Bab 5

Menjelang malam di Lembaga Permasyarakatan militer

Wonoayu – Sidoarjo

Zafran berjalan menuju selnya seusai aktivitasnya sebagai tahanan militer yang sangat melelahkan. Dua orang sipir penjara dengan setia mengawal dirinya, seorang tahanan militer yang akan dijatuhi hukuman mati minggu depan, bersama keempat orang lainnya.

“Jam berapa sekarang?” Tanya Zafran pada kedua sipir penjara.

“Kenapa memangnya? Hukumanmu masih minggu depan, tak usah kau repot-repot melihat jam” Jawab salah seorang sipir.

“Hanya bertanya saja, kumohon”

Kedua sipir itu sejenak berpandangan, mereka merasa tak ada salahnya memberitahukannya.

“Jam 07.15 WIB” Jawab sipir satunya.

“Terima kasih, sebagai balasannya akan kuberi kalian saran. Lebih baik lima belas menit lagi kalian pulang saja, sebelum semuanya terlambat” Ujar Zafran sambil tersenyum.

“Banyak omong, sudah sana masuk” Seraya sipir itu mendorong paksa Zafran masuk ke selnya. Dan bergegas menguncinya rapat-rapat.

“Jangan bilang aku tak mengingatkan kalian” Ucap Zafran lirih.

Kedua sipir itupun berjalan meninggalkan zafran yang sudah terkurung dalam ruangan berjeruji besi.

***

Lima belas menit kemudian…

Suasana di LP semakin lengang, hanya sesekali terdengar gelak tawa para sipir penjara yang bertugas shift malam. Petugas keempat menara pengawas juga mulai mondar-mandir di posisinya masing-masing, mengawasi dengan seksama seluruh bagian penjara.

Petugas menara barat menyipitkan matanya setelah melihat beberapa gerakan di semak belukar. Dia seperti melihat sekelebat bayangan hitam yang tengah mengendap-endap, seraya dia mengambil teropong pengintainya yang memiliki kemampuan nightvision.

“Sial….” Umpat penjaga itu bergegas berbalik dan ingin menekan alarm tanda bahaya

[duarrrr]

Tapi terlambat, sebuah rudal RPG melesat dan menghantam menara itu, menghancurkannya hingga tak tersisa. Nasib serupa juga dialami oleh ketiga menara pengawas lainnya. Alarm tanda bahaya pun mulai meraung-raung, derap kaki puluhan penjaga pun mulai menggema.

Beberapa detik kemudian sebuah helicopter terbang rendah mendekati LP, sambil menembakkan beberapa granat asap dan flashbang. Asap tebal mulai meyelimuti seluruh penjuru LP, membuat beberapa petugas yang akan menghalaunya menjadi terbatuk-batuk dan bahkan pingsan. Belum sempat mereka membalasnya, senapan mesin mulai menghujani dengan ratusan peluru per detiknya, membuat puluhan penjaga yang tak berdaya mulai berjatuhan.

Helikopter pun berhenti tepat di atas sebuah bangunan, lima utas tali terjulur kebawah dan meluncurlah kelima orang berpakaian serba hitam bersenjata lengkap, topeng gas yang dilengkapi nightvision membuat mereka lebih unggul dalam situasi itu. Tiga orang berjaga, sedangkan dua lainnya tengah memasang alat peledak mini.

[blarrrr]

Atap itu pun berlubang cukup besar, dua orang seraya terjun kebawah.

“Apa kau tak bisa lebih halus sedikit, Bono?” Komentar Zafran pada dua sosok berpakaian serba hitam di depannya.

“Ini ndak akan terjadi kalau kau tak tertangkap” Jawab salah seorang sambil membuka topengnya.

“Cepat kau cari keempat anggotaku yang lain” Perintah Zafran sambil bergegas memasang pengaitnya dan naik keatas.

Bono dan rekannya dengan sigap menyusuri tiap sel membebaskan satu per satu dari keempat anggota Zafran. Para sipir penjara bukanlah tandingan dari mereka yang terlatih sebagai pasukan khusus.

“Paket sudah didapat” Ujar Bono melalui alat komunikasinya.

Zafran beserta keempat anggotanya langsung ditarik naik menuju helicopter. Sementara Bono dan keempat anggotanya masih dibawah untuk melakukan tembakan perlindungan.

“Gunakan granat HE (High Explosive)” Perintah Bono.

Ledakan bertubi-tubi pun terjadi, membuat suasana menjadi semakin kacau. Ini menjadi kesempatan mereka untuk naik dan melarikan diri. Helicopter yang mengangkut kesepuluh orang itupun bergerak menjauh tanpa ada yang bisa menghalangi.

***

Tiga jam kemudian…

“Bagaimana mungkin dia bisa melarikan diri dari penjara militer? Apa saja kerjaan sipir disana?” Ujar Jenderal Edi Wibowo dengan suara melengking tinggi. Suara Jenderal TNI AD itu membuat seisi markas menjadi bungkam.

“Mereka memiliki persenjataan yang lengkap Pak. Menara pengawas dihancurkan dengan rudal RPG, mereka juga menembakkan granat asap dan flashbang untuk melemahkan para penjaga. Dan juga senapan mesin kerkaliber besar.” Ujar anak buahnya agak takut-takut.

“Bagaimana laporan mengenai kemampuan mereka?”

“Kalau dilihat dari rekamannya, mereka sangat terlatih Pak. Kemungkinan mereka adalah pasukan khusus” Jawab anak buahnya.

“Anggota Regu Elang?”

“Kemungkinan besar seperti itu Pak, karena mengingat Zafran adalah salah seorang anggotanya dan beberapa orang masih buron”

“Apa mereka memakai persenjataan kita?”

“Hanya sebagian Pak, sisanya seperti helikopter dan pakaian tempur mereka nampaknya milik asing.” Jawab anak buahnya sambil membaca kertas hasil penyelidikan.

“Kalau begitu perketat penjagaan, sebar intelijen untuk menyelidiki dimana mereka dan siapa yang memasok persenjataan mereka. Mereka pasti akan kembali melakukan kudeta dan aksi teror”

“Siap Pak”

Terpopuler

Comments

seroja

seroja

author wong ndi to kok sampe Wonoayu Sidoarjo???

2020-01-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!