Bab 18. Perdebatan panas!

Hilman yang keceplosan mengatakan bahwa Devan adalah anak kandung Juno, tentu saja membuat keributan diantara mereka semua yang ada di sana.

"Indira, Devan adalah anakku? Dia..."

"Bukan! Saya bilang bukan!" seru Indira dengan tegas dan kedua tangannya terkepal dengan kuat menahan rasa sesak didadanya. Kenangan buruk saat dulu hidup bersama dengan Juno, selalu menimbulkan rasa sakit dihatinya. Terus menerus dan dia tidak pernah lupa akan rasa sakit itu.

"Jadi, saat itu kamu hamil Devan?" tanya Juno lagi dengan wajah yang masih terlihat bingung.

"Dia bukan anak kamu!" ucap Indira lagi.

"Wajahnya sangat mirip denganku, bagaimana mungkin dia bukan anakku?"

"Bukan!"

"Indira!" sentak Juno seraya menatap tajam pada Indira. Keduanya saling menatap tak mau kalah.

Kedua orang yang berdebat itu sontak saja membuat Devan bingung, dia berada diantara orang-orang dewasa yang bicara dengan nada tinggi.

"Devan, sini sama om!" Hilman pun mengulurkan tangannya untuk menggendong Devan, karena Dia merasa bahwa anak laki-laki itu tidak boleh mendengarkan pertobatan orang dewasa.

"Sebaiknya kalian bicara dulu berdua. Biar Devan sama aku," ucap Hilman pada kakaknya dan Juno. Hilman mengambil Devan dari tangan Juno, untungnya Devan mau digendong oleh pamannya itu.

"Tidak ada yang perlu Kakak bicarakan sama dia," kata Indira sinis.

"Banyak yang harus kamu bicarakan denganku, Indira."

Pria itu berkata dengan tajam dan tatapannya begitu menuntut Indira. Sedangkan Indira, yang tidak terima ditatap seperti itu oleh Juno, langsung berdecih. Menunjukkan kepada lelaki itu bahwa dia bukanlah Indira yang dulu.

'Wanita yang dulunya selalu menunduk padaku, kenapa sekarang berani membalas tatapanku dan membalas ucapanku? Apa saja yang sudah terjadi padanya selama 6 tahun ini?'

Juno menyadari banyaknya perubahan pada diri Indira, setelah hampir 6 tahun lamanya mereka tidak bertemu. Dan lagi, semua orang mengira Indira sudah tiada didalam kecelakaan mobil itu.

"Jangan sakiti kakak saya!" peringat Hilman dengan tatapan yang tajam pada Juno.

"Saya hanya ingin bicara dengannya," ucap Juno menjawab. Lantas Juno pun menarik tangan Indira dengan paksa, meskipun Indira menolak untuk berbicara dengannya.

Juno membawa Indira pergi menjauh dari tempat pesta itu, dimana mereka bisa berbicara berdua tanpa ada yang mengganggu. Juno membawa Indira ke dalam mobilnya, dan dia mengunci mereka berdua di sana.

"Buka pintunya pak Juno!" ucap Indira dengan ketus. Dia berusaha membuka pintu mobil itu, tapi semuanya percuma karena Juno yang memegang kendali.

"Aku akan buka pintunya, kalau pembicaraan kita sudah benar-benar selesai."

"Tidak ada yang perlu kita bicarakan," ucap Indira.

"Tapi aku ada, banyak. Banyak yang ingin aku bicarakan sama kamu, terutama tentang Devan anak kita!"

Indira langsung mendelik tajam dan tersenyum getir saat mendengar Juno menyebut kata anak kita pada Devan. "Anak kita?"

"Devan anak saya, hanya ada saya. Tolong jangan buat Saya tertawa dengan perkataan anda," ucap Indira tajam. Rahang wanita itu mengeras, matanya menyorot penuh amarah pada Juno.

"Aku hanya ingin bertanya dan tugasmu di sini hanya menjawab. Indira, kenapa kamu masih hidup? Bukankah 6 tahun yang lalu, kamu kecelakaan dengan pacar kamu setelah membawa kabur uangku?" Akhirnya Juno melontarkan pertanyaan pertama yang membuatnya penasaran.

Indira hening, dia tidak menyangka bahwa Juno akan menuduhnya pergi dengan pria lain dan membawa kabur uangnya.

"Apa penting menjawabnya? Apa saya harus menjelaskannya pada anda? Anda bisa menganggap saya mati seperti sebelumya."

"Indira, aku sedang tanya sama kamu. Tapi kamu malah jawab apa!" seru Juno kesal karena Indira tidak menjawab dengan benar. Padahal dia memiliki banyak pertanyaan di dalam kepalanya. Terutama tentang Indira yang masih hidup, tentang Indira yang sudah mempunyai anak. Dan anak itu adalah anaknya.

"Karena saya tidak berniat untuk menjawab pertanyaan kamu," ucap Indira. "Sekarang buka pintunya!"

"Ya sudah, kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaan itu. Jawablah yang ini...saat kamu menghilang, kamu sedang hamil Devan anak kita?" tanya Juno sambil menghela napas panjang, dia menatap Indira yang terdiam itu.

"Indira."

"Bukan. Dia anak saya," jawab Indira yang lagi mengelak.

Juno mendesah, dia jengah dengan keras kepala Indira. "Kalau kamu masih berbohong, aku akan bawa Devan dan melakukan tes DNA."

"Kamu nggak berhak ngelakuin itu Mas! Devan itu anakku!" sentak Indira emosi. Dia tampak ketakutan ketika Juno akan membawa Devan.

"Kalau kamu tidak mau aku membawanya, akui saja kalau Devan adalah anak kita!" tegas Juno dengan ngotot. Dia mengakui Devan adalah anak kandungnya. Indira berdecih, mengingat apa saja yang dikatakan Juno padanya dulu. Kata-kata itu masih membekas di hatinya.

"Dia anakku. Apa kamu lupa apa yang kamu katakan padaku dulu Mas? Kamu bilang kalau kamu tidak pernah menginginkan anak dariku. Kamu bilang kau seandainya aku hamil, kamu bilang aku harus menggugurkannya. Kamu bilang kalau hanya Sheila, wanita yang bisa mengandung anak kamu. Bukan wanita seperti aku Mas. Jadi, aku tidak pernah mengandung anak KAMU."

Perkataan Indira menusuk ke dalam pikiran Juno dengan tajam, Juno teringat kata-katanya kepada Indira dulu. Kenangannya kembali pada malam dimana dia meninggalkan Indira di jalanan. Disitulah Indira menghilang dan dia sama sekali tidak peduli. Disanalah dia mengeluarkan kata-kata yang membuat Indira tidak bisa melupakannya.

"Saat itu...aku..." Juno tergagap, menyadari kesalahannya dulu.

"Meskipun faktanya Devan adalah anak kamu. Aku berjanji, aku dan Devan tidak akan pernah merusak kebahagiaan keluarga kamu Mas. Tidak apa-apa meskipun kamu tidak menganggap Devan, sama seperti kamu tidak menganggapku. Karena aku dan Devan tidak membutuhkan pengakuan dari kamu. Jadi, hiduplah seperti bagaimana kamu hidup 6 tahun ini. Anggap kami tidak ada," tutur Indira tegas. Secara tidak langsung, ia mengakui Devan adalah anak kandungnya dan Juno. Tapi dia meminta agar Juno menganggap keberadaannya dan Devan tidak ada di dunia ini, didalam kehidupannya.

"Bagaimana bisa aku menganggap kalian tidak ada? Sedangkan aku sudah tahu semuanya. Kalau Devan anakku,itu artinya dia adalah anggota keluarga Bastian. Dia harus ikut aku," ucap Juno memutuskan begitu saja tanpa persetujuan Indira.

Kedua mata Indira terbelalak saat mendengar keputusan Juno, dia menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tak terima dengan keputusan itu.

"Devan anak aku! Kamu nggak berhak bawa dia!"

"Dia anakku juga, Indira! Aku akan bawa dia ke Indonesia, dia akan bertemu ibu dan saudara perempuannya," cetus Juno yang berpikir bahwa

Indira berdesis, dia sangat emosi pada Juno. "Ternyata kamu masih saja gila. Tapi, aku yang sekarang tidak akan menerima kegilaan kamu. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti aku dan Devan seperti 6 tahun yang lalu!"

Tanpa sadar, emosi Indira membuatnya menangis dan teringat bagaimana dia disekap dulu saat sedang hamil Devan. Bahkan sampai saat ini dia tidak tahu siapa yang sudah berusaha menyakitinya?

"Apa maksud kamu? Siapa yang menyakiti kamu dan Devan?"

"Lebih baik...kita hidup masing-masing saja. Lebih baik kita tidak pernah bertemu lagi Mas."

Juno dapat melihat kesedihan dan ketakutan di wajah Indira yang tak dapat disembunyikan, walaupun dia sendiri tak tahu apa itu.

"Indira..."

Ketika Juno akan berbicara lebih banyak, tiba-tiba saja suara dering ponsel menginterupsinya. Indira melihat wallpaper ponsel Juno tanpa sengaja. Ada foto Sheila, Juno dan Viola, anak mereka.

"Angkatlah Mas. Dan buka pintu mobilnya, sepertinya anak mu merindukanmu."

****

Disisi lain, Devan sekarang berada bersama Pak Edwin dan Hilman. Mereka berada didalam gedung pesta sambil menikmati jamuan makanan yang ada di sana.

"Ini ditambah lagi ya makanannya Nak!" Pak Edwin terlihat senang menyuapi Devan dengan cemilan di sana. Ditambah lagi Devan duduk dipangkuannya.

"Makasih Opa buyut. Tapi benelan opa ini opa buyut Devan?" tanya Devan lagi, entah berapa kali anak laki-laki itu menanyakannya.

"Iya, Opa...opa buyut kamu. Kamu cicit kakek!"

****

Terpopuler

Comments

Ranny

Ranny

anak kita??? anaknya Indira aja kali...loe lupa kalau dulu loe gak menginginkan anak itu ya kan...malah kau suruh gugurin saja 🥵

2024-12-21

2

Anonymous

Anonymous

Novel taik

2024-09-09

3

Ardika

Ardika

cerita orang orang GOBLOK

2024-07-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hamil dan Harapan
2 Bab 2. Selingkuhan Juno
3 Bab 3. Mana suamimu?
4 Bab 4. Aku hamil
5 Bab 5. Istri Sah rasa orang ketiga
6 Bab 6. Indira Kabur?
7 Bab 7. Habisi dia!
8 Bab 8. Sakit yang akan membekas
9 Bab 9. Masih hidup
10 Bab 10. Memulai Hidup Baru
11 Bab 11. Setelah 5 tahun..
12 Bab 12. Perjalanan Bisnis
13 Bab 13. Pertemuan Juno dan Devan
14 Bab 14. Tidak punya papa
15 Bab 15. Mas Juno?
16 Bab 16. Pertemuan mencengangkan
17 Bab 17. Devan Anakku?
18 Bab 18. Perdebatan panas!
19 Bab 19. Sheila selingkuh?
20 Bab 20. Punya dua istri?
21 Bab 21. Jangan usir Papa!
22 Bab 22. Kamu akan menyesal!
23 Bab 23. Mantan suami?
24 Bab 24. Kembali Rumah Papa!
25 Bab 25. Devan nggak butuh Papa
26 Bab 26. Kecurigaan Indira
27 Bab 27. Setan Pelakor!
28 Bab 28. Rencana Indira
29 Bab 29. Pengakuan Juno
30 Bab 30. Pulang ke Jakarta?
31 Bab 31. Bukti nyata perselingkuhan
32 Bab 32. Kamu sudah sadar Juno?
33 Bab 33. Sedikit penyesalan
34 Bab 34. Tercengang!
35 Bab 35. TALAK
36 Bab 36. Kehancuran Pelakor
37 Bab 37. Indira Dikta
38 Bab 38. Semudah itu menyesal?
39 Bab 39. Kita sudah selesai, Mas!
40 Bab 40. Penyesalan
41 Bab 41. Kambuh
42 Bab 42. Tak mau cerai
43 Bab 43. Tetap bercerai!
44 Bab 44. Niat baik Bu Lusi dan Jenny
45 Bab 45. Usaha Juno
46 Bab 46. Ingat masa lalu
47 Bab 47. Mereka siapa?
48 Bab 48. Berkas-berkas perceraian?
49 Bab 49. Maling teriak maling!
50 Bab 50. Mempermalukan Pelakor
51 Bab 51. Keceplosan
52 Bab 52. Surat Cerai
53 Bab 53. Kehilangan hak untuk cemburu
54 Bab 54. Cerai
55 Bab 55. Hidup Baru
56 Bab 56. Dikta CEO
57 Bab 57. Mengejar Indira
58 Bab 58. Insiden Vio dan Devan
59 Bab 59. Kekecewaan Devan
60 Bab 60. Vio anak siapa?
61 Bab 61. Aku bukan ayahnya
62 Bab 62. Devan Tantrum
63 Bab 63. Kamu nggak nanyain aku?
64 Bab 64. Akhir si Pelakor
65 Bab 65. Sheila bundir?
66 Bab 66. Jatuh ke pelukannya
67 Bab 67. Kasus pembunuhan
68 Bab 68. Sabar satu bulan lagi
69 Bab 69. Akhir
70 Bab 70. Membujuk Juno
71 Bab 71. Aku harap kamu bahagia
72 Ektra Chapter 1
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1. Hamil dan Harapan
2
Bab 2. Selingkuhan Juno
3
Bab 3. Mana suamimu?
4
Bab 4. Aku hamil
5
Bab 5. Istri Sah rasa orang ketiga
6
Bab 6. Indira Kabur?
7
Bab 7. Habisi dia!
8
Bab 8. Sakit yang akan membekas
9
Bab 9. Masih hidup
10
Bab 10. Memulai Hidup Baru
11
Bab 11. Setelah 5 tahun..
12
Bab 12. Perjalanan Bisnis
13
Bab 13. Pertemuan Juno dan Devan
14
Bab 14. Tidak punya papa
15
Bab 15. Mas Juno?
16
Bab 16. Pertemuan mencengangkan
17
Bab 17. Devan Anakku?
18
Bab 18. Perdebatan panas!
19
Bab 19. Sheila selingkuh?
20
Bab 20. Punya dua istri?
21
Bab 21. Jangan usir Papa!
22
Bab 22. Kamu akan menyesal!
23
Bab 23. Mantan suami?
24
Bab 24. Kembali Rumah Papa!
25
Bab 25. Devan nggak butuh Papa
26
Bab 26. Kecurigaan Indira
27
Bab 27. Setan Pelakor!
28
Bab 28. Rencana Indira
29
Bab 29. Pengakuan Juno
30
Bab 30. Pulang ke Jakarta?
31
Bab 31. Bukti nyata perselingkuhan
32
Bab 32. Kamu sudah sadar Juno?
33
Bab 33. Sedikit penyesalan
34
Bab 34. Tercengang!
35
Bab 35. TALAK
36
Bab 36. Kehancuran Pelakor
37
Bab 37. Indira Dikta
38
Bab 38. Semudah itu menyesal?
39
Bab 39. Kita sudah selesai, Mas!
40
Bab 40. Penyesalan
41
Bab 41. Kambuh
42
Bab 42. Tak mau cerai
43
Bab 43. Tetap bercerai!
44
Bab 44. Niat baik Bu Lusi dan Jenny
45
Bab 45. Usaha Juno
46
Bab 46. Ingat masa lalu
47
Bab 47. Mereka siapa?
48
Bab 48. Berkas-berkas perceraian?
49
Bab 49. Maling teriak maling!
50
Bab 50. Mempermalukan Pelakor
51
Bab 51. Keceplosan
52
Bab 52. Surat Cerai
53
Bab 53. Kehilangan hak untuk cemburu
54
Bab 54. Cerai
55
Bab 55. Hidup Baru
56
Bab 56. Dikta CEO
57
Bab 57. Mengejar Indira
58
Bab 58. Insiden Vio dan Devan
59
Bab 59. Kekecewaan Devan
60
Bab 60. Vio anak siapa?
61
Bab 61. Aku bukan ayahnya
62
Bab 62. Devan Tantrum
63
Bab 63. Kamu nggak nanyain aku?
64
Bab 64. Akhir si Pelakor
65
Bab 65. Sheila bundir?
66
Bab 66. Jatuh ke pelukannya
67
Bab 67. Kasus pembunuhan
68
Bab 68. Sabar satu bulan lagi
69
Bab 69. Akhir
70
Bab 70. Membujuk Juno
71
Bab 71. Aku harap kamu bahagia
72
Ektra Chapter 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!