Bab 20. Punya dua istri?

Banyak yang ingin dibicarakan oleh Pak Edwin dan ditanyakan kepada Indira, oleh sebab itu dia pun memenuhi ajakan Indira untuk pergi ke rumahnya saja. Pak Edwin, Dito, Hilman, Devan dan Indira pun kini sudah berada di rumah Indira yang sederhana di negeri singa itu. Rumah sederhana, minimalis, tapi cukup luas untuk bagian halamannya. Rumah itu juga hasil jadi payah Indira selama ini.

Indira pun mengajak Pak Edwin untuk berbicara berdua saja, karena dia merasa bahwa pembicaraan mereka tidak boleh didengar oleh Devan.

"Ini minumnya kek." Indira menyodorkan segelas teh hangat didalam cangkir kepada pak Edwin.

"Ternyata kamu masih tahu minuman kesukaan kakek," ucap Pak Edwin ketika dia menghirup aroma teh yang baru saja disajikan oleh Indira untuknya. Teh chamomile, kesukaan pak Edwin.

"Mana mungkin saya lupa Kek. Apalagi kakek suka meminta saya untuk membuatkannya," sahut Indira sambil tersenyum. Tentu saja, dia tidak pernah melupakan sosok pria tua yang sudah dianggapnya sebagai kakeknya sendiri.

"Kalau kamu tidak lupa. Lalu kenapa kamu menyembunyikan diri kamu selama ini dan cicit kakek? Kamu juga memalsukan kematian kamu," ucap pak Edwin yang membuat Indira menundukkan kepalanya.

"Sebenarnya saya tidak bermaksud untuk menyembunyikan diri Kek."

"Tidak bermaksud bagaimana? Bisa kamu jelasin sama kakek, apa yang sudah terjadi sama kamu selama hampir 5 tahun ini?" Pak Edwin menatap Indira yang tampak gelisah, takut, dan dari raut wajahnya dia dapat melihat ada yang disembunyikan olehnya.

"Kalau, saya menceritakan apa yang terjadi. Apa kakek akan percaya pada saya?" tanya Indira lagi seraya menatap wajah keriput pria tua itu.

"Tentu, kakek akan percaya pada sama kamu Indi. Kamu adalah cucu kakek," kata Pak Edwin dengan mantap.

Indira menarik napas dalam-dalam, mempersiapkan hatinya untuk menceritakan kejadian 6 tahun yang lalu.

"Sebenarnya...6 tahun yang lalu..."

Wanita berhijab itu mulai menceritakan kejadian yang terjadi 6 tahun lalu, dari awal mula dia menghilang. Dia diculik, dimalam sepulang dari rumah sakit menjenguk pak Edwin. Disanalah Indira disekap oleh orang-orang yang tidak dikenal, dia tidak diberi makan selama beberapa hari. Tanpa terlewat dia juga menceritakan tentang seseorang yang merupakan bagian dari si penculik itu yang berbaik hati menolongnya. Dialah orang yang memalsukan kematian Indira, demi menyelamatkannya dari kedua temannya yang berniat untuk menyiapkannya.

Saat itu Indira sedang mengandung Devan. Dia beruntung karena Allah telah mengirimkan seseorang yang menjadi perantara untuk menolongnya, orang itu adalah Dikta, seorang dokter bedah yang banyak membantunya.

"Dihari pernikahan Mas Juno dan mbak Sheila, saya datang kesana Kek."

"Astaghfirullah...jadi kamu datang nak? Kenapa kamu nggak nemuin kakek nak?" ucap Pak Edwin yang merasakan perih, mendengar semua cerita Indira tentang 6 tahun lalu. Seakan dia ikut merasakan sakitnya.

"Bagaimana saya bisa menemui kakek dan yang lain dihari pernikahan mas Juno dengan Mbak Sheila? Saat itu, saya belum sekuat ini. Tak bisa saya pungkiri, bawa hati saya hancur saat itu."

Indira tersenyum getir, matanya menyiratkan kesedihan, namun dia masih bisa menutupi kesedihan itu dengan ketegarannya. Karena, sekarang tidak ada air mata yang memperlihatkan kelemahannya.

"Maafkan kakek nak, kakek sudah menanyakan hal yang bodoh. Seharusnya sakit tidak bertanya seperti ini dan malah membuka luka di hati kamu. Maafkan kakek ya," kata Pak Edwin lirih, pria merasa bersalah karena sudah menanyakan pertanyaan yang bodoh dan sudah jelas jawabannya. Mana mungkin Indira mau menunjukkan diri di hari pernikahan kedua suaminya.

"Tidak apa-apa Kek. Semua itu sudah berlalu, saya dan Devan baik-baik saja sekarang."

Hebatnya, wanita itu masih bisa tersenyum setelah menceritakan segalanya. Walaupun tidak ada yang tahu bagaimana isi hatinya. Dan sepertinya kata maaf saja tidak cukup untuk menggantikan semua penderitaan Indira selama ini. Namun, Pak Edwin dapat menarik kesimpulan dari cerita Indira, bahwa seseorang memang sengaja ingin membunuh Indira dan bayinya.

"Indira, kakek merasa kalau orang yang ingin mencelakai kamu waktu itu, adalah dia."

"Maksud kakek siapa?" tanya Indira bingung.

"Siapa lagi kalau bukan istri kedua Juno."

"Istri kedua Mas Juno? Mas Juno kan hanya punya satu istri, dan istrinya adalah mbak Sheila!" ucap Indira.

"Kamu salah Indira. Istri Juno ada dua, kamu istri sahnya dan wanita itu adalah istri keduanya," ucap Pak Edwin tegas.

Seketika Indira tercekat mendengar ucapan Pak Edwin yang tegas, dia merasa pria tua itu benar. Selama ini tidak ada perceraian, yang terjadi di antara dirinya dan Juno. Tidak ada yang mengesahkan itu secara hukum negara.

'Aku masih istri Mas Juno?'

****

Terpopuler

Comments

istriHanbinPacarKyungSoo

istriHanbinPacarKyungSoo

goblok banget sih kalo balikan (authornya)

2025-04-01

0

Alanna Th

Alanna Th

hanya bbrp othor yg tdk mmbwt mrk balikn

2025-03-31

0

Lina Suwanti

Lina Suwanti

ga rela klo Indira balik sm Juno walau ada Devan

2024-09-02

9

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hamil dan Harapan
2 Bab 2. Selingkuhan Juno
3 Bab 3. Mana suamimu?
4 Bab 4. Aku hamil
5 Bab 5. Istri Sah rasa orang ketiga
6 Bab 6. Indira Kabur?
7 Bab 7. Habisi dia!
8 Bab 8. Sakit yang akan membekas
9 Bab 9. Masih hidup
10 Bab 10. Memulai Hidup Baru
11 Bab 11. Setelah 5 tahun..
12 Bab 12. Perjalanan Bisnis
13 Bab 13. Pertemuan Juno dan Devan
14 Bab 14. Tidak punya papa
15 Bab 15. Mas Juno?
16 Bab 16. Pertemuan mencengangkan
17 Bab 17. Devan Anakku?
18 Bab 18. Perdebatan panas!
19 Bab 19. Sheila selingkuh?
20 Bab 20. Punya dua istri?
21 Bab 21. Jangan usir Papa!
22 Bab 22. Kamu akan menyesal!
23 Bab 23. Mantan suami?
24 Bab 24. Kembali Rumah Papa!
25 Bab 25. Devan nggak butuh Papa
26 Bab 26. Kecurigaan Indira
27 Bab 27. Setan Pelakor!
28 Bab 28. Rencana Indira
29 Bab 29. Pengakuan Juno
30 Bab 30. Pulang ke Jakarta?
31 Bab 31. Bukti nyata perselingkuhan
32 Bab 32. Kamu sudah sadar Juno?
33 Bab 33. Sedikit penyesalan
34 Bab 34. Tercengang!
35 Bab 35. TALAK
36 Bab 36. Kehancuran Pelakor
37 Bab 37. Indira Dikta
38 Bab 38. Semudah itu menyesal?
39 Bab 39. Kita sudah selesai, Mas!
40 Bab 40. Penyesalan
41 Bab 41. Kambuh
42 Bab 42. Tak mau cerai
43 Bab 43. Tetap bercerai!
44 Bab 44. Niat baik Bu Lusi dan Jenny
45 Bab 45. Usaha Juno
46 Bab 46. Ingat masa lalu
47 Bab 47. Mereka siapa?
48 Bab 48. Berkas-berkas perceraian?
49 Bab 49. Maling teriak maling!
50 Bab 50. Mempermalukan Pelakor
51 Bab 51. Keceplosan
52 Bab 52. Surat Cerai
53 Bab 53. Kehilangan hak untuk cemburu
54 Bab 54. Cerai
55 Bab 55. Hidup Baru
56 Bab 56. Dikta CEO
57 Bab 57. Mengejar Indira
58 Bab 58. Insiden Vio dan Devan
59 Bab 59. Kekecewaan Devan
60 Bab 60. Vio anak siapa?
61 Bab 61. Aku bukan ayahnya
62 Bab 62. Devan Tantrum
63 Bab 63. Kamu nggak nanyain aku?
64 Bab 64. Akhir si Pelakor
65 Bab 65. Sheila bundir?
66 Bab 66. Jatuh ke pelukannya
67 Bab 67. Kasus pembunuhan
68 Bab 68. Sabar satu bulan lagi
69 Bab 69. Akhir
70 Bab 70. Membujuk Juno
71 Bab 71. Aku harap kamu bahagia
72 Ektra Chapter 1
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1. Hamil dan Harapan
2
Bab 2. Selingkuhan Juno
3
Bab 3. Mana suamimu?
4
Bab 4. Aku hamil
5
Bab 5. Istri Sah rasa orang ketiga
6
Bab 6. Indira Kabur?
7
Bab 7. Habisi dia!
8
Bab 8. Sakit yang akan membekas
9
Bab 9. Masih hidup
10
Bab 10. Memulai Hidup Baru
11
Bab 11. Setelah 5 tahun..
12
Bab 12. Perjalanan Bisnis
13
Bab 13. Pertemuan Juno dan Devan
14
Bab 14. Tidak punya papa
15
Bab 15. Mas Juno?
16
Bab 16. Pertemuan mencengangkan
17
Bab 17. Devan Anakku?
18
Bab 18. Perdebatan panas!
19
Bab 19. Sheila selingkuh?
20
Bab 20. Punya dua istri?
21
Bab 21. Jangan usir Papa!
22
Bab 22. Kamu akan menyesal!
23
Bab 23. Mantan suami?
24
Bab 24. Kembali Rumah Papa!
25
Bab 25. Devan nggak butuh Papa
26
Bab 26. Kecurigaan Indira
27
Bab 27. Setan Pelakor!
28
Bab 28. Rencana Indira
29
Bab 29. Pengakuan Juno
30
Bab 30. Pulang ke Jakarta?
31
Bab 31. Bukti nyata perselingkuhan
32
Bab 32. Kamu sudah sadar Juno?
33
Bab 33. Sedikit penyesalan
34
Bab 34. Tercengang!
35
Bab 35. TALAK
36
Bab 36. Kehancuran Pelakor
37
Bab 37. Indira Dikta
38
Bab 38. Semudah itu menyesal?
39
Bab 39. Kita sudah selesai, Mas!
40
Bab 40. Penyesalan
41
Bab 41. Kambuh
42
Bab 42. Tak mau cerai
43
Bab 43. Tetap bercerai!
44
Bab 44. Niat baik Bu Lusi dan Jenny
45
Bab 45. Usaha Juno
46
Bab 46. Ingat masa lalu
47
Bab 47. Mereka siapa?
48
Bab 48. Berkas-berkas perceraian?
49
Bab 49. Maling teriak maling!
50
Bab 50. Mempermalukan Pelakor
51
Bab 51. Keceplosan
52
Bab 52. Surat Cerai
53
Bab 53. Kehilangan hak untuk cemburu
54
Bab 54. Cerai
55
Bab 55. Hidup Baru
56
Bab 56. Dikta CEO
57
Bab 57. Mengejar Indira
58
Bab 58. Insiden Vio dan Devan
59
Bab 59. Kekecewaan Devan
60
Bab 60. Vio anak siapa?
61
Bab 61. Aku bukan ayahnya
62
Bab 62. Devan Tantrum
63
Bab 63. Kamu nggak nanyain aku?
64
Bab 64. Akhir si Pelakor
65
Bab 65. Sheila bundir?
66
Bab 66. Jatuh ke pelukannya
67
Bab 67. Kasus pembunuhan
68
Bab 68. Sabar satu bulan lagi
69
Bab 69. Akhir
70
Bab 70. Membujuk Juno
71
Bab 71. Aku harap kamu bahagia
72
Ektra Chapter 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!