"Betul apa yang dikatakan Angela. Dasar Cucu jelek, kamu harusnya belajar dari Angela." Ucap Nenek Elisabeth sambil menatap ke arah Angela sambil membalas senyuman Angela.
"Lihat, betapa lucu dan imutnya Angela." Sambung Nenek Elisabeth sambil masih berusaha mendorong tubuh Martinus ke arah kamarnya.
Setelah berhasil Nenek Elisabeth menutup pintu kamar Martinus kemudian menguncinya membuat Martinus mengetuk pintu kamarnya.
"Nenek, berhentilah membuat masalah." Ucap Martinus sambil masih mengetuk pintu.
"Cucu jelek, Nenek ingin menimang cicit jadi buatlah Cicit untuk Nenek." Ucap Nenek Elisabeth sambil senyum-senyum sendiri.
"Tapi Nek, Aku banyak kerjaan." Ucap Martinus dengan wajah frustrasi.
"Kamu pasti tahu kalau Nenek mempunyai penyakit yang sulit disembuhkan selama dua puluh tahun. Selama ini Nenek bergantung dengan obat-obatan yang diberikan Melani dan Gracella." Ucap Nenek Elisabeth.
"Kamu pasti tahu kalau umur Nenek tidak akan mungkin lama jadi Nenek minta berikan cicit untuk Nenek agar Nenek bisa menggendongnya." Sambung Nenek Elisabeth.
Selesai mengatakan hal itu Nenek Elisabeth menarik kunci kamar lalu pergi meninggalkan tempat tersebut. Sedangkan Martinus menatap ke arah Angela yang sedang menatap dirinya sambil tersenyum.
"Kenapa kamu mendukung perkataan Nenek?" Tanya Martinus dengan wajah kesal.
"Memangnya kenapa?" Tanya Angela balik bertanya.
"Sepertinya Tuan Muda Martinus yang bermartabat ketakutan, benar bukan?" Tanya Angela dengan suara menggoda sambil duduk di sofa dekat ranjang.
"Ini semua salahmu." Ucap Martinus.
"Salahku? Di mana salahku?" Tanya Angela.
"Kamu ...." Ucapan Martinus terpotong oleh Angela.
"Sepertinya memang benar kalau Tuan Martinus takut." Ucap Angela sambil tersenyum jahil.
"Aku takut?" Tanya ulang Martinus.
Angela hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap Martinus dengan tatapan menggoda membuat Martinus membuka kancing jasnya lalu melepaskan jasnya kemudian membuangnya secara asal.
"Udara siang ini lumayan dingin membuatku ingin ..." Ucap Martinus menggantungkan kalimatnya.
Sambil berbicara Martinus menarik dasinya kemudian membuangnya secara asal lalu berlanjut melepaskan dua kancing kemeja bagian atasnya.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Angela dengan wajah panik ketika Martinus memegang ke dua bahunya.
"Menyempurnakan pernikahan kita." Jawab Martinus dengan suara menggoda sambil mencapit dagu Angela.
"Hah." Ucap Angela dengan wajah bingung.
"Bukankah kamu tadi langsung setuju untuk memberikan cicit untuk Nenek?" Tanya Martinus sambil mengarahkan wajahnya ke arah Angela.
"Aku tidak mau!" Teriak Angela sambil berusaha mendorong tubuh Martinus.
Setelah berhasil Angel berdiri kemudian berlari ke arah ranjang lalu membalikkan badannya.
"Tuan Muda Martinus, maaf tadi Aku hanya menggodamu dan ingin membuat Nenek bahagia. Jadi Aku belum siap untuk menyempurnakan pernikahan kita." Ucap Angela memperjelas ucapannya.
"Sepertinya pelukis sang legendaris Alexander sangat suka menggodaku tapi sayangnya Aku serius." Ucap Martinus sambil berjalan ke arah Angela kemudian menerkam tubuh Angela.
"Aku tidak mau!" Teriak Angela sambil menghindar dari terkaman Martinus hingga Angela jatuh terlentang kemudian langsung duduk di sisi ranjang.
Martinus kembali menerkam Angela hingga Martinus berada di atas tubuh Angela membuat Angela berusaha mendorong tubuh Martinus.
"Ahhhh! Martinus, apa yang akan kamu lakukan? Kamu jangan main-main!" Teriak Angela sambil masih mendorong tubuh Martinus dan memalingkan wajahnya ke arah samping.
"Istriku, menurutmu apa yang ingin Aku lakukan?" Tanya Martinus sambil mendekatkan wajahnya ke arah wajah Angela.
Angela terdiam sambil masih menahan tubuh Martinus hingga Martinus mengambil jas dan dasinya yang ada di atas kepala Angela.
"Aku sama sekali tidak tertarik dengan tubuhmu yang kecil." Ucap Martinus.
Kemudian Martinus berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket. Sedangkan Angela yang mendengar ucapan Martinus langsung bangun dari ranjang dan menatap Martinus dengan tatapan kesal.
"Martinus, dasar kamu pria jelek!" Teriak Angela sambil melempar bantal ke arah Martinus.
Martinus yang tahu akan ada serangan langsung menghindar hingga bantal tersebut tidak mengenai dirinya.
Martinus menundukkan kepalanya ke arah lantai dan melihat bantal miliknya jatuh tepat di sampingnya. Martinus hanya tersenyum kemudian berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.
Hingga lima belas menit kemudian Martinus sudah selesai mandi dan memakai pakaian tidur. Martinus berjalan ke arah ranjang dan melihat Angela tidur di ranjangnya dan di bawah ranjang sudah ada selimut tebal dan bantal untuk Martinus tidur.
"Ini maksudnya apa?" Tanya Martinus sambil menatap Angela.
"Tidak bisakah kamu melihatnya? Tempat tidur ini milikku dan kamu tidur di lantai." Jawab Angela sambil menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal.
"Inilah yang harus dilakukan seorang istri jadi tidak perlu berterima kasih." Sambung Angela.
"Huh." Dengus Martinus sambil menatap Angela dengan tatapan kesal.
"Kamu adalah istri yang baik." Ucap Martinus.
"Terima kasih .... Terima kasih." Ucap Angela sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Apakah kamu membutuhkan sertifikat penghargaan? Jika iya Aku akan mengirimkan Anda sertifikat penghargaan." Ucap Martinus sambil mengambil bantal dari lantai.
"Kenapa suamiku begitu sopan? Aku tidak berharap suamiku menjadi pria yang sopan." Ucap Angela.
"Memang Tuan Muda Martinus yang merupakan CEO terkaya di negara ini dan sekaligus salah satu dari anggota keluarga besar Van Hounten sangat bermartabat dan sangat sopan. Aku sama sekali tidak menyangka suamiku ternyata seperti itu." Puji Angela sambil tersenyum.
Tanpa menjawab Martinus melempar bantalnya ke arah samping Angela kemudian melompat ke arah ranjang di samping Angela. Tubuh Martinus mendarat sempurna dan tidur terlentang kemudian menatap Angela sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Martinus, siapa yang memintamu untuk tidur di ranjang?" Tanya Angela dengan wajah kesal.
"Ini tempat tidurku dan kamu adalah istriku jadi apakah Aku salah tidur dengan istriku? Bukankah itu wajar?" Tanya Martinus sambil masih menatap ke arah Angela.
"Dasar pria mesum, turun dari ranjang!" Perintah Angela sambil mendorong tubuh Martinus.
"Tidak mau." Jawab Martinus sambil ke dua tangannya memegang ranjang agar tidak terjatuh.
"Turun!" Teriak Angela.
"Aku tidak akan turun!" Teriak Martinus.
Angela terus berusaha mendorong sedangkan Martinus menahan tubuhnya agar tidak terjatuh dengan masih memegang ke dua tangannya ke ranjang.
"Karena kamu tidak mau turun maka Aku akan memberimu tendangan pinalti. Ciattttttt!" Teriak Angela sambil menendang pinggang Martinus.
Bruk
"Akhhhhhhhh!" Teriak Martinus kesakitan ketika pinggangnya mencium lantai membuat Martinus memegang pinggangnya yang terasa sakit.
Angela kemudian duduk di sisi ranjang sambil memperhatikan Martinus yang sedang meringis menahan rasa sakit. Kemudian Martinus berdiri sambil menatap Angela dengan tatapan kesal.
"Angela Sutrisna!" Panggil Martinus dengan nada satu oktaf.
"Jika kamu mencoba tidur di atas maka Aku akan memberimu tendangan pinalti lagi." Ancam Angela tanpa ada rasa takut sedikitpun.
Martinus hanya terdiam sambil menatap Angela dengan tatapan tajam kemudian menghembuskan nafasnya dengan perlahan untuk mengurangi emosinya. Setelah agak berkurang Martinus memegang pergelangan kaki kanan Angela lalu menariknya.
"Martinus Van Hounten, lepaskan kakiku!" Teriak Angela sambil menarik kaki kanannya.
Martinus tidak mempedulikan teriakan Angela malah tangan satunya lagi memegang pergelangan kaki kiri Angela. Martinus kemudian menarik ke dua kaki Angela membuat Angela berusaha memberontak.
Hingga tanpa sengaja Martinus menginjak selimut tebal membuat Martinus terpeleset hingga terjatuh ke lantai yang sudah ada selimut tebal.
Martinus berusaha bangun sambil menarik ke dua kaki Angela hingga tubuh Angela ke tarik ke lantai di mana Martinus masih berbaring di lantai dengan beralaskan selimut tebal.
Tubuh Angela ambruk dan menimpa tubuh Martinus bersamaan bibir mereka menyatu. Angela dan Martinus sangat terkejut dengan apa yang terjadi membuat mereka diam membatu dan saling menatap tanpa melepaskan ciuman.
Hingga beberapa saat Angela tersadar dan mengangkat kepalanya sambil menatap wajah tampan Martinus dari jarak yang sangat dekat.
'Apa yang Aku lakukan? Kenapa Aku menciumnya lagi?' Tanya Angela dalam hati.
xxxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Ayu
Thor.. mau tanya nih.. siapa kah pria paruh baya yg dulu tlong angel waktu ber umur 7 thn itu. jwb ya thor. penasaran bgt aku
2025-03-04
0
Maigy Magdalena Suoth
uda sah......langsung cek in
2024-06-13
1
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
2024-05-14
0