Bab Dua Puluh

"Yusuf ...." Celina berucap dengan suara gemetar. Dadanya terasa sesak mengetahui orang yang dia cintai ternyata telah benar-benar melupakan dirinya. Terbukti dengan dia yang telah menikah.

Tubuh Celina terasa lemah, dunianya hancur. Orang yang dia anggap mencintainya, ternyata hanya kebohongan. Terbukti dia dengan cepat melupakan dirinya dan memilih wanita lain sebagai pendamping.

Mungkin benar yang Mami Angel katakan, jika wanita kotor seperti dirinya jangan pernah bermain hati, karena tak akan ada seorang pria pun yang akan mencintai secara tulus, tapi semua itu hanya karena napsu.

"Kamu mengenal Mas Yusuf ...?" tanya Dira karena mendengar Celina menyebut nama suaminya.

Celina menarik napas, untuk meredakan kegugupan. Dia tak boleh menangis. Nanti Dira bisa curiga.

"Tidak, Mbak. Aku membaca nama di foto itu," dalih Celina berbohong.

Beruntung di foto memang tertera nama Yusuf dan Dira. Hal itu menambah keyakinan Celina jika dia tak salah. Pria itu memang ayah dari bayi yang sedang dia kandung.

Kembali Celina menarik napas. Dia merasakan sebak di dada karena menahan tangis. Tangannya tampak gemetar. Dahinya mengeluarkan keringat dingin.

Dira yang melihat perubahan wajah Celina menjadi heran dan mendekatinya. Dia memegang tangan Celina yang terasa dingin dan gemetar.

"Kamu kenapa, Li? Sakit?" tanya Dira dengan kuatir.

"Kepalaku terasa pusing, Mbak," jawab Celina dengan gugup dan terbata.

"Kalau begitu kamu tak usah kerja. Kamu pulang saja. Biar aku minta Pak Karno yang mengantar ya," ujar Dira.

Tanpa menunggu jawaban dari Celina, Dira memanggil Pak Karno dan memintanya mengantar Celina pulang. Awalnya dia tentu saja menolak. Tapi Dira memaksa.

Tangis Celina tak bisa dia bendung lagi. Saat di mobil akhirnya tangisannya pecah. Pak Karno menjadi heran. Dia memandangi Celina dari kaca spion.

Bahkan untuk sekarang, aku tidak bisa membedakan apa aku sedang berpura-pura kuat atau memang aku benar-benar kuat? Karena semua yang aku lakukan saat ini adalah sebuah keterpaksaan yang lama kelamaan berubah menjadi kebiasaan. Dipaksa senyum oleh keadaan, dipaksa kuat oleh badan, meski pada akhirnya akan tetap menjadi tangisan jika sendirian. Badanku sakit, batinku tersiksa oleh perasaan dan keadaan. Dan harus dipaksa menyembunyikan luka sampai sakitnya mulai perlahan hilang. Apa aku bisa melewati semua ini? Sampai benar-benar batin mati rasa? Apakah kekecewaan ini juga akan hilang dengan sendirinya? Masih menjadi pertanyaan untuk diriku sendiri.

"Mbak Lili kenapa? Sakit?" tanya Pak Karno kuatir.

Celina hanya diam, tak sanggup menjawab pertanyaan Pak Karno. Dunianya terasa hancur saat ini.

"Mungkin aku yang terlalu tinggi berekspektasi. Aku pikir akan ada pria yang mencintaiku dengan tulus. Padahal semua tak akan mungkin terjadi. Setiap pria pasti menginginkan pendamping yang baik. Aku seperti di bawa terbang tinggi dan setelah itu dihempaskan ke jurang yang paling dalam. Sakitnya tak bisa aku katakan," ucap Celina dalam hatinya.

"Mbak Lili, apa Mbak sakit?" Kembali Pak Karno bertanya.

"Kepalaku sedikit pusing, antar aku ke rumah Bu Bidan saja. Aku mau minta obat dulu," ujar Celina.

"Baik, Mbak," jawab Pak Karno.

Pak Karno lalu melajukan mobil menuju ke rumah kediaman Bu Bidan. Celina sudah mulai dapat menenangkan dirinya.

Sampai di rumah Bu Bidan, Celina langsung keluar dari mobil. Dia sudah tak sabar ingin mengatakan semuanya pada wanita itu.

"Terima kasih, Pak. Sampaikan maafku pada Mbak Dira. Aku tak bisa bekerja hari ini," ucap Celina.

"Tak apa, Mbak. Dira itu baik. Pasti dia mengerti," jawab Pak Karno.

Celina masuk ke dalam rumah Bu Bidan setelah mobil yang dikendarai Pak Karno meninggalkan halaman. Dia sudah tak sabar ingin mengatakan semuanya pada Bu Bidan.

Bu Bidan yang melihat kedatangan Celina menjadi heran. Tak biasanya wanita itu datang pagi-pagi karena harus bekerja.

"Celina, apa kamu tak kerja?" tanya Bu Bidan dengan raut wajah keheranan.

Tanpa menjawab pertanyaan Bu Bidan, Celina menangis. Dia tampak terisak. Hal itu membuat dia heran dan kuatir.

"Celina, kamu kenapa?" tanya Bu Bidan dengan raut wajah yang kuatir.

Dia mendekati Celina dan membawa ke dalam pelukannya. Melihat wanita itu yang terisak membuat dia ikut sedih.

"Ada apa Celina, katakan lah. Jangan menangis aja. Ibu jadi kuatir!" ucap Bu Bidan.

"Bu, aku mau kembali ke kota saja. Aku rasa desa ini sudah tak bersahabat lagi denganku," ucap Celina.

Bagaimana dia bisa tetap tinggal di desa ini, jika itu akan membuat luka batinnya makin melebar. Orang yang dia rindukan ternyata telah melupakannya.

Jika Celina tetap bersikeras di sini, tentu itu akan membuat suatu masalah baru. Apa lagi jika Dira tahu dia sedang mengandung anak dari suami yang dia banggakan.

Dari cerita wanita itu, Celina berkesimpulan jika Yusuf sangat mencintai istrinya. Apa dia sanggup melihat Dira dan Yusuf bermesraan sedangkan dirinya harus berjuang seorang diri membesarkan anak mereka.

"Apa yang terjadi, Celina? Apakah Dira memarahi kamu? Apa dia jahat?" tanya Bu Bidan mencoba menebak apa yang terjadi.

"Bukan, Bu. Mbak Dira sangat baik. Justru karena dia baik itu makanya aku memutuskan untuk pergi," jawab Celina.

"Jika Dira baik kenapa kamu harus pergi dari desa ini. Ibu takut kamu kembali ke lembah hitam itu lagi. Walau Ibu bukan siapa-siapa kamu, tapi rasanya tak rela jika kamu menjalani pekerjaan itu. Kamu itu baik, cuma kemarin salah jalan saja," balas Ibu Bidan.

"Bu, aku tak mungkin tetap di desa ini karena ternyata suaminya Dira itu adalah Yusuf, ayah dari bayi yang aku kandung ini," ucap Celina dengan suara pelan, tapi mampu membuat Ibu Bidan terkejut.

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

bu bidan tolong lah Celina dgn cara apa pun agar Celina gak kembali ke kota itu dan jgn sampai kembali ke lembah hitam...

2024-06-06

1

Siti Zuriah

Siti Zuriah

yusuf ga pernah melupakan celina

2024-05-26

0

Siti Zuriah

Siti Zuriah

yusuf msh mencintai km celina karna yusuf d paksa nikah sm ibu nya

2024-05-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!