Saling menatap

"Lun, maaf." Ucap Dio yang merasa bersalah.

Luna duduk di sofa tanpa menyentuh Dio sama sekali, di hempasnya tangan Dio yang sedari tadi meminta maaf.

"Lun, aku ga sengaja ... Beneran." Ucap Dio meyakinkan.

Seketika penerangan sudah kembali bekerja, terlihat jelas jika Luna menangis ... Pipinya terlihat basah, dan pelipis dekat mata terlihat memar akibat benturan.

Memar Batin Dio saat melihat bekas benturan di pelipis Luna.

"Tunggu disini, biar aku obatin." Dio bergegas masuk ke dalam kamarnya berniat mengambil kotak p3k.

Sayangnya, rasa sakit fisik dan juga hati Luna saat ini menolak kebaikan yang akan Dio berikan, wanita itu memilih masuk ke dalam kamar dan menguncinya dari dalam.

"Loh? Luna ..." Ucap Dio saat melihat ruang tv dan Luna tidak berada disitu.

Dio bergegas ke kamar Luna, dan mengetuk pintu kamar berkali kali, sayang sekali tidak ada jawaban dari dalam.

"Lun, biar aku obatin sebentar memarnya. Buka dulu pintunya ..." Ucap Dio.

"Luna ... Maafin."

"Lun ... aku gak bisa tidur kalau ngerasa bersalah gini."

Di dalam kamar.

"Harus banget aku sakit kayak gini? Biar kamu mau bicara sama aku baik baik?" Gumam Luna di sela Isak tangisnya.

"Aku gak mau baik lagi sama kamu mas, kamu makin semena mena !" Luna mengomel sambil berderai air mata.

"LUNA BUKA PINTUNYA! INI TERKAHIR AKU MOHON MOHON GINI YA ... BESOK UDAH GAK BERLAKU LAGI!" Ancam Dio yang emosi Karna pintu kamar yang tak kunjung di buka.

Akhirnya keduanya memilih tidur di kamar masing-masing dengan keadaan sama sama memendam emosi.

***

Pagi hari.

Luna terbangun karena kepalanya terasa sedikit sakit akibat luka memar di pelipis matanya. "Hari ini kayaknya gak bisa ke butik dulu deh, percuma juga gak akan konsen." gumam Luna sambil mengotak ngatik ponsel untuk mengirimkan pesan kepada pegawainya bahwa hari ini Luna tidak datang ke butik.

Dio sudah sangat segar, dengan kemeja putih dan di balut jas navy. Pria itu membuka kamarnya dan melihat kamar Luna masih tertutup rapat.

Perlahan Dio berjalan ke dapur, untuk melihat jejak Luna ... Karena biasanya Luna akan membuat sarapan dulu sebelum pergi bekerja.

Tapi pagi itu keadaan dapur masih sama seperti kemarin malam, sampah pun tidak ada yang baru ... Wastafel bersih, itu artinya Luna belum singgah ke dapur hari ini.

Apa dia kesiangan? Atau aku bangunin aja? Eh jangan deh, nanti malah ngelunjak kayak semalam.

Dio pun berangkat ke kantor tanpa memperdulikan Luna.

Luna keluar kamar pukul 11.00 , karna di pastikan Dio sudah berangkat ke kantor.

Karena perutnya yang sudah minta di isi segera, akhirnya Luna memilih jalan cepat, yaitu memasak mie instan.

Seperti orang belum makan berhari hari, Luna makan mie dengan nasi putih yang memenuhi isi piringnya ... Aku harus full power, biar cepet pulih.

Setelah itu Luna minum obat pereda rasa sakit untuk memarnya agar tidak terlalu berdenyut. Efek obatnya adalah mengantuk ... wanita itu memilih merebahkan dirinya di atas sofa, dan tidak terasa Luna akhirnya terlelap.

Dio tidak bisa bekerja tenang, fikirannya terus menerus teringat luka memar Luna, Pria itu memutuskan untuk pulang sejenak ke apartemen untuk memastikan keadaan Luna.

Sampai di apartemen, Dio melihat Luna yang tertidur pulas di atas sofa.

Heran, kenapa wanita ini suka banget tidur di sofa, mending gak usah punya kamar aja kalau gitu. Batin Dio.

Pria itu berjalan perlahan, merapikan rambut Nadya yang menutupi luka memarnya.

Sssh ... Luka nya sampe warna biru keunguan gini, aku harus gimana? Tidak terasa tangan Dio menyentuh area mata Luna, sehingga wanita itu langsung terkejut dan tersadar. Pemandangan yang pertama kali dia lihat adalah wajah Dio.

"Hey ! Ngapain kamu? Mau cium aku ya?" Ucap Luna yang menjauh dari Dio.

"Ge'er banget ! Aku cuman kepikiran luka kamu, asal kamu tahu aku adalah orang yang bertanggung jawab."

"Oh ya? Sulit untuk di percaya." Ucap Luna menantang.

Dio meraih kotak p3k yang semalam berada di area meja, sehingga dia tidak perlu repot untuk mengambilnya di kamar.

"Diam!"

Dio menahan kedua pundak Luna agar tidak menjauh darinya.

"Mau apa?"

"Di obatin, aku ada salep memar. Diam sebentar." Ucap Dio yang secara tak sadar mereka sedang saling menatap satu sama lain.

"Awhh ... Jangan di tekan, pelan pelan aja. Sini biar aku aja yang pakai sendiri."

"Sst ... Diam." Ucap Dio yang tidak mau di bantah.

Setelah mengoles salep di luka memar Luna, pria itu meniup luka memar Luna berkali kali, tujuannya agar salepnya cepat meresap ... Dan itu membuat mereka berdua gugup bukan main.

Luna akhirnya menjauh kan tubuhnya dari Dio untuk mengakhiri adegan yang memberi sengatan aneh pada tubuhnya.

"Jangan besar kepala, aku hanya sekedar bertanggung jawab. Dan tidak akan pernah lebih dari itu." Ucap Dio dengan sedikit tawa yang meremehkan.

Pria itu kemudian memutuskan untuk kembali ke kantor saat kewajibannya sudah selesai di kerjakan.

Aku mulai merasa mustahil untuk bisa masuk ke dalam hatimu Dio.

***

Beberapa hari berlalu, Luna sudah kembali melakukan aktivitas di butik seperti biasanya.

Begitu juga dengan Dio, usaha nya setelah menikah dengan Luna hampir tidak pernah menemui kendala apapun, tapi Dio tetap percaya bahwa itu adalah hasil kerja kerasnya, padahal sebelum menikah, ada saja masalah yang silih berganti muncul di perusahaannya, itulah yang menyebabkan Dio selalu bersikap arogan kepada semua karyawannya.

*Pintu di ketuk

"Masuk."

Kinan dan Ervina datang di saat jam makan siang, Dio sudah bisa menebak apa yang dua wanita itu inginkan. Jika di hadapan Luna, Dio akan bersikap seperti ada di pihak Kinan dan mama nya, tetapi sebenarnya itu dia lakukan agar Luna menyerah menjalani pernikahan dengannya, dan harapan terbesar Dio saat ini adalah Luna yang mengajukan permohonan cerai terlebih dahulu pada pengadilan, menurut Dio itu akan menghemat waktu dan tenaga nya.

"Sayang, sudah makan siang?" Tanya Ervina pada Dio.

"Belum." Jawab Dio datar tanpa memandang mereka berdua.

"Mama dengan Kinan mau mengajak kamu untuk makan siang bersama, bagaimana?"

"Aku sibuk, dan capek. Tolong jangan ganggu aku ma. Lebih baik Kalian keluar dari sini, biar aku fokus bekerja.

Ervina mendekatkan diri pada anak bungsunya itu, selagi mama masih bisa ajak kamu jalan dan makan siang bersama, tolong di hargai ... Kelak dimasa tua nanti, mama sudah tidak bisa sebebas ini Dio."

Ucap Ervina memasang wajah memelas di hadapan Dio.

"Tapi aku gak enak badan ma, jangan sekarang."

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Makan je pun.Kinan tak malu ke orang tak layan pun

2024-10-08

0

Fitria Syafei

Fitria Syafei

yang sabar ya Luna 😔 KK terimakasih 😘😘

2024-06-06

1

blecky

blecky

ada ta ibu G kyk bgtu SMA anakx G adah mnkah

2024-06-06

1

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Perjodohan
3 SAH
4 Keputusan bersama
5 Kinan
6 Berpapasan
7 Kamu lebih pantas
8 Aku temenin
9 Virgin?
10 Gym
11 Tolong Dio ...
12 Saling menatap
13 Mual
14 Berjuang sendirian
15 Mie instan
16 good morning Lun,
17 Nunaku
18 Perebut calon suami
19 Aku juga harus bahagia
20 Bercerai
21 Cemburu (Revisi)
22 Tamparan (revisi)
23 Berbela sungkawa (Revisi)
24 TPU (Revisi)
25 Menurutlah (Revisi)
26 Wangimu enak (Revisi)
27 Pengacau (Revisi)
28 Info
29 Vitaminku (revisi)
30 Harta (Revisi)
31 Luna, istriku ... (Revisi)
32 Cemburu? (Revisi)
33 Asap kecil (Revisi)
34 Luna, aku rindu ...
35 Kesempatan (Revisi)
36 Bawa istriku pulang (Revisi)
37 Kamu hebat sayang (Revisi)
38 This is my wife (Revisi)
39 Menantang (Revisi)
40 Area sensitif (Revisi)
41 Bercak (Revisi)
42 15 x (Revisi kedua)
43 Drama (Revisi kedua)
44 Kamu menghancurkanku ( Revisi kedua)
45 Nyonya dareen (Revisi kedua)
46 Mencurigakan (Revisi kedua)
47 Menjadi duda (Revisi)
48 Pemaksaan (Revisi)
49 Aku siap buat kamu (Revisi)
50 Aku stress (Revisi)
51 I love you my wife (Revisi)
52 IGD (Revisi)
53 Promo novel (Perubahan seorang gay karna istri kontraknya)
54 Beban keluarga (Revisi kedua)
55 i'll be there for you (Revisi)
56 Cubit aku (Revisi kedua)
57 Kinan kesal (Revisi kedua)
58 Benalu (Revisi)
59 Aku ga izinin (Revisi kedua)
60 Tutup mulut (Revisi kedua)
61 Sandiwara (Revisi kedua)
62 Isi daya (Revisi kedua)
63 Di campakan (Revisi kedua)
64 Promo novel
65 Tunawisma (Revisi kedua)
66 Nyonya Luna (Revisi)
67 Hukuman (Revisi kedua)
68 Libur dulu ya.
69 Manis (Revisi kedua)
70 So kuat (Revisi)
71 Menikahlah (Revisi kedua)
72 Mendiami istri
73 Istriku luar biasa.
74 Gerald
75 Kontraksi dini (Revisi kedua)
76 Sayang, i'm here ... (Revisi kedua)
77 Egois (Revisi kedua)
78 Memaksa (Revisi kedua)
79 Butuh kamu (Revisi kedua)
80 Etika (Revisi kedua)
81 Gak janji
82 To the point
83 Menjaga jarak
84 So sweet banget
85 Resah
86 Nasi goreng
87 Bagian Favorite
88 Antusias.
89 It's so sexy
90 Jangan jauh-jauh
91 I love you the most
92 Jahat
93 Orang lain
94 Stress berat
95 Kompres memar
96 Membujuk
97 Pria asing
98 Juan
99 5 lawan 1
100 Milikku
101 Panas 21+
102 Hair dryer
103 Trending topik
104 Siapkan mental
105 Hotel
106 Maafin mama
107 Cekit-cekit
108 Ambulance
109 Service kamu
110 Rujuk
111 END
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Kecelakaan
2
Perjodohan
3
SAH
4
Keputusan bersama
5
Kinan
6
Berpapasan
7
Kamu lebih pantas
8
Aku temenin
9
Virgin?
10
Gym
11
Tolong Dio ...
12
Saling menatap
13
Mual
14
Berjuang sendirian
15
Mie instan
16
good morning Lun,
17
Nunaku
18
Perebut calon suami
19
Aku juga harus bahagia
20
Bercerai
21
Cemburu (Revisi)
22
Tamparan (revisi)
23
Berbela sungkawa (Revisi)
24
TPU (Revisi)
25
Menurutlah (Revisi)
26
Wangimu enak (Revisi)
27
Pengacau (Revisi)
28
Info
29
Vitaminku (revisi)
30
Harta (Revisi)
31
Luna, istriku ... (Revisi)
32
Cemburu? (Revisi)
33
Asap kecil (Revisi)
34
Luna, aku rindu ...
35
Kesempatan (Revisi)
36
Bawa istriku pulang (Revisi)
37
Kamu hebat sayang (Revisi)
38
This is my wife (Revisi)
39
Menantang (Revisi)
40
Area sensitif (Revisi)
41
Bercak (Revisi)
42
15 x (Revisi kedua)
43
Drama (Revisi kedua)
44
Kamu menghancurkanku ( Revisi kedua)
45
Nyonya dareen (Revisi kedua)
46
Mencurigakan (Revisi kedua)
47
Menjadi duda (Revisi)
48
Pemaksaan (Revisi)
49
Aku siap buat kamu (Revisi)
50
Aku stress (Revisi)
51
I love you my wife (Revisi)
52
IGD (Revisi)
53
Promo novel (Perubahan seorang gay karna istri kontraknya)
54
Beban keluarga (Revisi kedua)
55
i'll be there for you (Revisi)
56
Cubit aku (Revisi kedua)
57
Kinan kesal (Revisi kedua)
58
Benalu (Revisi)
59
Aku ga izinin (Revisi kedua)
60
Tutup mulut (Revisi kedua)
61
Sandiwara (Revisi kedua)
62
Isi daya (Revisi kedua)
63
Di campakan (Revisi kedua)
64
Promo novel
65
Tunawisma (Revisi kedua)
66
Nyonya Luna (Revisi)
67
Hukuman (Revisi kedua)
68
Libur dulu ya.
69
Manis (Revisi kedua)
70
So kuat (Revisi)
71
Menikahlah (Revisi kedua)
72
Mendiami istri
73
Istriku luar biasa.
74
Gerald
75
Kontraksi dini (Revisi kedua)
76
Sayang, i'm here ... (Revisi kedua)
77
Egois (Revisi kedua)
78
Memaksa (Revisi kedua)
79
Butuh kamu (Revisi kedua)
80
Etika (Revisi kedua)
81
Gak janji
82
To the point
83
Menjaga jarak
84
So sweet banget
85
Resah
86
Nasi goreng
87
Bagian Favorite
88
Antusias.
89
It's so sexy
90
Jangan jauh-jauh
91
I love you the most
92
Jahat
93
Orang lain
94
Stress berat
95
Kompres memar
96
Membujuk
97
Pria asing
98
Juan
99
5 lawan 1
100
Milikku
101
Panas 21+
102
Hair dryer
103
Trending topik
104
Siapkan mental
105
Hotel
106
Maafin mama
107
Cekit-cekit
108
Ambulance
109
Service kamu
110
Rujuk
111
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!