Chapter 20

“Lu lagi?! Ngapain sih kesini?!” Bentak Reza pada seorang wanita berpakaian rapi namun seksih (bikin risih😑)

“Ini aku bawain–”

“Gak butuh! Pergi sana! Kirain Riri yang dateng. Pergi!” Dengan cepat, Reza mengusirnya sebelum Angel masuk ke ruangannya. Karena kalau sudah didalam, akan susah mati-matian untuk membuatnya keluar.

Reza pun keluar dari ruangannya seraya mendorong tubuh Angel supaya tidak masuk. Tak lupa mengunci ruangannya.

Pria itu pun celingak-celinguk mencari keberadaan istrinya karena tadi sempat mendengar suaranya.

“Indri, tadi kau lihat istri saya gak?” Tanyanya pada sekretarisnya.

“Iya, Pak. Baru dateng, eh pergi lagi. Pas saya tanya ada apa, Bu Riska gak jawab.” Jelas Indri. Reza pun berlari menuju lift. Ia ingin turun ke bawah, siapa tau bumil cantiknya masih ada disana.

“Pasti gara-gara si ulet keket itu! Awas aja kalo Riri sampe kenapa-kenapa, lu gakkan gua kasih ampun!” Gumamnya sambil mengepalkan kedua tangannya.

Sedangkan di sisi lain, Riska yang tadi di tunjuk-tunjuk wajahnya dan di permalukan oleh Angel, kini menangis di lobby. Niatnya ingin langsung pulang tapi, karena kakinya sakit jadi ia duduk sebentar.

“Riri…. Sayang!” Reza melihat istrinya yang sedang mengelap air mata, langsung berlari menghampirinya dan duduk di sampingnya.

“Riri…. Kamu kenapa? Kamu diapain sama ulet keket itu? Sudah-sudah…. Jangan menangis, ada aku.” Kata Reza sambil memeluk erat istrinya. Riska yang tidak bisa menahan sedihnya, menumpahkan semuanya dalam pelukan sang suami.

“Udah, ya… nanti anak kita sedih juga.” Ucap Reza seraya merapikan rambut istrinya. Riska menurut, ia pun segera mengelap wajahnya yang basah karena air mata.

Sepasang pasutri itu pun berjalan menuju lift.

Ting!

Saat lift terbuka, Riska terkejut. Ternyata, didalamnya ada Ibu mertua dan ayah mertua.

Tubuh Riska bergetar hebat, ia pun bersembunyi di balik punggung kokoh suaminya.

“Ayo masuk, Reza.” Kata sang ibu pada anaknya. Sepasang mata wanita paruh baya itu menatap tajam ke arah perempuan pendek yang berada di belakang anaknya.

“Cih! Jijik sekali melihatnya. Andaikan gak ada Mas Ari(bapaknya Reza) dan Reza, bakal ku labrak habis-habisan si kampungan itu.” Batinnya

Reza tau ibunya sangat membenci Riska yang bukan dari kalangan berada. Maka itu, Angel dihadirkan. Untuk mengganti posisi Riska. Sayang sekali, Reza bukanlah anak mommy yang tidak punya pendirian. Ia memang agak manja namun, keras kepala. Tidak akan mudah goyah dan tetap mempertahankan yang ia telah perjuangkan.

Sedangkan ayahnya, Arianto. Beliau tipe orang yang bijak dan tidak akan memandang orang dari statusnya. Memang, ia pernah menentang hubungan Reza dan Riska. Namun, setelah tau seperti apa kelakuan wanita itu, Arianto pun menerimanya dan tidak pernah mempermasalahkan lagi. Ia bahkan sangat ingin berbicara dengan Riska, yang kini masih setia bersembunyi di balik tubuh tinggi besar Reza.

“Jangan dikira aku gak tau apa yang selama ini mama ucapkan dan lakukan pada istriku! Lihat saja nanti. Mama akan percaya bahwa Riska lah yang cocok menjadi menantu mama. Bukan ulet keket itu!” batin Reza sambil tersenyum manis pada Riska.

Ting!

Pintu lift terbuka. Sepasang pasutri paruh baya itu keluar, disusul oleh pasutri muda.

“Berjalanlah di sampingku.” Ujar Reza menyamakan langkahnya dengan sang istri. Riska diam, mulutnya seakan terkuci rapat dan lidahnya kaku sehingga sulit berbicara. Reza terkekeh melihat wajah tegang istrinya, tangannya tidak bisa menahan untuk tidak mencubit pipi chubby nya.

Riska tersipu saat Pipinya dicubit, ia pun membalasnya dengan cubitan di perut suaminya.

“Aduh, jangan gitu ah! Ntar aja deh di kamar.” Ucapnya menggoda sang istri.

Ibu mertua geram mendengar itu, hatinya memaki-maki Riska yang bersikap manja pada Reza. Ia merasa gagal membuat Riska sakit hati dan meninggalkan Reza.

“Istriku, kalau masih sayang sama Reza, jangan sentuh Riska.” Bisik Arianto pada istrinya.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Setelah masuk ke ruangan Reza, orangtuanya Reza pun langsung duduk di sofa. Riska yang ketakutan memilih untuk melihat pemandangan luar dengan setia menenteng tas berisi makanan suaminya.

“Duduk yuk, Sayang. Jangan takut, kan ada aku.” Ucapnya menenangkan sang istri. Dengan ragu, Riska mengikuti langkah suaminya menuju sepasang pasutri paruh baya itu. Ia menunduk, tidak berani menatap wajah mereka.

Melihat gelagat menantunya, bapak mertua yang bijak itu menyapanya.

“Riska…”

Riska yang merasa dipanggil, mengangkat kepalanya lalu melihat senyuman hangat bapak mertua. Berbeda dengan ibu mertua yang langsung menatapnya tajam menusuk. Wanita itu ingin menunduk tapi, seseorang menahannya.

Reza menahan dagunya supaya tidak menunduk. Lalu mengeluarkan makanan dari tas tenteng istrinya.

“Ma, Pa. Sudah makan?” Tanya Reza.

“Belum sih tapi, mama udah pesan makanan Jepang kesukaan kamu, Nak.” Ucapnya sambil tersenyum sinis meremehkan Riska.

Masakan Jepang… Riska sudah tau tapi, ia masih belum bisa membuatnya. Pernah mencoba namun sayangnya, hasilnya malah sangat tidak enak. Sehingga, makanan tersebut ia buang.

Reza tidak menyahut perkataan sang ibu. Ia malah sibuk memilah-milah mana makanan yang harus dimakannya terlebih dahulu.

“Siapa yang masak?” Tanya bapak mertua.

“Riri, istriku! Hasil masakannya enak semua. Papa mau coba?”

Reza menyodorkan sebuah lunch box berisi cumi asin. “Kalo mau nasi, masih–”

“Makanan apa itu?! Mau bikin papa mu sakit lambung? Kamu juga, nak. Gak bagus makan yang begituan terus. Gimana sih yang ngurus!” Kata ibu mertua dengan ketus. Tidak lupa, tatapan tajamnya.

Dalam hati, Riska menyesali kedatangannya ke perusahaan suaminya. Rencana kejutan untuk sang suami gagal total. Tanpa Reza sadari, Riska kini sedang menangis. Pria itu terlihat santai memakan masakan istrinya namun, hatinya sangat marah pada sang ibu yang tidak menganggap kerja keras istrinya.

“Ma, kalau ucapan itu di kembalikan kepada mama, apakah mama tidak sakit hati?” Tanya bapak mertua sambil mencicipi masakan menantunya. Sedangkan si ibu julid itu tetap menatap sinis Riska, ia tidak peduli dengan perkataan suaminya.

“Ini enak ko. Papa bisa makan ini. Gak begitu pedas, apalagi kalau dimakan sama nasi.”

Riska mengangkat kepalanya, ia terkejut melihat bapak mertua sedang memakan masakannya. Sambil berderai air mata, Riska menyunggingkan senyumnya lalu…

“Terimakasih, Pak.” Ujarnya. Arianto mengangguk tersenyum. Ia merasa iba melihat menantunya yang menangis.

“Lain kali, buat yang lebih banyak yaa.” Katanya lagi. Reza tersenyum, papanya benar-benar telah menerima Riska sebagai bagian dari keluarga Bagaskara.

“Dasar murahan! Awas aja. Tunggu pembalasanku nanti!”

(kalo banyak salah maaf, yaaa. Saya baru pertama kali nulis novel romantis. Silahkan komen kalau ada yang gak nyambung. Terimakasih🙂)

Terpopuler

Comments

gaby

gaby

Thor, Riska kan karakternya lembek & inseccure. Harusnya karakter Reza bisa jd pelindung dong. Masa dah tau smua ucapan & kelakuan emaknya ke istrinya, msh ga ngasih pelajaran buat emaknya biar jera. Mungkin sebaiknya Reza meninggalkan jabatannya & pindah rumah yg mana ga ada satupun org tau. Biar ortunya kewalahan nanganin perusahaan sendirian. Masa nunggu Riska keguguran karena stress baru Reza brani ngelawan emaknya

2024-06-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!