Part 2 Jatuh Cinta

Dari siang tadi, aku berada di rumah Rani. Aku menemaninya karena papahnya lembur sampai malam. Dia ini penakut sekali, sama seperti aku sebenarnya.

"Ran, Wira jadi asdos di kelasku tadi ...," kataku sambil mencomot camilan yang sudah hampir habis.

Kami sedang ada di kamar Rani dan asyik membaca buku yang kami pinjam di Perpus.

"Oh ya? Terus? Kamu seneng dong, ngeliatin dia terus. Haha …." tawanya menggelegar bagai badai.

"Kamu nih ... kalo ngomong suka benar aja. Hehe." Dia memang tau apa yang kupikirkan.

"Btw, Nay, kok kamu bisa naksir dia? Kalo dari segi tampang nih, gantengan si Beni deh perasaan. Beni juga tajir, pinter, wah perfecto banget deh, Nay. Kok bisa sih kamu tolak cowok kayak Beni? Malah naksir Wira, cowok aneh misterius itu?" tanya Rani heran.

"Entahlah, aku nggak tahu. Sejak ketemu dia tadi, gimana gitu ya, Ran. Aku belum pernah ngerasain gini sebelumnya. Dia unik," kataku sambil melamunkan Wira.

"Tapi, Nay. Kamu hati-hati loh. Aku udah peringatin ya, sama kamu, dia aneh, misterius. Kalau bisa sih, kamu lupain dia, itu pun kalau bisa," saran Rani serius.

Tin…. tin …

Suara klakson mobil dari halaman Rani.

"Papahku udah pulang deh, kayanya."

Aku melihat jam tanganku. Sudah cukup malam juga, ya.

"Ya udah, aku balik ya, Ran. Ada tugas nih," kataku lalu beranjak dari dudukku.

"Diantar ya, Nay. Bentar aku bilang papah," kata Rani.

"Eh, enggak usah, Ran. Aku naik taksi aja. Lagian, kasian papah kamu, capek pasti pulang kerja. Ya udah ya, see you ...," kataku lalu keluar kamar Rani. Sebelumnya, aku cipika cipiki dulu sama rani.

Sampai di teras, papah Rani masih di sana, sedang menerima panggilan telpon.

"Om, saya permisi mau pulang dulu," pamitku ke papahnya Rani.

"Oh iya, Nay. Makasih ya, udah nemenin rani. Kamu pulang naik apa?" tanya papahnya Rani.

"Naik taksi, Om."

"Saya antar aja gimana? Udah malam, loh?" tawar papahnya Rani ramah.

"Gak usah, Om. Nayla mau mampir juga ini. Makasih tawarannya, kalau gitu Nayla permisi dulu ya, Om."

"Ya sudah, hati-hati, Nay."

Lalu, aku berjalan keluar menuju gerbang rumah Rani. Rumah ini memang besar sekali. Sebenarnya ada seorang pembantu dan tukang kebun. Hanya saja, Rani yang kelewat manja, mintanya ditemenin aku.

Sampai di luar gerbang, kuedarkan pandanganku di jalan, tapi taksi tak kunjung lewat.

Akhirnya, aku berjalan sambil mencari taksi. Malam memang sudah larut, agak takut sebenarnya. Namun, mau bagaimana lagi? Aku harus segera sampai kostku. Ada tugas untuk besok. Kalo nggak ngerjain, bisa-bisa aku dapet nilai D.

Saat aku berjalan di tempat yang agak sepi, kulihat ada beberapa gerombol pria yang sedang duduk di pinggir jalan. Perasaanku tak enak. Ingin balik, namun rumah Rani sudah jauh. Kalau meneruskan, aku takut mereka akan berbuat hal buruk kepadaku. Biasanya, kalau gerombolan cowok gitu pasti jelalatan kalo liat cewek jalan sendirian. Akhirnya, aku nekat berjalan melewati mereka. Semoga, mereka hanya duduk saja di sana.

Saat hampir melewati mereka, langkahku dihentikan seseorang di depanku.Salah satu dari mereka menghalangi jalanku.

"Mau kemana, cantik?" tanyanya.

Aku berusaha menghindar. Namun, yang lain malah ikut mendekat. Karena situasiku buruk, aku berusaha melawan. Kuinjak kakinya dan kutendang kemaluannya dengan keras, sehingga ia jatuh tersungkur. Karena ada kesempatan bagus, aku berlari menjauh dari mereka.

"Sialan! Kejar tuh cewek!" kata salah seorang dari mereka.

Mendengar itu aku makin mempercepat lariku.

"Tolong! Tolong!" teriakku ketakutan.

Aku terus berlari. Namun, langkah mereka jauh lebih cepat dariku. Dan benar saja, mereka dapat meraihku dengan cepat. Rambutku ditarik dengan kencang, hingga aku jatuh tersungkur di trotoar jalan.

"Auw... aduh..."

"Haha.. kamu ngapain lari?" tanya salah satu dari mereka dengan memandang rendah padaku.

"Mau apa kalian? Aku teriak nih!" ancamku.

"Teriak saja. Mana ada yang akan menolongmu!" Mereka menatapku jenaka, seolah aku sedang melontarkan sebuah lelucon.

" Tolong! Tolong!" teriakku lagi.

Saat salah satu dari mereka menarikku dengan kasar kepelukannya, aku berontak.

"Lepas!" Suaraku bergetar, karena aku sudah benar-benar ketakutan. Bahkan, bajuku sudah robek karena ditarik dengan kasar oleh mereka.

Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan?

"Heh, lepaskan dia!" Suara seseorang terdengar di telingaku. Ah, aku mengenali suara ini. Namun, aku berbalik untuk memastikan.

"Kak Wira?" aku kaget mendapati Wira berdiri di hadapanku.

"Kamu nggak apa-apa, Nay?" tanyanya dengan nada datar, namun wajahnya menunjukkan raut khawatir.

"Tolong aku kak!" rengekku dengan suara yang sudah bergetar. Aku benar-benar takut.

"Kamu tenang aja, Nay. Aku pasti nolongin kamu." katanya lembut.

Aku hanya bisa mengangguk. Mataku sudah berkaca-kaca.

"Kalau kalian tidak melepasnya, aku jamin kalian akan menyesal!" ancam Wira dengan tatapan tajam ke arah preman-preman itu.

"Banyak omong lo! Hajar!" teriak salah satu dari mereka.

Mereka maju bersamaan dan bersiap menghajar Wira. Kulihat Wira tidak gentar, padahal mereka membawa senjata tajam juga.Aku yang melihatnya malah khawatir. Aku takut dia celaka karena menolongku.

Namun, apa yang kulihat malah membuatku tercengang. Dengan mudahnya, Wira menghajar mereka satu persatu sampai mereka tak bergerak lagi.Sisanya, tinggal pria yang memegangiku sekarang.

"Pilih lepasin dia atau aku bikin kamu sengsara kayak mereka?" ancam Wira serius.

Dia melepaskanku dengan ketakutan, lalu berlari meninggalkan kami. Aku masih bingung dan takut. Wira mendekatiku, lalu melepas jaket yang dipakainya dan memakaikannya padaku.

"Kamu nggak apa-apa?" tanyanya lembut, sambil menghapus air mata yg sudah membanjiri pipiku.

Kini, Wira terlihat lebih lembut. Berbeda dari saat kami di kampus tadi, dia terlihat dingin. Aku hanya mengangguk, rasanya aku tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun sekarang.

"Ya udah, aku antar kamu pulang."

Lalu, dia menggandeng tanganku menuju sebuah motor sport yang terparkir di pinggir jalan. Dia memakaikan helmnya padaku.

Sedangkan aku hanya diam saja dari tadi.

"Ayo naik!" perintahnya.

Lalu, aku menaiki motornya.

"Pegangan, Nay … nanti kamu jatuh"

Aku pun berpegangan pada pinggang Wira dengan sungkan. Wira malah menarik tanganku dan membuatku memeluknya dari belakang.

"Pegangan yang kencang ya!" perintahnya.

Aku pun menurut. Rasanya nyaman, saat berada di dekatnya. Aku bahkan bersandar di punggungnya. Dalam perjalanan ke kostku, aku hanya diam menikmati moment ini. Rasanya, aku ingin terus begini.

Tak lama, Wira berhenti.

"Hei, udah sampai. Kamu tidur, Nay?" tanyanya sambil sedikit menggoyang-goyangkan tubuhku.

"Hah? Sampai? Kok cepat banget?" tanyaku heran.

"Kamu maunya lama? Oke, kita putar lagi gimana?" tanyanya dengan nada melucu.

"Hehe, enggak usah." Lalu, aku segera turun. Suasana hatiku sudah lebih baik kali ini.

Tunggu!

Aku memang sampai di kostku dengan selamat. Tapi,darimana dia tahu kalau aku kost di sini? Perasaan, aku belum memberitahunya.

"Eh, Kak Wira. Kok tahu aku kost di sini? Perasaan, aku belum bilang deh?" tanyaku heran.

Kulihat Wira agak kaget dengan pertanyaanku.

"Kamu lupa? Tadi kamu bilang, kalau kost kamu di sini." katanya.

Namun, aku tahu dia berbohong.

Aku tidak mungkin lupa, dia belum bertanya apapun sepanjang perjalanan tadi.

"Masa sih? Hm, ya udah deh," kataku pasrah. Aku malas berdebat. Rasanya badanku masih bergetar karena takut akan kejadian tadi.

"Ya udah, masuk gih. Udah malem," katanya.

"Iya. Aku masuk ya, makasih udah nolongin aku," kataku lalu berbalik hendak masuk.

Entah kenapa kakiku lemas sekali, sehingga langkahku malah membuatku terjatuh.

"Aduh …."

Wira turun dari motornya. Lalu, ia membantuku berdiri.

"Kenapa?" tanyanya bingung.

"Kakiku lemas. Aku masih takut," jawabku jujur.

Dia tersenyum sangat manis. Baru kali ini, aku melihatnya tersenyum semanis ini.Tanpa bertanya terlebih dulu, dia langsung membopongku ala bridal style. Lalu ia membawaku masuk ke dalam.

"Kamar kamu yang mana?" tanyanya.

"Lantai atas," kataku sambil berpegangan di lehernya. Aku memandanginya terus. aku tahu dia menyadarinya. Namun, dia tidak bereaksi apa-apa dan tetap berjalan menuju kamarku di lantai atas.

"Kamar nomor berapa?" tanyanya.

"10."

Saat sampai di depan pintu kamar kostku, dia diam.

"Kamu mau masuk ke dalam atau mau terus memandangiku? Asal kamu tahu, kamu berat banget," katanya tanpa memandang ku.

"Eh, maaf, hehe. Berat ya?" Lalu, aku turun dari gendongannya.

Kucari kunci kamarku di dalam tas. Lalu segera kubuka pintu kamar kostku. Kostku ini memang termasuk kost yang bebas, jadi tidak masalah jika aku membawa teman laki-laki masuk ke dalam.

Ceklek.

Pintu terbuka, Wira masih menatap kamar kostku. Entah apa yang dia pikirkan.

"Mampir dulu kak?" tanyaku basa basi.

"Oke." Dia langsung masuk dan tiduran di ranjangku.

Padahal, tadi aku cuma basa basi.

"Eum, mau minum apa kak?" tanyaku canggung.

"Kopi."

"Oke, sebentar." Lalu, aku segera membuatkannya kopi.

Kamarku ini memang komplit, ada kompor juga. Karena, aku memang lebih suka masak sendiri dari pada membeli matang.

Secangkir kopi dan segelas susu hangat sudah kubuat dan kutaruh di meja.

Wira beranjak menuju jendela, dia seperti mengecek jendelaku. Lalu, ia berjalan lagi ke balkon kamarku.

"Kamu sering lupa kunci pintu balkon ya, Nay?" tanyanya.

"Eum, iya sih, lupa kadang. Tapi aman kok, Kak," kataku sambil meneguk susu hangat yang kubuat tadi.

Dia melongok ke bawah dan mengedarkan pandangannya ke sekitar. Tak lama, dia menutup pintu itu dan menguncinya.Dia kemudian berjalan menuju ke arahku, lalu duduk sambil menyambar kopi yg baru kubuat.

"Eh, panas ...," ucapku pelan.

Namun, aku kaget karena dia sudah meneguk kopinya bahkan habis setengah cangkir lalu menatapku.

"Nggak panas kok," katanya sambil menaikkan kedua alisnya.

Serius? Enggak panas? Itu baru matang loh kopinya, dan airnya tadi mendidih. Tapi, dia meneguknya seperti minum air putih saja.

"Bengong lagi nih anak," katanya.

"Hah? Ah, enggak. Kamu hebat kak, itu kopi baru matang loh," kataku masih memandangnya tak percaya.

"Udah dingin, Nay. Gak percaya?" tanyanya.

"Enggak," jawabku polos.

"Haha. Kamu lucu ya, Nay," katanya sambil terkekeh.

"Lucu? Emang aku badut?" tanyaku sambil manyun.

"Ih jelek deh, bibirnya manyun kaya Donald. Coba aku ukur pake penggaris, berapa panjangnya," katanya sambil sok sibuk mencari penggaris.

Diraihnya penggaris di meja dekat laptopku, lalu dia benar-benar mengukurnya.

"Ulangin coba?" pintanya.

"Ah, Kak Wira!" Aku memukul dadanya pelan. Sedangkan, ia tertawa sambil berusaha menahan tanganku.

"Oke, oke. Sorry, Nay. Becanda," katanya.

Lalu, mataku dan matanya bertemu dalam jarak yang cukup dekat.Tawanya berhenti, berganti dengan pandangan mata yang tajam. Aku pun menghentikan pukulanku, lalu menunduk malu.

"Ya udah, aku balik sekarang ya, Nay," katanya.

Sepertinya, dia juga merasa sungkan.

"Oh iya kak, makasih ya."

"Oke." Lalu, dia berjalan keluar dari kamarku.

"Kak, jaketnya," kataku lalu melepas jaket yang kupakai.

"Oh iya, aku lupa. Sampai ketemu besok di kampus, Nay." Dia mendekat ke wajahku, membuat jantungku berdegup dua kali lebih cepat, bahkan tiga kali lebih cepat, mungkin.

Cup ...

Dia mencium keningku, lalu membelai pipiku lembut. Jika hatiku terbuat dari es krim, mungkin aku sudah meleleh karena perlakuan darinya.

"Kamu hati-hati," katanya lembut lalu pergi meninggalkanku.

Astaga, dia mencium keningku? Ya ampun...

Aku masuk ke kamar, lalu berlari ke balkon. Kulihat dia dari balik pintu balkon yang memang terbuat dari kaca.Aku melihatnya berjalan ke arah motornya, lalu menatapku dan tersenyum. Dia juga melambaikan tangannya dan pergi melesat dengan motornya.

Dia, sebenarnya apa yang dia lakukan? Kenapa dia melakukan itu kepadaku? Apa maksudnya menciumku seperti tadi?

"Argh!" teriakku frustasi.

Terpopuler

Comments

liani purnapasary

liani purnapasary

😍😍😍😍jngn 2 Wira indigo bisa liat masa depan.🤔🤔seru ahh

2023-10-08

0

senja

senja

genre roman kah ini? kayak gak kuat utk tau misterimya. . .

2022-03-05

1

Endanks

Endanks

masih nyimak teruuuuuuuus masih semangat,✊

2021-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Pertemuan
2 Part 2 Jatuh Cinta
3 Part 3 Jalan bareng
4 Part 4 Rumah Wira
5 Part 5 Ungkapan Hati
6 Part 6 Cemburu
7 Part 7 Jadian
8 Part 8 Surat misterius
9 Part 9 Teror
10 Part 10 Zaki
11 Part 11 Wira vs Zaki
12 Part 12 Pulang
13 Part 13 Masa Lalu
14 Part 14 Break
15 Part 15 Big Hug
16 Part 16 Balikan
17 Part 17 Kota Nayla
18 Part 18 Home
19 Part 19 Sekar adalah Nayla
20 Part 20 Pasar Malam
21 Part 21 Sena
22 Part 22 pindahan
23 part 23 Saat terakhir
24 part 24 Tanpamu
25 Part 25 Work
26 Part 26 Wisnu
27 Part 27 Ramen
28 Part 28 Breakfast Romantis
29 Part 29 Move On
30 Part 30 Hidup Baru
31 Part 31 Penguntit
32 Part 32 Apartment Wisnu
33 Part 33 Rumah wira
34 Part 34 Latian
35 Part 35Kantor
36 Part 36 Penculikan
37 Part 37 Penyelamatan Rani
38 Part 38 Pulang
39 Part 39 Buku Sekar
40 Part 40 Dua hati
41 Part 41 serangan
42 Part 42 cemburu
43 Part 43 Gio
44 Part 44 Rumah Dewa
45 Part 45 Masa Lalu
46 Part 46 kamu
47 Part 47 Dilema
48 Part 48 Wisnu resign
49 Part 49 Bos Baru
50 Part 50 pegawai Baru
51 Part 51 Bantuan
52 Part 52 Rahasia
53 Part 53 Serangan besar
54 Part 54 Hidup Baru
55 Part 55 Prolog(Pancasona 3)
56 Part 56 Abimanyu Maheswara
57 Part 57 Terkuak
58 Part 58 Ellea
59 Part 59Taman
60 Part 60 Penyergapan
61 Part 61 Rumah Elang
62 Part 62 Kembali Aktifitas
63 Part 63 Janin Kalla
64 Part 64 Vin
65 Part 65 kemunculan Kalla di desa Vin
66 Part 66 Pulau titik nol kehidupan
67 Part 67 Wira
68 Part 68 Teror di rumah John
69 Part 69 Tato
70 Part 70 simbol Aldabaro
71 Parr 71 kantor Elang
72 Part 72 Lian dan Ayu?
73 Part 73 Penyerangan
74 Part 74 lorong rahasia
75 Part 75 Cairan aneh
76 Part 76 rahasia Kallandra
77 Part 77 Nayaka
78 Part 78 Arkie
79 Part 79 Peperangan di mulai
80 Part 80 portal kristal
81 Part 81 Akhir kisah
82 Part 82 Desa Abimanyu
83 Part 83 Nabila
84 Part 84 perkenalan
85 Part 85 Maya
86 Part 86 Riki kembali
87 Part 87 Risna terancam
88 Part 88 Iblis bertubuh manusia
89 Episode 89 Bertemu Eliza
90 Part 90 jebakan
91 Part 91 Feliz Hernanda
92 Episode 92 penculikan
93 Episode 93 Bisma
94 Episode 94 Bisma di mana?
95 Part 95 Rahasia
96 Part 96 Mayat
97 Part 97 Bisma kabur
98 Part 98 Giska dan Asrama
99 Episode 99 Teror Asrama
100 part 100 penyelidikan
101 part 101 tabir rahasia
102 part 102 kebakaran
103 Part 103 serangan
104 Part 104 Musuh Lama
105 Part 105 Pengorbanan Bajra
106 Part 106 Tim yang sempurna
107 Part 107 Rahasia besar
108 Part 108 Perang dimulai
109 Episode 109 End
110 Part 1Ellea (Chapter 5)
111 Part 111 San Paz
112 Part 112 Harapan
113 part 113 Ca' Dorin Apartments
114 Part 114 Girl friend demigod?
115 Part 115 California
116 Part 116 Allea dan Ellea
117 Part 117 Murano
118 Part 118 Rumah Allea
119 Part 119 Alan Cha
120 Part 120 I love you
121 Part 121 Latin Kings
122 Part 122 Penggrebekan
123 Part 123 Kematian
124 Part 124 Adventure Game
125 Part 125 pulang
126 Part 126 teror
127 Part 127 Home
128 Part 128 Faizal ...
129 Part 129 BIN
130 Part 130 Kapten Nicholas
131 Part 131 Heru
132 Part 132 Kampung Ambon
133 Part 133 Kehilangan
134 Part 134 Ryuji, Gio dan Airen.
135 Part 135 jebakan
136 Part 136 pencarian Abimanyu
137 part 137 Bertemu Adelia Betharista
138 part 138 adventure game
139 part 139 Allea cemburu
140 Part 140 Penyelesaian
141 Part 141 warewolf?
142 Part 142 Malam yang Mencekam
143 Part 143 Kemunculan werewolf
144 Part 144 Rendra
145 Part 145 penemuan mayat, lagi?
146 Part 146 kedatangan Ellea
147 Part 147 Momen romantis
148 Part 148 serangan besar-besaran
149 Part 149 Siapa sebenarnya Yudistira?
150 Part 150 Sudut gelap kehidupan
151 Part 151 a Maid of Archangel
152 Part 152 Simbol yang hilang
153 Part 153 kerja sama
154 Part 154 the watcher
155 Part 155 Akhir yg baik
156 Part 156 a dreams
157 Part 157 Pertengkaran Ellea dan Abi
158 Part 158 Iblis
159 Part 159 Kedatangan para iblis
160 Part 160 Vin kerasukan
161 Part 161 Nephilim
162 Part 162 Raven
163 Part 163 Darah suci
164 Part 164 Lhasa
165 Part 165 Amon
166 Part 166 Masa lalu Arya
167 Part 167 Samael
168 Part 168 Wira muncul ke bumi
169 Part 169 Pertemuan Nayla dan Arya
170 Part 170 Tato Archangel
171 Part 171 Simbol ANKH
172 Episode 172 Kemunculan Wira
173 Part 173 Sekte sesat
174 Part 174 Joging
175 Part 175 Bu Rahayu
176 Part 176 Berakhirnya sekte sesat
177 Part 177 DHAMPIRE
178 Part 178 Kecurigaan Nayla
179 Part 179 Penculikan
180 Part 180 pengakuan Rian
181 Part 181 Rian tewas
182 Part 182 Azazil
183 Part 183 Ungkapan perasaan
184 Part 184 Reuni keluarga
185 Part 185 Perjalanan pertama
186 part 186 Desa Angikuni
187 Part 187 misteri Desa Angikuni
188 Part 188 Galiyan
189 Part 189 Hilang
190 Part 190 Danau aneh
191 Part 191 Hans dan Jean
192 Part 192 Ingatan yang kembali
193 Part 193 lintah Vlad
194 Part 194 Rahasia home stay
195 part 195 rumah kutukan
196 Part 196 Insula Mortem
197 Part 197 Mercusuar hantu
198 Part 198 Kastil Archanum
199 Part 199 Blue Hole
200 Part 200 Blue Hole end
201 Part 201 Jorogumo
202 Part 202 Pernikahan Ellea dan Abimanyu
203 Part 203 Timbuktu
204 Part 204 Gerbang gaib
205 Part 205 Hutan Rougarou
206 Part 206 Akhir kisah
207 Part 1 New season (SMU MOORTUS 116)
208 Part 2 Mama
209 Part 3 Danau Misterius
210 Part 4 Camping horor
211 Part 5 Jiwa yg hilang
212 Part 6 serangan di rumah
213 Part 7 Misteri di sekolah
214 Part 8 Rumah Kak Rayi
215 Part 9 makhluk lain di sekolah
216 Part 10 Djin
217 Part 11 Menjemput jiwa
218 Part 12 Abitra, sahabat baru Kak Rayi
219 Part 13 Kepergian Kak Faza
220 Part 14 Sabrina
221 Part 15 cemburu
222 Informasi
223 Part 16 Perang dingin
224 Part 17 Puncak emosi
225 Part 18 Tanpamu
226 Part 19 Ilmu hitam
227 Part 20 Santet
228 Part 21 Pertandingan basket
229 Part 22 Menjenguk Sabrina
230 Part 23 Penguntit
231 Part 24 Kalimantan
232 Part 25 Mariaban
233 Part 26 Teror di rumah om Dewa
234 Part 27 Dagon
235 Part 28 Papa ke mana?
236 Part 29 Hutan
237 Part 30 Kemah
238 Part 31Bala bantuan
239 Part 32 Terpisah
240 Part 33 Pemanah
241 Part 34 Papa
242 Part 35 Penyergapan
243 Part 36 Gua
244 Part 37 pulang
245 Part 38 Home
246 Part 39 Rumah Kak Rayi
247 Part 40 Undead
248 Part 41 Angelina bangkit
249 part 42 akhir kisah
250 AMANDA
251 2. Masa Lalu
252 3. Rindu
253 4. Menantang iblis
254 5. Benci tapi rindu
255 6 menunggumu..
256 7. makin dekat
257 8. Teror lagi
258 9. perkelahian
259 10. Anak Haga
260 11. Jalan jalan
261 12. Sarah
262 13. Manda Kesal
263 14 karena ku sayang kamu
264 15 emosi yang berlebihan
265 16 serangan yang semakin intens
266 17 . Sebuah takdir, kah?
267 18. kericuhan
268 19.cemburu
269 20. menyegel amon
270 21. Menjemput Amanda
271 22. Amanda meninggal?
272 23. 30 tahun kemudian...
273 24. Fauzan kesurupan
274 25. Apri kesurupan
275 26. Mulai terkendali
276 27. Makhluk aneh
277 28. Disesatkan
278 29. seseorang di atas sumur
279 Back
280 30. Melarikam diri
281 31. Ayah Rea
282 32. Terpencar
283 33. pulang
284 34. kisah masa lalu
285 35. astral projection
286 36. Sosok di rumah Leni
287 37. Teror di rumah
288 38 buhul sihir
289 39. Rencana kembali ke hutan
290 40. kisah sumur tua
291 41. ritual ilmu hitam
292 42. Kembali ke hutan
293 43. Fauzan terluka
294 44 Berpencar
295 45 Pertemuan di sungai
296 46. Cahaya Harapan
297 47. Desa Tabuk Hilir
298 48. Makan siang di desa
299 49. kamar mandi horor
300 50. Desa Hantu
301 51. Tragedi desa Riri
302 52. Kehidupan Riri Sebelummnya
303 53. kabur dari mayat hidup
304 54. Hutan tempat tinggal Riri
305 55. Kisah kematian orang tua Riri
306 56. Terluka
307 57. Bertemu Pak Wiryo
308 58. Penyelamatan
309 59. Akhir Kisah Jaka
310 60. Perjalanan pulang
311 61. Nama yang sama
312 62. Fauzan mengamuk
313 63. serangan lagii
314 64. Fauzan terkalahkan
315 65 Apri di sandera
316 66. melakukan penyerangan
317 67 pertarungan Raja
318 68. Gadis yang menarik
319 69. Pulang ke Jakarta
320 70 Kesibukan di kampus
321 71. gangguan di rumah Leni
322 72. Hagana Ternyata....
323 73 Sarapan Bersama Raja
Episodes

Updated 323 Episodes

1
Part 1 Pertemuan
2
Part 2 Jatuh Cinta
3
Part 3 Jalan bareng
4
Part 4 Rumah Wira
5
Part 5 Ungkapan Hati
6
Part 6 Cemburu
7
Part 7 Jadian
8
Part 8 Surat misterius
9
Part 9 Teror
10
Part 10 Zaki
11
Part 11 Wira vs Zaki
12
Part 12 Pulang
13
Part 13 Masa Lalu
14
Part 14 Break
15
Part 15 Big Hug
16
Part 16 Balikan
17
Part 17 Kota Nayla
18
Part 18 Home
19
Part 19 Sekar adalah Nayla
20
Part 20 Pasar Malam
21
Part 21 Sena
22
Part 22 pindahan
23
part 23 Saat terakhir
24
part 24 Tanpamu
25
Part 25 Work
26
Part 26 Wisnu
27
Part 27 Ramen
28
Part 28 Breakfast Romantis
29
Part 29 Move On
30
Part 30 Hidup Baru
31
Part 31 Penguntit
32
Part 32 Apartment Wisnu
33
Part 33 Rumah wira
34
Part 34 Latian
35
Part 35Kantor
36
Part 36 Penculikan
37
Part 37 Penyelamatan Rani
38
Part 38 Pulang
39
Part 39 Buku Sekar
40
Part 40 Dua hati
41
Part 41 serangan
42
Part 42 cemburu
43
Part 43 Gio
44
Part 44 Rumah Dewa
45
Part 45 Masa Lalu
46
Part 46 kamu
47
Part 47 Dilema
48
Part 48 Wisnu resign
49
Part 49 Bos Baru
50
Part 50 pegawai Baru
51
Part 51 Bantuan
52
Part 52 Rahasia
53
Part 53 Serangan besar
54
Part 54 Hidup Baru
55
Part 55 Prolog(Pancasona 3)
56
Part 56 Abimanyu Maheswara
57
Part 57 Terkuak
58
Part 58 Ellea
59
Part 59Taman
60
Part 60 Penyergapan
61
Part 61 Rumah Elang
62
Part 62 Kembali Aktifitas
63
Part 63 Janin Kalla
64
Part 64 Vin
65
Part 65 kemunculan Kalla di desa Vin
66
Part 66 Pulau titik nol kehidupan
67
Part 67 Wira
68
Part 68 Teror di rumah John
69
Part 69 Tato
70
Part 70 simbol Aldabaro
71
Parr 71 kantor Elang
72
Part 72 Lian dan Ayu?
73
Part 73 Penyerangan
74
Part 74 lorong rahasia
75
Part 75 Cairan aneh
76
Part 76 rahasia Kallandra
77
Part 77 Nayaka
78
Part 78 Arkie
79
Part 79 Peperangan di mulai
80
Part 80 portal kristal
81
Part 81 Akhir kisah
82
Part 82 Desa Abimanyu
83
Part 83 Nabila
84
Part 84 perkenalan
85
Part 85 Maya
86
Part 86 Riki kembali
87
Part 87 Risna terancam
88
Part 88 Iblis bertubuh manusia
89
Episode 89 Bertemu Eliza
90
Part 90 jebakan
91
Part 91 Feliz Hernanda
92
Episode 92 penculikan
93
Episode 93 Bisma
94
Episode 94 Bisma di mana?
95
Part 95 Rahasia
96
Part 96 Mayat
97
Part 97 Bisma kabur
98
Part 98 Giska dan Asrama
99
Episode 99 Teror Asrama
100
part 100 penyelidikan
101
part 101 tabir rahasia
102
part 102 kebakaran
103
Part 103 serangan
104
Part 104 Musuh Lama
105
Part 105 Pengorbanan Bajra
106
Part 106 Tim yang sempurna
107
Part 107 Rahasia besar
108
Part 108 Perang dimulai
109
Episode 109 End
110
Part 1Ellea (Chapter 5)
111
Part 111 San Paz
112
Part 112 Harapan
113
part 113 Ca' Dorin Apartments
114
Part 114 Girl friend demigod?
115
Part 115 California
116
Part 116 Allea dan Ellea
117
Part 117 Murano
118
Part 118 Rumah Allea
119
Part 119 Alan Cha
120
Part 120 I love you
121
Part 121 Latin Kings
122
Part 122 Penggrebekan
123
Part 123 Kematian
124
Part 124 Adventure Game
125
Part 125 pulang
126
Part 126 teror
127
Part 127 Home
128
Part 128 Faizal ...
129
Part 129 BIN
130
Part 130 Kapten Nicholas
131
Part 131 Heru
132
Part 132 Kampung Ambon
133
Part 133 Kehilangan
134
Part 134 Ryuji, Gio dan Airen.
135
Part 135 jebakan
136
Part 136 pencarian Abimanyu
137
part 137 Bertemu Adelia Betharista
138
part 138 adventure game
139
part 139 Allea cemburu
140
Part 140 Penyelesaian
141
Part 141 warewolf?
142
Part 142 Malam yang Mencekam
143
Part 143 Kemunculan werewolf
144
Part 144 Rendra
145
Part 145 penemuan mayat, lagi?
146
Part 146 kedatangan Ellea
147
Part 147 Momen romantis
148
Part 148 serangan besar-besaran
149
Part 149 Siapa sebenarnya Yudistira?
150
Part 150 Sudut gelap kehidupan
151
Part 151 a Maid of Archangel
152
Part 152 Simbol yang hilang
153
Part 153 kerja sama
154
Part 154 the watcher
155
Part 155 Akhir yg baik
156
Part 156 a dreams
157
Part 157 Pertengkaran Ellea dan Abi
158
Part 158 Iblis
159
Part 159 Kedatangan para iblis
160
Part 160 Vin kerasukan
161
Part 161 Nephilim
162
Part 162 Raven
163
Part 163 Darah suci
164
Part 164 Lhasa
165
Part 165 Amon
166
Part 166 Masa lalu Arya
167
Part 167 Samael
168
Part 168 Wira muncul ke bumi
169
Part 169 Pertemuan Nayla dan Arya
170
Part 170 Tato Archangel
171
Part 171 Simbol ANKH
172
Episode 172 Kemunculan Wira
173
Part 173 Sekte sesat
174
Part 174 Joging
175
Part 175 Bu Rahayu
176
Part 176 Berakhirnya sekte sesat
177
Part 177 DHAMPIRE
178
Part 178 Kecurigaan Nayla
179
Part 179 Penculikan
180
Part 180 pengakuan Rian
181
Part 181 Rian tewas
182
Part 182 Azazil
183
Part 183 Ungkapan perasaan
184
Part 184 Reuni keluarga
185
Part 185 Perjalanan pertama
186
part 186 Desa Angikuni
187
Part 187 misteri Desa Angikuni
188
Part 188 Galiyan
189
Part 189 Hilang
190
Part 190 Danau aneh
191
Part 191 Hans dan Jean
192
Part 192 Ingatan yang kembali
193
Part 193 lintah Vlad
194
Part 194 Rahasia home stay
195
part 195 rumah kutukan
196
Part 196 Insula Mortem
197
Part 197 Mercusuar hantu
198
Part 198 Kastil Archanum
199
Part 199 Blue Hole
200
Part 200 Blue Hole end
201
Part 201 Jorogumo
202
Part 202 Pernikahan Ellea dan Abimanyu
203
Part 203 Timbuktu
204
Part 204 Gerbang gaib
205
Part 205 Hutan Rougarou
206
Part 206 Akhir kisah
207
Part 1 New season (SMU MOORTUS 116)
208
Part 2 Mama
209
Part 3 Danau Misterius
210
Part 4 Camping horor
211
Part 5 Jiwa yg hilang
212
Part 6 serangan di rumah
213
Part 7 Misteri di sekolah
214
Part 8 Rumah Kak Rayi
215
Part 9 makhluk lain di sekolah
216
Part 10 Djin
217
Part 11 Menjemput jiwa
218
Part 12 Abitra, sahabat baru Kak Rayi
219
Part 13 Kepergian Kak Faza
220
Part 14 Sabrina
221
Part 15 cemburu
222
Informasi
223
Part 16 Perang dingin
224
Part 17 Puncak emosi
225
Part 18 Tanpamu
226
Part 19 Ilmu hitam
227
Part 20 Santet
228
Part 21 Pertandingan basket
229
Part 22 Menjenguk Sabrina
230
Part 23 Penguntit
231
Part 24 Kalimantan
232
Part 25 Mariaban
233
Part 26 Teror di rumah om Dewa
234
Part 27 Dagon
235
Part 28 Papa ke mana?
236
Part 29 Hutan
237
Part 30 Kemah
238
Part 31Bala bantuan
239
Part 32 Terpisah
240
Part 33 Pemanah
241
Part 34 Papa
242
Part 35 Penyergapan
243
Part 36 Gua
244
Part 37 pulang
245
Part 38 Home
246
Part 39 Rumah Kak Rayi
247
Part 40 Undead
248
Part 41 Angelina bangkit
249
part 42 akhir kisah
250
AMANDA
251
2. Masa Lalu
252
3. Rindu
253
4. Menantang iblis
254
5. Benci tapi rindu
255
6 menunggumu..
256
7. makin dekat
257
8. Teror lagi
258
9. perkelahian
259
10. Anak Haga
260
11. Jalan jalan
261
12. Sarah
262
13. Manda Kesal
263
14 karena ku sayang kamu
264
15 emosi yang berlebihan
265
16 serangan yang semakin intens
266
17 . Sebuah takdir, kah?
267
18. kericuhan
268
19.cemburu
269
20. menyegel amon
270
21. Menjemput Amanda
271
22. Amanda meninggal?
272
23. 30 tahun kemudian...
273
24. Fauzan kesurupan
274
25. Apri kesurupan
275
26. Mulai terkendali
276
27. Makhluk aneh
277
28. Disesatkan
278
29. seseorang di atas sumur
279
Back
280
30. Melarikam diri
281
31. Ayah Rea
282
32. Terpencar
283
33. pulang
284
34. kisah masa lalu
285
35. astral projection
286
36. Sosok di rumah Leni
287
37. Teror di rumah
288
38 buhul sihir
289
39. Rencana kembali ke hutan
290
40. kisah sumur tua
291
41. ritual ilmu hitam
292
42. Kembali ke hutan
293
43. Fauzan terluka
294
44 Berpencar
295
45 Pertemuan di sungai
296
46. Cahaya Harapan
297
47. Desa Tabuk Hilir
298
48. Makan siang di desa
299
49. kamar mandi horor
300
50. Desa Hantu
301
51. Tragedi desa Riri
302
52. Kehidupan Riri Sebelummnya
303
53. kabur dari mayat hidup
304
54. Hutan tempat tinggal Riri
305
55. Kisah kematian orang tua Riri
306
56. Terluka
307
57. Bertemu Pak Wiryo
308
58. Penyelamatan
309
59. Akhir Kisah Jaka
310
60. Perjalanan pulang
311
61. Nama yang sama
312
62. Fauzan mengamuk
313
63. serangan lagii
314
64. Fauzan terkalahkan
315
65 Apri di sandera
316
66. melakukan penyerangan
317
67 pertarungan Raja
318
68. Gadis yang menarik
319
69. Pulang ke Jakarta
320
70 Kesibukan di kampus
321
71. gangguan di rumah Leni
322
72. Hagana Ternyata....
323
73 Sarapan Bersama Raja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!