Kopi+Susu

“Cuma model baju seperti ini yang ada di lemari,” ucap Aluna sambil menatap ke arah Kalun yang sudah duduk menatap ke arahnya.

“Aku janji nggak akan menggodamu, kita akan beri jarak saat kita tidur,” lanjut Aluna saat melihat kekhawatiran Kalun. Karena di dalam ruangan itu hanya ada kursi sofa single yang tidak bisa dipakai untuk tidur.

Kalun yang mendengar ucapan Aluna langsung merebahkan tubuhnya sambil memunggungi tubuh Aluna.

“Ka-kalau kamu keberatan, aku akan tidur di kursi,” ucap Aluna yang sudah akan mengambil bantalnya.

“Nggak usah!” kata Kalun dengan nada dingin. “Tidurlah, tapi jaga tangan dan kakimu jangan sampai menyentuh anggota tubuhku, apalagi membangunkan syahwatku,” ucap Kalun sambil menarik selimut yang ada di bawah kakinya. Dia menutupi seluruh tubuhnya hingga sampai lehernya.

Aluna sengaja membatasi tempatnya dengan guling. Supaya kakinya tidak menyerang ke arah Kalun. Dia terlelap ketika jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Kalun yang belum tidur karena rasa kantuknya hilang, hanya bisa melirik ke arah Aluna yang sudah tertidur nyenyak.

Sudah 30 menit dia menatap wajah polos Aluna. Gadis itu terlihat nyenyak saat tidur di sampingnya, berbeda ketika dia tidur di sofa kemarin. Dia menatap bibir mungil Aluna, yang sengaja menggoda dirinya untuk di kecup. Bibirnya tersenyum saat melihat bibir Aluna yang bergerak seperti bayi yang tengah mencari makanannya, tangan Aluna sudah bergerak meraih dan memeluk guling di samping yang dia pakai sebagai guling.

Kok lucu ya, seperti punya mainan baru. Kalun hanya mampu bergumam sambil menatap wajah polos Aluna. Dia sengaja bermain api dengan mengikis jarak wajahnya dari wajah Aluna, bahkan nafasnya kini sudah bisa menyapu wajah lembut Aluna.

Saat dia hendak mendekat lagi, dering ponsel yang ada di meja samping kasur berdering, membuat Kalun segera mengambil ponselnya karena khawatir akan membangunkan Aluna.

Kalun langsung mengangkat telepon dari Kayra yang menghubunginya lewat panggilan suara. Meski hanya dengan panggilan suara terlihat Kalun sangat senang karena dia sudah tidak sabar untuk mendengar suara manis dari calon istrinya tersebut.

“Sayang ...” sapa Kayra yang berada di ujung telepon.

“Aku selalu merindukan panggilan itu,” sahuy Kalun sambil berjalan keluar kamar menuju balkon kamarnya.

“Aku. Aku, aku kena musibah,” ucap Kayra berulang-ulang.

“Kenapa? Ada apa denganmu?” tanya Kalun yang panik dengan kondisi Kayra.

“Aku baik-baik saja, cuma mobil ... mobil kita yang rusak.” Keluh Kayra yang terdengar menyesali perbuatannya.

“Aku pastikan dulu jika kamu baik-baik saja, kita beralih telepon video,” ucap Kalun sambil mematikan penggilannya.

Dia langsung menelepon Kayra dengan panggilan video, karena khawatir dengan kondisi Kayra.

“Coba lihat! Adakah tubuhmu yang terluka?” perintah Kalun saat melihat wajah cantik Kayra.

“I’am fine hanya mobilnya saja.”

“Kamu di mana? Apa sedang di atas kasur?” tanya Kalun yang penasaran. Dia dari dulu memang terlalu over protektif terhadap perempuan yang dia cintai, terutama pada Kayra dan mamanya

“A-aku sedang di kamar, aku baru bangun tidur. Lihatlah tubuhku masih tertutup selimut putih,” jawab Aluna sambil meyorotkan tubuhnya di depan kamera. Kalun hanya memejamkan matanya, dia khawatir jika melihat hal yang seharusnya tidak ingin dia lihat.

“Jaga dirimu baik-baik, jangan sampai terluka, atau aku akan membawamu pulang ke Jakarya jika kamu terluka lagi,” peringat Kalun yang diangguki oleh wanita di seberang telepon.

“Soal mobil jangan terlalu khawatir, Doni akan segera mengurusnya, katakan padaku mobil apa yang kamu inginkan,” ucap Kalun yang menenangkan Kayra.

“Terima kasih Sayang, aku akan segera mengabarimu, sudah ya, aku istirahat dulu supaya cepat pulih,” pamit Kayra. Kalun hanya menggelengkan kepalanya saat penggilan itu terputus secara sepihak, bahkan dia belum mengungkapkan kata-kata rindu pada tunanganya tersebut, tapi dia senang karena rasa rindunya sedikit terobati, hanya karena mendengar suara Kayra.

Saat dia kembali ke kamar, dia milihat Aluna yang tengah tertidur nyenyak sambil memeluk guling. Baju yang menutupi pahanya kini sudah tersingkap ke atas, Kalun yang tidak sengaja melihat itu, langsung melemparkan pandangannya ke arah lain. Lalu berusaha menutupi paha Aluna dengan selimut tebal yang biasa Kalun pakai.

Dengan susah payah Kalun menahan nafsunya untuk tidak melihat dan merespon godaan dari Aluna. Dia membelakangi tubuh Aluna dan menutupi tubuhnya sendiri dengan selimut, dari kaki hingga sampai ujung rambutnya.

---

Pagi hari, Aluna terbangun lebih dulu dari Kalun, dia merasa lega karena kakinya tidak menindih tubuh Kalun ataupun bersentuhan dengan kulit putih milik suaminya.

Dia lalu beranjak masuk ke kamar mandi saat melihat waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi, Aluna yang merasa gerah segera mengguyur seluruh tubuhnya dengan air hangat.

Saat keluar kamar mandi, dia melihat Kalun yang tengah tertidur, tapi tidurnya sudah tidak senyenyak saat dia beranjak dari kasur tadi. Aluna membuka lemari mencari baju yang sekiranya sopan dari yang diberikan Ella padanya. Namun, rupanya semua bajunya bermodel sama, hanya baju yang kekurangan bahan yang Ella sediakan.

“Haruskah aku memakai baju ini,” gumam Aluna sambil meraih kaos hitam milik Kalun.

“Ya mungkin ini lebih baik, dari pada harus mengenakan pakaian seperti itu.” Aluna kembali meraih celana kolor pendek milik Kalun yang sekiranya bisa muat untuk dia kenakan.

Kalun yang sejak tadi melihat gerak-gerik Aluna langsung menutup kembali tubuhnya dengan selimut, saat melihat tubuh Aluna terlepas dari handuk yang dia kenakan.

Tubuh Aluna yang hanya terbungkus pakaian dalam bewarna senada, membuat aliran darah Kalun sedikit memanas, karena baru sekali ini dia melihat wanita nak*d di depannya. Di balik selimutnya Kalun berkeringat dingin karena semakin tidak bisa menahan gejolak aneh yang menghampirinya pagi ini.

---

Setelah siap Aluna segera turun ke bawah menuju dapur, untuk membantu siapapun yang ada di sana, karena itu sudah menjadi kebiasaanya setiap pagi, ketika pulang ke kampung.

“Pagi Ma,” sapa Aluna yang melihat Ella berada di dapur.

“Hah! Aluna? Kamu sudah bangun? Tidur lagi gih! Ini masih pagi, anak-anak juga belum bangun,” ucap Ella yang sedikit kaget dengan sapaan Aluna, tapi seketika dia tersenyum tipis saat mendapati rambut Aluna yang sedikit basah.

“Aluna sudah tidak mengantuk lagi Ma, apa ada yang bisa Aluna kerjakan?” tanya Aluna saat sudah berdiri di samping Ella.

Ella tersenyum tipis sambil menyerahkan pisau dan perlengkapan memasaknya.

“Pagi ini, kita sarapan makanan berat, mumpung Kalun di sini, dia suka sekali dengan sup buntut, kamu bantu potong sayurnya ya!” perintah Ella sambil menyerahkan sayuran yang ada di sampingnya.

“Kalun termasuk tipe pemilih makanan, jadi susah-susah gampang untuk menyusun menu yang dia sukai. Dan dia paling tidak suka memakan makanan yang sudah di sentuh orang lain,” jelas Ella sambil mengupas bawang di sampingnya. Dia sedikit kaget saat mendapati tangan lelaki yang melingkar di perutnya.

“Pagi Ma,” sapa Kalun sambil mencium pipi kiri Ella.

“Kaluun ... lepasin! Peluk istrimu itu, awas nanti kalau Papamu melihat bisa cemburu dia. Kamu sapa tu Aluna,” ucap Ella sambil menunjuk ke arah Aluna.

Kalun hanya menatap Aluna yang tengah memotong kentang yang berada 3 meter darinya.

“Kalun!” bentak Ella yang merasa risih dengan sikap anaknya.

“Hah ... iy-iya.” Kalun yang bingung langsung melepaskan pelukannya. Lalu beralih melingkarkan tangannya ke perut Aluna.

“Selamat pagi Sayang ...” sapa Kalun sambil mencium cepat pipi Aluna, lalu dia meletakan dagunya di pundak Aluna yang lebih pendek dari tubuhnya.

“Pa-pagi Sayang ... kamu sudah bangun?” balas Aluna dengan terbata, tangan kanan Aluna mengusap sebentar pipi Kalun, demi melancarkan drama yang mereka buat pagi ini.

“Terima kasih untuk semalam kamu begitu menggoda.” Kalun berucap yang memang mengatakan hal yang sebenarnya pada Aluna.

Namun, ucapan Kalun ini, begitu membuat Aluna malu semalu-malunya, karena bisa di dengar Ella dengan jelas. Sedangkan Ella yang mendengar ucapan Kalun semakin kesusahan menahan tawanya.

“Jauhkan tanganmu dari perutku! Aku tidak biasa seperti ini,” bisik Aluna di samping wajah Kalun yang berada di sisi kanannya. Bahkan Ella tidak mampu mendengar bisikkan menantunya itu.

“Biarkan kita terlihat mesra di depannya, ini tidak akan lama,” jawab Kalun dengan bisikkan, dia justru yang semakin erat memeluk Aluna. Tubuh Aluna semakin susah untuk digerakkan. Ella yang tidak ingin menganggu segera meninggalkan dapur.

“Awwww ...” terdengar suara kecil dari bibir Aluna, saat jari telunjuk sebelah kirinya terkena pisau, karena pergerakkannya yang tertahan oleh tangan Kalun.

“Kenapa nggak hati-hati sih!” ucap Kalun yang sedikit berteriak, tapi dia sedikit menyesali perbuatannya karena menahan tubuh Aluna dengan pelukkannya. Tanpa banyak berpikir lagi, Kalun langsung menghisap darah yang mengalir di jari Aluna. Membuat Aluna sedikit kaget dengan kelakuan Kalun, yang over ini. Apalagi dengan wajah Kalun yang menunduk tepat di depan wajahnya, membuat aliran darahnya memanas seiring hisapan mulut Kalun.

Kalun berulang kali menghisap jari Aluna hingga darah yang mengalir di jari Aluna itu terhenti. Berbeda dengan Aluna yang terus menatap wajah Kalun yang terlihat tampan jika di pandang dari dekat.

“Maaf,” ucap Kalun yang sudah melepaska jari Aluna dari mulutnya.

Sedangkan di dekat dapur, dua pasang mata itu berbinar saat melihat perhatian Kalun yang menghiburnya pagi ini.

“Aku lebih suka, Kalun dengan Aluna dari pada dengan Kayra,” ucap Erik sambil menatap ke arah mereka berdua.

“Apa yang membuatmu bicara seperti itu? kita kan tau Kalun sangat mencintai Kayra,” ucap Ella sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

“Biarkan Kalun tahu sendiri bagaimana Kayra di sana, tanpa aku memberitahunya.”

“Maksudmu?” tanya Ella yang penasaran.

“Sudah, lupakan! Yang terpenting kita harus membuat mereka untuk saling jatuh cinta, pesankan tiket untuk mereka bulan madu saat liburan natal nanti!” ucap Erik yang di akhiri perintah pada Ella.

“Atau kita akan ikut bulan madu juga, seperti mereka?” ucap Erik sambil memainkan alis matanya ke arah Ella.

Ella hanya tersenyum kecut saat mendengar ucapan Erik, “Sudah aki-aki juga, pengennya bulan madu terus!” peringat Ella sambil melenggang pergi meninggalkan Erik.

Dia kembali menghampiri Aluna yang terlihat sudah tidak lagi bermesraan dengan Kalun.

“Lun ... kalau pagi-pagi seperti ini, Kalun biasanya suka dibuatkan kopi susu, coba kamu buatkan untuknya!” perintah Ella yang di jawab senyuman tipis oleh Aluna.

Namun, saat dia berbalik badan tangannya langsung diraih Kalun yang akan memasangkan plaster di jari telunjuk Aluna dengan hati-hati, karena sepertinya luka yang ada di jari Aluna sedikit dalam.

“Terima kasih,” ucap Aluna yang di angguki oleh Kalun. Dia lalu meracikan kopi susu untuk Kalun, dia sudah pintar jika hanya membuatkan kopi susu karena itu kebiasaanya ketika bekerja di resto.

Aluna melirik sebentar ke arah Kalun yang sedang berbicara dengan Erik di taman, dia lalu membawa kopi susu itu ke meja depan Kalun.

Kalun hanya melirik sebentar ke arah kopi yang dibawakan Aluna. Dia mencium aroma kopi susu yang berbeda dari biasanya itu, tangannya terulur untuk mengambil kopi susu buatan Aluna, dia lalu tersenyum manis saat menyesap kopi buatan istrinya. Dia merasakan ada yang berbeda dengan kopi yang dibuatkan Aluna tersebut. Erik hanya memperhatikan bibir Kalun yang sedikit tertarik ke atas, sudah bisa dipastikan jika anaknya itu perlahan akan melupakan Kayra.

👣

TBC

Jangan lupa ya untuk selalu like dan vote.👍👍

Terpopuler

Comments

Irat Tok

Irat Tok

da bibit cintrong neh

2023-02-15

0

@Ani Nur Meilan

@Ani Nur Meilan

papa Eric sudah tau klau Kayra selingkuh

2021-03-06

0

Andiyani

Andiyani

kayra dsna ngapain thor?🤔penisirin aq🤭

2021-02-05

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Pengenalan Tokoh
3 Rumah Sakit
4 Restu Mama
5 Bertemu Lagi
6 Bukan Wanita Yang Sempurna
7 Rencana Kalun
8 Kalun Yang Kasar
9 Hadiah Terindah
10 Ijab Qobul
11 Godaan
12 Perjanjian Pernikahan
13 Nasi Goreng
14 Wanita Dingin
15 Tidur Sekamar
16 Kopi+Susu
17 Karyawan Baru
18 Aku Masih Single
19 Perasaan Tersembunyi
20 Menunggu Surat Cerai
21 Sarapan
22 Mall
23 Hadiah Dari Bibi
24 Kebutuhan Bukan Kejahatan
25 Kamar 205
26 Resto Samuel
27 Hujan Malam Itu
28 Kesempatan Kedua
29 Apa Yang Terjadi?
30 Zina
31 Sudah Gagal Mendidikmu
32 Ancaman Yang Gagal
33 Perasaan Aneh
34 Doa Minta Baby
35 Pakaian Sexy Lagi
36 Operasi Ulang
37 Tersiksa Rindu
38 Dalam Masalah
39 Aku Kotor!
40 Cinta Dalam Hati
41 Timbal Balik
42 Aturan Bekerja
43 Pak Direktur
44 Kamar Jenazah
45 Salah Paham
46 Jackpot
47 Adik Kecil
48 Mengenalmu Lebih Dalam
49 Mengenalmu Lebih Dalam 2
50 Pernyataan Cinta
51 Bosan
52 Pelangi Sehabis Hujan
53 Kejutan Kecil
54 Aroma Candu
55 Aroma Zaitun
56 Eriella Putri Ramones
57 Yakin Nggak Mau Baca?
58 Malu Malu Ganas
59 Minta Restu
60 Mengakui Kesalahan
61 Kebodohan Kalun
62 Di Antara Kalian
63 Menenangkan Diri
64 Lift
65 Bonus Weekend
66 Kelelahan
67 Gedung Bioskop
68 Cemburu
69 Maaf
70 Acara Riella
71 Tentang Kayra
72 Kayra
73 Aku Suamimu!
74 Telepon Mama
75 Mencoret Kalun
76 Aluna Hamil
77 Surat Cerai
78 Maafkan Kalun!
79 Tanpa Pamit
80 Menemui Aluna
81 Bertemu Kayra
82 Ancaman Kayra
83 Si Utun
84 Mandi Pagi
85 Paperbag
86 Cafe Kenangan
87 Alergi
88 Kamar Kos
89 Dokter Lusi
90 Sate Kalkun
91 Dia Istriku!
92 Aku Mencintaimu
93 Bantuan Sosial
94 Foto Geleri
95 Wartawan
96 Pengakuan Kalun
97 Perjodohan
98 Masa Kenikmatan
99 A Mistake Can Bring Love
100 Strategi Kalun
101 Pon Nawash
102 Wing, Non Wing
103 Jika Aku Tidak Kembali
104 Penolakan Aluna
105 Menyiapkan Makan Malam
106 Sekertaris Baru
107 Menghindar
108 Taman Hiburan part 1
109 Taman Hiburan Part 2
110 Bukan Yang Pertama
111 Bayi Besar
112 Puasa
113 Menunggu Pulang
114 Kebohongan
115 Kamu Tidak Pulang?
116 Penolakkan
117 Kau Yang Sembunyi
118 POV Kalun 1
119 POV Kalun 2
120 Lihat Aku!
121 Pulang Ke Rumah
122 Wanita Suka Dipuji
123 Suami-Istri
124 Demam Tinggi
125 Kamu Memilih Dia
126 Buka Puasa
127 Pengakuan Kalun
128 Menunda Lagi
129 Melindunginya
130 Pesta Pernikahan
131 Kalun Yang Jahil
132 Balasan Untuk Kalun
133 Buka Puasa 2
134 Tisu Basah
135 TPU
136 Malaikat Penolong
137 Pernikahan Riella
138 Bertemu Ferdi
139 POV Aluna
140 Pergi
141 Surat Panggilan
142 Kantor Polisi
143 Pergi Ke Alam Lain
144 Kantor Polisi 2
145 Kakak Tiri
146 Kantor Pengadilan
147 Layang Cerai
148 Check Up
149 Kebebasan
150 Siapa Bosmu
151 Tatapan Mata
152 Parang
153 Anakku Kan?
154 Kamar Mandi
155 Rujuk
156 Baby Girl
157 Kamar
158 Suami Durhaka
159 Liburan
160 Pesawat
161 Wajah Yang Tidak Baik
162 Final Episode
163 Extra Part : Jagung Rebus
164 Extra Part : Drama Melahirkan
165 Extra Part : Bayi Leya
166 Extra Part : Manjanya Aluna
167 Extra Part : 21 +
168 CERITA RIELLA
169 Extra Part
170 Promosi Cerita
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Awal Mula
2
Pengenalan Tokoh
3
Rumah Sakit
4
Restu Mama
5
Bertemu Lagi
6
Bukan Wanita Yang Sempurna
7
Rencana Kalun
8
Kalun Yang Kasar
9
Hadiah Terindah
10
Ijab Qobul
11
Godaan
12
Perjanjian Pernikahan
13
Nasi Goreng
14
Wanita Dingin
15
Tidur Sekamar
16
Kopi+Susu
17
Karyawan Baru
18
Aku Masih Single
19
Perasaan Tersembunyi
20
Menunggu Surat Cerai
21
Sarapan
22
Mall
23
Hadiah Dari Bibi
24
Kebutuhan Bukan Kejahatan
25
Kamar 205
26
Resto Samuel
27
Hujan Malam Itu
28
Kesempatan Kedua
29
Apa Yang Terjadi?
30
Zina
31
Sudah Gagal Mendidikmu
32
Ancaman Yang Gagal
33
Perasaan Aneh
34
Doa Minta Baby
35
Pakaian Sexy Lagi
36
Operasi Ulang
37
Tersiksa Rindu
38
Dalam Masalah
39
Aku Kotor!
40
Cinta Dalam Hati
41
Timbal Balik
42
Aturan Bekerja
43
Pak Direktur
44
Kamar Jenazah
45
Salah Paham
46
Jackpot
47
Adik Kecil
48
Mengenalmu Lebih Dalam
49
Mengenalmu Lebih Dalam 2
50
Pernyataan Cinta
51
Bosan
52
Pelangi Sehabis Hujan
53
Kejutan Kecil
54
Aroma Candu
55
Aroma Zaitun
56
Eriella Putri Ramones
57
Yakin Nggak Mau Baca?
58
Malu Malu Ganas
59
Minta Restu
60
Mengakui Kesalahan
61
Kebodohan Kalun
62
Di Antara Kalian
63
Menenangkan Diri
64
Lift
65
Bonus Weekend
66
Kelelahan
67
Gedung Bioskop
68
Cemburu
69
Maaf
70
Acara Riella
71
Tentang Kayra
72
Kayra
73
Aku Suamimu!
74
Telepon Mama
75
Mencoret Kalun
76
Aluna Hamil
77
Surat Cerai
78
Maafkan Kalun!
79
Tanpa Pamit
80
Menemui Aluna
81
Bertemu Kayra
82
Ancaman Kayra
83
Si Utun
84
Mandi Pagi
85
Paperbag
86
Cafe Kenangan
87
Alergi
88
Kamar Kos
89
Dokter Lusi
90
Sate Kalkun
91
Dia Istriku!
92
Aku Mencintaimu
93
Bantuan Sosial
94
Foto Geleri
95
Wartawan
96
Pengakuan Kalun
97
Perjodohan
98
Masa Kenikmatan
99
A Mistake Can Bring Love
100
Strategi Kalun
101
Pon Nawash
102
Wing, Non Wing
103
Jika Aku Tidak Kembali
104
Penolakan Aluna
105
Menyiapkan Makan Malam
106
Sekertaris Baru
107
Menghindar
108
Taman Hiburan part 1
109
Taman Hiburan Part 2
110
Bukan Yang Pertama
111
Bayi Besar
112
Puasa
113
Menunggu Pulang
114
Kebohongan
115
Kamu Tidak Pulang?
116
Penolakkan
117
Kau Yang Sembunyi
118
POV Kalun 1
119
POV Kalun 2
120
Lihat Aku!
121
Pulang Ke Rumah
122
Wanita Suka Dipuji
123
Suami-Istri
124
Demam Tinggi
125
Kamu Memilih Dia
126
Buka Puasa
127
Pengakuan Kalun
128
Menunda Lagi
129
Melindunginya
130
Pesta Pernikahan
131
Kalun Yang Jahil
132
Balasan Untuk Kalun
133
Buka Puasa 2
134
Tisu Basah
135
TPU
136
Malaikat Penolong
137
Pernikahan Riella
138
Bertemu Ferdi
139
POV Aluna
140
Pergi
141
Surat Panggilan
142
Kantor Polisi
143
Pergi Ke Alam Lain
144
Kantor Polisi 2
145
Kakak Tiri
146
Kantor Pengadilan
147
Layang Cerai
148
Check Up
149
Kebebasan
150
Siapa Bosmu
151
Tatapan Mata
152
Parang
153
Anakku Kan?
154
Kamar Mandi
155
Rujuk
156
Baby Girl
157
Kamar
158
Suami Durhaka
159
Liburan
160
Pesawat
161
Wajah Yang Tidak Baik
162
Final Episode
163
Extra Part : Jagung Rebus
164
Extra Part : Drama Melahirkan
165
Extra Part : Bayi Leya
166
Extra Part : Manjanya Aluna
167
Extra Part : 21 +
168
CERITA RIELLA
169
Extra Part
170
Promosi Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!