Kalun meraih kunci mobilnya yang berada di meja samping tv, dia pergi tanpa berpamitan dengan Aluna. Bahkan lelaki itu tidak menawari makan malam untuk istri barunya.
Saat berada di mobil Kalun segera menghubungi Doni. Dia meminta Doni untuk menghubungi para sahabatnya, malam ini dia akan merayakan terbebasnya dia dari sedikit rasa bersalah yang dia alami.
Malam semakin larut, Kalun kini tengah berada di dalam mobil sportnya. Bersiap untuk menginjak pedal gas mobil yang ia kendarai, dia sama sekali tidak mengalami trauma atas kejadian yang baru terjadi beberapa hari yang lalu.
Kalun memberikan senyum manisnya ke arah lawannya, sebelum balapan dimulai. Dan seperti itulah hiburannya dia lebih memilih ke tempat track balapan saat dia merasa stress dari pada harus ke club atau sejenisnya.
“Gimana sih loe? Gitu saja kalah!” ucap sahabat sakaligus rival Kalun saat melakukan balapan.
“Lagi nggak fokus gue, lagi banyak masalah,” jelas Kalun yang sudah keluar dari mobil sportnya.
“Orang kaya punya masalah juga rupanya?” tanya Emil yang sudah berada di samping Kalun.
“Mereka pada sibuk ke mana sih? Kenapa cuma kita yang datang?” lanjut Emil sambil melihat mobil yang hanya beberapa saja yang terparkir di sana.
“Nggak taulah. Tadi aku sudah meminta Doni untuk menghubunginya,” jelas Kalun yang merebahkan tubuhnya di kap mobil.
“Kenapa lagi? Masalah sama Kayra?” tanya Emil yang melihat Kalun memejamkan matanya.
“Nggak, aku baik-baik saja dengannya?”
“Lalu kenapa apa masalah dengan klienmu?” tanya Emil yang semakin penasaran.
“Bukan! Tapi sebenarnya ....” Kalun menghentikan ucapannya saat menyadari dia ingin membuka rahasianya. “Lupakan!” lanjutnya sambil kembali duduk.
“Bagaimana jika loe ketempat gue, gue jamin loe bakalan senang, lagian Kayra juga nggak lagi di sini!” ajak Emil yang langsung mendapatkan jawaban gelengan dari Kalun.
“Tempat seperti itu adalah tempat yang paling aku benci, ke sana hanya akan menambah masalah,” terang Kalun sambil berjalan menghampiri Doni yang tengah digoda beberapa wanita.
“Sam nggak datang?” tanya Kalun saat berada di samping Doni.
“Sam masih di Australia, mungkin 3 minggu lagi dia baru bisa kembali Pak,” jelas Doni pada Kalun yang tengah mengenakan jaketnya.
“Bapak mau pulang?” tanya Doni yang melihat Kalun masuk ke dalam mobilnya.
“Iya, besok aku harus ke kantor,” ucap Kalun sambil menutup keras pintu mobilnya. Sebenarnya bukan itu alasannya, dia teringat jika tadi lupa memberi makan istrinya. Dia khawatir jika Aluna akan kelaparan saat berada di apartemen, karena di lemari pendingin juga tidak ada stok makanan untuknya.
Saat melewati jalanan, dia berhenti sebentar di warung tenda nasi goreng yang masih ramai pengunjung. Dia mengawasi sebentar kedai nasi goreng di depannya itu, memastikan jika di masak dengan hieginis. Dia lalu memesan satu bungkus nasi goreng pada pelayan, yang berada di luar tenda.
Cukup lama Kalun mengantre demi satu bungkus nasi goreng, kini dia sudah membawa nasi goreng seafood, entah Aluna akan suka atau tidak, dia akan memberikannya, sebagai tanggung jawab menafkahi istri barunya tersebut.
Saat Kalun tiba di pintu apartemen, dia melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Dia pergi cukup lama, hingga melupakan Aluna.
Ketika Kalun memasuki apartemen terlihat lampu apartemen sudah gelap, tv sudah mati. Namun, dia tersentak saat melihat Aluna tengah tertidur nyenyak di kursi sofa, memang di kamar yang Aluna tempati, tidak ada tv. Jadi, mungkin dia ketiduran saat melihat tv di sofa.
Kalun menatap wajah Aluna yang terlihat nyenyak, bibirnya sedikit terangkat ke atas, saat melihat tubuh mungil itu memakai piyama hijau bermotif keropi, dia langsung teringat Rara yang sangat menyukai karakter kartun tersebut.
Kalun yang tersadar langsung mengubah ekspresinya menjadi datar, dia akan membuang jauh-jauh pikirannya tentang Aluna. Tangannya kini terulur untuk membangunkan Aluna.
“Bangun Lun ...” ucapnya pelan sambil menggoyangkan pelan lengan Aluna.
“Fan jangan ganguin aku! Aku lelah,” ucap Aluna yang masih memejamkan mata. Kalun yang mendengar itu hanya mengerutkan keningnya.
“Lun ... bangunlah! Apa kamu tidak lapar?” ulang Kalun setelah kembali melihat Aluna tertidur nyenyak.
“Fandi, jangan jahil dong, nggak tau calon istrimu lelah.”
Kalun semakin heran dengan wanita di depannya ini, bisa-bisanya dia menyebutkan nama pria lain di depannya.
“Luna ... bangun Lun!” ucap Kalun yang sedikit berteriak karena tidak sabar.
Aluna yang merasa terganggu akhirnya membuka mata indahnya, tepat menatap wajah Kalun yang berada 50 cm darinya.
“Makanlah!” perintah Kalun sambil meletakkan nasi goreng di atas meja. Aluna hanya diam sambil menatap satu bungkusan yang ada di meja.
“Kamu saja yang makan, aku tidak lapar,” jawab Aluna sambil beranjak dari tempat duduknya, dia berjalan menuju kamar melanjutkan tidurnya di sana. Meninggalkan Kalun yang menatapnya kesal, karena mendapat penolakan dari istrinya.
Kalun yang tidak suka dengan masakan luar, segera membuang nasi goreng itu ke dalam tempat sampah. Dia lalu berjalan menuju kamar utama untuk beristirahat, karena besok dia harus kembali bekerja.
---
Keesokkan harinya, Aluna keluar pagi-pagi dari apartemen mewah itu, dia pergi menggunakan ojek online yang sudah di pesannya.
Dia pergi tanpa pesan maupun pamitan dengan Kalun, tujuannya kini hendak mengunjungi makam Fandi, dia ingin meluapkan semua rasa kesalnya di sana, berharap Fandi mendengar ceritanya pagi ini.
Sampai di makam dia langsung meletakkan bunga di atas papan nama Fandi. Aluna mulai sibuk mengusap air matanya, yang masih deras mengalir.
“Hai Sayang, apa kamu tidak merindukan aku? Kenapa kamu pergi tanpa pesan padaku, bahkan kamu justru berpesan pada lelaki sialan itu,” ucap Aluna yang mengeluh di samping makam Fandi.
“Bawalah aku bersamamu, aku ingin bahagia denganmu, aku seperti kehilangan orang yang selalu melindungiku, aku seperti hidup sendiri di dunia ini ... capatlah datang Sayang,” lirih Aluna dengan air mata yang mengiringinya, dia tidak menyadari jika sejak tadi ada lelaki yang terus mendengarnya berkeluh kesah. Dia lalu berdiri hendak meninggalkan makam Fandi.
“Samuel!” kagetnya saat melihat lelaki kekar tepat berada di depannya.
Mereka hanya diam, sambil bertukar pandangan, tapi masih hanyut dalam pikirannya masing-masing.
“Aku turut sedih, saat mendengar Fandi tiada, dan maaf jika aku datang terlambat,” ucap lelaki itu sambil merentangkan tangannya untuk memeluk Aluna.
Aluna yang belum siap, hanya bisa menerima pelukan Samuel, sahabat sekaligus pemilik resto tempatnya bekerja.
“Doakan aku bisa ikhlas menerima semuanya,” ucapnya sambil membalas pelukkan Samuel.
“Pasti.” Samuel berucap sambil melepaskan pelukannya.
“Kenapa kamu sudah sampai di sini?” tanya Aluna yang penasaran dengan jawaban Samuel.
“Iya, orang tuaku memberitahu padaku jika Fandi meninggal karena kecelakaan, jadi aku pulang lebih cepat,” jelas Samuel sambil tersenyum tipis ke arah Aluna.
“Kita cari bubur ayam yuk, masih banyak yang ingin aku tanyakan padamu,” tawar Samuel yang diangguki oleh Aluna. Mereka berdua pergi meninggalkan makam Fandi untuk mencari sarapan di sekitar makam.
Saat tiba di kedai bubur ayam, Aluna menceritakan semua madalah yang dia alami, dia sudah menganggap Samuel sebagai kakak sejak dulu, jadi dia sudah terbiasa bercerita apapun pada Samuel. Berbeda dengan Samuel yang menatapnya dengan mata yang penuh pertanyaan tentang perasaanya sendiri.
“Jadi kamu sudah menikah? Dan lelaki itu yang Fandi pilihkan untukmu?” tanya Samuel dengan mata yang melotot sempurna karena sedikit syok.
Aluna hanya mengangguk sebagai jawaban. Tanpa menoleh ke arah Samuel.
“Sungguh konyol!” kilah Samuel.
“Siapa lelaki itu? Apa aku pernah melihatnya?”
“Jangankan kamu, aku saja tidak pernah melihat dia bersama Fandi,” jawab Aluna jujur.
“Siapa nama suamimu? Apa dia memperlakukan buruk padamu?” tanya Samuel sambil menatap Aluna. Namun, saat Aluna hendak menjawab, terdengar suara panggilan telepon dari dalam tas nya. Dia segera mengangkat ponselnya karena itu panggilan dari Renata.
👣
Alhamdulillah bisa 3 part lagi, jangan lupa like dan vote ya. Terima kasih.
* Jadwal update rutin jam 00.00 dan 11.00 Wib, kalau bisa 3 biasanya dengan jam 18.00 Wib. Tapi pagi ini ada kendala soal review yang lama, jadi terlambat update. Untuk hari Ahad mungkin saya libur update.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
santiezie
ikut sedih Thor😭😭😭
2020-12-21
1
Las Mini
😭😭
2020-10-16
0
Setyowti Puji Rahayu
lanjuttt
2020-10-05
0