Ceroboh

Alma terduduk lemas di kursi panjang depan ruangan divisi mading. Dia benar-benar tidak punya kekuatan lagi untuk mengejar Saka yang entah sedang lari kemana saat ini. Sama sekali Alma tidak menyangka bahwa Saka punya rencana yang sangat rapi untuk membuatnya tertipu.

Jika bisa berteriak sangat kencang namun tidak akan ada yang menegur mungkin Alma akan berteriak saat ini juga. Dia ingin meluapkan perasaannya yang sedang diselimuti rasa gemas karena ulah Saka saat ini. Setelah menjaga dia mati-matian agar tidak meninggalkan sekolah pada akhirnya dengan mudah dia mengelabuinya dengan trik yang sangat licik.

Alma bertanya-tanya dalam hatinya, apa jatuh cinta memang semenyenangkan ini? Apa semua orang merasakan hal yang sama ketika jatuh cinta? Meskipun harus bekerja keras dan melelahkan namun di saat yang bersamaan juga selalu merasa bahagia. Meskipun usaha untuk dekat dengan Saka hari ini telah usai, Alma berencana untuk melanjutkan rencananya di esok hari.

"Astaga gue cari-cari ternyata ada di sini. Lagi apa?" tanya Airin yang baru saja menemukan Alma setelah dari tadi mencarinya.

"Lagi dikerjain Saka, nyebelin banget!" jawabnya memasang wajah bahagia. Alma kebingungan sejak kapan ada orang sedang dikerjai namun malah terlihat bahagia seperti itu.

"Seperti biasa, Saka selalu bikin lo jadi seseorang yang aneh. Sejak kapan ada orang yang dikerjai tapi malah senang. Emangnya Saka ngapain lo?" tanya Airin kemudian duduk di sebelahnya untuk mendengar cerita aneh Alma hari ini.

"Tadi pagi-pagi banget gue liat Saka lagi finger print pas orang-orang belum pada datang kecuali gue. Udah itu dia jalan ke belakang dengan tingkah yang aneh banget. Jalannya tiba-tiba bungkuk, tiba-tiba merayap di dinding, merayap di lantai. Pas gue ikutin ternyata dia mau bolos lewat belakang sekolah. Untungnya gue ada di sana jadinya dia enggak jadi kabur." Alma menjelaskan.

"Terus, terus." Airin sangat antusias mendengar ceritanya.

"Gue punya feeling yang kuat bahwa mungkin setelah usaha bolosnya tadi pagi gagal. Dia akan nyoba buat kabur lagi di jam istirahat. Ternyata benar Saka dan teman-temannya mau kabur. Tapi gue berhasil membawa mereka kembali ke dalam kelas." Kini Alma merasa bangga karena telah menggalkan rencana bolos Saka.

"Terus dikerjainnya dimana?" Alma keheranan, karena sejak tadi dia bercerita sama sekali tidak ada unsur Saka mengerjainya.

"Sabar dong jangan motong-motong cerita gue!" protesnya.

"Abisnya cerita lo kepanjangan," ungkap Airin.

"Singkatnya, pas gue berhasil bawa mereka ke dalam kelas gue berencana untuk memperhatikan mereka sampai jam istirahat beres. Dengan begitu pikir gue mereka enggak akan kabur. Setelah lama dalam kelas tiba-tiba Saka keluar katanya dia mau ngasih hasil puisinya ke divisi mading. Gue ikut dong dan nungguin dia di luar sini. Pas keluar katanya kak Nando manggil gue. Takutnya ada apa-apa, gue masuk tanpa punya pikiran negatif. Ternyata dia ngerjain gue karena enggak ada kak Nando di sana. Hanya ada anggota divisi mading doang! Pas keluar Saka udah gak ada." Kali ini raut wajahnya menyisakan penyesalan.

"Bego banget sih! Lagian kak Nando kan gak ikut eskul mading mana mungkin ada di sana. Lagian tadi tuh dia ada ke kelas kita." Airin menggelengkan kepalanya.

"Gue ngerasanya kaya gitu tapi wajah Saka tadi tuh serius banget, jadi gue percaya," jawabnya polos membuat Airin ingin meninju wajah cantiknya.

"Ini kalau gue mukul wajah lo bakalan di penjara gak?" tanyanya greget.

"Kalau mukul beneran ya paling masuk penjara. Tapi jangan deh muka yang masih mulus kaya gini aja gak bisa meluluhkan hati Saka apalagi kalau penuh luka dan biru-biru. Yang ada nanti dia pindah ke planet lain," ujarnya.

"Serah lo deh! Mending balik ke kelas bentar lagi masuk." Airin menggandeng tangan Alma.

Sepanjang perjalanan menuju kelas, Alma tidak henti-hentinya memasang wajah bahagia.

Dulu Alma tidak percaya bahwa jatuh cinta akan membawa dirinya pada sesuatu yang membahagiakan. Jatuh cinta baginya hanya kesenangan yang tidak akan membawa seseorang pada kebahagiaan. Dia meyakini Setelah menemukan kesenangan dari jatuh cinta, orang-orang akan saling memberi luka, saling melempar kesalahan, dan sama-sama akan berakhir pada jurang yang membuat mereka patah.

Bukan tanpa alasan karena akhir-akhir ini orang-orang begitu banyak mempertontonkan rasa sakit dari jatuh cinta dari pada bahagianya.

Dia sering melihat teman-temannya membagikan kutipan-kutipan sedih di sosial media masing-masing. Ada juga teman-temannya yang selalu curhat sambil menangis setiap malam karena kekasihnya berselingkuh dengan orang lain. Atau melihat dengan mata kepalanya sendiri salah satu temannya dipenuhi luka lebam disekujur tubuhnya karena telah dianiaya oleh kekasihnya.

Namun semenjak bertemu dengan Saka semua stigma buruk yang ada dalam kepalanya seolah menghilang. Terlepas dari jatuh cinta yang sering membawa rasa sakit, namun ternyata meskipun keadaannya seperti itu semua orang yang bernyawa membutuhkan cinta untuk kelangsungan hidupnya.

Juga ada yang menarik perhatian Alma darinya. Sosok Saka begitu berbeda dari beberapa orang yang pernah mendekatinya. Meskipun dia selalu membuat puisi yang super manis namun dia tidak menggunakan kata-katanya untuk menggoda wanita. Meskipun Alma telah merayunya beberapa kali dia tetap menjadi manusia tanpa emosi yang sangat acuh. Bukan hanya padanya saja tapi yang Alma lihat Saka memang seperti itu juga pada orang lain. Itu yang membuat Alma berpikir bahwa jatuh cinta pada Saka adalah sebuah keputusan yang benar. Yang pasti akan menjadi sebuah keberuntungan bagi Alma jika benar-benar bisa mengambil hatinya.

"Oh iyah soal tadi yang gue bilang kak Nando ada ke kelas kita. Lo yakin gamau tahu?" Di tengah jalan menuju kelas tiba-tiba saja Airin membahas kak Nando.

"Gak penting untuk gue. Tapi kalau lo mau cerita, gue dengerin. Emangnya dia mau apa ke kelas kita?" Mereka memberhentikan langkahnya.

"Nanyain lo." Jawaban Airin membuat Alma terkejut. Untuk apa dia ingin bertemu dengannya?

"Nanyain gue? Mau apa?" Alma terheran-heran.

"Kan lo tau dia tuh suka banget sama lo. Mungkin mau ngajak lo pulang bareng?" cetusnya dengan mimik wajah yang lesu.

"Dia emang keras kepala banget meskipun udah gue tolak beberapa kali. Tapi tenang aja Airin, gue enggak suka sama dia," jawab Alma dengan memberikan dua jempol pada Airin.

"Masa sih lo gak suka? Secara dia tuh ganteng, keren, hampir semua cewek di sini kayanya tertarik banget sama dia." Airin menatap tajam matanya, meyakinkan apakah ucapan yang keluar dari mulutnya benar-benar sebuah kejujuran. Karena baginya aneh saja sosok Nando sebagai cowok terkeren di sekolah ini dia abaikan begitu saja.

"Tapi bagi gue lebih keren dan ganteng Saka," cetusnya mesem-mesem.

"Ah... gue tahu lo bakalan bilang kaya gitu. Tapi yaudah kalau lo mau tetap bersikeras dengan tetap memilih Saka," jawab Airin terlihat sangat lega.

"Setelah gue bilang kaya gitu kayanya lo lega banget. Kenapa enggak pernah jujur sama perasan sendiri sih?" goda Alma yang membuat Airin salah tingkah.

"Enggak Alma, enggak!" sahut Airin sembari bergegas kembali menuju kelas.

"Tapi gue juga sebenarnya sempat tertarik tapi itu du-" Belum sempat membereskan bicaranya, tiba-tiba saja Nando menyapa Alma dari arah sampingnya, yang membuat dia kaget.

"Gue enggak salah dengarkan?" ucap Nando dengan wajah sumringah. Melihat apa yang sedang terjadi saat ini, Airin benar-benar tidak ingin mengganggu dan berjalan kembali meninggalkan Alma dengan wajah yang sedikit menaruh kekecewaan. Alma yang menyadari itu buru-buru mengejar Airin dan meninggalkan Nando tanpa sepatah kata.

"Airin, lo tau kan barusan gue belum beres ngomong tapi udah di potong gitu aja sama dia. Maksud gue tuh, sempat tertarik tapi itu pun dulu. Tapi cuman sebatas itu aja gak ada kepikiran buat pacaran sama dia." Alma menjelaskan yang berharap tidak membuat Airin salah paham.

"Enggak papa, lo gak perlu menjelaskan dengan detail seperti itu pada gue," jawabnya datar.

"Jadi ceritanya cemburu?"

"Enggak!"

"Bohong banget! Keliatan banget kalau lo cemburu."

"Berisik! Noh liat kebelakang, dia ngikutin lo."

"Gue enggak mau di kejar dia, lari ayo." Alma memegang tangan Airin lalu berlari sekuat tenaga meninggalkan Nando di belakang sembari tertawa.

Terpopuler

Comments

Sena Kobayakawa

Sena Kobayakawa

Enak banget karya ini, aku nggak sabar nunggu kelanjutannya!

2024-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!