NovelToon NovelToon

Wanita Kesayangan CEO

Awal Mula

Seorang wanita gendut terbaring penuh luka di sebuah rumah kosong di mana wanita gendut tersebut di siksa oleh sepasang suami istri. Jerit kesakitan tidak dipedulikan oleh sepasang suami istri yang tidak mempunyai rasa empati sedikitpun.

Sejak suaminya berselingkuh dengan sekretaris barunya di tambah mempunyai anak dari hasil selingkuhannya membuat mereka membawa wanita gendut tersebut bersama putrinya ke desa.

Sampai di desa di mana suaminya menarik paksa tangan istri pertamanya di sebuah rumah kosong yang sudah bertahun-tahun tidak ditempati oleh penghuninya sedangkan putri kecil mereka bermain di kebun belakang.

Hingga beberapa saat kemudian gadis kecil berumur tujuh tahun berlari ke arah mereka dengan air mata bercucuran sambil berteriak.

"Huhuhuhuhu .... Jangan berkelahi .... Jangan berkelahi ...!" Teriak gadis kecil tersebut sambil menangis.

"Berisik! Pergi!" Teriak wanita tersebut sambil mendorong gadis malang tersebut hingga terjatuh.

"Ayah, Aku mohon jangan pukul Ibuku." Mohon gadis kecil tersebut sambil memeluk kaki Ayah kandungnya dengan tangan mungilnya agar berhenti memukul Ibunya.

Duag

"Pergi!" Teriak Ayahnya sambil melepaskan pelukan gadis malang tersebut lalu menendangnya hingga terjatuh kembali di sisi Ibunya yang sudah terluka parah.

"Akhhhhh!" Teriak gadis kecil tersebut kesakitan.

"Jangan sakiti putriku! Kalian memang biadab!" Teriak wanita tersebut yang bernama Agnes.

"Dasar wanita mu ra han, jangan berteriak di depanku!" Bentak wanita itu kemudian menendang kembali Agnes.

"Suamiku, Angela adalah putri kandungmu kenapa kamu tega menyiksa darah dagingmu?" Tanya Agnes sambil memeluk tubuh mungil putri semata wayangnya tanpa mempedulikan rasa sakit pada sekujur tubuhnya.

"Memang benar Angela adalah putri kandungku tapi Aku sangat membencinya sama seperti Aku sangat membencimu karena kalian sering membuat istri kesayanganku terluka begitu pula dengan putri kesayanganku." Jawab pria tersebut tanpa mempedulikan perasaan Agnes dan Angela.

"Justru istri mudamu yang sering menyiksaku sedangkan putri kesayanganmu sering menindas putriku." Ucap wanita tersebut.

"Aku melihat dengan mataku sendiri bagaimana istri kesayanganku beberapa kali terjatuh dan terluka sambil memeluk putri kesayanganku akibat ulah kalian berdua." Jawab suaminya.

"Kamu itu seharusnya bersyukur karena Aku mau menampung kalian tapi kalian tidak tahu berterima kasih. Dasar wanita jelek dan gendut!" Bentak suaminya kemudian kembali menendang Agnes.

"Komar, hati nuranimu benar-benar sudah mati. Semua yang kamu punya hari ini, itu semua diberikan kepadamu oleh Ayah dan Ibuku. Bagaimana bisa kamu melakukan ini padaku dan juga putri kita?" Tanya Agnes sambil mengusap bibir Angela yang mengeluarkan darah segar akibat di tendang oleh mereka.

"Jangan sebutkan itu padaku lagi. Ke dua orang tuamu sudah meninggal dunia dalam kecelakaan mobil dan Aku bersedia merawat kalian tapi karena kalian tidak tahu diri membuatku terpaksa membawamu ke desa orang tuamu." Ucap Komar.

"Sekarang apa yang ingin Aku lakukan padamu adalah jangan biarkan Aku melihatmu lagi kalau tidak Aku akan melawanmu setiap kali Aku melihatmu." Sambung Komar.

"Suamiku, jangan marah-marah nanti sakit. Dia sudah menderita kanker stadium akhir dan hidupnya tidak akan lama lagi jadi lebih baik tinggalkan mereka di rumah kosong ini." Ucap istrinya yang bernama Bela sambil memeluk lengan suaminya.

"Terlebih Dia sudah sekarat jadi jangan biarkan Dia menahan amarahnya agar matinya bisa tenang." Sambung Bela.

"Istri kesayanganku memang sangat perhatian. Lebih baik kita tinggalkan mereka terlebih Belia telah menunggu kita dan merasa cemas." Ucap Komar.

Bela hanya tersenyum manis ke arah suaminya lalu mereka berdua meninggalkan Agnes dan Angela yang masih terbaring di lantai kotor dan dingin.

"Komar! Jangan pergi! Angela adalah putri kandungmu. Kamu tidak boleh meninggalkan Angela di sini karena Angela masih sangat muda!" Teriak Agnes sambil memeluk Angela.

"Komar! Bagaimana kami bisa hidup di desa tanpa ada uang sepeserpun?" Tanya Agnes sambil masih berteriak.

"Ibu." Panggil Angela.

"Angela, maafkan Ibu yang tidak bisa menjagamu karena mulai sekarang kamu akan tinggal sendirian. Jaga hidupmu dengan baik." Ucap Agnes sambil membelai pipi Angela dengan lembut.

"Uhuk ..... Uhuk .... Uhuk ..." Agnes terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah segar.

"Ibuuuuuu!" Teriak Angela.

"Ibuuuuuu! Bangun!" Teriak Angela sambil mengguncang bahu Ibunya.

Namun Agnes tidak menjawab teriakan putri kesayangannya karena Agnes sudah menghembuskan nafas terakhirnya.

Angela yang melihat Ibunya tidak bangun membuat Angela bangun kemudian berlari untuk mengejar Ayahnya untuk meminta bantuan.

Angela menghentikan langkahnya dan melihat Ayahnya sedang menatapnya sekilas lalu menatap adik tirinya sekaligus putri kesayangan Ayahnya sambil tersenyum.

"Belia, ada apa?" Tanya Komar dengan nada lembut.

"Belia, sangat mencintai Ayah." Jawab Belia.

Komar tersenyum bahagia kemudian menggendong Belia sedangkan Angela yang melihat kejadian tersebut menggenggam erat ke dua tangannya untuk mengurangi amarahnya.

"Belia, benar-benar putri kecil kesayangan Ayah. Hahahahahaha ... Ayo Sayang, kita masuk ke dalam mobil." Ucap Komar sambil tertawa bahagia tanpa mempedulikan perasaan Angela.

Mereka masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Angela yang masih menahan amarah teramat sangat terhadap mereka.

Setelah mobil tidak terlihat Angela membalikkan badannya dan berlari ke arah Ibunya yang sudah terbujur kaku.

"Ibu ... Ibu ... Jangan pergi tinggalkan Aku sendirian." Pinta Angela sambil menangis.

Tidak berapa lama datang penduduk kampung kemudian menguburkan Agnes dengan sangat sederhana.

Sejak saat itu Angela tinggal sendirian dan untuk bertahan hidup, Angela mencari barang bekas untuk di jual ke seseorang pengumpul barang bekas.

Hingga suatu ketika Angela melihat sepotong roti tergeletak di pinggir jalan membuat Angela mengambil roti kotor tersebut untuk di makan. Namun ketika hendak di makan tiba-tiba datang segerombolan anak kecil yang sangat nakal. Salah satu dari mereka menepis tangan Angela hingga roti tersebut jatuh ke got.

"Dasar pengemis kecil memungut sampah dan memakannya." Ucap anak kecil pertama.

"Seorang pengemis tidak punya Ayah dan Ibu." Sambung anak kecil ke dua.

"Pukul Dia ....Pukul Dia ... Pukul Dia!"Teriak mereka bersama-sama.

Mereka pun beramai-ramai memukul Angela membuat Angela duduk sambil memegangi kepalanya agar wajah dan kepalanya tidak lagi terkena pukulan.

Di saat kritis tiba-tiba datang seseorang dan mengusir segerombolan anak nakal tersebut membuat mereka pergi meninggalkan Angela dan orang tersebut.

"Kebaikan dan kejahatan pada akhirnya akan mendapatkan balasannya. Berjuang saja untuk datang lebih awal atau datang terlambat." Ucap pria paruh baya tersebut sambil melihat Angela yang masih menutupi kepalanya.

"Anak kecil, apakah kamu ingin menjadi muridku?" Tanya pria paruh baya tersebut.

Angela mengangkat kepalanya di mana wajahnya penuh luka dan mengeluarkan darah segar. Angela hanya menganggukkan kepalanya kemudian pria paruh baya yang baik hati menggendong Angela dan membawanya pergi dari tempat tersebut.

Pria paruh baya tersebut merawat dan mendidik Angela agar menjadi wanita kuat dan pintar agar tidak ada orang yang bisa menindasnya.

17 Tahun Kemudian

Tidak terasa Angela sudah berumur dua puluh empat tahun di mana Angela tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, sangat pintar dan baik hati.

"Ada begitu banyak pasien dan Aku sudah menunggu di sini selama dua jam." Ucap salah satu wanita yang sedang menunggu antrian untuk di panggil.

"Dua jam bukanlah apa-apa karena Aku menunggu antrian selama dua hari dan sebentar lagi giliranku di panggil." Ucap salah satu pria.

"Ahli medis ini tidak menentukan tarif untuk biaya pengobatan karena semua terserah pasien membayar biaya pengobatan. Karena itulah banyak orang berbondong-bondong datang ke sini demi menyembuhkan penyakit yang di deritanya." Sambung pria lainnya yang juga ikut mengantri.

"Itu memang benar, pengobatan dokter A sangat manjur. Segala macam penyakit dapat disembuhkan bahkan penyakit yang sulit disembuhkan sekalipun dengan mudah disembuhkan oleh dokter A." Sambung wanita lainnya yang juga ikut mengantri.

Dokter A adalah kepanjangan dari dokter Angela, Angela sengaja menyembunyikan identitasnya agar semua orang tidak mengetahuinya.

"Jarum emas bisa menyembuhkan segala penyakit." Ucap wanita lainnya.

"Betul sekali." Jawab mereka dengan serempak.

Sedangkan di tempat yang sama hanya beda ruangan lebih tepatnya di ruang praktek Angela di mana saat itu Angela sudah selesai mengobati pasien.

"Terima kasih, dokter A." Ucap pasien tersebut sambil memasukkan uang ke dalam kotak.

Pasien tersebut memberikan beberapa uang koin karena pasien tersebut bukan orang berada. Sedangkan Angela sama sekali tidak mempedulikan berapa uang yang di bayar oleh pasien hal itu dikarenakan dirinya pernah hidup miskin dan sulitnya mencari uang.

"Sama-sama." Jawab Angela sambil tersenyum.

"Aku terselamatkan ... Aku terselamatkan ... Semoga dokter A selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan." Ucap pasien tersebut sambil berjalan meninggalkan ruangan tersebut.

"Amin." Jawab Angela sambil tersenyum.

Tidak berapa lama datang seorang pria tampan berjalan ke arah ruangan Angela.

"Nona Muda Angela, ada kabar dari rumah milik Nona Muda Angela yang di rebut paksa oleh Tuan Besar Komar. Di mana Tuan Besar Komar mencari Nona Muda Angela kemana-mana." Ucap pria tampan tersebut.

"Setelah tujuh belas tahun yang lalu, bukankah Dia mengira kalau Aku sudah mati?" Tanya Angela sambil menahan amarahnya terhadap Komar sekaligus Ayah kandungnya.

"Apa yang diinginkan pria itu?" Tanya Angela lagi yang enggan memanggil Komar dengan sebutan Ayah.

"Itu dikarenakan orang tua Nyonya Besar Agnes dan orang tua Nyonya Besar Van Hounten dulu pernah menjodohkan cucu mereka jika ke dua cucu mereka sudah besar. Yaitu Nona Muda Angela dengan salah satu cucunya dari keluarga Van Hounten." Jawab pria tampan tersebut.

"Keluarga besar Van Hounten hanya mengenal Nona Belia karena selama tujuh belas tahun Nona Angela dikabarkan menghilang." Sambung pria tampan tersebut.

"Kalau begitu kenapa pria itu mencariku? Kan sudah ada putri kesayangannya yang akan menikah." Ucap Angela yang belum ada niat untuk menikah.

Angela tidak mempermasalahkan jika Belia menikah karena saat ini dirinya sangat sibuk bekerja dan tidak ada waktu untuk memikirkan pernikahan.

"Itu dikarenakan Nona Muda Belia tidak setuju menikah dengan pria itu jadi Tuan Besar Komar ingin Nona Muda Angela menikah dengan pria itu." Jawab pria tampan tersebut.

"Robert, katakan pada orang kepercayaanmu mulai lusa Aku mulai berhenti bekerja untuk mengobati para pasien selama satu bulan. Karena tiga hari lagi Aku akan kembali ke rumah milik Ibuku yang sudah bertahun-tahun di rebut paksa oleh mereka." Ucap Angela.

"Nona Muda Angela, apakah Nona Muda Angela akan pergi menemui mereka?" Tanya Robert.

"Ya. Sebentar lagi Aku akan datang untuk mendapatkan kembali semua milik Ibuku." Sambung Angela sambil menggenggam ke dua tangannya dengan erat.

"Baik." Jawab Robert dengan singkat.

xxxxxxxx

Tiga Hari Kemudian

Tidak terasa dua hari berlalu dengan cepatnya dan sesuai perkataan Angela, di hari ketiga Angela dan Robert pergi ke mansion milik Ibunya yang sudah tujuh belas tahun yang lalu meninggal dunia.

"Nona Muda Angela, ini informasi tentang Tuan Muda Martinus." Ucap Robert sambil memiringkan tubuhnya ke belakang untuk memberikan dokumen.

Angela menerima dokumen tersebut sedangkan Robert mulai menyalakan mesin mobilnya lalu mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.

"Tuan Muda Martinus, anak ke enam dari enam bersaudara. Orang tuanya bernama Nyonya Besar Sandra dan Tuan Besar Michael, Kakak pertamanya bernama Tuan Muda Mike, Ke dua Tuan Muda Marcell, ke tiga Nona Muda Marcella, ke 4 Nona Muda Marbella dan ke 5 Tuan Muda Markus." Ucap Angela membaca identitas Martinus.

"Tuan Muda Martinus mempunyai kemampuan bisnis yang sangat luar biasa dan sangat tegas dalam menangani berbagai hal. Hanya dalam beberapa tahun perusahaan milik Tuan Muda Martinus menjadi orang nomer satu di negara ini." Sambung Angela.

"Namun kata orang-orang kalau Tuan Muda Martinus konon terlihat sangat jelek akibat mengalami kecelakaan. Memiliki kepribadian yang sangat kejam, tidak stabil dan menghukum orang tanpa membeda-bedakan pria ataupun wanita." Sambung Angela lagi sambil menatap ke arah Robert dari spion mobil.

"Dunia luar mengenal Tuan Muda Martinus sebagai malaikat pencabut nyawa berwajah hantu." Ucap Angela sambil menutup dokumen tersebut.

Angela menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menatap ke arah jalan raya dari balik jendela mobil namun pikirannya menerawang jauh entah kemana.

Ketika Angela memalingkan wajahnya ke arah samping tanpa sengaja Angela melihat pria yang sangat tampan sedang menatap dirinya dari arah berlawanan.

Hingga pria tampan tersebut berhenti di sebuah rumah tinggal sekaligus tempat praktek Angela namun rumah tersebut tertutup dengan rapat tanda rumah tersebut tidak ada penghuninya.

"Tuan Martinus, dokter A baru saja pergi belum lama ini. Selain itu dokter A memerintahkan untuk membatalkan semua janji selama satu bulan." Ucap asisten kepercayaannya yang bernama Cristina.

"Lama sekali, padahal hanya dokter A yang mampu menyembukan Nenekku. Bagaimanapun temukan Dia sekarang juga karena penyakit Nenek sangat berbahaya dan sulit disembuhkan." Ucap Martinus.

"Baik, Tuan Muda." Jawab Cristina dengan patuh.

Melani, Gracella dan Marcella sudah mengobati Nenek mereka namun penyakitnya sangat sulit untuk disembuhkan. Mereka hanya bisa memberikan obat-obatan agar Neneknya bisa bertahan hidup.

Kemudian mereka pergi meninggalkan tempat tersebut menuju ke arah perusahaan milik Martinus di mana pekerjaaan yang menumpuk menanti kedatangan Martinus.

xxxxxx

Di tempat yang berbeda di mana Angela sudah berada di mansion milik orang tua Ibunya yang diwariskan ke Ibunya yang bernama Agnes lalu diwariskan ke Angela namun di ambil paksa oleh Ayah kandungnya yang bernama Komar.

Angela berjalan ke arah ruang tamu di mana dirinya di antar oleh salah satu pelayan Ibu Tirinya. Kenangan demi kenangan waktu Angela kecil kembali teringat di ingatan Angela membuat Angela hanya bisa menahan amarahnya.

"Silahkan Nona Muda menunggu di sini. Saya akan naik ke atas untuk melapor pada Nyonya Besar dan Nona Muda." Ucap pelayan tersebut.

Angela hanya menganggukkan kepalanya kemudian pelayan tersebut pergi meninggalkan tempat tersebut sedangkan Angela menatap sekeliling ruangan.

Angela melihat bayangan anak kecil perempuan berumur 6 tahun sedang berlari ke arah ruang tamu melewati dirinya lalu duduk di sofa.

"Ibu, Aku di sini."Ucap Angela kecil.

Tidak berapa lama datang bayangan Agnes berjalan melewati Angela membuat Angela menatap bayangan Ibunya dengan tatapan sendu.

"Angela, Ibu membuatkan sup kesukaanmu." Ucap Agnes sambil membawa mangkok berisi sup Ayam makaroni.

"Terima kasih, Ibu. Aku sangat suka." Ucap Angela kecil.

"Ayo dihabiskan supnya." Ucap Agnes sambil menyuapi sup ke mulut Angela kecil.

Angela kecil langsung membuka mulutnya dan bersiap untuk makan sedangkan Angela yang melihat ke dua bayangan tersebut matanya langsung berkaca-kaca.

Angela berjalan ke arah Agnes untuk memeluknya karena saat ini dirinya ingin sekali memeluk Ibunya yang sangat disayanginya sekaligus sangat dirindukannya.

"Ibu, rasanya sangat enak dan Angela sangat suka masakan buatan Ibu." Ucap Angela kecil sambil menatap ke arah Ibunya.

Agnes hanya tersenyum sambil mengusap kepala Angela kecil dengan lembut hingga ke dua bayangan tersebut menghilang.

"Seharusnya ini adalah rumah Ibuku dan Aku karena di sinilah tempat Aku duduk dan bermain bersama Ibuku." Ucap Angela dengan mata berkaca-kaca.

Tiba-tiba terdengar suara seseorang sambil menuruni anak tangga membuat Angela menatap ke arah sumber suara sambil menahan amarahnya yang teramat sangat.

Dia Adalah Ayahmu

"Wah ... Wah ... Kamu berani mengatakan bahwa kamu adalah putri dari Nona Tertua Sutrisna." Ucap Belia Sutrisna sambil menuruni anak tangga.

Belia mengatakan hal itu karena pelayan setianya mengatakan ke dirinya kalau Nona Tertua Sutrisna sudah datang dan ingin bertemu dengan Komar yang merupakan Ayah kandungnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Nama Ibunya Angela adalah Agnes Alexander karena menikah dengan Komar Sutrisna maka nama Ibunya berubah menjadi Agnes Sutrisna mengikuti marga suaminya.

Ketika mereka mempunyai anak, mereka memberikan nama Angela Sutrisna mengikuti marga Ayahnya. Begitu pula ketika Ayahnya menikah lagi dengan Ibu tirinya, namanya berubah menjadi Bela Sutrisna dan adik tirinya yang bernama Belia Sutrisna.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Sungguh sebuah angan-angan yang sia-sia karena Ayahku tidak mengakuimu sebagai putri kandungnya." Sambung Belia dengan wajah sinis.

Angela hanya menatap Belia sekilas kemudian berjalan ke arah sofa lalu duduk tanpa mempedulikan ucapan Adik tirinya.

"Aku berbicara padamu, apakah kamu tidak mendengar apa yang Aku katakan?" Tanya Belia dengan nada kesal.

"Benar-benar tidak berpendidikan dan tidak tahu aturan, dasar gadis desa." Umpat Belia.

Angela hanya terdiam tanpa menjawab ucapan adik tirinya malah Angela mengambil cangkir yang berisi teh hangat.

Namun ketika ingin meminumnya Adik tirinya menepis tangan Angela hingga cangkir tersebut terjatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.

"Kenapa kamu mau marah padaku? Dasar orang desa dan sangat bau yang membuat hidungku tidak kuat untuk mencium aroma busuk tubuhmu. Lebih baik kamu pergi dan jangan mengotori tempat keluarga Sutrisna kami." Ucap Belia sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Kamu dari keluarga Sutrisna? Apakah ini rumah keluarga Sutrisna?" Tanya Angela sambil berdiri dan menatap ke arah Belia

"Tentu saja Aku dari keluarga Sutrisna dan ini adalah rumah keluarga Sutrisna. Memangnya kamu? Kamu punya Ayah tapi tidak punya rumah dan tidak punya Ibu karena Ibunya yang mu ra han mati dengan cara mengenaskan." Jawab Belia.

Plak

Angela tidak bisa lagi menahan amarahnya ketika Belia menghina Ibunya membuat Angela menamparnya dengan kekuatan penuh. Hal itu membuat Belia jatuh ke belakang karena belum ada persiapan.

"Kamu berani memukulku?" Tanya Belia sambil berusaha untuk bangun.

"Aku ... Aku .... Aku .... Aku akan membunuhmu." Ucap Belia dengan nada gugup sambil mengangkat tangannya ke atas.

Angela langsung menahan tangan Belia lalu mendorongnya hingga kembali terjatuh ke lantai. Tidak berapa lama datang Ibu tirinya yang bernama Bela di mana Bela berlari ke arah putri kesayangannya.

"Belia, kamu baik-baik saja?" Tanya Bela sambil membantu Belia berdiri.

"Ibu, Dia berani memukulku." Jawab Belia sambil menatap Angela yang sedang men lap tangannya dengan menggunakan sapu tangannya.

"Angela, kamu sangat tidak berpendidikan, beraninya kamu memukul putri kesayanganku!" Bentak Bela.

"Tentu saja Aku tidak berpendidikan, tidak seperti Anda yang terlahir untuk menjadi simpanan." Jawab Angela dengan nada lembut tapi perkataannya menusuk hati Ibu tirinya.

"Kamu ..." Ucap Bela menggantungkan kalimatnya sambil memegangi dadanya yang terasa sesak.

"Selama bertahun-tahun kamu belum membuat kemajuan sama sekali. Dasar ja lang kecil, saat melihatmu membuatku sangat membencimu!" Bentak Ibu tirinya.

"Sudahkah kamu membuat banyak kemajuan? Wajahmu yang sekarang membuatku hampir tidak mengenalinya, kalau kamu ternyata adalah wanita simpanan." Jawab Angela dengan nada lembut sambil tersenyum devil.

"Apa maksudmu?" Tanya Bela sambil memegangi dadanya yang sesak.

Angela tersenyum sambil melempar sapu tangannya ke lantai kemudian menatap Bela yang sudah tua, beruban dan gendut. Tidak seperti dulu waktu muda, cantik dan seksi serta terawat karena sering pergi ke salon.

"Apakah kamu tidak punya cermin di rumah? Kamu sudah menjadi simpanan selama bertahun-tahun. Tapi sayang sekali, Kamu tidak ada kesadaran sama sekali dengan kondisi tubuh mu yang gendut mirip gajah bengkak dan sangat tua." Ucap Angela sambil berjalan ke arah mereka membuat mereka berdua berjalan mundur.

"Apakah kamu benar-benar tidak takut pada pria tua yang tidak mempunyai hati itu? Mencampakkanmu lalu mencari gadis yang lebih cantik dan seksi." Sambung Angela dengan nada lembut dan tersenyum.

Deg

Jantung Bela berdetak kencang karena dirinya tiba-tiba teringat bagaimana dulunya merebut suami sahabatnya di mana saat itu sahabatnya sangat gendut dan tidak terawat.

Hal itu membuat dada Bela semakin terasa sangat sesak dan sulit untuk bernafas karena memikirkan jika seandainya suaminya meninggalkan dirinya sama seperti dulu meninggalkan istri pertamanya.

"Dasar wanita ja x lang! Kamu berani memarahi Ibuku!" Bentak Belia sambil menatap tajam ke arah Angela.

Angela tak kalah tajam menatap ke arah Belia dan tiba-tiba datang Komar kemudian menampar pipi Angela dengan sangat keras. Angela sangat terkejut ketika pipinya di tampar membuat Angela memegangi pipinya sambil menahan amarahnya.

"Wanita kasar. Siapa yang mengajarimu berbicara kasar dengan Ibumu seperti ini?" Tanya Komar sambil menatap Angela dengan penuh kebencian.

"Ibuku sudah lama meninggal dunia!" Bentak Angela sambil menatap Komar dengan tatapan nyalang.

"Ibuku meninggal dunia karena di bunuh oleh wanita simpanan Ayah." Sambung Angela sambil menunjuk dan menatap ke arah Bela dengan tatapan nyalang.

"Apakah kamu melupakannya?" Tanya Angela sambil kembali menatap Komar.

Komar terdiam karena apa yang dikatakan Angela benar adanya sedangkan Belia yang tidak ingin Ayahnya merasa bersalah terhadap Angela membuat Belia langsung memeluk lengan Ayahnya.

"Ayah, lihatlah wanita itu. Wanita itu menghinaku dan juga menghina Ibuku serta memukulku jadi lebih baik Ayah memukul wanita itu untuk membalaskan kami." Pinta Belia dengan nada merajuk.

"Selain itu wanita itu sudah menghina Ayah dan berani melawan Ayah jadi lebih baik memukulnya agar tidak lagi berani menghina kita." Sambung Belia yang sedang berusaha mempengaruhi Komar.

Komar yang awalnya merasa bersalah langsung kembali menatap Angela dengan penuh kebencian membuat Komar mengangkat tangannya untuk menampar Angela.

Sedangkan Angela yang tidak ingin di tampar untuk ke dua kalinya langsung mengangkat tangan kirinya lalu menahan tangan Ayahnya lalu tangan kanannya menampar pipi Belia.

Hal itu membuat Belia berteriak kesakitan dan berjalan mundur karena Angela menggunakan tenaga sepenuhnya.

"Jika kamu memukulku maka Aku akan memukul putri kesayanganmu." Ucap Angela sambil mendorong tubuh Ayahnya.

"Kamu ..." Ucapan Belia terpotong oleh Komar.

"Kamu ... Kamu ... Kamu gadis pemberontak ... Kamu ..." Ucapan Komar terputus ketika dadanya tiba-tiba terasa sesak.

"Uhuk .... Uhuk .... Uhuk ..."

"Suamiku ... Suamiku .... / Ayah .... Ayah ...!" Panggil Bela dan Belia dengan serempak sambil berlari ke arah Komar.

Angela yang melihat kejadian tersebut sama sekali tidak peduli karena Angela sangat membenci Komar sampai ke sum-sum tulang.

"Suamiku, apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Bela dengan wajah kuatir.

"Dadaku sakit sekali." Ucap Komar sambil memegangi dadanya yang terasa sangat sesak.

"Angela, kamu sudah bertindak terlalu jauh. Dia adalah Ayahmu, kenapa kamu diam saja dan tidak mempedulikan keadaan Ayahmu?" Tanya Bela sambil menatap Angela dengan tatapan kesal.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!