Bab Sepuluh

Yusuf menarik kursi di sebelah ibunya. Duduk tanpa suara. Sebenarnya Dira gadis yang cukup cantik dan baik. Tapi entah mengapa hatinya tak pernah terpaut pada wanita itu.

"Yusuf, setelah makan, ibu ingin bicara," ucap Ibu Fatimah.

"Sekarang juga tak apa, Bu. Bicaralah ...!" balas Yusuf.

"Ibu sudah bicarakan ini dengan Dira dan keluarganya sebelum ke tempat kamu kemarin. Ibu telah melamar Dira untuk jadi pendamping hidupmu. Ibu ingin kamu dan Dira secepatnya menikah," ucap Ibu Fatimah.

Mendengar ucapan sang ibu, Yusuf jadi tersedak. Dia tak menyangka jika hal itu yang akan ibunya katakan. Dira hanya diam menunduk sambil menyendok makanan ke mulutnya.

"Bu, kenapa ibu tak bicarakan ini dulu denganku?" tanya Yusuf dengan suara pelan. Dia takut menyinggung perasaan Dira. Walau dia tak mencintai wanita itu, tapi tak ada niat membuatnya malu dan sakit hati.

"Ibu yakin kamu tak keberatan menikah dengan Dira. Wanita seperti apa lagi yang mau kamu cari. Semuanya ada pada Dira. Cantik, pintar, baik, sopan dan yang pasti dia wanita baik-baik, keturunannya jelas. Kamu seharusnya merasa beruntung karena Dira mau menikah denganmu," jawab Ibu Fatimah.

"Bu, jangan memuji begitu," jawab Dira dengan malu-malu.

Yusuf tak mau bicara lagi. Dia hanya diam sambil menyendok makanan. Tak mau nanti Dira salah paham.

Setelah makan malam, Dira pamit. Dia sengaja memberikan waktu untuk Bu Fatimah dan Yusuf bicara empat mata. Tadi juga calon mertuanya itu sudah mengatakan akan membicarakan pernikahan dia dan Yusuf.

Yusuf dan Bu Fatimah duduk di ruang keluarga. Wanita paruh baya itu terlihat sedikit bingung. Mungkin memikirkan kata apa yang tepat untuk memulai pembicaraan mereka.

"Ibu dan Mama Dira telah sepakat akan menikahi kalian bulan depan. Ibu meminta kamu pulang, agar bisa mengurus semua kelengkapan surat untuk menikah," ucap Ibu Fatimah memulai obrolan.

Yusuf menarik napas. Tampak dia sangat kecewa dengan ibunya. Kenapa ibunya sampai bertindak sejauh ini, pikirnya dalam hati.

"Kenapa Ibu tak meminta pendapat aku dulu? Yang akan menikah itu aku. Seharusnya Ibu bertanya dulu denganku!" ucap Yusuf dengan penuh penekanan.

"Ibu melakukan semua ini juga demi kebaikan kamu! Agar kamu tak lagi terjerumus. Jika kamu membutuhkan wanita sebagai teman tidur, Dira lah yang pantas. Karena dia dari bibit dan bobot sudah jelas!" ujar Ibu Fatimah.

"Bu, aku tak mencintai Dira!" balas Yusuf dengan penuh penekanan.

Walau dia dan Dira telah lama berkenalan, tapi rasa cinta pada wanita itu tak pernah dia rasakan. Baik, Dira memang baik. Namun, bukankah cinta tidak hanya dilihat dari kebaikan saja.

Yusuf mengusap wajahnya dengan kasar. Menarik rambutnya frustasi. Tak tahu harus melakukan apa. Membatalkan lamaran orang tuanya, apakah sang ibu mau melakukan itu, gumam Yusuf dalam hatinya.

"Cinta itu bisa tumbuh dengan kebersamaan. Dengan beriring waktu, kamu pasti akan menyukai Dira. Ibu rasa tak sulit untuk mencintai wanita sebaik Dira. Kali ini Ibu tak mau ada penolakan lagi, Yusuf. Atau kamu ingin melihat ibu mati dulu, baru menikah?" tanya Ibu Fatimah.

Air mata jatuh membasahi pipi wanita paruh baya itu. Dia sadar jika terlalu memaksakan kehendaknya. Tapi semua juga demi kebaikan sang putra.

Ibu mana yang rela dan ikhlas jika sang anak berhubungan dengan wanita malam. Semua ibu di dunia pasti menginginkan yang terbaik untuk sang putra.

"Bu, pernikahan itu pelajaran seumur hidup. Aku tak mau jika dipaksakan menikah akan menyakiti istriku kelak. Aku takut akan mengecewakan dirinya!" balas Yusuf.

Tiba-tiba terbersit wajah Celina. Wanita yang dipandang hina bagi orang banyak, tapi bagi Yusuf memiliki banyak keunikan. Dengannya Yusuf merasa bahagia dan sangat nyaman.

"Ibu yakin kamu tak akan mengecewakan ibu apa lagi Dira. Kamu pasti tau cara menjadi suami yang baik. Usiamu juga tak muda lagi. Apa lagi Ibu, entah setahun, dua tahun atau sebulan lagi di panggil Tuhan. Sebelum itu Ibu ingin melihat kamu menikah dan memberikan cucu," ucap Ibu Fatimah.

"Bu ....!"

Ucapan Yusuf menggantung di udara karena tiba-tiba sang ibu berlutut dihadapannya. Memohon padanya.

"Ibu mohon, Nak. Terima Dira sebagai calon istrimu," ucap Ibu Fatimah dengan memohon.

"Berdirilah, Bu! Kenapa ibu berlutut begini. Aku ini putramu, seharusnya aku yang melakukan itu, bukan Ibu!" ujar Yusuf.

Yusuf meminta ibunya berdiri. Namun, ibunya tetap bertahan. Dia tak mau berdiri.

"Ibu mau berdiri setelah kamu menjawab bersedia menikah dengan Dira," balas Ibu Fatimah.

Anak mana yang tega melihat sang ibunda memohon dan berlutut pada dirinya. Mana mungkin dia membiarkan sang ibu melakukan semua itu.

"Bu, seperti kataku tadi. Aku tak mencintai Dira. Apa yang akan dia pikirkan jika tau semua itu?" tanya Yusuf.

"Dira tau jika saat ini kamu belum mencintainya. Dia akan membantu agar kamu bisa menerimanya. Dia akan menunggu hingga cinta itu tumbuh dihatimu. Dira yakin dengan kesabaran dan keikhlasannya, suatu saat kamu akan mencintai dirinya," jawab Ibu Fatimah.

Dira memang mengetahui itu. Dia tahu sang pria tak mencintai dirinya. Kenapa dia mau menerima pernikahan ini? Karena Dira yakin suatu saat Yusuf pasti akan mencintainya.

Cinta bisa tumbuh karena biasa, dikarenakan dengan seringnya menghabiskan waktu bersama, maka akan muncul lah perasaan cinta.

Yang pada awalnya rasa hanya biasa-biasa saja pada seseorang tersebut, akan tetapi ketika kemudian sering menghabiskan banyak waktu bersamanya maka muncullah perasaan yang berbeda.

Dengan menghabiskan waktu bersama akan lebih paham kebiasaan masing-masing. Lebih mengerti karakter satu sama lain. Nantinya, akan muncul sikap saling memahami.

Ketika sudah ada rasa saling memahami satu sama lain, kedekatan akan terbentuk dengan sendirinya. Yang nantinya akan menemukan berbagai sisi menarik dari karakter masing-masing yang membuat hal itu tampak lebih istimewa. Begitulah keyakinan Dira.

"Ibu akan bertanya denganmu sekali lagi, apakah kamu bersedia menikah dengan Dira?" Ibu kembali bertanya hal yang sama.

Terpopuler

Comments

Lusiana_Oct13

Lusiana_Oct13

Hmmmmmmm payah nak komen

2024-08-24

1

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

memaksakan kehendak... egois banget sih tuh ibu bikin kesel aja..

2024-06-05

0

~ziaaa~

~ziaaa~

kalo si Yusup blm punya seseorg yg dicintai,,mungkin asumsi Dira benar,,tp masalahnya adlah ... Yusuf sudah mencintai wanita lain....JD kemungkinan akan sulit untuk bisa mencintai Dira...

2024-05-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!