Bab 6

Seluruh mahasiswa fisika di kelas pagi itu agak gaduh sejenak, saat mengetahui ada salah seorang wajah baru di kelas. Sesosok cewek berambut panjang, berkulit putih, wajahnya agak Chinese dan berkacamata, dia tidak cantik hanya saja manis.

Tak ada satupun di kelas ini yang mengenalinya, kalau menurut rumor yang beredar dia adalah mahasiswa pindahan.

Dia Nampak pendiam dan duduk sendiri di pojok kelas, tak ada seorang pun yang berani mendekati atau berkenalan dengannya.

“Shin, kalau dia salah satu agen Paspampres juga, gue langsung nerima dia” Ujar Arman yang sedari tadi juga asik memandangi cewek baru itu.

“Bukan, dia bukan Agen Paspampres” Jawab Shinta

“Mulai deh lo berdua, matanya langsung tajem kalau lihat cewek cantik” Gerutu Anastya.

“Andaikan gue punya keberanian untuk kenalan sama dia” Ujar Ardi yang pandangannya belum bisa lepas dari cewek itu.

“Aahhh, kelamaan lo, keburu maghrib..” Ujar Arman seraya bangkit dari bangkunya. Shinta

pun juga spontan ikut bangkit.

“Eittsss..jangan bilang lo mau ikut gue. Udah tungguin sini aja, lo kan masih bisa lihat gue, 100 meter aja ndak nyampek” Cegah Arman. Shinta pun menurutinya, dia kembali duduk.

Arman berjalan mendekati cewek itu,

“Maaf…boleh gue duduk disini?” Tanya Arman, cewek itu seraya memandang Arman.

“Boleh” Jawab cewek itu diiringi dengan senyum manisnya. Arman dengan santai meraih kursi tepat disamping cewek itu.

“Lo mahasiswa pindahan ya? Soalnya gue belum pernah lihat lo sebelumnya.” Tanya Arman selanjutnya.

“Iya bener, oh iya kenalin, gue Arinda” Ujarnya seraya mengulurkan tangannya.

Arman sedikit tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan, baginya cewek yang bernama Arinda ini terlalu cepat mengenalkan namanya, bahkan sebelum Arman mengeluarkan jurus berkenalan dengan cewek.

“Iya..gue Arman” Jawab Arman agak gugup.

Itu adalah awal percakapan panjang antara Arman dan Arinda, bahkan mereka berdua terjebak dalam keasyikan ngobrol sampai tak memperhatikan kuliah fisika kuantum, yang notabene merupakan matakuliah paling sulit di jurusan fisika

***

“Lo ngobrol apaan tadi Man? Kayaknya seru banget” Tanya Anastya seusai kelas.

“Iyanih, lo pake pelet apaan? Gue mau dong” Tambah Ardi sebelum menyantap bakso yang dipesannya.

“Enak aja, gue ndak pake gitu-gituan. Jujur gue juga kaget, sebelum gue ajak kenalan dia udah ngenalin diri duluan, lalu semua mengalir dengan sendirinya” Jawab Arman.

“Dia udah punya pacar belum?” Tanya Ardi antusias.

“Plisss deh…masa gue Tanya begituan di kenalan pertama? Ya entar kalau udah akrab lah” Sahut Arman. Ardi Nampak sedikit kecewa dan kembali menyantap baksonya.

“Somplak lo berdua” Gerutu Anastya.

“Jangan cemburu gitu dong Sayang, akang Ardi masih setia sama neng Anastya kok” Ujar Ardi sambil tangannya mulai nakal.

“Apaan sih lo…najis tauk” Umpat Anastya seraya menampik tangan Ardi.

Arman hanya bisa tertawa melihat tingkah kedua orang aneh itu. Tapi seperti biasa, Shinta selalu diam dan sesekali tersenyum kecil. Tapi kali ini Shinta nampaknya sedang memikirkan sesuatu, sehingga tak terlalu merespon sekitarnya.

“Lo kenapa Shin? Kayak mikirin sesuatu.” Tanya Arman yang seperti menyadarinya.

“Hmmm..ndak papa, aku hanya agak curiga dengan Arinda” Jawabnya.

“Hah? Maksud lo?”

“Aku ndak punya buktinya sih, Cuman insting aja” Ujar Shinta.

Arman tak terlalu memikirkan hal itu, baginya itu hanya imajinasi Shinta saja yang terlalu terobsesi dengan intelejen.

“Kelas yuk, udah jam 3 nih” Ajak Arman. Mereka berempat pun bergegas beranjak.

“Aku mau ke kamar mandi dulu, kalian duluan aja” Ujar Shinta.

***

Baru saja Shinta memasuki kamar mandi, Arinda telah berdiri di dekat pintu. Shinta berhenti sejenak, nampaknya dia mengerti kalau Arinda tengah menunggunya.

“Kamu Shinta kan? Atau lebih tepatnya Agen Shinta. Prajurit termuda dan terbaik Kopassus. Oh iya, gimana dengan tangan kirimu?” Ujar Arinda.

Shinta agak kaget mendengar ucapan Arinda barusan, terutama yang bagian terakhir, bagaimana mungkin dia mengetahui semua tentangnya? Termasuk tentang tangan kirinya. Dia pasti agen lapangan yang berasal dari institusi yang memiliki banyak jaringan informasi.

“Siapa kau? Dan dari institusi mana?” Tanya Shinta.

“Itu rahasia Shin, yang perlu kau tahu adalah aku juga seorang agen lapangan. Cuma itu saja” Jawab Arinda seraya berjalan keluar kamar mandi.

“Tunggu…” Cegah Shinta. Arinda pun menghentikan langkahnya.

“Apa ada hubungannya dengan Arman?” Tanyanya.

“Nanti kamu juga akan mengetahuinya, aku ndak bisa kasih tahu kamu sekarang” Jawab Arinda seraya melanjutkan langkahnya.

Kali ini Shinta tak mencegahnya, dia ingin mencari tahu sendiri seluk beluk mengenai cewek yang bernama Arinda itu.

Terpopuler

Comments

Zhie Zakina

Zhie Zakina

manteppp agen cewek...

2020-02-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!