Rumah Sakit

“Aaaahhhh ... harusnya aku tidak mengizinkanmu pergi ke London,” ucapnya yang semakin emosi. Dia tidak memperhatikan kondisi jalanan saat itu. Dia berpikir jika malam sudah larut, kondisi jalanan juga lenggang, tapi dia sontak kaget saat melihat motor yang tiba-tiba menyebrang sembarangan di depannya.

Braaakk ....

Kecelakaan itu tidak bisa terhindarkan lagi, suara decitan rem yang keluar dari mobil Kalun terdengar sangat nyaring. Tubuh Kalun membeku ketika melihat sosok laki- laki yang tergeletak di depan mobilnya. Dia lalu melepaskan seatbelt yang dia kenakan, mencoba turun untuk melihat lelaki yang baru saja dia tabrak.

“No ... nggak mungkin, aku nggak mungkin melukai orang!” ucapnya sambil menggelengkan kepalanya, dia melihat ke arah lelaki dewasa yang sudah bersimbah darah di depannya itu. Dia lalu kembali ke mobil meraih ponsel yang ada di dashboard, dia segera menghubungi Doni yang mungkin belum keluar dari resto tempatnya meeting tadi.

Tidak banyak yang melihat kejadian malam itu, mungkin tidak lebih dari 5 orang. Mereka tidak berani mendekat, karena kondisi lelaki yang ditabrak Kalun memang terlihat parah.

Doni yang sudah tiba langsung mendekat ke arah Kalun, dia mengangkat tubuh lelaki yang berlumuran darah tadi ke dalam mobilnya, dan segera membawa lelaki itu ke rumah sakit terdekat.

Saat berada di dalam mobil Kalun terus menoleh ke arah kursi belakang, sambil mengepalkan tangannya, demi mengurangi rasa khawatirnya. Saat sampai di rumah sakit terdekat, mereka langsung membawanya ke ruang UGD.

Sudah hampir 30 menit mereka menunggu dokter yang tengah menangani lelaki tersebut, tapi dokter tidak kunjung keluar untuk mengabari kondisi pasien, Doni yang mendengar dering ponsel dari jaket lelaki yang ditabrak Kalun, hanya menatap layar ponsel itu, dia membaca nama yang tertera di layar ponsel yang dia pegang.

“Mau diangkat Pak?” tawar Doni sambil memperlihatkan nama yang tertera di layar ponsel.

“Angkatlah!” perintah Kalun yang langsung diikuti Doni.

“Hallo ...” ucap Doni saat mengangkat telepon.

“Hallo Sayang ... kamu di mana? Aku sudah lama menunggumu,” ucap wanita di ujung telepon.

“Maaf Nona, pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan, dia sedang ditangani oleh dokter, kalau Anda bisa datang, segeralah ke rumah sakit xx sekarang juga.” Telepon terputus secara sepihak. Doni hanya menatap layar ponsel yang sudah berubah menjadi warna hitam tersebut.

Cukup lama Kalun dan Doni menunggu dokter untuk menangani pasien yang Kalun tabrak, Kalun khawatir jika nyawa orang yang berada di dalam tidak akan selamat, dia pasti akan merasa sangat bersalah Pada keluarganya, dia hanya bisa berjalan mondar-mandir seperti orang kebingungan.

Suara langkah kaki berlarian mendekat ke arah Kalun dan Doni, wanita itu terlihat panik sambil berdiri cemas di depan pintu ruang UGD, terlihat wanita itu mengeratkan kepalannya, menggigit kuku jempol demi meredam rasa khawatirnya , Kalun hanya memperhatikan wanita yang baru dua jam tadi bertemu dengannya.

Pintu ruang UGD terbuka, dokter keluar untuk memberitahukan kondisi pasien pada keluarganya. Tangan Kalun mencegah Doni yang ingin mendekat ke arah dokter, dia hanya ingin mendengarkan dari arah kejauhan, dan ingin mengetahui siapa wanita yang berdiri di sana.

“Maafkan kami,” ucapan dokter itu tertahan karena merasa berat untuk menyampaikan berita duka itu pada keluarga pasien.

“Katakan Dok, apa yang terjadi dengan calon suami saya!” ucap wanita itu yang sudah menaikan nada bicaranya. Kalun yang tadi menunduk, langsung menoleh ke arah wanita tersebut.

“Maafkan kami yang tidak bisa menyelamatkan pasien, kami tidak bisa menghentikan pendarahan di kepalanya,” jelas dokter pada wanita yang berdiri di depannya, wanita itu terlihat lemas, saat mendengar kabar itu, tubuhnya berusaha mencari sandaran, supaya tidak terjatuh.

Kalun yang melihat wanita itu menangis, merasa kasihan dengannya, beberapa jam yang lalu dia bisa melihat senyuman manis dari wanita yang berdiri di sana, tapi sekarang dia hanya bisa melihat kesedihan dan tangisan di bibirnya.

“Apa saya bisa melihatnya?” tanya wanita itu, yang langsung diangguki oleh dokter. Kalun yang penasaran, akhirnya ikut melangkahkan kakinya masuk ke ruang UGD.

Kalun hanya bisa melihat dan mendengar suara wanita di depannya, dia merasa sangat bersalah karena sudah menyebabkan calon suaminya meninggal. Pikirannya langsung tertuju pada mama dan adik-adiknya, bagaimana jika mereka akan menerima balasan dari perbuatannya saat ini? Dia mengembuskan nafas kasar, dia lalu berjalan keluar kamar ruang UGD. Namun, dia menghentikan langkahnya, saat mendengar suara pintu terbuka keras dari arah luar.

Suara tangisan dari pasangan suami-istri itu semakin menambah rasa bersalahnya. Mereka kehilangan orang yang mereka cintai karena kesalahannya, dia yang lalai ketika mengendarai mobil.

“Ini semua gara-gara kamu!” maki wanita paruh baya sambil menunjuk ke wajah wanita di depannya.

Kalun hanya memperhatikan kejadian di depannya, dia menajamkan pendengarannya untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya, dia penasaran akankah seperti drama indonesia yang selalu dilihat para pelayannya di rumah?

“Kalau kamu tidak hadir dalam hidup anak saya, dia tidak akan meninggalkan kami. Pergi dari sini, aku tidak mengizinkanmu mendekat ke anakku! Meski dia sudah menjadi jenazah sekalipun, perempuan pembawa sial!” lanjutnya memaki wanita di depannya.

Ya Allah drama apa ini, apa ada orang kehilangan bisa memaki orang seperti itu. Ucap Kalun dalam hati.

“Tapi Ma ....”

“Jangan panggil aku Mama, anakku meninggal gara-gara kamu, dia pergi dengan terburu-buru untuk menjemputmu,” jelas wanita paruh baya itu, “Coba saja kamu lebih sabar! Pasti dia tidak akan pergi!” lanjutnya dengan air mata yang berderai.

“Cepat pergi! Jangan lagi muncul di hadapan kami!” makinya lagi sambil menunjuk ke arah pintu keluar ruang UGD.

Kalun menatap wanita muda yang tengah menatap calon suaminya. Bibir wanita itu bergumam mengucapkan kata ‘maaf’ berulang kali pada jenazah calon suaminya. Wanita itu lalu keluar ruangan meninggalkan jenazah calon suaminya yang sudah turbujur kaju di brankar rumah sakit.

Kalun terus mengikuti wanita itu, yang tengah berjalan keluar rumah sakit dengan air mata yang berderai. Wanita itu mengambil ponsel di tasnya yang sejak tadi berdering.

“Iya Pa ...” ucapnya saat menempelkan ponsel di telinga. Suasana hening tidak ada sahutan di ujung telepon yang bisa kalun dengar.

“Kak Fandi, sudah pergi Pa ... hiks, dia meninggalkan Luna. Dia tidak bisa menepati janjinya Pa ... Apa yang harus Luna lakukan sekarang?” tanya wanita yang bernama Luna itu pada lelaki di ujung telepon.

“Nggak papa Lun, tenanglah! Jangan pikirkan lagi ... urus jenazah Nak Fandi dengan baik,” jelas lelaki di ujung telepon, Kalun tidak bisa mendengar suara lelaki itu meskipun dia berusaha menajamkan pendengarannya.

Kalun masih terdiam menatap wanita di depannya, cukup lama wanita itu bertelepon. Jaraknya memang tidak begitu dekat, tapi dia bisa merasakan ke khawatiran wanita di depannya itu.

Wanita itu lalu menutup ponselnya, dia kembali meneruskan langkahnya untuk keluar dari rumah sakit.

Kalun masih mengikuti langkah wanita yang membelah derasnya air hujan. Angin kencang mulai datang, bahkan dia tidak mempedulikan kondisinya lagi, dia merasa kasihan dengan wanita yang tidak sengaja dia sakiti. Dia mendengarkan rintihan kecil yang keluar dari bibir wanita di depannya, yang sepertinya tengah memanggil-manggil nama calon suaminya.

“Kenapa kamu tega meninggalkan aku Fan, bahkan di hari sebelum kamu akan menikahiku, hiks ... hiks ... aku nggak mau Fan, ini sakit please tolong jangan pergi,” gumam wanita itu yang bisa di dengar oleh Kalun.

Wanita di depan Kalun itu terlihat putus asa, dia terus berjalan di tengah hujan yang menguyur kota Jakarta. Dia lalu berhenti di sebuah jembatan yang dia lewati.

“Ya Allah izinkan aku untuk menyusulnya, aku sangat mencintainya hiks ... aku tidak akan sanggup jika dia meninggalkan aku, aku tidak bisa lagi menahan perihku ya Allah. Apalagi Mama yang pasti akan malu karena batalnya pernikahan ini hiks ... hiks ....”

Kalun yang mendengar ucapan wanita itu segera mendekat. Dia yang berdiri di belakang wanita itu hanya memperhatikan saja. Baju Kalun yang bewarna biru kini sudah terlihat basah karena guyuran air hujan.

“Maaf Pa ... maafkan Aluna,” ucapnya lirih sambil mengankat kakinya ke tembok jembatan.

“Hey! Jangan bertindak bodoh!” teriak Kalun pada wanita di depannya. Wanita itu diam sejenak, tidak menoleh ataupun mengindahkan ucapan Kalun. Dia langsung mengangkat kaki satunya, bersiap untuk melompat ke dasar sungai, air matanya yang belum berhenti semakin terasa deras mengalir di pipinya. Dia lalu melompat ke sungai itu, beruntungnya Kalun berhasil menangkap tangan kanan wanita yang dianggapnya bodoh tadi.

“Jangan lakukan! Pegang tanganku kuat!” perintah Kalun dengan sedikit berteriak. Namun, wanita itu hanya menggelengkan kepalanya, sambil mencoba melepaskan tangan Kalun yang mengenggam erat tangannya, hujan yang semakin deras membuat tangan wanita itu sulit untuk Kalun tahan. Dia lalu menggunakan kedua tangannya untuk menarik tubuh wanita tadi.

“Biarkan aku pergi, ku mohon biarkan aku pergi! hiks ...” mohon wanita tersebut dengan air mata yang masih mengalir, tapi Kalun masih berusaha mengangkat wanita di depannya itu, meski sulit Kalun berusaha sekuat tenaga mencoba menyelamatkan wanita di depannya ini.

“Nggak! Jangan melakukan hal bodoh!” maki Kalun sambil menahan tangan wanita itu supaya tidak terlepas.

Kalun menjatuhkan tubuhnya di pinggir jembatan, saat berhasil menolong wanita itu.

“Apa maksudmu!” maki wanita itu sambil mendorong tubuh Kalun.

“Aku tidak pernah mengenalmu! Kenapa kamu mencegahku untuk terjun ke bawah sana? Hah!” ucapnya lagi sambil mendorong keras tubuh Kalun.

Kalun berpikir hendak mengatakan semuanya pada wanita itu. Tapi dia mengurungkan niatnya saat wanita itu berceloteh tentang hubungannya dengan lelaki yang dia tabrak tadi.

“Aku akan dinikahinya 5 hari lagi, apa kamu tahu itu? 5 hari lagi!” bentaknya di depan tubuh Kalun.

“Pikirkan undangan sudah tersebar di kampungku sana! Tapi dia justru meninggalkan aku! Kamu tahu rasanya bagaimana? Nggak kan! Jadi? Jangan mencoba lagi menghalangiku untuk terjun ke sana, aku sudah capek menjalani semua ini! Ini tidak adil untukku, please biarkan aku menyusulnya,” ucap wanita itu panjang lebar dengan air mata yang masih mengalir, dia sudah mendekat ke arah tembok jembatan. Tapi kalun yang sudah berdiri berusaha menahan tangan wanita itu. Dia lalu membawa wanita itu ke dalam pelukkannya.

“Jangan lakukan lagi!” ucapnya sambil memeluk erat wanita itu, dia sedikit nerveos, karena ini pertama kalinya dia memeluk wanita selain keluarganya.

“Jangan mencegahku! Kamu tidak akan tahu betapa sakitnya ini.” Kalun tetap mengeratkan pelukannya, membiarkan wanita itu meluapkan kesedihan di dalam pelukkannya.

“Lepaskan ... ku mohon! Kita tidak saling mengenal, jadi biarkanlah aku pergi, anggap saja kamu tidak pernah melihat kejadian ini,” ucap wanita itu, dia masih menangis keras di sana, pelukkan Kalun yang erat tidak mampu menenangkan suara tangisnya.

Kalun berpikir sejenak, sambil berulang kali mengucapkan kata ‘maaf’ dalam hatinya.

“Aku akan menikahimu.”

👣

Jangan lupa untuk like dan vote ya.🙏👍

Terpopuler

Comments

Irat Tok

Irat Tok

good boy

2023-02-12

0

Nicky

Nicky

novel ketiga yg kubaca sambil nunggu up riella&kenzo

2021-04-15

0

Putri Adinda Sri Maharani

Putri Adinda Sri Maharani

rezeki nomplok....buat aluna

2021-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Pengenalan Tokoh
3 Rumah Sakit
4 Restu Mama
5 Bertemu Lagi
6 Bukan Wanita Yang Sempurna
7 Rencana Kalun
8 Kalun Yang Kasar
9 Hadiah Terindah
10 Ijab Qobul
11 Godaan
12 Perjanjian Pernikahan
13 Nasi Goreng
14 Wanita Dingin
15 Tidur Sekamar
16 Kopi+Susu
17 Karyawan Baru
18 Aku Masih Single
19 Perasaan Tersembunyi
20 Menunggu Surat Cerai
21 Sarapan
22 Mall
23 Hadiah Dari Bibi
24 Kebutuhan Bukan Kejahatan
25 Kamar 205
26 Resto Samuel
27 Hujan Malam Itu
28 Kesempatan Kedua
29 Apa Yang Terjadi?
30 Zina
31 Sudah Gagal Mendidikmu
32 Ancaman Yang Gagal
33 Perasaan Aneh
34 Doa Minta Baby
35 Pakaian Sexy Lagi
36 Operasi Ulang
37 Tersiksa Rindu
38 Dalam Masalah
39 Aku Kotor!
40 Cinta Dalam Hati
41 Timbal Balik
42 Aturan Bekerja
43 Pak Direktur
44 Kamar Jenazah
45 Salah Paham
46 Jackpot
47 Adik Kecil
48 Mengenalmu Lebih Dalam
49 Mengenalmu Lebih Dalam 2
50 Pernyataan Cinta
51 Bosan
52 Pelangi Sehabis Hujan
53 Kejutan Kecil
54 Aroma Candu
55 Aroma Zaitun
56 Eriella Putri Ramones
57 Yakin Nggak Mau Baca?
58 Malu Malu Ganas
59 Minta Restu
60 Mengakui Kesalahan
61 Kebodohan Kalun
62 Di Antara Kalian
63 Menenangkan Diri
64 Lift
65 Bonus Weekend
66 Kelelahan
67 Gedung Bioskop
68 Cemburu
69 Maaf
70 Acara Riella
71 Tentang Kayra
72 Kayra
73 Aku Suamimu!
74 Telepon Mama
75 Mencoret Kalun
76 Aluna Hamil
77 Surat Cerai
78 Maafkan Kalun!
79 Tanpa Pamit
80 Menemui Aluna
81 Bertemu Kayra
82 Ancaman Kayra
83 Si Utun
84 Mandi Pagi
85 Paperbag
86 Cafe Kenangan
87 Alergi
88 Kamar Kos
89 Dokter Lusi
90 Sate Kalkun
91 Dia Istriku!
92 Aku Mencintaimu
93 Bantuan Sosial
94 Foto Geleri
95 Wartawan
96 Pengakuan Kalun
97 Perjodohan
98 Masa Kenikmatan
99 A Mistake Can Bring Love
100 Strategi Kalun
101 Pon Nawash
102 Wing, Non Wing
103 Jika Aku Tidak Kembali
104 Penolakan Aluna
105 Menyiapkan Makan Malam
106 Sekertaris Baru
107 Menghindar
108 Taman Hiburan part 1
109 Taman Hiburan Part 2
110 Bukan Yang Pertama
111 Bayi Besar
112 Puasa
113 Menunggu Pulang
114 Kebohongan
115 Kamu Tidak Pulang?
116 Penolakkan
117 Kau Yang Sembunyi
118 POV Kalun 1
119 POV Kalun 2
120 Lihat Aku!
121 Pulang Ke Rumah
122 Wanita Suka Dipuji
123 Suami-Istri
124 Demam Tinggi
125 Kamu Memilih Dia
126 Buka Puasa
127 Pengakuan Kalun
128 Menunda Lagi
129 Melindunginya
130 Pesta Pernikahan
131 Kalun Yang Jahil
132 Balasan Untuk Kalun
133 Buka Puasa 2
134 Tisu Basah
135 TPU
136 Malaikat Penolong
137 Pernikahan Riella
138 Bertemu Ferdi
139 POV Aluna
140 Pergi
141 Surat Panggilan
142 Kantor Polisi
143 Pergi Ke Alam Lain
144 Kantor Polisi 2
145 Kakak Tiri
146 Kantor Pengadilan
147 Layang Cerai
148 Check Up
149 Kebebasan
150 Siapa Bosmu
151 Tatapan Mata
152 Parang
153 Anakku Kan?
154 Kamar Mandi
155 Rujuk
156 Baby Girl
157 Kamar
158 Suami Durhaka
159 Liburan
160 Pesawat
161 Wajah Yang Tidak Baik
162 Final Episode
163 Extra Part : Jagung Rebus
164 Extra Part : Drama Melahirkan
165 Extra Part : Bayi Leya
166 Extra Part : Manjanya Aluna
167 Extra Part : 21 +
168 CERITA RIELLA
169 Extra Part
170 Promosi Cerita
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Awal Mula
2
Pengenalan Tokoh
3
Rumah Sakit
4
Restu Mama
5
Bertemu Lagi
6
Bukan Wanita Yang Sempurna
7
Rencana Kalun
8
Kalun Yang Kasar
9
Hadiah Terindah
10
Ijab Qobul
11
Godaan
12
Perjanjian Pernikahan
13
Nasi Goreng
14
Wanita Dingin
15
Tidur Sekamar
16
Kopi+Susu
17
Karyawan Baru
18
Aku Masih Single
19
Perasaan Tersembunyi
20
Menunggu Surat Cerai
21
Sarapan
22
Mall
23
Hadiah Dari Bibi
24
Kebutuhan Bukan Kejahatan
25
Kamar 205
26
Resto Samuel
27
Hujan Malam Itu
28
Kesempatan Kedua
29
Apa Yang Terjadi?
30
Zina
31
Sudah Gagal Mendidikmu
32
Ancaman Yang Gagal
33
Perasaan Aneh
34
Doa Minta Baby
35
Pakaian Sexy Lagi
36
Operasi Ulang
37
Tersiksa Rindu
38
Dalam Masalah
39
Aku Kotor!
40
Cinta Dalam Hati
41
Timbal Balik
42
Aturan Bekerja
43
Pak Direktur
44
Kamar Jenazah
45
Salah Paham
46
Jackpot
47
Adik Kecil
48
Mengenalmu Lebih Dalam
49
Mengenalmu Lebih Dalam 2
50
Pernyataan Cinta
51
Bosan
52
Pelangi Sehabis Hujan
53
Kejutan Kecil
54
Aroma Candu
55
Aroma Zaitun
56
Eriella Putri Ramones
57
Yakin Nggak Mau Baca?
58
Malu Malu Ganas
59
Minta Restu
60
Mengakui Kesalahan
61
Kebodohan Kalun
62
Di Antara Kalian
63
Menenangkan Diri
64
Lift
65
Bonus Weekend
66
Kelelahan
67
Gedung Bioskop
68
Cemburu
69
Maaf
70
Acara Riella
71
Tentang Kayra
72
Kayra
73
Aku Suamimu!
74
Telepon Mama
75
Mencoret Kalun
76
Aluna Hamil
77
Surat Cerai
78
Maafkan Kalun!
79
Tanpa Pamit
80
Menemui Aluna
81
Bertemu Kayra
82
Ancaman Kayra
83
Si Utun
84
Mandi Pagi
85
Paperbag
86
Cafe Kenangan
87
Alergi
88
Kamar Kos
89
Dokter Lusi
90
Sate Kalkun
91
Dia Istriku!
92
Aku Mencintaimu
93
Bantuan Sosial
94
Foto Geleri
95
Wartawan
96
Pengakuan Kalun
97
Perjodohan
98
Masa Kenikmatan
99
A Mistake Can Bring Love
100
Strategi Kalun
101
Pon Nawash
102
Wing, Non Wing
103
Jika Aku Tidak Kembali
104
Penolakan Aluna
105
Menyiapkan Makan Malam
106
Sekertaris Baru
107
Menghindar
108
Taman Hiburan part 1
109
Taman Hiburan Part 2
110
Bukan Yang Pertama
111
Bayi Besar
112
Puasa
113
Menunggu Pulang
114
Kebohongan
115
Kamu Tidak Pulang?
116
Penolakkan
117
Kau Yang Sembunyi
118
POV Kalun 1
119
POV Kalun 2
120
Lihat Aku!
121
Pulang Ke Rumah
122
Wanita Suka Dipuji
123
Suami-Istri
124
Demam Tinggi
125
Kamu Memilih Dia
126
Buka Puasa
127
Pengakuan Kalun
128
Menunda Lagi
129
Melindunginya
130
Pesta Pernikahan
131
Kalun Yang Jahil
132
Balasan Untuk Kalun
133
Buka Puasa 2
134
Tisu Basah
135
TPU
136
Malaikat Penolong
137
Pernikahan Riella
138
Bertemu Ferdi
139
POV Aluna
140
Pergi
141
Surat Panggilan
142
Kantor Polisi
143
Pergi Ke Alam Lain
144
Kantor Polisi 2
145
Kakak Tiri
146
Kantor Pengadilan
147
Layang Cerai
148
Check Up
149
Kebebasan
150
Siapa Bosmu
151
Tatapan Mata
152
Parang
153
Anakku Kan?
154
Kamar Mandi
155
Rujuk
156
Baby Girl
157
Kamar
158
Suami Durhaka
159
Liburan
160
Pesawat
161
Wajah Yang Tidak Baik
162
Final Episode
163
Extra Part : Jagung Rebus
164
Extra Part : Drama Melahirkan
165
Extra Part : Bayi Leya
166
Extra Part : Manjanya Aluna
167
Extra Part : 21 +
168
CERITA RIELLA
169
Extra Part
170
Promosi Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!