Bab Sembilan Belas

Seperti biasanya, pagi-pagi setelah sarapan, Celina akan bersiap-siap menuju rumah Dira untuk melakukan tugasnya. Dengan langkah pelan, dia berjalan menuju rumah kediaman wanita itu.

Kepala pusing yang dia rasakan, berusaha ditepisnya. Dia sadar tak boleh manja. Apa lagi dia pasti akan membutuhkan uang buat keperluan bayinya nanti.

Beruntung Bu Bidan mengatakan kandungannya sehat saja. Wanita itu selalu memberikan vitamin dan susu untuk ibu hamil dengan gratis.

Bu Bidan orang yang melarang keras dia menyusul Yusuf ke kota. Wanita itu takut mami Angel masih mencari keberadaan dirinya. Dira merasa sangat beruntung karena bisa mengenal orang sebaik Bu Bidan.

Bu Bidan Rose, seorang janda. Dia berpisah dengan suaminya yang selingkuh. Anaknya dalam kandungan meninggal karena dia yang stres. Sejak bercerai puluhan tahun lalu hingga saat ini tak ada keinginan Bidan Rose untuk menikah lagi. Sepertinya dia sangat trauma.

Sampai di rumah Dira, Celina langsung menuju dapur. Dia memang sering masuk lewat pintu belakang. Wanita itu mengucapkan salam begitu melihat Dira yang sedang menonton televisi di ruang keluarga.

"Selamat Pagi, Mbak Dira," sapa Celina yang biasanya di panggil Lili.

"Selamat Pagi, Lili. Sini duduk dekatku. Aku sedang bahagia," balas Dira.

"Senang melihat Mbak bahagia begini," ucap Celina.

"Aku bahagia banget. Kemarin aku dan suami pergi keliling. Jalan-jalan. Aku juga diizinkan ke kota kapan saja. Berarti suamiku sebenarnya menginginkan aku ada di dekatnya setiap hari. Aku berharap akan segera hamil. Seperti kamu. Pasti akan sangat bahagia jika benih cinta kami telah tumbuh di rahimku," ujar Dira dengan binar mata bahagia.

Dira lalu menceritakan tentang perjalanan dia dan Yusuf kemarin, yang singgah ke pemandian, pameran lukisan dan juga mampir ke kafe. Dira menambahkan bumbu-bumbu dengan mengatakan jika suaminya selalu mengikuti apa pun yang dia inginkan.

"Mbak beruntung banget. Suami Mbak sepertinya sangat mencintai, Mbak. Semoga begitu hingga tua," ucap Celina.

Dalam hatinya Celina merasa sedih dan juga sedikit iri. Dia ingin juga merasakan dicintai begitu besar oleh seorang pria.

"Suamiku baik dan ganteng. Aku merasa beruntung banget bisa menjadi pendampingnya. Banyak gadis-gadis yang menyukai suamiku, tapi dia lebih memilih aku menjadi istrinya," balas Dira.

Dira sedikit berbohong untuk menutupi luka hatinya karena sang suami mencintai wanita lain. Semua hanya untuk menghibur hatinya.

"Maaf, Celina. Aku mengatakan ini bukan bermaksud untuk menyindir suami kamu. Aku hanya ingin berbagi kebahagiaan. Seperti yang aku katakan denganmu, aku tak memiliki teman buat cerita. Denganmu aku merasa memiliki adik, kakak dan sahabat. Bagiku kamu semuanya. Aku tak tahu, kenapa aku bisa begitu dekat dan terbuka denganmu," ujar Dira.

Dia selama ini memang tak ada tempat berbagi. Kedua orang tuanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tak peduli dengan dirinya.

"Bapak dari bayiku juga orang baik, Mbak. Aku pergi meninggalkan dia bukan karena dia jahat. Itu karena permintaan orang tuanya. Tapi aku tak menyalahkan ibu itu. Setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk pendamping anaknya. Aku juga mungkin akan melakukan hal sama jika kelak anakku ini mencari jodohnya," ujar Celina.

Celina jadi teringat semua ucapan Ibu Yusuf. Wanita itu jelas sekali tidak menyukai dirinya. Hingga mengatakan dirinya dengan kata-kata kasar. Jika dia mengetahui Celina sedang mengandung darah daging Yusuf, entah apa yang akan dia katakan.

"Maksudnya ibu mertua kamu tak menyukai kamu?" tanya Dira.

"Ya. Kalau aku tetap bertahan, sama saja aku menginginkan anak dan ibu itu berpisah. Aku juga tak mau dia menjadi bingung jika ibunya meminta memilih," ucap Celina dengan sendu.

"Seharusnya jika bapak anakmu memang mencintai kamu, dia akan mencari sampai bisa bertemu lagi," balas Dira.

Celina jadi terdiam mendengar ucapan Dira. Apa yang dikatakan wanita itu benar adanya, jika Yusuf memang mencintainya, pasti akan mencari keberadaannya. Namun, Yusuf tak pernah mencari tahu keberadaan dirinya hingga saat ini.

Dira yang melihat perubahan wajah Celina, menjadi sedih, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Lili, apa kamu ingin melihat wajah suamiku? Kebetulan sekali foto pernikahan kami telah selesai dibesarkan dan di bingkai. Yuk kita ke ruang tamu," ajak Dira.

Celina menarik napas dan berusaha menepis semua bayangan tentang Yusuf. Mungkin bayi dalam kandungannya ini hadir agar dia mau berubah dan meninggalkan dunia hitam.

Dira memegang tangan Celina ketika berjalan menuju ruang tamu. Sudah tak sabar ingin memamerkan foto pernikahannya.

Langkah Celina terhenti saat melihat foto yang terpasang di dinding ruang tamu. Dia merasa sangat mengenal wajah pengantin prianya.

Untuk memastikan penglihatannya, Celina maju lebih dekat. Dia melepaskan pegangan tangan Dira. Dadanya berdetak sangat cepat setelah melihat foto itu dari dekat.

"Yusuf ...."

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

ya Allah begitu berat cobaan buat Celina... semoga Celina cepat dapat kebahagian dari mana pun itu datang nya... tp aq berharap Yusuf tetap mencintai Celina sampai kapan pun...

2024-06-06

1

Lovita BM

Lovita BM

jgn sampai yg mengetahui Celina dirumah Dira maknya Yusuf dulu ,bisa berabe dan diusir dimaki habis²an yu Celina

2024-05-23

0

🟢🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅢🅦🅔🅔🅣ᵃⁿᵍᵍᶦ

🟢🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅢🅦🅔🅔🅣ᵃⁿᵍᵍᶦ

duuhhh.. kira² Dira denger gak ya lili mengucapkan kata Yusuf, semoga aja gak, kalo sampai Dira dengar bisa bahaya buat lili dan bayi dalam kandungan nya

2024-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!