Di kejar Saka

Hari ini ujian Alma akan sangat berat. Selain akan mengerjakan beberapa ujian harian sekolah juga harus melewati ujian untuk menghindari Saka bagian dari upaya melupakan dirinya.

Meskipun upaya untuk melupakan Saka lebih berat daripada ujian harian sekolah namun Alma yakin dia bisa menghadapinya. Itu karena Saka adalah orang yang tidak rajin ke sekolah yang mana hambatan untuk melupakannya akan sedikit lebih mudah.

Namun hari sial tidak ada dalam kalender. Baru saja turun dari angkutan umum, Alma melihat Saka yang sudah berdiri di depan gerbang pintu masuk sekolah.

Alma pun bersembunyi di balik punggung Airin, yang membuatnya keheranan. “Lo kenapa?” tanya Airin heran.

“Saka ada di depan gerbang sana, gue harus apa?” cetus Alma menunjuk Saka yang berada di depannya.

“Ya ngelewatin dia lah! kan kelas kita di sana,” sahut Alma begitu santai.

“Kalau dia nyapa gue?”

“Tinggal lo jawab. Tapi enggak mungkin juga dia nyapa lo,” jawabnya begitu terdengar miris di telinga Alma.

“Sialan, gitu banget sama sahabat dari kecil.”

“Yaudah mau taruhan?”

“Enggak, gue pasti kalah.”

“Syukur deh, sadar diri. Haha,” Tawanya terdengar begitu renyah di kedua kupingnya.

“Yaudah buruan ke kelas, gue belum ngerjain tugas. Entar kenapa omel guru.” Airin memegang tangan Alma dan menyeretnya. Namun Alma melepaskan genggamannya.

“Lo duluan aja deh, gue nanti nyusul.”

“Jangan bilang lo mau nyamperin dia tanpa sepengetahuan gue!” Mata Airin tajam menatap Alma.

“Suudzon banget sih jadi orang.”

“Terus mau apa? Enggak biasanya lo nyuruh gue ke kelas duluan, kalau gak ada apa-apa.”

“Gue mau nungguin dia pergi dari situ dulu, baru gue mau jalan ke kelas.”

“Kenapa?” tanya Airin heran.

“Selama hampir satu bulan ini gue sangat terbiasa kalau ada Saka pasti gue samperin. Takut aja pas nanti lewat tanpa sadar nanti gue malah nyamperin dia lagi. Sia-sia dong usaha melupakan ini nantinya.” Alma menjelaskan.

“Yaudah, gue duluan ke kelas. Kalau nungguin lo tugas rumah gue gak bakalan kelar-kelar.”

“Makanya PR tuh di kerjainnya di rumah, repot sendiri kan kalau ngerjainnya di sekolah.”

“Heh, ini juga kan gara-gara lo waktu pas malem. Gue lagi ngerjain tugas, lo malah maksa buat nganter ke tempat kerjanya si Saka!” ucap Airin kesal.

“Ya maaf deh. Yaudah sana duluan.” Alma meminta maaf kemudian membiarkan Airin menuju kelas duluan.

Lima menit berlalu. Saka masih saja diam di depan gerbang seperti sedang menanti seseorang. Sementara Alma hanya memerhatikan Saka dan berharap bahwa dia bisa cepat-cepat masuk ke dalam kelas.

Sepuluh menit berlalu. Saka masih anteng dan malah berbincang asik dengan satpam sekolah. Sebenarnya apa yang sedang mereka bicarakan dan sedang menunggu siapa sebenarnya Saka itu, pikir Alma saat ini.

“Jangan-jangan Saka lagi nunggu perempuan yang semalam itu. Jadi sebenarnya dia masih satu sekolah,” pikir Alma, berbicara sendiri.

“Eh... tapi kalau masih sekolah seharusnya gue tahu dan seenggaknya pernah liat.” Alma masih berbicara sendiri.

Karena waktu masuk pembelajaran pertama akan segera dimulai namun Saka juga masih sangat asik berbincang dengan satpam sekolah. Alma pun mau tidak mau harus bisa lewat depan Saka saat ini juga.

Dengan langkah yang di kuasai cemas, Alma berjalan dengan sangat berat melewati Saka. Dia pun sedikit merasa lega setelah Kakinya sudah berada lima langkah di depan Saka. Alma pun senang bukan main karena pada akhirnya dia berhasil untuk tidak mendekati ataupun menyapa Saka.

“Alma tunggu!” panggil seseorang yang tidak lain adalah Saka. Dan itu berhasil membuat Alma kalang-kabut setelah dirinya memanggil Alma untuk pertama kalinya.

Alma sedikit tertahan beberapa detik. Dia benar-benar bingung harus melakukan tindakan seperti apa agar tidak salah ambil keputusan. Sementara itu langkah sepatu Saka semakin jelas terdengar diantara kedua telinganya. Apa mungkin harus menemuinya? Atau lari sekencang-kencangnya?

Karena pikiran Alma benar-benar tidak bisa memutuskan apapun pada akhirnya Alma berlari sekencang-kencangnya meninggalkan Saka di belakang. Melihat itu Saka keheranan.

"Itu orang kenapa? Apa dipanggil gue serasa di panggil malaikat nyawa? Dasar cewek aneh!" Gumam Saka. Namun karena ada hal yang ingin Saka berikan padanya dia pun berlari dan mengejar Alma yang seperti kesetanan.

"Alma... tunggu!" panggil Saka berteriak.

Mendengar teriakan Saka, Alma pun menoleh ke belakang di sela-sela upaya melarikan dirinya. Namun ketika mendapati Saka juga berlari mengejarnya, Alma semakin menjadi-jadi, dia berteriak histeris membuat satu sekolah menatap ke arah dua orang yang tengah kejar-kejaran itu. Pikir orang-orang mereka seperti dua kekasih yang sedang main kejar-kejaran bak drama India.

Seseorang menahan kerah baju Saka yang tengah mengejar Alma yang membuatnya terceking hingga terbatuk-batuk.

"Ngapain lo ngejar-ngejar cewek. Lihat itu orang-orang pada ngeliatin kalian," ucap Genta seseorang yang menarik kerah Saka yang juga masih teman bolosnya.

"Jangan kerah juga yang lo tarik. Kalau gue mati gimana?" ucap Saka sambil terbatuk-batuk.

"Ya habis aneh aja kaya dunia terbalik. Padahal baru kemarin dia ngejar-ngejar lo tapi sekarang malah lo yang ngejar dia." Damar keheranan.

"Bukan gitu Mar," elak Saka.

"Ya terus gimana ceritanya bisa kaya gitu?"

"Malem tadi tuh dia sama temannya tiba-tiba datang ke tempat kerja gue. Mereka pesen beberapa makanan. Dikerjain dong sama orang dapur. Pas gue mau anterin itu makanan ke meja mereka. Tiba-tiba mereka ngilang, ninggalin uang dua ratus ribu di meja buat bayar makanannya. Masih ada kembalian banyak. Nah mau gue kasih kembaliannya. Tapi malah lari kaya di kejar Setan." Saka menjelaskan dengan detail.

"Lah aneh. Terus makanannya lo makan?"

"Gue buang. Ya gue makan lah sayang banget."

"Mungkin dia ngasih rezeki buat lo. Hahaha."

"Tapi sekarang masalahnya cuman satu. Karena tiba-tiba lo narik kerah gue dan bikin dia enggak bisa gue kejar. Jadi lo yang balikin kembaliannya ke dia." Saka memasukan uang kembalian yang akan diberikan pada Alma kepadanya.

"Lah ko jadi gue!" protes Genta.

"Ya karena gara-gara lo gue jadi gak bisa ngejar dia."

"Enak banget. Lo yang ngabisin makanannya malah gue yang nyuruh balikin kembaliannya."

"Bodo!"

"Yaudah dia kelas berapa?"

"'Enggak tau, lo cari aja sendiri! Makanya jangan suka ngerecokin masalah orang, kena kan lo!" sahut Saka meninggalkan Genta.

Sementara itu Alma berhasil masuk ke dalam kelasnya tanpa ada Saka yang mengejarnya.

Napasnya terengah-engah, keringat membanjiri pakaian dan tubuhnya.

"Lo abis di kejar setan?" Airin bertanya.

"Gue di kejar Saka," ucapnya dengan napas yang terasa masih berat.

"Sumpah demi apa, lo di kerja Saka?"

"Beneran, gue di kejar Saka!"

"Iya kenapa bisa?"

"Enggak tahu, tiba-tiba aja dia manggil gue. Terus gue lari eh tahunya dia juga ikut lari."

"Tapi syukur deh ternyata lo benar-benar mau lupain Saka," jawab Airin lega.

"Ada yang nama nya Alma?" Tiba-tiba saja seseorang memanggil Alma.

"'Gue," jawab Alma. Lelaki itu pun mendatanginya kemudian memberikan beberapa uang padanya.

"Dari Saka buat lo. Katanya kembalian semalem karena lo ngasihnya kebanyakan. Tadi dia mau ngasih kembalian tapi lo malah lari kesetanan." Lelaki itu pun pergi.

Alma hanya mematung, menghirup nafas panjang beberapa kali. Mendengar itu Airin tertawa terbahak-bahak yang kemudian di susul tawa oleh Alma. Jika tahu maksudnya adalah untuk ini, mungkin tadi Alma tidak perlu berlari dan membuat gaduh satu sekolah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!