Magis lelaki pendiam

~Aku selalu mendengar suaranya

meski dari luar bumi yang bermiliar-miliar tahun cahaya jauhnya

Aku selalu mengingat wajahnya

yang tidak pernah bias meski dalam lautan yang berjuta-juta mil dalamnya

~mungkin aku sedang terserang wabah rindu

wabah ganas yang sering mengalahkan perangai menjadi sendu

aku tahu bahwa rinduku takan bisa memeluk tubuhmu

namun aku akan berusaha memeluk kemustahilan takdir itu dan mendapatkannya

Lelaki pendiam itu selalu punya magisnya sendiri. Cara dia menampakan dirinya di bumi juga punya caranya sendiri. Seperti Saka, lelaki pendiam namun selalu mencuri perhatian orang-orang lewat kata-kata.

Para siswa bersorak dan tepuk tangan setelah Saka berhasil menghipnotis orang-orang  dengan kata-kata puisinya di tengah lapang, di jam istirahat.

Dia tidak sedang mencari muka atau memamerkan kata-katanya di depan umum, tapi ini adalah hukuman bagi Saka karena selalu absen mengumpulkan pekerjaan rumah setiap mata pelajaran seni budaya.

Dan misi untuk mendapatkan Saka akan jauh lebih sulit setelah momen yang baru saja terjadi. Akan begitu banyak orang yang membicarakan Saka. Akan lebih banyak lagi orang yang akan menyukai Saka dan jatuh cinta padanya.

Alma menjauhi kerumunan dengan hati yang kesal, bagaimana bisa lelaki dingin itu selalu menjadi buah bibir orang-orang. Harusnya Saka tidak usah berpuisi di tengah lapang, seharusnya dia tidak pernah absen mengumpulkan tugas seni budaya agar tidak mendapatkan hukuman seperti ini yang membuat Saka lebih dikenal banyak orang.

"Ada yang kepanasan nih!" goda Airin pada Alma yang perasaannya tengah membuncah.

"Airin tolong jangan ganggu gue. Biasanya kalau lagi marah gini gue suka tiba-tiba punya sihir. Mau gue sihir jadi kodok?" Mulut Alma kumat-kamit seperti sedang membaca mantra.

"Tolong ... gue mau di sihir jadi kodok," teriak Airin sembari berlari yang kemudian dikejar oleh Alma. Tidak jauh dari sana, di salah satu belokan Airin menabrak seseorang hingga mereka tersungkur ke lantai.

"Kak Nando gapapa, maaf." Airin meminta maaf dengan sangat grogi sembari memegangi tangannya yang kesakitan.

"Gapapa, kamu gak kenapa-napa?" jawabnya sembari membantu membangunkan Airin yang mana itu malah membuat Airin semakin grogi.

"Pura-puranya dia mau Alma sihir jadi kodok terus dia lari karena gamau. Tapi kalau kejadian seperti ini kayanya Airin bakalan berubah pikiran dan mau disihir jadi kodok deh! Nanti pas dia jadi kodok, Kak Nando cium dia yah biar jadi manusia lagi kaya di film-film." Mendengar itu Airin naik pitam dan melempar sepatu yang masih terpasang di kakinya. Sementara Nando hanya tersenyum tanpa nyawa setelah mendengar kata-katanya.

"Dengan kekuatan cinta abadi jadilah kodok," cetus Alma dengan gerakan tangan yang seperti mengangkat tongkat sihir kemudian jari telunjuknya menekan perut Airin. Bermaksud menghindari Alma kini tubuh Airin malah jatuh kedalam pelukan Nando. Melihat itu Alma tertawa kemudian lari meninggalkan mereka. Dalam hatinya dia tidak ingin merusak momen.

Alma berlari menuju lantai dua, di sana dia malah melihat lagi suatu hal yang tadi dia jauhi, yaitu sosok Saka yang jadi perhatian. Dan sekarang malah semakin gila karena Saka kini sedang berswafoto dengan banyak perempuan. Saka benar-benar seorang pendiam yang punya magis. Entah puisi atau mantra yang tadi dia bacakan. Yang jelas kata-katanya telah menyihir banyak pasang telinga.

Alma hanya bisa menatap Saka, dia cemburu dengan orang-orang yang kini sedang berdekatan dengannya. Sebenarnya ia bisa saja kebawah dan mengerumuninya seperti wanita-wanita lain. Tapi Alma tahu Saka akan pergi jika melihatnya. Entah apa yang ada di pikiran Saka, mungkin pikirnya ketika melihat Alma seperti sedang melihat bencana.

"Temenan sama lo itu harus punya rasa sabar yang luas." Airin tiba-tiba saja sudah berada di sisinya.

"Emangnya kenapa lagi Airin? Harusnya lo itu bersyukur karena gue udah bikin lo sama Kak Nando berpelukan." Mata Alma berubah haluan dan kini menatap Airin yang malu-malu.

"Enggak ada bersyukur-bersyukur yah! Becanda lo kebangetan! Kak Nando itu sukanya sama lo semua orang juga tahunya gitu. Mana ada dia mau ngelirik gue!" Airin meninggikan nada bicaranya namun di akhiri dengan mengelus dadanya.

"Enggak ah dia buat lo aja. Gue cuman mau Saka, titik." Matanya kembali melihat kebawah pada Saka yang masih saja jadi pusat perhatian.

"Padahal lagi ngomong sama gue, tapi matanya gak berhenti liat ke bawah. Ko bisa gitu ada orang baru kenal, ngejar-ngejar, di tolak, tapi malah makin menjadi-jadi. Emang sebegitu pengennya ya lo jadi pacar dia?" Airin benar-benar merasa heran dengan Alma. Mungkin jika dirinya adalah Alma dia sudah pasti menjauhi lelaki seperti Saka.

"Mau banget! Saka itu terasa beda banget di mata gue." jawabnya antusias.

"Apa yang bikin dia beda? Padahal di mata gue sama aja." Mata Airin kemudian tertuju pada Saka yang tengah jadi rebutan para wanita untuk mencari tahu apa yang membuat Saka begitu berbeda menurut Alma.

"Iya karena di mata lo itu cuman ada Kak Nando, mana bisa liat Saka dengan segala perbedaannya," celoteh Alma. Seharusnya apa yang baru saja keluar dari Alma adalah sebuah kebenaran. Namun pasti saja Airin akan membantahnya dengan keras. Namun dalam hatinya mungkin dia akan merasa kesenangan jika disandingkan dengan kak Nando.

"Gak ada yah sangkut pautnya sama kak Nando! Lagian ini tuh bukan maunya gue, tapi lo yang kebangetan pengen gue bisa deket sama dia! Gue enggak peduli sama dia! Yang pengen gue dengar adalah tentang Saka di mata lo. Karena aneh aja seorang Alma yang tidak pernah jatuh cinta pada akhirnya melabuhkan hatinya pada seseorang yang sudah jelas-jelas menerima kehadiran lo aja dia menolak." Meskipun kata-kata Airin terasa menusuk dalam dada tapi itu ada sebuah kebenaran.

"Lo jahat Airin. Kata-kata barusan itu begitu menyakiti perasaan gue. Tapi jika lo tanya kenapa. Mungkin bagi gue dari semua laki-laki yang pernah gue temuin cuman Saka yang bisa bikin dada gue bergetar. Dia itu gak punya aura kuat buat muncul di depan publik tapi sekalinya muncul malah bikin meleleh banyak orang. Udah ganteng, suka puisi, perfect banget pokonya Saka," pujinya yang bikin Airin ingin muntah.

"Soal itu gue setuju. Udah satu tahun gue sekolah baru tau ada yang namanya Saka, itupun tau karena lo yang ngebet banget ngejar itu cowok. Mungkin kalau gue gak kenal sama Kak Nando, bisa jadi gue juga akan suka sama Saka.  Haha." seloroh Airin yang membuat kedua mata Alma tajam menatapnya.

"Barusan lo bilang apa? Kalau gak kenal kak Nando lo akan suka Saka? Akhirnya seorang Airin memvalidasi bahwa emang beneran suka sama Kak Nando. Beruntung banget kayanya gue karena dengar langsung kata-kata itu dari mulut lo." Mata Genit Alma membuat Airin kelimpungan. Dia benar-benar tidak sadar telah mengucapkan kata itu di depan Alma.

"Eng-enggak maksud gue bukan kaya gitu! Bisa gak sih lo untuk tidak membawa arah kata-kata gue kearah yang bisa bikin orang lain salah paham," dengusnya kesal.

"Terus apa dong? Udah jelas-jelas lo bilang kaya gitu!" jawab Alma cengengesan sembari menggoda sahabatnya.

"Serah lo deh! Kalau lo terus memojokan gue seperti itu dengan terpaksa gue akan rebut Saka dari lo!" sahutnya mencoba untuk mengarahkan perhatiannya pada obrolan yang lain.

"Tapi sayangnya alasan kenapa Tuhan menciptakan gue adalah untuk menemani Saka." ucap Alma percaya diri.

"Tapi gue juga pengen memperingatkan lo untuk tidak sepercaya itu pada mimpi dan khayalan lo yang sering blunder itu.  Karena gue udah bosen diminta pundak terus buat dengerin cerita sedih lo itu." Airin mengingatkan.

"Makanya bantuin gue buat deket sama dia dong," pinta Alma.

"Boleh, tapi ada syaratnya!" Airin menantang Alma.

"Apa?" jawabnya penasaran.

"Lo gak usah mencoba untuk mendekatkan gue sama Kak Nando!" Meskipun nada bicaranya ketika mengatakan itu di depan Alma penuh gairah. Namun bola matanya seolah sedang memancarkan hal sebaliknya.

"Ah, kalau gitu enggak jadi minta bantuan deh. Gue akan berusaha sendiri untuk mendapat Garis dan berusaha untuk mendekatkan lo dengan kak Nando!" serunya dengan semangat yang membara. Airin hanya berdecak sebal atas kata-katanya berharap bahwa apa yang barusan dia ucapkan tidak pernah dia lakukan.

Episodes
1 Ada puisi dalam ruang aula
2 Perempuan berisik
3 Drama Alma
4 Magis lelaki pendiam
5 Tidak ada kesempatan
6 Menerobos kesempatan
7 Ceroboh
8 Puisi di kala senja
9 Mencoba menjauh
10 Di kejar Saka
11 Kesiangan yang menyenangkan
12 Sebuah Validasi
13 Halaman rumah
14 Mencoba mensejajarkan langkah
15 Dunia Paralel
16 Puisi cinta
17 Malam yang penuh keajaiban
18 Harapan
19 Rencana paling rahasia
20 Salah kaprah
21 Menjadi sebuah benalu dalam obrolan mereka
22 Lukisan
23 Ambisi
24 Kesempatan
25 Di suatu pagi
26 pasar dan dapur
27 Alma dan kanvas putih 1
28 Alma dan kanvas putih 2
29 Alma dan kuas kanvas 3
30 Alma dan kanvas putih 4
31 Secerah matahari pagi
32 Secerah matahari pagi 2
33 Secerah matahari pagi 3
34 Secarah matahari pagi 4
35 Pencarian
36 Pencarian 2
37 Pencarian 3
38 Menjemput Jingga
39 Murid baru
40 Saingan
41 puisi dan perjalanannya
42 Titik temu
43 Titik temu 2
44 Pertarungan
45 Pertarungan 2
46 Pertarungan 3
47 pertarungan 4
48 Sinar yang mulai menjauh
49 Sinar yang mulai menjauh 2
50 Mendekat dan Menjauh
51 Mendekat dan menjauh
52 Mencoba menemukan hal bar
53 Mencoba menemukan hal baru 2
54 Mencoba menemukan hal baru
55 Jatuh cinta paling ikhlas
56 Jatuh cinta paling ikhlas 2
57 jatuh cinta paling ikhlas 3
58 Pertemuan yang naif
59 Pertemuan yang naif 2
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Ada puisi dalam ruang aula
2
Perempuan berisik
3
Drama Alma
4
Magis lelaki pendiam
5
Tidak ada kesempatan
6
Menerobos kesempatan
7
Ceroboh
8
Puisi di kala senja
9
Mencoba menjauh
10
Di kejar Saka
11
Kesiangan yang menyenangkan
12
Sebuah Validasi
13
Halaman rumah
14
Mencoba mensejajarkan langkah
15
Dunia Paralel
16
Puisi cinta
17
Malam yang penuh keajaiban
18
Harapan
19
Rencana paling rahasia
20
Salah kaprah
21
Menjadi sebuah benalu dalam obrolan mereka
22
Lukisan
23
Ambisi
24
Kesempatan
25
Di suatu pagi
26
pasar dan dapur
27
Alma dan kanvas putih 1
28
Alma dan kanvas putih 2
29
Alma dan kuas kanvas 3
30
Alma dan kanvas putih 4
31
Secerah matahari pagi
32
Secerah matahari pagi 2
33
Secerah matahari pagi 3
34
Secarah matahari pagi 4
35
Pencarian
36
Pencarian 2
37
Pencarian 3
38
Menjemput Jingga
39
Murid baru
40
Saingan
41
puisi dan perjalanannya
42
Titik temu
43
Titik temu 2
44
Pertarungan
45
Pertarungan 2
46
Pertarungan 3
47
pertarungan 4
48
Sinar yang mulai menjauh
49
Sinar yang mulai menjauh 2
50
Mendekat dan Menjauh
51
Mendekat dan menjauh
52
Mencoba menemukan hal bar
53
Mencoba menemukan hal baru 2
54
Mencoba menemukan hal baru
55
Jatuh cinta paling ikhlas
56
Jatuh cinta paling ikhlas 2
57
jatuh cinta paling ikhlas 3
58
Pertemuan yang naif
59
Pertemuan yang naif 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!