“Nak, biarlah acara pernikahanmu batal, Papa tidak masalah, Papa hanya khawatir denganmu, kamu akan menikah dengan orang yang tidak kamu cintai,” kata Budi yang masih menatap Kalun yang sudah berdiri di belakang Aluna.
Dalam hati Aluna membenarkan ucapan Papanya, tapi dia juga tidak bisa melihat keluarganya mendapatkan hinaan dari keluarga besarnya.
“Nggak papa Pa, cinta bisa datang karena terbiasa.” Aluna berucap tanpa melihat Kalun yang tengah menatapnya tajam.
Kalun tidak pernah berharap dia akan mencintai dan dicintai oleh Aluna. Semua ini hanya murni karena dia merasa bersalah saja pada gadis itu.
Mereka lalu masuk ke dalam mobil kijang tua tersebut, Kalun yang belum terbiasa hanya bisa mengeluh dalam hati, karena ini adalah perdana dia naik mobil buntut, yang usianya hampir sepantaran papanya.
“Nak Kalun mau menginap di rumah Bapak sekalian?” tawar Budi dengan nada sopan.
“Nggak usah, orang tua saya sudah menunggu di hotel, besok saja saya akan datang ke acara siraman,” ucap Kalun yang membuat Budi tertawa renyah.
“Nggak boleh, siraman itu hanya untuk acara sakral Aluna dengan keluarga, kamu besok datang saja ke hotel Lor In dengan keluargamu, sebenarnya itu sudah kami siapkan untuk Nak Fandi, tapi takdir berkata lain, besok akan ada yang menjemput Nak Kalun dan keluarga untuk datang ke sana,” jelas Budi sambil menatap wajah Kalun yang berada di samping kemudi.
Kalun hanya mengangguk sambil tersenyum kecut ke arah Budi. Dia merasa duduknya kurang nyaman, karena kursi mobil yang sangat keras, dan suara mesin yang sangat menganggunya ketenangannya, beruntung jarak hotel yang di pesan Doni tidak terlalu jauh dari bandarag, jadi dia bisa merasa segera bebas.
Kalun segera pamit setelah sampai di depan pintu hotel.
“Nak Kalun!” panggil Budi yang menghentikan langkah Kalun.
“Apa bisa saya bertemu sebentar dengan keluargamu?” tanya Budi yang sudah berada di depan Kalun. Dia mengabaikan Aluna yang sudah terlelap di kursi belakang kemudi.
“Pak Budi tunggu di sini sebentar, biar saya memanggil Papa saya,” jelas Kalun yang membuat Budi mengulum senyumnya.
Pak Budi? Batin Budi sambil tersenyum, dia melihat ke arah jendela mobil menatap wajah anaknya yang tertidur nyenyak di dalam mobil.
Erik yang sudah akan tidur, terpaksa harus membuka pintu kamar hotelnya setelah mendengar suara gedoran pintu kamarnya.
“Papanya Aluna ingin bicara sebentar dengan Papa,” ucap Kalun yang sudah berdiri di depan Erik.
“Apa tidak bisa besok saja?” Erik melirik jam yang ada di dinding kamar yang sudah menunjukkan pukul 1 pagi.
“Dia masih menunggu di depan hotel Pa,” ucap Kalun yang berkata jujur. Dia juga tidak enak hati jika terlalu lama membuat calon mertuanya itu menunggu.
Erik kembali masuk ke dalam kamar, untuk mengambil jaket miliknya. Di keluar di temani Kalun yang berjalan di sampingnya.
Erik berhenti sejenak menatap lelaki yang lebih muda darinya, dia lalu berdehem ke arah lelaki di depannya, sambil mengulurkan tangannya.
“Selamat malam Pak,” sapa Budi yang menerima uluran tangan Erik, Erik hanya mengangguk ke arah Budi.
“Maaf kan anak saya, jika dia terlalu merepotkan putra Bapak, pasti putra Bapak sudah berkorban banyak untuk putri saya,” ucap tulus Budi yang bisa di dengar oleh Kalun. Erik menatap wajah Kalun yang terlihat panik, jika papanya akan mengatakan alasan dia mau menikahi Aluna.
“Bapak tenang saja, jangan khawatirkan itu, saya tahu anak saya, dia sudah lama menyukai putri Bapak, dan saya berharap ini adalah pernikahan yang pertama dan terakhir untuknya,” jelas Erik sambil melihat perubahan wajah Kalun.
“Kalau begitu, sekali lagi saya ucapkan terima kasih pada Nak Kalun, yang mau mencintai dan menerima anak saya apa adanya.” Budi tersenyum senang, setidaknya dia menyerahkan anaknya pada orang yang tepat. Sudah cukup anaknya itu menderita karena perbuatan istri keduanya saat ini, jangan sampai dia menderita lagi setelah pernikahannya. Kalun mengangguk sambil tersenyum tipis ke arah Budi.
Budi yang menyadari hari sudah pagi, dia segera berpamitan pada Erik dan Kalun, dia juga perlu menyiapkan acara untuk besok pagi untuk acara siraman putrinya.
“Kamu dengar tadi?” ucap Erik bertanya pada Kalun, mereka berdua berjalan memasuki hotel tempatnya menginap.
“Dia hanya gadis polos yang pergi ke kota untuk mengubah hidupnya, jika kamu merusaknya dengan permainan pernikahan, sama halnya dengan kamu menghancurkan hidupnya,” sindir Erik sambil menyerahkan kunci kamar yang Kalun akan tempati.
“24 jam Papa beri waktu kamu, maju atau mundur, mantapkan hatimu untuk menihakinya atau mengakui kesalahanmu,” ucap Erik yang meninggalkan Kalun yang berdiri di pintu kamarnya.
Kalun berjalan gontai ke arah kamarnya. Pikirannya kini sudah tidak bisa berpikir jernih lagi, dia lalu masuk ke dalam kamar hotel. Merebahkan tubuhnya di kasur king size ruangan itu, memikirkan ucapan papanya.
Saat ini suara manja Kayra selalu terdengar lirih di telinganya, tapi seketika suara tangis Aluna terdengar jelas di pendengarannya, membuatnya semakin frustasi karena dia juga bingung akan memilih siapa.
Cinta bisa datang karena terbiasa Pa- Ucapan Aluna itu masih terdengar jelas di telinga Kalun. Sampai Kalun terlelap dalam posisi terlentang, sambil memakai tangannya sebagai bantal.
---
Pagi harinya Kalun terbangun saat mendengar gedoran pintu kamar dari arah luar. Terdengar suara Ella berteriak membangunkan Kalun yang masih belum beranjak dari atas kasur empuknya, Ella berniat membangunkan Kalun untuk persiapan acara siraman, karena sudah ada orang utusan pihak mempelai wanita yang menjemput mereka.
Ella mengabaikan Erik yang tengah melihat prosesi siraman di kamar hotel tempatnya menginap, karena jujur Erik belum pernah mengikuti acara adat jawa tersebut.
Kalun beranjak dari ranjang, karena mendengar panggilan mamanya yang tidak kunjung berhenti, dia segera membuka pintu dengan mata yang masih sedikit terpejam.
“Mandi Kal!” perintah Ella saat sudah masuk ke dalam kamar anaknya.
“Nggak usah mandilah Ma, nanti di sana juga mandi kan?” ucap Kalun sambil menelungkupkan tubuhnya kembali di atas kasur.
“Ya Allah, anak ini!” keluh Ella sambil mencubit paha Kalun.
“Sakit Ma ....” Kalun merintih sambil mengusap bekas cubitan Ella.
“Makanya mandi sana, apa mau Mama mandiin?” tawar Ella menatap kesal ke arah Kalun.
“Bagaimana nanti kalau istrimu tahu, kamu seperti ini, pasti dia akan menyalahkan Mama karena terlalu memanjakanmu!” ucap Ella, sambil menarik tubuh besar anaknya.
“Biar saja, jika dia menyakiti Mama, aku akan menandatangani surat cerai saat itu juga, Mama nggak usah khawatir,” ucap Kalun yang sudah mengubah posisinya duduk di samping Ella. Membuat Ella menatap tajam ke arah Kalun.
“Jangan sampai kata itu keluar dari bibirmu saat kamu di depan Aluna!” peringat Ella tegas, dia lalu beranjak pergi meninggalkan kamar Kalun, karena melihat anaknya sudah bangun dari tidurnya.
Ella menghampiri kamar anaknya yang lain, untuk melihat persiapan ketiga anak perempuannya.
---
Setelah persiapan selesai, mereka berangkat menuju hotel yang sudah disiapkan pihak mempelai wanita. Terdengar suara godaan dari adik kembar Kalun, membuat Kalun merasa pusing menanggapi ocehan adiknya. Berbeda dengan Riella yang sudah mengetahui alasan dia menikahi Aluna.
Mobil sudah sampai di hotel yang keluarga Aluna siapkan. Mereka langsung turun dari mobil disambut para tamu undangan dan ustad yang akan mengisi acara pengajian.
Mereka langsung memulai acara pengajian, beberapa nasihat tentang membangun keluarga sakinnah, mawadah, warahmah didengarkan dengan baik oleh Kalun, tapi dia akan menerapkannya bukan dengan Aluna, melainkan dengan wanita yang dicintainya.
Setelah acara pengajian selesai, Kalun yang saat itu mengenakan baju koko putih langsung digiring para wanita yang akan menggantikan bajunya. Dia langsung mengibaskan tangan kedua wanita yang mencekal lengannya, karena merasa risih jika wanita itu menyentuh anggota tubuhnya.
“Lepaskan!” bentaknya yang membuat dua wanita itu menunduk ketakutan. Ella hanya tersenyum tipis saat melihat kelakuan Kalun yang terlalu kasar pada wanita. Dia lalu mendekat ke arah Kalun dengan senyuman yang masih ketara di bibirnya.
“Biarkan saya saja yang membantunya!” ucap Ella sambil meminta kain coklat yang di bawa dua wanita tadi.
👣
😊 Tinggalkan jejak ya habis ini prosesi siraman Kalundra Ananda Ramones. Jangan lupa like dan vote.
O ya, untuk yang belum menyumbang bintang 5, segera kirim ya, biar rating bintangku kembali ke angka 5. Rate bintang 5 hanya bisa dilakukan sekali saja, berbeda dengan like dan vote. ingat itu! tekan bintang yang terletak di atas sinopsis. Saya tunggu ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
𝕤𝕒𝕟𝕠
kejujuran adalah kunci dari semua hal untuk menjalani hidup. kalun adalah laki2 yg kurang bertanggung jawab saya kira.. dia akan terus menyakiti Aluna.. saat Aluna tahu kebenarannya dan saat Aluna sudah membuka hatinya untuk kalun tp kalun punya tunangan nya.. jujur saja seharusnya, cukup menyakitkan untuk sekali saja dari pada mempermainkan hati seseorang juga..
2021-02-02
0
Setyowti Puji Rahayu
kerenn
2020-10-05
0
Riry Setya
wow.. kalun mau d mandiin pakai banyu kembang biar jinak nggak kasar lagi sama perempuan...hhhaaaa
2020-09-14
0