Mistake ( A Mistake Can Bring Love )
Kalundra Ananda Ramones, pewaris tunggal keluarga Ramones, kini sudah tumbuh menjadi pria dewasa. Kekayaan yang melimpah tidak membuatnya tinggi hati.
Sifatnya yang tak tersentuh wanita lain kecuali keluarganya, membuat semua wanita semakin mengagguminya. Pria dingin itu selalu menjaga pandangannya karena hatinya sudah terisi satu wanita yaitu Kayra Prameswari.
Saat ini dia tengah menggantikan posisi Erik sebagai pemegang saham terbesar di EL Group dan juga mengurusi perusahaan Ramones, warisan dari kakek neneknya yang sudah 10 tahun yang lalu meninggalkan dunia ini.
Saat ini dia tengah berada di dalam kamarnya, mempersiapkan diri, karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan klien. Kalun berdiri di depan cermin menatap rahangnya yang telihat kokoh, bibirnya tertarik ke atas, saat menyadari bahwa bentuk wajahnya sama persis dengan papanya saat masih muda.
Drttt ... drttt ... drttt
Dia melirik sekilas ke arah ponsel yang dia letakkan di meja, tangannya lalu terulur untuk mengambil ponsel, dia melihat sejenak nama yang ada di layar ponselnya.
“Hallo ... katakan saja!” Kalun berucap sambil mengancingkan kemeja biru yang dia kenakan.
“Sudah ditunggu klien Pak, mereka sudah tiba,” ucap lelaki di ujung telepon yang tidak lain adalah Doni, sekertaris Kalun yang dipilihkan oleh Erik.
“Baiklah aku akan segera berangkat,” kata Kalun sambil menutup panggilan telepon dari Doni.
Kalundra mengikuti jejak Erik, dia mengambil kuliah di Harvard, dia masuk ke dalam 10 besar mahasiswa berprestasi, meski kepintarannya tidak melebihi Erik, tapi setidaknya dia berkompeten dalam bidang Manajemen Bisnis.
Kalun terlihat menuruni anak tangga rumah yang dia tempati, matanya mengabsen satu persatu anggota keluarga yang tengah duduk di sofa, ketiga adik perempuannya langsung menoleh ke arah Kalun, saat mendengar derap langkah kaki kakaknya.
Kalun sangat menyanyangi keempat wanita yang menghuni rumahnya itu, terutama mamanya, dia selalu panik ketika melihat Ella menangis. Walau kadang tangisannya adalah candaan.
“Kakak mau ke mana?” tanya Riella saat Kalun sudah berada di depannya.
“Kakak keluar sebentar, ada pertemuan dengan klien,” jawab Kalun sambil mengacak rambut adiknya yang paling besar.
“Malam-malam begini?” tanya Erik menatap curiga ke arah Kalun yang berdiri di depannya.
“Iya, katanya dia baru tiba dari Amsterdam,” jelas Kalun pada Erik yang sedang rebahan di pangkuan mamanya.
“Jangan pulang terlalu malam, kabari Mama jika sesuatu terjadi padamu!” peringat Ella saat Kalun mencium pipi kirinya. Ella membalas dengan usapan di pipi Kalun.
“Nggak akan terjadi sesuatu yang buruk padaku Mam,” sahut Kalun lalu berjalan pergi meninggalkan ruang keluarga.
Kalun berjalan mendekati mobil sport yang terparkir di depan rumah, dia mulai menyalakan dan memanasi mobilnya, karena sudah dua hari, dia tidak menggunakannya untuk pergi ke kantor.
“Kalun!” teriak Ella memanggil-manggil Kalun. Dia berlari kecil menghampiri mobil Kalun, tapi sayangnya anak lelakinya itu sama sekali tidak mendengar panggilannya. Ella hanya mampu menatap mobil Kalun yang perlahan menghilang dari pekarangan rumahnya.
“Kenapa?” tanya Erik yang sudah berdiri di sampingnya. Ella lalu menunjuk jaket kulit yang ada di tangannya.
“Dia lupa lagi, padahal cuaca di luar sedang buruk,” jelas Ella yang khawatir pada kondisi Kalun. Dia lalu menatap ke arah atas langit yang terlihat gelap karena awan mendung.
“Sudahlah, dia sudah 26 tahun, dia sudah menjadi pria dewasa bukan lagi anak remaja yang apa-apa harus disediakan,” ucap Erik sambil membawa Ella masuk ke dalam rumah, dia takut Ella kedinginan karena embusan angin yang mulai kencang, sedangkan Ella hanya memakai daster tipis yang membalut tubuhnya.
“Perasaanku tidak enak dari kemarin, itu sebabnya aku juga tidak membiarkanmu pergi hari ini,” ucap Ella sambil berjalan di samping Erik.
“Tenanglah, kita semua akan baik-baik saja,” jelas Erik, lalu memeluk Ella dari arah samping.
“Ayo kita ke kamar, sepertinya sudah malam.”
“Papa duluan saja, aku mau nungggu Kalun sampai dia pulang,” balas Ella sambil mendudukkan tubuhnya di kursi meja makan.
“Sayang ... kamu sudah tua loh ... nggak boleh begadang terus!” peringat Erik.
“Lebih tuaan kamu, jika kamu lupa itu!” peringat Ella sambil tersenyum tipis ke arah Erik.
Erik lalu menemani Ella yang tengah duduk terdiam di sana.
Namun, akhirnya Ella hanya bisa mengalah, saat terdengar suara hujan mulai turun. Dia mulai mengikuti langkah Erik menuju kamarnya yang terletak di lantai bawah.
Ruang Vip Resto ternama di Jakarta.
Kalun tengah mengadakan pertemuan dengan klienya yang baru saja tiba dari Amsterdam, dia tengah memperhatikan lelaki tua yang tengah menjelaskan presentasinya, dia terlihat puas dengan presentasi lelaki yang lebih tua darinya itu.
Saat rapat sudah selesai, pelayan mulai menyiapkan jamuan makan malamnya, beberapa pelayan wanita masuk ke ruang meeting Kalun, mereka menyiapkan makanan yang sudah dipesan oleh tangan kanan Kalun.
Mata Kalun menatap lekat wanita yang memakai baju putih yang tengah menuangkan anggur di gelas yang ada di depannya, wanita itu punya wajah imut, rambutnya yang diikat memperlihatkan lehernya yang begitu kecil, tubuhnya juga mungil mungkin tidak lebih dari 170. Tapi saat ditatap senyuman wanita itu begitu menyejukkan hatinya, dia membuang wajahnya ke arah lain, saat wanita itu membalas tatapan mata dan senyuman Kalun.
Bukan karena wanita itu ganjen ataupun genit, tapi begitulah etiketnya ketika bekerja.
Kalun yang tersadar langsung meraih ponsel yang ada di kantong celananya. Dia menatap foto wanita cantik yang di jadikan gambar utama layar ponselnya.
Kalun termasuk lelaki yang setia terhadap satu pasangan, saat dulu dia kuliah, dan Kayra berada di Jakarta untuk memgambil kuliah kedokterannya, dia bisa setia hingga waktu mereka bersama itu tiba, saat itu pula dia memutuskan untuk mengikat hubungannya dengan Kayra dengan cincin manis yang melekat di jari kirinya, tapi selang beberapa bulan Kayra memutuskan untuk berkuliah kembali ke London, karena dia ingin mendalami dunia fashion, dia selalu mendukung apapun yang Kayra inginkan, karena Kalun sangat mencintai Kayra, dia juga tidak akan berani memainkan hati gadis yang sebentar lagi akan dinikahinya itu.
“Sepertinya aku sudah merindukanmu,” lirihnya yang tidak menyadari jika semua orang yang berada di sana tengah memperhatikannya ucapannya.
“Pak Kalun,” panggil Doni sekertaris Kalun, saat mendengar ucapan Kalun.
“Hah! Maaf ... maafkan saya, saya sedang tidak fokus tadi, sekarang lanjutkan!” perintah Kalun sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam kantong celananya.
Apa-apaan Pak Kalun ini rapat kan, sudah selesai? Doni hanya mampu berucap dalam hati, dia tidak berani menegur bos nya itu secara langsung karena dia juga harus menjaga image pemimpinnya itu.
Rapat dan jamuan malam sudah selesai, mereka sepakat untuk mengabari pihak tamu secepatnya, mengingat proyek yang akan di tangani termasuk proyek besar.
Tamu dari Amsterdam itu meninggalkan ruangan, kini hanya tertinggal Kalun dan Doni yang masih duduk santai di sana.
“Bapak tidak mau saya antar? Di luar sepertinya cuacanya sedang buruk,” tawar Doni saat melihat Kalun akan beranjak dari kursinya.
“Tidak usah, segera pulang dan istirahatlah!” ucap Kalun dia lalu berjalan meninggalkan ruangan.
Resto sudah terlihat sepi mungkin mereka tadi adalah pengunjung terakhir di tempat ini. Saat dia berjalan keluar, mata Kalun menatap ke arah wanita yang tengah menempelkan ponselnya di telinga.
Wanita ini lagi. Batin Kalun yang belum melepaskan pandangannya dari wanita yang melewatinya.
Apa dia tidak mengenalku? harusnya dia menyapaku dengan hormat. Batin Kalun sambil mengerutkan keningnya.
“Ini terakhir kalinya kamu akan menjemputku, besok aku sudah tidak bekerja lagi di sini, aku diterima di perusahaan impianku.”
Terdengar suara wanita itu saat Kalun melewatinya. Dia sebenarnya tidak ingin peduli, tapi suara wanita itu begitu keras, apalagi suara tawanya yang renyah, membuat Kalun menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.
Bukan cuma aku yang gila! Bahkan semua orang bisa gila hanya karena cinta. Ucapnya dalam hati.
"Aku akan menunggumu, cepatlah datang Sayang."
Kalun mengerutkan dahinya lagi, saat mendengar wanita itu berkata sayang dengan nada manja. Pikirannya langsung tertuju pada kayra yang tengah berada jauh darinya, dia semakin rindu dengan gadis itu. Dia lalu berjalan meninggalkan resto itu menuju tempat parkir mobilnya.
Kalun memasuki mobil sport warna hitam miliknya, sebelum dia menyalakan mobil dia memakai earphone di telinganya, dia hendak menelepon wanita pujaanya. Dia sudah teramat merindukan Kayra, karena sudah 2 hari ini dia tidak menelepon tunangannya.
Kalun memainkan layar ponselnya, mencari nama calon istrinya yang ada di phonebooknya.
Tut ... tut ... tut ...
“Hallo ....” Terdengar sapaan gadisnya di ujung telepon.
“Hallo Sayang ... lagi di mana?” tanya Kalun saat mendengar bunyi dentuman musik dari arah ponsel Kayra.
“Hah! Apa Sayang! Ini aku sedang berada di acara pesta ulang tahun temanku, dia merayakannya di club,” ucap Kayra di ujung telepon. Kalun sudah mengeratkan cengkraman tangannya yang berada di atas stir mobil, ketika mendengar kayra pergi ke tempat yang paling dia hindari.
“Apa di club? Kenapa kamu masuk di tempat seperti itu?” tanya Kalun yang sudah menaikkan nada bicaranya.
“Hanya sekali Sayang, ini juga karena kebetulan saja.” Kalun terlihat marah saat dia mendengar jawaban dari Kayra. Dia tidak ingin siapapun wanita yang di kenalnya masuk ke dalam tempat seperti itu. Termasuk pada ketiga adik perempuannya, Karena menurutnya, tempat seperti itu hanya akan menambah dosa ketika masuk ke dalam, karena dia selalu menjaga pandangannya terhadap perempuan lain yang belum dia halalkan.
“Pulang sekarang, jangan datang ke tempat seperti iti lagi!” Perintah Kalun dengan mada marah.
“Kalun ....” Kayra sudah mengubah nama panggilannya, membuat Kalun semakin bertambah emosi.
“Kayra ...!”
“Nggak! Hanya sekali ini, please ngertiin aku!” Kayra yang berada di ujung telepon juga sudah mulai menaikkan nada bicaranya.
Kalun yang emosi segera memutus teleponnya secara sepihak, dia marah saat mendengar Kayra pergi ke club dengan temannya, andai dia berada di Jakarta pasti di sudah menyeret wanitanya itu untuk pulang ke rumah. Tapi saat ini mereka terpisahkan oleh jarak, hingga membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa.
Kalun menambah kecepatan mobilnya, dia memang hobi balapan mobil dan selalu juara dalam perlombaan, tapi tidak di jalan umum seperti ini. Dia membayangkan Kayra yang tengah berada di dalam club, mungkin gadis itu sedang berjoged dengan para temannya dan ditatap mata lapar lelaki di sekelilingnya.
“Aaaahhhh ... harusnya aku tidak mengizinkanmu pergi ke London,” ucapnya yang semakin emosi. Dia tidak memperhatikan kondisi jalanan saat itu. Dia berpikir jika malam sudah larut, kondisi jalanan juga sudah lenggang, tapi dia sontak kaget saat melihat motor yang tiba-tiba menyebrang sembarangan di depannya.
Braaakkk ....
.
TBC
👣
* Hai readers ... ketemu lagi dengan saya🤗. Ini novel saya yang ketiga ya, dan ini termasuk sequelnya Kepincut Cinta Dokter, tapi Insya Allah bisa nyambung jika mau membaca langsung. Minta dukungannya ya, jangan lupa untuk like, vote, komentar, dan satu lagi berhubung ini novel baru, di atas sinopsis kan ada tanda bintang, kasih bintang 5 ya, dan jangan lupa favoritkan biar bisa tahu updatenya kapan. Biar saya juga semangat terus buat mengetik. 1000 X ucapan terima kasih tidak cukup untuk mengucapkan rasa terima kasih saya.
Kiss Online😘
Rehuella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
ra_eonni
yeeeee ketemu juga ceritanya ayah Kalun dan bunda Luna🤗🤗
2024-06-19
0
PraSetyo Azzahra Salile Wiwi
ceritanya menarik
2023-01-02
0
Oh Dewi
mampir ah, mana tau seru.
Demi apa, sesusah itu nyari novel yang seru. Btw, mau sekalian rekomendasiin novel yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, wajib search pakek tanda kurung.
Bagus banget novelnya, tapi ya gitu minim pembaca😈
2022-09-03
0