Bab Dua Belas

Di tempat berbeda, seorang wanita sedang tertidur di kamarnya yang sempit. Rumah kontrakan yang sangat sederhana, dengan dapur masih beralaskan tanah.

Sejak pergi dari kota, Celina memutuskan pergi ke desa terpencil ini. Dengan berbekal uang tabungan yang dia miliki. Dia berusaha menghemat semua uangnya. Terkadang dia membantu seorang bidan membersihkan rumah, dan akan diberikan uang secukupnya.

Celina mencoba bangun dari tidurnya. Sudah satu minggu dia merasa tak enak badan. Kepala pusing, dan sering merasakan mual.

Celina duduk termenung di tepi ranjangnya. Rasanya seperti ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Dia merasa sangat pusing belakangan ini, bahkan sempat pingsan kemarin. Pikirannya menjadi semakin gelap saat pusing melanda.

Celina kembali merasakan pusing yang semakin parah.

"Ah, kepala ini rasanya mau pecah! Apa ya yang sebenarnya terjadi denganku," gumam Celina pada diri sendiri.

Celina merasa tidak memiliki pilihan selain pergi ke bidan kampung di desanya. Dia berharap bidan tersebut bisa memberikan pegangan dan meringankan pusing yang selalu menyiksanya seminggu belakangan ini.

Celina lalu mengganti bajunya. Dia akhirnya memutuskan untuk mendatangi seorang bidan yang sudah dia kenal. Bidan itu sering membantunya dan memberikan makanan.

Dengan perasaan tidak enak hati, Celina berjalan ke bidan kampung. Sesampainya di sana, dia disambut oleh seorang bidan yang ramah.

"Selamat datang, Celina. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Bu Bidan. Bu Bidan kebetulan sudah kenal dengannya, karena setiap membutuhkan obat, wanita itu selalu datang ke sana.

"Bu, seminggu ini aku sering merasa pusing dan mual. Kenapa ya?" tanya Celina.

"Apa kamu sudah datang bulan?" tanya Bu Bidan dengan suara lembut.

Celina terdiam dan berpikir. Dia baru ingat, seharusnya datang bulan seminggu yang lalu. Hingga hari ini dia belum mentruasi.

"Sepertinya aku sudah telah satu minggu, Bu!" jawab Celina dengan suara pelan.

Bu Bidan itu tampak tersenyum. Dia lalu berdiri dari duduknya. Berjalan menuju lemari dan mengambil tespek. Dia memberikan benda itu pada Celina.

"Coba kamu tes dulu," ucap Bu Bidan.

"Aku kurang paham cara pakainya, Bu. Apakah aku hamil? Kenapa Bu Bidan minta aku melakukan tes ini?" tanya Celina dengan gugup.

"Kita coba tes dulu. Ibu juga tak bisa memastikan apakah kamu hamil atau bukan!" jawab Ibu Bidan dengan ramah.

Celina tampak sedikit syok. Dia takut jika apa yang dikatakan sang bidan adalah kenyataan. Apa yang akan dia lakukan jika itu benar adanya.

"Kamu tampung urine di wadah ini. Jika urine sudah tertampung, celupkan test pack ke wadah hingga di bawah garis batas. Tunggu 5-10 detik sebelum mengangkat test pack-nya. Bawa lagi ke sini. Biar kita lihat hasilnya," ucap Bu Bidan menjelaskan.

"Baik, Bu." Celina menjawab dengan lemah.

Celina masuk ke kamar mandi di tempat praktek Bu Bidan. Beruntung belum ada pasien yang lain karena memang masih sangat pagi. Baru jam tujuh pagi.

Setelah melakukan apa yang dikatakan Bu Bidan, Celina membawa hasil tespek ke hadapan wanita itu. Dia memberikan dengan hati berdebar.

"Kita tunggu lima menit untuk hasil yang akurat," ucap Bu Bidan.

Celina tampak gugup dan gelisah. Dia takut jika memang hasilnya positif.

"Jika memang aku hamil, berarti itu anak Yusuf. Apa yang harus aku lakukan? Apakah dia percaya jika itu darah dagingnya?" tanya Celina pada diri sendiri.

"Selamat, Celina. Kamu positif hamil," ucap Bu Bidan.

Tubuh Celina terasa lemah mendengar ucapan Bu Bidan. Dia tak menyangka jika hubungannya dengan Yusuf akan menghasilkan benih. Bukannya dia tak mau menerima darah dagingnya, tapi situasi begini tak memungkinkan dia hamil.

Air mata tak bisa Celina bendung lagi. Bagaimana nasib anaknya kelak jika dia lahir dan menanyakan siapa bapaknya.

"Apakah aku bisa menggugurkan kandungan ini, Bu?" tanya Celina dengan suara pelan.

"Celina, kenapa harus digugurkan? Banyak di luar sana ibu-ibu berjuang untuk hamil. Ini anugerah. Kamu seharusnya bersyukur karena diberi keturunan," ucap Bu Bidan.

Bu Bidan mencoba menasehati. Bukan kali ini saja dia menghadapi wanita muda yang ingin menggugurkan kandungan.

Celina akhirnya menerima saja apa yang Bu Bidan katakan. Namun, masih ada terbersit dihatinya untuk tetap menggugurkan kandungannya. Bu Bidan memberikan resep berupa vitamin.

Dengan langkah gontai, Celina berjalan menyusuri jalanan kampung. Beruntung di tempat dia tinggal tak banyak penduduk. Rumah juga jarang.

Celina berhenti di tepi jalan sepi. Dia terduduk di pasir. Tangisannya pecah. Dadanya terasa sesak karena dari tadi menahan tangis.

Celina memukul dadanya agar sesak itu hilang. Dia tak tahu lagi apa yang akan dia lakukan. Kembali ke kota dan menemui Yusuf, dia takut pria itu tak percaya jika dia mengandung darah dagingnya. Sebagai wanita malam dia yakin orang-orang pasti akan meragukan pengakuannya.

Namun, Celina yakin betul jika itu anak Yusuf. Hanya dengan pria itu dia melakukan hubungan tanpa pengaman.

Ya Tuhan, biarkan kali ini aku tenggelam dalam sedihku. Aku lelah berpura-pura bahwa aku baik-baik saja. Izinkan aku hancur lebur bersama kesakitan yang selama ini aku tahan. Sekali saja Tuhan, jangan memandang aku kuat. Dan berhenti memaksa aku selalu semangat dan ikhlas menerima semua ini. Bagian mana yang belum kau uji aku, Tuhan. Keluarga aku tak punya, pekerjaan, aku hanya wanita hina dan bekerja sebagai wanita malam. Hubungan, saat aku mencintai seseorang, aku juga harus rela melupakan dan melepaskannya. Semua telah kau uji padaku. Di titik paling bawah pun sudah aku lewati. Boleh nggak Tuhan, aku minta bagian bahagianya? Kapan itu tiba?

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

tunggulah Celin bahagia akan datang pada waktunya...mungkin anak itu yg akan membawa kebahagiaan untuk ibu tercintanya

2024-06-05

1

Dwi MaRITA

Dwi MaRITA

alhasil.... dlm kebimbangan.... celina pun pasrah.... dengerin tuh nasehat bidan, jalanin dg lapang.... celina pasti bisa.... semangat 💪💪💪💪💪

2024-05-21

0

🟢🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅢🅦🅔🅔🅣ᵃⁿᵍᵍᶦ

🟢🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅢🅦🅔🅔🅣ᵃⁿᵍᵍᶦ

jangan sampai kamu menggugurkan kandunganmu celana, dia gak berdosa dan dia adalah darah daging kuda dengan yusuf..

2024-05-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!