. Partner 65.
128 128. Partner 66.
129 129. Partner 67.
130 130. Partner 68.
131 131. Partner 69.
132 132. Partner 70.
133 133. Partner 71.
134 134. Partner 72.
135 135. Partner 73.
136 136. Partner 74.
137 137. Partner 75.
138 138. Partner 76.
139 139. Partner 77.
140 140. Partner 78.
141 141. Partner 79.
142 142. Partner 80.
143 143. Partner 81.
144 144. Partner 82.
145 145. Partner 83.
146 146. Partner 84.
147 147. Partner 85.
148 148. Partner 86.
149 149. Partner 87.
150 150. Partner 88.
151 151. Partner 89.
152 152. Partner 90.
153 153. Partner 91.
154 154. Partner 92.
155 155. Partner 93.
156 156. Partner 94.
157 157. Partner 95.
158 158. Partner 96.
159 159. Partner 97.
160 160. Partner 98.
161 161. Partner 99.
162 162. Partner 100.
163 163. Partner 101.
164 164. Partner 102.
165 165. Partner 103.
166 166. Partner 104.
167 167. Partner 105.
168 168. Partner 106.
169 169. Partner 107.
170 170. Partner 108.
171 171. Partner 109.
172 172. Partner 110
173 173. Partner 111.
Episodes

Updated 173 Episodes

1
01. Andreas Kalingga.
2
02. Andreas 2.
3
03. Andreas 3.
4
04. Andreas 4.
5
05. Reuni.
6
06. Reuni 2
7
07. Reuni 3
8
08. Nicky.
9
09. Nicky - Gretha.
10
10. Nicky - Gretha 2.
11
11. Andreas - Nicky.
12
12. Keluarga Pak Johan.
13
13. Ophelia.
14
14. Ophelia 2.
15
15. Ophelia 3.
16
16. Ophelia 4.
17
17. Keluarga Pak Johan 2
18
18. Teman Lama.
19
19. Teman Lama 2.
20
20. Teman Lama 3.
21
21. Rencana.
22
22. Rencana 2.
23
23. Keluarga Pak Johan 3.
24
24. Ophelia 5.
25
25. Accident.
26
26. Accident 2.
27
27. Accident 3.
28
28. Terjebak.
29
29. Terjebak 2.
30
30. Terjebak 3.
31
31. Persiapan.
32
32. Persiapan 2.
33
33. Panik.
34
34. Panik 2.
35
35. Panik 3
36
36. Panik 4.
37
37. Terbuka.
38
38. Terbuka 2.
39
39. New Era.
40
40. New Era 2.
41
41. New Era 3.
42
42. New Era 4.
43
43. New Era 5
44
44. New Era 6.
45
45. New Era 6
46
46. New Era 7.
47
47. New Era 8.
48
48. New Era 9.
49
49. New Era 10
50
50. New Era 11
51
51. New Era 11.
52
52. New Era 12.
53
53. New Era 13
54
54. New Era 14.
55
55. New Era 15.
56
56. New Era 16.
57
57. New Era 17.
58
58. New Era 18.
59
59. New Era 19.
60
60. New Era 20.
61
61. New Era 21.
62
62. New Era 22.
63
63. Partner
64
64. Partner 2
65
65. Partner 3
66
66. Partner 4.
67
67. Partner 5.
68
68. Partner 6.
69
69. Partner 7.
70
70. Partner 8
71
71. Partner 9.
72
72. Partner 10.
73
73. Partner 11.
74
74. Partner 12.
75
75. Partner 13.
76
76. Partner 14.
77
77. Partner 15.
78
78. Partner 16.
79
79. Partner 17.
80
80. Partner 18.
81
81. Partner 19.
82
82. Partner 20.
83
83. Partner 21.
84
84. Partner 22.
85
85. Partner 23.
86
86. Partner 24.
87
87. Partner 25.
88
88. Partner 26.
89
89. Partner 27.
90
90. Partner 28.
91
91. Partner 29.
92
92. Partner 30.
93
93. Partner 31.
94
94. Partner 32.
95
95. Partner 33.
96
96. Partner 34.
97
97. Partner 35.
98
98. Partner 36.
99
99. Partner 37.
100
100. Partner 38.
101
101. Partner 39.
102
102. Partner 40.
103
103. Partner 41.
104
104. Partner 42.
105
105. Partner 43.
106
106. Partner 44.
107
107. Partner 45.
108
108. Partner 46.
109
109. Partner 47.
110
110. Partner 48.
111
111. Partner 49.
112
112. Partner 50.
113
113. Partner 51.
114
114. Partner 52.
115
115. Partner 53.
116
116. Partner 54.
117
117. Partner 55.
118
118. Partner 56.
119
119. Partner 57
120
120. Partner 58.
121
121. Partner 59.
122
122. Partner 60.
123
123. Partner 61.
124
124. Partner 62.
125
125. Partner 63.
126
126. Partner 64.
127
127. Partner 65.
128
128. Partner 66.
129
129. Partner 67.
130
130. Partner 68.
131
131. Partner 69.
132
132. Partner 70.
133
133. Partner 71.
134
134. Partner 72.
135
135. Partner 73.
136
136. Partner 74.
137
137. Partner 75.
138
138. Partner 76.
139
139. Partner 77.
140
140. Partner 78.
141
141. Partner 79.
142
142. Partner 80.
143
143. Partner 81.
144
144. Partner 82.
145
145. Partner 83.
146
146. Partner 84.
147
147. Partner 85.
148
148. Partner 86.
149
149. Partner 87.
150
150. Partner 88.
151
151. Partner 89.
152
152. Partner 90.
153
153. Partner 91.
154
154. Partner 92.
155
155. Partner 93.
156
156. Partner 94.
157
157. Partner 95.
158
158. Partner 96.
159
159. Partner 97.
160
160. Partner 98.
161
161. Partner 99.
162
162. Partner 100.
163
163. Partner 101.
164
164. Partner 102.
165
165. Partner 103.
166
166. Partner 104.
167
167. Partner 105.
168
168. Partner 106.
169
169. Partner 107.
170
170. Partner 108.
171
171. Partner 109.
172
172. Partner 110
173
173. Partner 111.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!