Bab 17. Devan Anakku?

Akibat hanya terfokus pada Devan, Indira sampai lupa dan tidak menyadari bahwa di samping kiri dan kanan Devan, ada sosok yang tak mau dia temui lagi. Bahkan melihat salah satu dari wajah pria itu saja dia sudah muak.

Pak Edwin dan Juno mematung saat melihat Indira berada di hadapan mereka dan wanita itu langsung menyembunyikan Devan dibelakang tubuhnya. Seolah ingin melindungi Devan dari orang jahat.

Bak tersambar petir disiang bolong, Juno amat terkejut karena Indira masih hidup. Indira yang dilihatnya beberapa hari yang lalu, ternyata benar-benar Indira dan dia masih hidup.

"Juno... ya Allah... anak itu benar-benar mirip sama kamu waktu kecil," ucap pak Edwin pada Juno. Sontak saja Juno tercengang dan mengamati wajah Devan, benarkah anak laki-laki itu mirip dengannya?

"Eh, Mama!" Devan memanggil Indira dengan sebutan mama.

Devan...anak laki-laki yang ditemuinya 3 hari yang lalu dan membuatnya nyaman adalah anak Indira?

'Indira benar-benar masih hidup dan anak yang kutemui itu adalah anaknya?' batin Juno.

"Devan, ayo kita pergi dari sini!" ujar Indira seraya memegang tangan putranya dengan erat. Sedangkan Juno, laki-laki itu masih belum bicara sepatah kata pun dan hanya menatap Indira, Devan secara bergantian. Namun, wajahnya menunjukkan keterkejutan yang baru dia sadari. Devan memang mirip dengannya.

"Tapi Ma, ini ada uncle dompet... terus-"

Belum sempat Devan menyelesaikan ucapannya, Indira sudah lebih dulu menarik tangan mungil Devan. Indira dan Devan dengan cepat menjauh dari Juno dan Pak Edwin, mereka berdua melangkah keluar.

"Juno! Kenapa kamu diam saja? Cepat susul Indira dan anak kalian!" titah Pak Edwin.

Tanpa sepatah katapun, Juno menyusul Indira dan Devan. Memang dia sudah meniatkan untik berbicara dengan Indira dan memecahkan pertanyaan di dalam pikirannya saat ini. Begitu banyak pertanyaan, sampai dia menjadi bingung.

"Dito! Kamu juga susul mereka..Jangan biarkan cucu mantuku dan cicitku pergi dari sini!" titah pak Edwin kepada Dito yang rupanya sadari tadi ada dibelakangnya.

Dito langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat dan bergegas menyusul Juno, Indira dan Devan.

Didepan gedung itu, lebih tepatnya sebelum Indira dan Devan menapaki anak tangga. Juno berhasil menghadang jalan mereka berdua.

"Minggir pak! Jangan halangi jalan saya dan anak saya," ujar Indira dengan bahasa formal dan wajah datar, seakan dia tidak mengenal Juno.

"Aku akan membiarkan kamu pergi, asal kita bicara dulu."

"Saya tidak mau bicara, lagipula kita tidak saling kenal!" ketus Indira dengan lirikan sinisnya. Lantas dia kembali memutus kontak matanya, dan mengenggam tangan Devan semakin erat.

"Ma...tangan Devan sakit Ma. Lepasin Devan Ma," ucap Devan sambil meringis kesakitan. Indira langsung melepaskan genggaman tangannya yang erat pada pergelangan tangan mungil putranya itu.

Indira berjongkok dan melihat pergelangan tangan mungil Devan yang memerah karenanya. Dia jadi merasa bersalah, sudah menyakiti Devan.

"Sayang! Maafin mama. Kamu sakit ya? Maaf ya, mama pegang tangan kamu erat banget," lirih Indira seraya meminta maaf pada Devan yang hampir menangis.

"Sayang, maafin Mama."

Devan malah melepaskan tangan Indira, lalu dia memeluk Juno yang ada dihadapannya. "Uncle, gendong!"

Hati Indira tersentak kaget, melihat putranya sudah menaruh hati pada Juno. Padahal Devan adalah tipe anak yang sulit dekat dengan orang asing, apalagi dia dan vino baru saja bertemu satu kali. Kedua kalinya untuk hari ini. Bahkan Devan juga bertingkah manja dengan ingin digendong oleh Juno.

'Ya Allah, apa ini yang namanya ikatan batin antara ayah dan anak? Enggak, aku nggak mau Devan direbut sama mas Juno'

Juno menggendong Devan, dia tersenyum lembut pada anak laki-laki itu.

"Uncle, mau cama uncle." Devan merengek, dia mengalungkan tangannya dileher Juno.

"Devan lepasin om itu!"

"Nggak mau, Devan mau cama uncle dompet!" seru Devan setengah berteriak pada ibunya.

"Devan..."

"Udah nggak apa-apa. Biarin Devan sama aku dulu," kata Juno pada Indira.

"Tapi saya tidak mau, anak saya kamu sentuh!" sentak Indira dengan atensi tajam yang melayang pada Juno.

Larangan dari Indira, membuat Juno curiga pada wanita itu. Devan pun menangis di pelukan Juno, karena dia mendengar suara ibunya yang meninggi itu.

"Huaahh...mama sama uncle kenapa belantem? Huahh..."

"Nggak apa-apa Nak, kami nggak berantem. Udah ya jangan nangis, Uncle disini," kata Juno yang berusaha membujuk agar Devan tidak menangis lagi.

'Ya Allah, kenapa aku, Mas Juno, Devan dan Kakek Edwin harus bertemu sekarang? Disaat seperti ini? Meskipun aku tahu suatu hari nanti, aku dan Mas Juno akan bertemu lagi'

Indira ingin sekali menenggelamkan dirinya ke lautan lepas, atau pingsan saja untuk menghindari situasi ini. Akan tetapi, pertemuan mereka memang sudah ditakdirkan oleh yang kuasa dan Indira tidak dapat menghindarinya, ataupun menyangkalnya.

"Bu Indira, Tuan besar sudah menunggu anda." Dito tiba-tiba saja muncul dan meminta Indira untuk menemui tuan besarnya, yaitu pak Edwin.

"Saya bukan Indira."

"Bu, saya mohon... selama ini tuan besar sudah berusaha keras untuk mencari Ibu. Setelah beliau mengetahui bahwa Ibu masih hidup," ucap Dito memelas.

Indira dan Juno tercengang mendengarnya, karena Pak Edwin mengetahui tentang Indira yang masih hidup selama ini.

"Kakek tau kalau Indira masih hidup?" tanya Juno kaget.

Keadaan bertambah rumit saat Hilman datang dan melihat Juno sedang menggendong Devan. Matanya memerah melihat Juno, pria yang sudah menyakiti kakaknya dengan kejam. Rahangnya mengeras dan dia langsung mengambil paska Devan dari gendongan Juno.

"Jangan dekati keponakan saya! Saya tahu kamu ayah kandungnya, tapi kamu sama sekali tidak berhak atas Devan!" ujar Hilman dengan suara yang meninggi, sekaligus memperjelas bahwa Juno adalah ayah kandung dari Devan.

"Devan...anakku?" gumam Juno dengan jantung yang berdebar-debar. Dia menatap Devan yang sekarang ada digendongan Hilman.

Indira langsung menggelengkan kepalanya. "Enggak! Devan anak saya, hanya anak saya. Bukan anak anda, Pak Juno Bastian!"

****

Terpopuler

Comments

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

vino siapa?

2024-09-02

3

Ardika

Ardika

namanya juga cerita org2 GOBLOK....novel hasil nyontek, Cewe GOBLOK

2024-07-30

0

Ass Yfa

Ass Yfa

duh Hilman... mlh keceplosan... runyam....

2024-07-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hamil dan Harapan
2 Bab 2. Selingkuhan Juno
3 Bab 3. Mana suamimu?
4 Bab 4. Aku hamil
5 Bab 5. Istri Sah rasa orang ketiga
6 Bab 6. Indira Kabur?
7 Bab 7. Habisi dia!
8 Bab 8. Sakit yang akan membekas
9 Bab 9. Masih hidup
10 Bab 10. Memulai Hidup Baru
11 Bab 11. Setelah 5 tahun..
12 Bab 12. Perjalanan Bisnis
13 Bab 13. Pertemuan Juno dan Devan
14 Bab 14. Tidak punya papa
15 Bab 15. Mas Juno?
16 Bab 16. Pertemuan mencengangkan
17 Bab 17. Devan Anakku?
18 Bab 18. Perdebatan panas!
19 Bab 19. Sheila selingkuh?
20 Bab 20. Punya dua istri?
21 Bab 21. Jangan usir Papa!
22 Bab 22. Kamu akan menyesal!
23 Bab 23. Mantan suami?
24 Bab 24. Kembali Rumah Papa!
25 Bab 25. Devan nggak butuh Papa
26 Bab 26. Kecurigaan Indira
27 Bab 27. Setan Pelakor!
28 Bab 28. Rencana Indira
29 Bab 29. Pengakuan Juno
30 Bab 30. Pulang ke Jakarta?
31 Bab 31. Bukti nyata perselingkuhan
32 Bab 32. Kamu sudah sadar Juno?
33 Bab 33. Sedikit penyesalan
34 Bab 34. Tercengang!
35 Bab 35. TALAK
36 Bab 36. Kehancuran Pelakor
37 Bab 37. Indira Dikta
38 Bab 38. Semudah itu menyesal?
39 Bab 39. Kita sudah selesai, Mas!
40 Bab 40. Penyesalan
41 Bab 41. Kambuh
42 Bab 42. Tak mau cerai
43 Bab 43. Tetap bercerai!
44 Bab 44. Niat baik Bu Lusi dan Jenny
45 Bab 45. Usaha Juno
46 Bab 46. Ingat masa lalu
47 Bab 47. Mereka siapa?
48 Bab 48. Berkas-berkas perceraian?
49 Bab 49. Maling teriak maling!
50 Bab 50. Mempermalukan Pelakor
51 Bab 51. Keceplosan
52 Bab 52. Surat Cerai
53 Bab 53. Kehilangan hak untuk cemburu
54 Bab 54. Cerai
55 Bab 55. Hidup Baru
56 Bab 56. Dikta CEO
57 Bab 57. Mengejar Indira
58 Bab 58. Insiden Vio dan Devan
59 Bab 59. Kekecewaan Devan
60 Bab 60. Vio anak siapa?
61 Bab 61. Aku bukan ayahnya
62 Bab 62. Devan Tantrum
63 Bab 63. Kamu nggak nanyain aku?
64 Bab 64. Akhir si Pelakor
65 Bab 65. Sheila bundir?
66 Bab 66. Jatuh ke pelukannya
67 Bab 67. Kasus pembunuhan
68 Bab 68. Sabar satu bulan lagi
69 Bab 69. Akhir
70 Bab 70. Membujuk Juno
71 Bab 71. Aku harap kamu bahagia
72 Ektra Chapter 1
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1. Hamil dan Harapan
2
Bab 2. Selingkuhan Juno
3
Bab 3. Mana suamimu?
4
Bab 4. Aku hamil
5
Bab 5. Istri Sah rasa orang ketiga
6
Bab 6. Indira Kabur?
7
Bab 7. Habisi dia!
8
Bab 8. Sakit yang akan membekas
9
Bab 9. Masih hidup
10
Bab 10. Memulai Hidup Baru
11
Bab 11. Setelah 5 tahun..
12
Bab 12. Perjalanan Bisnis
13
Bab 13. Pertemuan Juno dan Devan
14
Bab 14. Tidak punya papa
15
Bab 15. Mas Juno?
16
Bab 16. Pertemuan mencengangkan
17
Bab 17. Devan Anakku?
18
Bab 18. Perdebatan panas!
19
Bab 19. Sheila selingkuh?
20
Bab 20. Punya dua istri?
21
Bab 21. Jangan usir Papa!
22
Bab 22. Kamu akan menyesal!
23
Bab 23. Mantan suami?
24
Bab 24. Kembali Rumah Papa!
25
Bab 25. Devan nggak butuh Papa
26
Bab 26. Kecurigaan Indira
27
Bab 27. Setan Pelakor!
28
Bab 28. Rencana Indira
29
Bab 29. Pengakuan Juno
30
Bab 30. Pulang ke Jakarta?
31
Bab 31. Bukti nyata perselingkuhan
32
Bab 32. Kamu sudah sadar Juno?
33
Bab 33. Sedikit penyesalan
34
Bab 34. Tercengang!
35
Bab 35. TALAK
36
Bab 36. Kehancuran Pelakor
37
Bab 37. Indira Dikta
38
Bab 38. Semudah itu menyesal?
39
Bab 39. Kita sudah selesai, Mas!
40
Bab 40. Penyesalan
41
Bab 41. Kambuh
42
Bab 42. Tak mau cerai
43
Bab 43. Tetap bercerai!
44
Bab 44. Niat baik Bu Lusi dan Jenny
45
Bab 45. Usaha Juno
46
Bab 46. Ingat masa lalu
47
Bab 47. Mereka siapa?
48
Bab 48. Berkas-berkas perceraian?
49
Bab 49. Maling teriak maling!
50
Bab 50. Mempermalukan Pelakor
51
Bab 51. Keceplosan
52
Bab 52. Surat Cerai
53
Bab 53. Kehilangan hak untuk cemburu
54
Bab 54. Cerai
55
Bab 55. Hidup Baru
56
Bab 56. Dikta CEO
57
Bab 57. Mengejar Indira
58
Bab 58. Insiden Vio dan Devan
59
Bab 59. Kekecewaan Devan
60
Bab 60. Vio anak siapa?
61
Bab 61. Aku bukan ayahnya
62
Bab 62. Devan Tantrum
63
Bab 63. Kamu nggak nanyain aku?
64
Bab 64. Akhir si Pelakor
65
Bab 65. Sheila bundir?
66
Bab 66. Jatuh ke pelukannya
67
Bab 67. Kasus pembunuhan
68
Bab 68. Sabar satu bulan lagi
69
Bab 69. Akhir
70
Bab 70. Membujuk Juno
71
Bab 71. Aku harap kamu bahagia
72
Ektra Chapter 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!