Bab 7. Habisi dia!

Keterkejutan Pak Edwin dan keluarga besarnya bukan karena kedatangan Sheila saja. Melainkan karena berita yang disampaikan oleh Juno, bahwa Indira kabur dan membawa semua uang Juno yang tersimpan di brankas. Bukan hanya uang, Indira juga katanya mengambil beberapa surat penting kepemilikan aset-aset Juno.

"Kamu jangan sembarangan bicara Juno! Indira bukan wanita seperti itu, dia bukan penipu!" sanggah pak Edwin yang mempercayai Indira.

"Benar Juno. Kamu jangan menuduh tanpa bukti!" Pak Riko Bastian, ayah kandung Juno juga mempercayai Indira. Dia tidak mempercayai perkataan putranya yang mengatakan bahwa Indira adalah seorang penipu.

"Bukti? Jadi kalian mau bukti? Silahkan tanya sama pak Hanggono, pengacaraku. Indira memberikan tanda tanganku dan menjual semua asetku yang dia bawa."

Juno terlihat kesal saat mengatakannya. Mengingat Indira kabur tanpa pamit dan aset-asetnya yang ketahuan dijual atas nama Indira.

Pak Edwin dan Pak Riko terlihat tidak mempercayai ucapan Juno begitu saja, sebab mereka tahu seperti apa Indira. Indira adalah gadis baik-baik, meskipun berasal dari keluarga serba kekurangan dan anak yatim piatu. Dia hanya mempunyai adik laki-laki yang masih sekolah SMA. Namun, bibit bebet bobot keluarganya sangat baik. Terlebih lagi pak Edwin adalah sahabat kakek Indira yang dulu banyak menolong pak Edwin dalam bisnisnya.

"Indira tidak mungkin melakukan itu Juno, dia anak baik." Pak Edwin tetap dengan spekulasinya.

"Terserah kakek mau beranggapan bagaimana. Kakek bisa tanya Pak Hanggono," jawab Juno dengan wajah kesalnya mengingat Indira yang sudah menghabiskan uangnya.

"Sudah mama duga, kalau wanita kampung itu cuma mau harta keluarga kita saja. Aku sudah bilang kan sama kalian sebelumnya, kalau wanita kampung itu matrealistis!" cetus Bu Lusi dengan kedua tangan yang menyilang di dada.

"Iya benar, mama sama aku udah ingetin papa sama kakek tentang cewek kampung itu. Tapi kalian tidak mau dengar," ucap Jenny yang juga menimpali perkataan ibunya. Mereka semakin menghasut Pak Edwin dan pak Riko.

Disisi lain, diam-diam Sheila tersenyum bahagia melihat kemarahan Juno pada Indira.Ibu dan adik Juno juga membelanya. Tatapan matanya terlihat berbinar, apalagi sekarang Juno membawa ia ke rumah keluarga besarnya.

"Terus dimana Indira?" tanya Pak Riko sambil menatap Sheila dengan sinis.

"Nggak tahu. Mungkin dia kabur ke kampungnya."

"Terus kamu nggak nyari dia?" tanya pak Edwin dengan tatapan tajam pada cucu laki-lakinya itu.

"Enggak lah, ngapain aku nyari dia Kek. Dia udah mendapatkan apa yang aku mau. Asetku yang dia cairkan saja sudah 1 milyar, belum lagi uangku yang ada di brankar! Aku juga malas berurusan dengannya lagi, aku akan menceraikannya juga," ucap Juno dengan marah dan dengan mudahnya mengatakan ingin cerai dengan Indira.

"Kamu, apa kamu seperti ini karena kamu ingin kembali dengan wanita jal*ng ini?" tanya Pak Edwin dengan suara yang meninggi. Dia menunjuk ke arah Sheila yang saat ini sedang bersembunyi dibelakang punggung Juno.

"Huwekk...huwekkk.."

Tiba-tiba saja Sheila mual-mual, sehingga membuat semua keluarga Juno terkejut melihatnya.

"Ma-maaf, apa saya boleh numpang ke kamar mandi? Saya...huekk..."

"Ayo kak, Jenny antar!" seru Jenny yang mengusulkan untuk mengantar Sheila ke kamar mandi. Sheila pun pergi bersama Jenny dengan terburu-buru menuju ke kamar mandi, Juno juga mengikuti kekasihnya dengan khawatir.

"Lah...kok dia kayak wanita hamil ya?" gumam Bu Lusi dengan kening berkerut. Sontak saja kedua pria yang berada disana terkejut mendengarnya.

"Hamil?"

Tak lama kemudian, Juno kembali ke ruang tengah sambil memapah Sheila. Dan dibelakang mereka ada Jenny yang membawakan segelas air minum.

"Duduk dulu disini sayang."

Pria itu berkata dengan lembut pada kekasihnya, dia menuntun Sheila untuk duduk di kursi ruang tengah.

"Minum dulu kak!" seru Jenny sembari menyerahkan segelas air minum untuk Sheila. Wanita cantik berambut pendek itu mengambil gelas tersebut dan meneguknya.

"Makasih Jen."

Setelah keadaan mulai tenang, barulah keluarga itu berkumpul dan duduk diruang tengah. Disanalah Juno mulai mengatakan tujuannya membawa Sheila kemari.

"Kakek, Mama, Papa, Jenny...aku mau bilang sesuatu sama kalian. Sebenarnya aku akan segera menikahi Sheila," ucap Juno seraya mengenggam tangan kekasihnya dengan erat.

"A-apa kamu bilang? Juno, jangan gila kamu! Kakak tidak setuju kamu memadu Indira!" sentak Pak Edwin emosi. Berbeda dengan bu Lusi dan Jenny yang tampaknya setuju dengan Juno.

"Siapa yang bilang aku akan memadu dia? Aku akan menceraikan dia, lalu menikahi Sheila."

"Juno!" bentak Pak Riko dengan tatapan menyalang tajam pada putranya. Dia tidak setuju dengan ucapan Juno.

"Sheila sedang hamil anakku," jawaban Juno sontak saja membuat pak Edwin dan pak Riko terperangah.

"Kamu hamil Shei?" tanya bu Lusi seraya menatap Sheila dengan senyuman bahagia. Dia menyambut berita bahagia itu.

"Iya Tante." Sheila tersenyum dan merasa diatas angin.

"Wah! Aku bakal punya keponakan dong!" seru Jenny yang juga senang dengan kabar ini.

"Indira mandul, dan dia tidak bisa mengandung anakku. Jadi, kalian harus merestui aku menikahi Sheila. Karena hanya Sheila yang bisa memberikanku, keturunan. Hanya Sheila ibu dari anak-anakku," ucap Juno yang tanpa dipikir dulu, bahkan dia menuduh Indira mandul.

"Ka-kamu...ka-kamu sudah gila Juno!" Pak Edwin yang kaget, langsung memegang dadanya yang terasa sakit. Pria tua itu pun membuat panik semua orang di sana, karena dia langsung jatuh pingsan.

****

Ditempat lain, diwaktu yang sama.

Indira yang disekap oleh tiga orang yang tidak dikenal, berusaha untuk bertahan hidup dan melarikan diri dari sana. Keadaannya semakin lemah karena dia belum makan dan minum selama dua hari. Tidak ada yang mencarinya juga. Indira takut terjadi sesuatu kepada bayinya. Sekarang perutnya terasa sakit.

"Saya mohon pak, berikan saya sedikit makanan dan minuman. Sa-saya mohon... sedikit saja," ucap Indira memohon pada pria yang menyekapnya itu, bibirnya terlihat sangat pucat dan tubuhnya gemetar.

"Ton, kita kasih aja dia minum. Kalau dia sama bayinya mati gimana?" ucap seorang pria bertopeng pada temannya yang berkepala botak.

'Bayi? Jadi mereka tahu kalau aku sedang hamil?' Indira terkejut mendengar perkataan salah satu penculiknya yang tahu tentang kehamilannya. Berarti dalang dibalik semua ini, tau dia sedang hamil. Tapi siapa?

"Biarin aja dia mati, mungkin si bos akan lebih senang," ucap pria botak itu yang cuek saja.

"Tapi kasihan..."

Pria yang berambut gondrong dan memakai topeng badut itu terlihat berbeda dari kedua temannya yang lain. Dia kasihan pada Indira, apalagi Indira sedang hamil. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena perintah dari bosnya.

"Pak...saya mohon..."

Diam-diam pria itu memberikan Indira air minum dan sedikit makanannya tanpa pengetahuan teman-temannya. "Ini, cepat!"

"Terimakasih Pak. Semoga Allah membalas kebaikan bapak, sebenarnya bapak orang baik." Indira meneteskan air mata, dia bahagia karena dia bisa makan sepotong roti dan sedikit air.

"Jangan banyak omong! Ayo makan minum!"

Wanita itu tidak menyia-nyiakan waktu yang ada, dia memakan dan meminum minuman di sana. Tak lupa dia membaca doa dulu sebelumnya.

"Kita makan ya nak."

Pria itu terenyuh melihat Indira yang begitu memperhatikan bayi didalam kandungannya.

'Apa sebenarnya yang dilakukan oleh wanita baik ini sampai dia harus menerima perlakuan seperti ini?' batin pria itu kasihan.

Keesokan harinya, malam itu Indira mendengar keributan diluar dari orang-orang yang menculiknya.

"Kita harus segera menghabisinya! Itu perintah bos!"

"Tapi dia sedang hamil..."

"Kita sudah terima uang, jadi kita harus melakukan pekerjaan kita. Ayo, kita habisi dia!"

Indira tercengang mendengar percakapan 3 orang yang sudah menculiknya itu. Mereka akan menghabisinya. Ditempat lain, Sheila tengah bahagia karena semua keluarga Juno sudah setuju dengan pernikahannya dan Juno nanti.

****

Terpopuler

Comments

Sabaku No Gaara

Sabaku No Gaara

terxta bukan anakx juno ...
penyesalan mu lagi otw juno

2024-11-21

3

Ranny

Ranny

semoga benar² hartamu habis di curi hukum tabur tuai itu berlaku loh

2024-12-21

0

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

yg bener itu ibu juno lusi atau winda?

2025-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hamil dan Harapan
2 Bab 2. Selingkuhan Juno
3 Bab 3. Mana suamimu?
4 Bab 4. Aku hamil
5 Bab 5. Istri Sah rasa orang ketiga
6 Bab 6. Indira Kabur?
7 Bab 7. Habisi dia!
8 Bab 8. Sakit yang akan membekas
9 Bab 9. Masih hidup
10 Bab 10. Memulai Hidup Baru
11 Bab 11. Setelah 5 tahun..
12 Bab 12. Perjalanan Bisnis
13 Bab 13. Pertemuan Juno dan Devan
14 Bab 14. Tidak punya papa
15 Bab 15. Mas Juno?
16 Bab 16. Pertemuan mencengangkan
17 Bab 17. Devan Anakku?
18 Bab 18. Perdebatan panas!
19 Bab 19. Sheila selingkuh?
20 Bab 20. Punya dua istri?
21 Bab 21. Jangan usir Papa!
22 Bab 22. Kamu akan menyesal!
23 Bab 23. Mantan suami?
24 Bab 24. Kembali Rumah Papa!
25 Bab 25. Devan nggak butuh Papa
26 Bab 26. Kecurigaan Indira
27 Bab 27. Setan Pelakor!
28 Bab 28. Rencana Indira
29 Bab 29. Pengakuan Juno
30 Bab 30. Pulang ke Jakarta?
31 Bab 31. Bukti nyata perselingkuhan
32 Bab 32. Kamu sudah sadar Juno?
33 Bab 33. Sedikit penyesalan
34 Bab 34. Tercengang!
35 Bab 35. TALAK
36 Bab 36. Kehancuran Pelakor
37 Bab 37. Indira Dikta
38 Bab 38. Semudah itu menyesal?
39 Bab 39. Kita sudah selesai, Mas!
40 Bab 40. Penyesalan
41 Bab 41. Kambuh
42 Bab 42. Tak mau cerai
43 Bab 43. Tetap bercerai!
44 Bab 44. Niat baik Bu Lusi dan Jenny
45 Bab 45. Usaha Juno
46 Bab 46. Ingat masa lalu
47 Bab 47. Mereka siapa?
48 Bab 48. Berkas-berkas perceraian?
49 Bab 49. Maling teriak maling!
50 Bab 50. Mempermalukan Pelakor
51 Bab 51. Keceplosan
52 Bab 52. Surat Cerai
53 Bab 53. Kehilangan hak untuk cemburu
54 Bab 54. Cerai
55 Bab 55. Hidup Baru
56 Bab 56. Dikta CEO
57 Bab 57. Mengejar Indira
58 Bab 58. Insiden Vio dan Devan
59 Bab 59. Kekecewaan Devan
60 Bab 60. Vio anak siapa?
61 Bab 61. Aku bukan ayahnya
62 Bab 62. Devan Tantrum
63 Bab 63. Kamu nggak nanyain aku?
64 Bab 64. Akhir si Pelakor
65 Bab 65. Sheila bundir?
66 Bab 66. Jatuh ke pelukannya
67 Bab 67. Kasus pembunuhan
68 Bab 68. Sabar satu bulan lagi
69 Bab 69. Akhir
70 Bab 70. Membujuk Juno
71 Bab 71. Aku harap kamu bahagia
72 Ektra Chapter 1
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1. Hamil dan Harapan
2
Bab 2. Selingkuhan Juno
3
Bab 3. Mana suamimu?
4
Bab 4. Aku hamil
5
Bab 5. Istri Sah rasa orang ketiga
6
Bab 6. Indira Kabur?
7
Bab 7. Habisi dia!
8
Bab 8. Sakit yang akan membekas
9
Bab 9. Masih hidup
10
Bab 10. Memulai Hidup Baru
11
Bab 11. Setelah 5 tahun..
12
Bab 12. Perjalanan Bisnis
13
Bab 13. Pertemuan Juno dan Devan
14
Bab 14. Tidak punya papa
15
Bab 15. Mas Juno?
16
Bab 16. Pertemuan mencengangkan
17
Bab 17. Devan Anakku?
18
Bab 18. Perdebatan panas!
19
Bab 19. Sheila selingkuh?
20
Bab 20. Punya dua istri?
21
Bab 21. Jangan usir Papa!
22
Bab 22. Kamu akan menyesal!
23
Bab 23. Mantan suami?
24
Bab 24. Kembali Rumah Papa!
25
Bab 25. Devan nggak butuh Papa
26
Bab 26. Kecurigaan Indira
27
Bab 27. Setan Pelakor!
28
Bab 28. Rencana Indira
29
Bab 29. Pengakuan Juno
30
Bab 30. Pulang ke Jakarta?
31
Bab 31. Bukti nyata perselingkuhan
32
Bab 32. Kamu sudah sadar Juno?
33
Bab 33. Sedikit penyesalan
34
Bab 34. Tercengang!
35
Bab 35. TALAK
36
Bab 36. Kehancuran Pelakor
37
Bab 37. Indira Dikta
38
Bab 38. Semudah itu menyesal?
39
Bab 39. Kita sudah selesai, Mas!
40
Bab 40. Penyesalan
41
Bab 41. Kambuh
42
Bab 42. Tak mau cerai
43
Bab 43. Tetap bercerai!
44
Bab 44. Niat baik Bu Lusi dan Jenny
45
Bab 45. Usaha Juno
46
Bab 46. Ingat masa lalu
47
Bab 47. Mereka siapa?
48
Bab 48. Berkas-berkas perceraian?
49
Bab 49. Maling teriak maling!
50
Bab 50. Mempermalukan Pelakor
51
Bab 51. Keceplosan
52
Bab 52. Surat Cerai
53
Bab 53. Kehilangan hak untuk cemburu
54
Bab 54. Cerai
55
Bab 55. Hidup Baru
56
Bab 56. Dikta CEO
57
Bab 57. Mengejar Indira
58
Bab 58. Insiden Vio dan Devan
59
Bab 59. Kekecewaan Devan
60
Bab 60. Vio anak siapa?
61
Bab 61. Aku bukan ayahnya
62
Bab 62. Devan Tantrum
63
Bab 63. Kamu nggak nanyain aku?
64
Bab 64. Akhir si Pelakor
65
Bab 65. Sheila bundir?
66
Bab 66. Jatuh ke pelukannya
67
Bab 67. Kasus pembunuhan
68
Bab 68. Sabar satu bulan lagi
69
Bab 69. Akhir
70
Bab 70. Membujuk Juno
71
Bab 71. Aku harap kamu bahagia
72
Ektra Chapter 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!